11 Fakta Heinrich Schliemann, Arkeolog Jerman yang Menemukan Troya

Penemuannya dianggap sangat penting sekaligus mengejutkan

Heinrich Schliemann adalah arkeolog Jerman akhir abad ke-19 yang membuat beberapa penemuan luar biasa. Salah satunya adalah penemuan Kota Troya yang terkenal, di mana wilaah tersebut merupakan pusat mitologi Yunani.

Lalu, siapa sebenarnya Heinrich Schliemann? Apakah dia benar-benar bapak arkeologi modern? Mari kita telusuri kebenaran Heinrich Schliemann yang menemukan kota Troya lewat sederet faktanya berikut ini.

1. Heinrich Schliemann sudah tertarik dengan sejarah Troya sejak kecil

11 Fakta Heinrich Schliemann, Arkeolog Jerman yang Menemukan Troyailustrasi lukisan terbakarnya kota Troya (commons.wikimedia.org/Daniel van Heil)

Dikutip Britannica, Heinrich Schliemann lahir pada 22 Januari 1822 di Neubukow, Mecklenburg-Schwerin, Jerman. Ayahnya adalah seorang pendeta Protestan yang menjejalinya dengan buku sejarah di usia 7 tahun. Buku tersebut menggambarkan kota Homer Troya yang terbakar.

Ayahnya mengatakan bahwa Troya hanyalah mitos. Namun, Schliemann yakin, jika tembok itu pernah ada. Ia tidak mungkin sepenuhnya hancur, reruntuhanya pasti masih tersisa.

2. Heinrich Schliemann menjual peralatan perang ke Rusia

11 Fakta Heinrich Schliemann, Arkeolog Jerman yang Menemukan Troyapotret Heinrich Schliemann (commons.wikimedia.org/Library of Congress)

Jurnal berjudul Homer dan Heinrich Schliemann yang diterbitkan tahun 2021 mengatakan, bahwa Schliemann pernah bekerja sebagai penjual bahan makanan, petugas kabin, dan tukang pos. Dia belajar sendiri beberapa bahasa, seperti Prancis, Inggris, Yunani, dan Yunani Kuno. Para ahli bahkan meyakini bahwa dia menguasai sekitar delapan belas bahasa yang berbeda.

Keterampilan poliglot ini membuatnya diterima di sebuah perusahaan Belanda di St. Petersburg, Rusia sebagai agen. Ia pun sangat sukses karena menjual barang-barang perang kepada tentara Rusia selama Perang Krimea. Selama waktu ini, pada tahun 1852, Schliemann menikahi istri pertamanya.

Namun, pada tahun 1856 ia meninggalkan bisnisnya dan terobsesi dengan Yunani kuno. Pada tahun 1863, di usia 43 tahun, Schliemann mundur dari bisnis untuk mengejar mimpinya. Dia berkeliling dunia dan pada tahun 1866 ia mencari kota mitologi Troya.

Rupanya, istrinya tidak mendukung minat Schliemann dan mencibir suaminya sendiri di depan orang banyak karena fantasinya tersebut. Akibatnya, pernikahan itu pun harus berakhir dengan perceraian.

3. Heinrich Schliemann memanfaatkan kekayaannya untuk menjadi arkeolog

11 Fakta Heinrich Schliemann, Arkeolog Jerman yang Menemukan Troyapotret Heinrich Schliemann (commons.wikimedia.org/Unknown author)

Heinrich Schliemann memiliki satu hal penting yang hampir tidak dimiliki semua arkeolog profesional, yaitu uang. Hal ini memberinya waktu luang dan sumber daya untuk memulai pencarian kota Troya. A Brief History of Archaeology menjelaskan, bahwa setelah tur dunianya, Schliemann belajar arkeologi di Universitas Paris. Dia pun kemudian mengunjungi Yunani pada tahun 1868.

Di sana, Schliemann melihat beberapa situs yang tentang mitos dan sejarah Yunani kuno. Dia kemudian menerima rekomendasi untuk pergi ke sisi Ottoman dari Dardanelles dan bertemu Frank Calvert, seorang konsul dan arkeolog Inggris yang telah melakukan penggalian di sebuah bukit yang disebut Hissarlik (Hisarlik).

Schliemann sendiri telah mencoba beberapa penggalian yang tidak membuahkan hasil di sebuah tempat bernama Burnabashi yang juga diduga sebagai situs Kota Troya. Dia kemudian mengunjungi Calvert dan mengajaknya untuk menggali Hissarlik.

Hissarlik sendiri adalah sebuah bukit yang terbentuk oleh detritus dari ribuan tahun pendudukan manusia. Namun, Calvert tidak dapat melanjutkan penggalian karena kekurangan dana.

4. Apakah Heinrich Schliemann benar-benar menemukan kota Troya yang hilang?

11 Fakta Heinrich Schliemann, Arkeolog Jerman yang Menemukan Troyailustrasi penggalian Heinrich Schliemann (commons.wikimedia.org/Emil Ludwig)

Ada beberapa kontroversi mengenai siapa yang benar-benar menemukan Kota Troya. Heinrich Schliemann sendiri sempat dikritik karena terlalu memuji teori Hissarlik dan mengklaim bahwa dialah yang pertama kali menggali reruntuhan Troya.

Awalnya, Schliemann dan Frank Calvert menjalin pertemanan. Namun, mereka sempat berselisih karena Schliemann melakukan penggalian di Hissarlik tanpa izin pemerintah Ottoman. Calvert sendiri senang mengumpulkan barang antik, sementara Schliemann terobsesi untuk membuktikan historisitas Kota Troya.

Baik Calvert maupun Schliemann bukanlah orang pertama yang mengidentifikasi Hissarlik sebagai kota Troya. Richard Pococke (1740) atau Franz Kauffer (1793) pernah melakukan penggalian di tempat yang sama. John Brunton adalah insinyur asal Inggris sekaligus orang pertama yang melakukan penggalian (walaupun hanya sebentar) pada tahun 1863 dan 1865.

Pada Oktober 1871, Schlieman menerjunkan delapan puluh ekskavator untuk bekerja menggali Hissarlik. Satu setengah bulan kemudian, parit sepanjang 9,7 meter juga digali di reruntuhan kota yang hilang. Jadi sebenarnya, Schliemann adalah orang yang membuktikan bahwa kota itu benar-benar ada.

5. Heinrich Schliemann menggunakan dinamit untuk menggali situs penting

11 Fakta Heinrich Schliemann, Arkeolog Jerman yang Menemukan Troyapenggalian Schliemann di kota yang diyakini Troya (commons.wikimedia.org/Unknown author)

Heinrich Schliemann bukanlah seorang arkeolog profesional. Hal ini tercermin dalam penggalian awalnya. Melansir laporan dalam buku Meet Me in Atlantis, Schliemann menggunakan dinamit untuk menggali parit di Hissarlik. Lalu, dia juga menggunakan perkakas seperti linggis, derek, dan pendobrak.

Selama penggalian dan penghancuran yang sembrono ini untuk mencapai Troya I (lapisan terdalam), ia melewati Troy VI (lapisan keenam) yang kemudian dianalisis sebagai lapisan tempat kota era Homer berada, yakni dari sekitar tahun 1500 hingga 1000 SM.

Tindakan yang tergesa-gesa itu justru menghancurkan situs dan barang antik tersebut. Society of American Archaeologists menjelaskan, bahwa arkeolog kontemporer menggunakan teknik yang tidak invasif seperti survei yang cermat, pencitraan 3D, dan penggalian yang sangat hati-hati.

Baca Juga: Arkeolog Israel Temukan Fragmen Kitab Gulungan Laut Mati

6. Penemuan kota Troya oleh Heinrich Schliemann dianggap luar biasa

11 Fakta Heinrich Schliemann, Arkeolog Jerman yang Menemukan TroyaHarta Karun Priam, yang menurut Heinrich Schliemann ditemukan di Troya. (commons.wikimedia.org)

Heinrich Schliemann menerima pujian karena karyanya tidak hanya mengguncang kalangan arkeologi, tetapi juga dunia. Schliemann memang menggali situs Troya dan ia juga yang menggulingkan asumsi bahwa tempat-tempat itu adalah mitos.

Akan tetapi, apakah yang ditemukan Schliemann adalah kota Troya yang sama dari "Iliad"? Faktanya, situs tersebut cocok dengan tempat yang diyakini dalam peradaban kuno sebagai Ilium atau Troya.

Beberapa temuan Schliemann menjadi cukup terkenal dan yang paling menonjol adalah setumpuk benda emas yang ditemukannya pada tanggal 31 Mei 1873. Benda ini ia juluki sebagai Harta Karun Priam. Meskipun benda-benda ini jelas bukan milik Priam karena ditemukan di lapisan Troya II, penemuan tersebut diakui dan menyadarkan internasional akan pentingnya arkeologi.

7. Heinrich Schliemann dianggap memalsukan temuannya

11 Fakta Heinrich Schliemann, Arkeolog Jerman yang Menemukan TroyaSchliemann Hall di Museum Baru di Berlin (commons.wikimedia.org/Matysik)

Sayangnya, Heinrich Schliemann suka memalsukan temuannya. Selain itu, Schliemann juga berbohong bahwa istrinya hadir di penggalian sebagai ahli arkeologi, meskipun nyatanya tidak.

Schliemann juga mengambil artefak dari berbagai periode dan menggabungkannya menjadi satu set seolah-olah berasal dari periode yang sama. Akibatnya, Schliemann di judge sebagai pembohong. Para ahli bahkan hanya mempercayai klaimnya jika sudah diverifikasi oleh pihak ketiga.

8. Heinrich Schliemann menyelundupkan artefak secara ilegal

11 Fakta Heinrich Schliemann, Arkeolog Jerman yang Menemukan Troyailustrasi artefak Heinrich Schliemann dalam bukunya (commons.wikimedia.org/Heinrich Schliemann)

Salah satu alasan mengapa Schliemann memalsukan informasi tentang artefaknya adalah karena ia menyelundupkan artefak secara ilegal. Ia pun mengubah tanggal dan memodifikasi lokasinya saat menemukan item.

Menurut jurnal How Schliemann Smuggled 'Priam's Treasure' from the Troad to Athens yang diterbitkan tahun 1988, Schliemann memalsukan dan berbohong dalam surat yang ditulis olehnya untuk menutupi tindakannya. Hal ini pun membuat marah pemerintah Ottoman dan mereka meminta Schliemann untuk berhenti melakukan pekerjaannya.

Schliemann juga menjual artefak baik ke Louvre maupun British Museum. Pada bulan April 1874, pengadilan memerintahkan agar koleksi tersebut disita. Masalah ini diselesaikan oleh pengadilan di Athena pada tahun 1875 yang menetapkan bahwa Schliemann harus membayar pemerintah Ottoman sebesar 50.000 franc atau setara Rp739 juta untuk membangun museum arkeologi baru di Istanbul.

9. Heinrich Schliemann dibantu pemerintah Barat untuk menjalankan bisnis ilegal artefaknya 

11 Fakta Heinrich Schliemann, Arkeolog Jerman yang Menemukan Troyapotret lukisan Heinrich Schliemann (commons.wikimedia.org/Sydney Hodges)

Heinrich Schliemann terkenal karena menghilangkan barang antik. Ia juga mendapat banyak bantuan dari komunitas diplomatik Amerika, Italia, Inggris, dan Yunani. Hal ini menjadi penyakit umum imperialisme Eropa di abad ke-19 yang meyakini ,bahwa artefak lebih baik di tempatkan di negara-negara "penemu" daripada di tempat mereka ditemukan.

Argumen tentang kepemilikan artefak masih menjadi kontroversi hingga saat ini. Juga, harus dipertimbangkan dari mana Schliemann berasal. Dia adalah seorang pengusaha yang telah menghabiskan jutaan uangnya sendiri untuk penggalian ini. Meskipun sudah pensiun, dia masih kapitalis dan pasti menginginkan keuntungan dari investasinya tersebut.

10. Penemuan Heinrich Schliemann 

11 Fakta Heinrich Schliemann, Arkeolog Jerman yang Menemukan TroyaTopeng Agamemnon yang terbuat dari emas pada abad ke-16 SM. Ditemukan pada tahun 1876 oleh Heinrich Schliemann di Makam V di Mycenae, Yunani. (commons.wikimedia.org/Mycenaean Goldsmith)

Heinrich melakukan penggaliannya pada tahun 1876 di Mycenae. Buku The Great Archaeologists menjelaskan bahwa di Mycenae, Schliemann menemukan artefak luar biasa dan reruntuhan dari Yunani prasejarah. Di sini ia menemukan ,akam Clytemnestra dan topeng yang dijuluki sebagai Topeng Agamemnon.

Schliemann juga menggali situs di seluruh Mediterania, termasuk Marathon, Thermopylae, dan Alexandria. Di situs terakhir ini, yang ia kerjakan pada tahun 1888, Schliemann tidak memiliki temuan. Jadi, dia membeli patung seorang perempuan dan mengatakan bahwa dia menemukannya di penggaliannya, lalu menyebutnya Cleopatra VII.

11. Heinrich Schliemann adalah seorang yang andal dalam memamerkan temuannya

11 Fakta Heinrich Schliemann, Arkeolog Jerman yang Menemukan TroyaSophia Schliemann memakai perhiasan antik penemuan suaminya (commons.wikimedia.org/Emil Ludwig)

Heinrich Schliemann menerbitkan kisah perjalanannya di Mediterania Homer, bahkan sebelum dia membuat penemuan yang kuat di Hissarlik. Pada tahun yang sama, yakni 1869, Schliemann juga menerima gelar doktor kehormatan dari Universitas Rostock untuk pekerjaannya. Untuk menunjukkan rasa bangganya, dia memotret istri keduanya, Sophia mengenakan Priam's Treasure.

Seperti tercantum dalam jurnal Heinrich Schliemann: Hero or Fraud? yang terbit tahun 1998, prestasinya membuka prasejarah Aegea. Ia juga mampu menciptakan antusiasme yang luas terhadap arkeologi.

Fakta-fakta tentang Schliemann di atas memberitahu kita bahwa ia adalah seorang arkeolog yang penting. Satu hal yang disetujui banyak sejarawan tentang Heinrich Schliemann adalah bahwa dia merupakan sosok yang tak terlupakan.

Baca Juga: 5 Fakta Kematian Park Chung Hee, 'Tak Sengaja' Ditembak Sahabatnya

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ines Sela Melia

Berita Terkini Lainnya