Pemimpin Gerilya yang Melawan Imperialisme Asing, 5 Fakta Ho Chi Minh

Pahlawan Vietnam yang berhasil mengusir penjajah!

Pemimpin gerilya dan calon presiden Vietnam Utara lahir dengan nama Nguyen Sinh Cung pada 19 Mei 1890. Putra seorang guru desa, Cung sering menghadiri banyak sesi bimbingan belajar ayahnya dan ia pun cepat belajar, yang membantunya diterima di sebuah sekolah dasar di kota Hue. Di sana, dia belajar bahasa Cina.

Senang dengan kemajuan dalam pendidikan putranya, ayah Cung mengubah namanya menjadi Nguyen Tat Thanh (yang berarti "Nguyen yang berprestasi") ketika dia berusia 10 tahun.

Pada usia 21 tahun, Thanh dikeluarkan dari perguruan tinggi karena memprotes pengaruh Prancis yang kuat di negaranya. Thanh akhirnya menjadi juru masak di kapal uap. Ini adalah awal dari perjalanan panjangnya ke Barat, yang membantu membentuk Thanh menjadi seorang pemimpin di negaranya.

1. Pengalaman Ho Chi Minh yang membawanya ke banyak negara

Pemimpin Gerilya yang Melawan Imperialisme Asing, 5 Fakta Ho Chi MinhHo Chi Minh selama Pertempuran Dong Khe, 1950 (commons.wikimedia.org/Unknown author)

Kapal uap Nguyen Tat Thanh yang ditumpanginya melakukan perjalanan ke berbagai kota pelabuhan di seluruh dunia. Dia dapat mengunjungi pelabuhan di tiga benua yang berbeda, banyak di antaranya berada di bawah kendali kolonial Prancis.

Setelah tugas singkatnya di Amerika Serikat sebagai asisten pembuat roti, Thanh memasuki Prancis pada tahun 1919 tanpa dokumen resmi, karena tidak ada catatan kedatangannya dengan imigrasi.

Dengan berakhirnya Perang Dunia I, kekuatan Barat bertemu di Paris untuk membahas dan mengatur Konferensi Perdamaian Paris. Hal ini menarik perhatian banyak orang yang ditaklukkan di bawah kolonialisme Prancis di Asia dan Afrika.

Thanh menandatangani petisi yang menuntut untuk mengakhiri pendudukan Prancis di Indocina dengan nama "Nguyen Ai Quoc" — yang berarti "Nguyen yang mencintai negaranya", dan mulai menarik pengikut. Meskipun tuntutannya ditolak oleh pemerintah Prancis, tapi ia mampu merekrut anggota Partai Komunis Prancis.

Pada tahun 1923, dengan menggunakan nama baru Ho Chi Minh, ia meninggalkan Prancis ke Moskow. Di sana, dia akan melanjutkan studinya tentang filsafat.

2. Ho Chi Minh bergabung dengan Komunis 

Pemimpin Gerilya yang Melawan Imperialisme Asing, 5 Fakta Ho Chi MinhHo Chi Minh (tengah) bersama anak-anak di tahun 1950-an (commons.wikimedia.org/Musée Annam)

Bekerja untuk Komunis Internasional Ketiga, Ho Chi Minh mulai membiasakan diri dengan berbagai strategi untuk mengobarkan revolusi. Di Prancis, ia terinspirasi oleh Revolusi Bolshevik pada tahun 1917, tulis ThoughtCo. Hal ini mendorong Minh untuk mempelajari sejarah pemberontakan, serta taktik yang digunakan Vladimir Lenin.

Minh melanjutkan perjalanannya melintasi Eropa sebelum menetap di Kanton, Cina, pada tahun 1924. Di sana, ia mulai melatih sejumlah warga Indocina dan mengorganisir petani, yang ia ajarkan kepada mereka filosofi ekonomi Komunisme.

Namun, ia hanya tinggal sebentar China. Pemimpin Tiongkok Chiang Kai-shek mulai secara agresif membersihkan Tiongkok dari Komunis (dan siapa pun yang dicurigai sebagai Komunis) pada tahun 1927. Tindakan ini sebagai tanggapan atas meningkatnya Komunis di Tiongkok, yang menurut Kai-shek merupakan ancaman.

Dalam setahun, hampir 300.000 orang terbunuh. Sebelum dia bisa ditangkap, Minh melarikan diri ke Hong Kong dengan nama samaran, lalu kembali ke Moskow. Akan tetapi, pada tahun 1941, dengan perang global lain yang membayangi, Minh pulang ke Indochina.

Baca Juga: 5 Fakta Lai Dai Han, 'Buah Cinta' Tentara Korea di Perang Vietnam

3. Ho Chi Minh dalam perannya melawan imperialisme

Pemimpin Gerilya yang Melawan Imperialisme Asing, 5 Fakta Ho Chi MinhPerdana Menteri India Jawaharlal Nehru (kiri) dan Presiden Vietnam Ho Chi Minh di Hanoi pada 18 Oktober 1954 (commons.wikimedia.org/AP)

Melihat perang global sebagai selingan bagi Prancis yang masih menjajah Indochina, Ho Chi Minh mampu menyelinap kembali ke negara asalnya. Sebuah konflik pecah antara Cina dan Jepang, dan Jepang mulai membalas Indochina karena mengirimkan bantuan kepada pasukan Cina.

Sekarang diduduki oleh pasukan Jepang, orang-orang Indochina memiliki kekuatan asing lain yang mengendalikan mereka. Tidak suka dengan penjajah Jepang di Indocina, Minh mengorganisir gerilyawan terlatih — yang dikenal sebagai "Front Nasional Viet Mihn", untuk menentang penjajah.

Dengan kekalahan Jepang dalam perang pada tahun 1945, Indochina diserahkan kepada Veit Mihn. Bagian utara negara itu sekarang diduduki oleh pasukan Sekutu, yang ada di sana untuk menjaga perdamaian dan memulangkan tentara dan warga negara Jepang yang tersisa.

Prancis, tidak ingin kehilangan koloni yang menguntungkan, menuntut agar Indochina ditempatkan kembali di bawah kendali mereka. Permintaan ini dikabulkan, menghasilkan pendudukan lain oleh Prancis. Ketegangan meningkat, dan pada bulan November 1946, armada angkatan laut Prancis menembaki kota pelabuhan Haiphong, yang mengakibatkan 6.000 warga sipil Indochina tewas, sebagaimana yang dilaporkan lapor History Net.

Dibantu oleh pemerintah Cina dan Soviet, Viet Mihn mampu mengusir Prancis dari Indocina utara. Menggunakan taktik perang gerilya dan memanfaatkan ketidaktahuan Prancis terkait medan perang, Minh membantu memimpin rakyatnya melawan kekuatan imperialis lain. Meskipun menelan korban hampir 800.000 orang Indocina, Prancis dikalahkan pada Mei 1954 dalam pertempuran Diem Bien Phu.

4. Pertempuran yang terjadi antara Utara dan Selatan 

Pemimpin Gerilya yang Melawan Imperialisme Asing, 5 Fakta Ho Chi MinhLeathernecks dari Batalyon 2 Amerika, Marinir ke-4 menuju ke desa Dai Do setelah tiga hari pertempuran sengit dengan pasukan NVA di timur Dong Ha, Vietnam selama Operasi Napoleon Saline. (commons.wikimedia.org/Jonathan F. Abel)

Sekarang dikenal sebagai Vietnam, Konvensi Jenewa yang mengikuti kekalahan Prancis membagi negara baru tersebut menjadi dua kubu. Partai Komunis menguasai utara, sedangkan pemimpin anti-Komunis Ngo Dinh Diem (dan sekutu Amerika Serikat) menguasai selatan.

Bertambahnya dukungan dari Komunisme di selatan, Diem membatalkan pemilihan tanpa batas waktu. Hal ini menyebabkan pembentukan kelompok gerilya yang dikenal sebagai Viet Cong, yang mulai melancarkan pertempuran skala kecil melawan pasukan militer di selatan. Viet Cong meminta bantuan kepada pemerintah Komunis Vietnam Utara.

Berpegang pada "teori domino" bahwa jatuhnya satu negara ke kendali Komunis akan menyebabkan tetangganya mengalami nasib yang sama, Amerika Serikat mulai memberikan bantuan kepada pemerintah Vietnam Selatan. Bantuan ini berupa ratusan ribu tentara AS yang dikerahkan ke selatan untuk berperang bersama pasukan militer Vietnam Selatan.

Pertempuran antara utara dan selatan berlangsung selama beberapa tahun, Ho Chi Minh meramalkan bahwa AS akan kelelahan berperang. Pada tahun 1968, ia membantu melancarkan serangan besar di selatan, yang disebut Serangan Tet. Meskipun memakan banyak korban, utara mampu menunjukkan kepada dunia bahwa perang tidak dapat dimenangkan oleh Amerika Serikat. Popularitas perang di Vietnam mulai memudar di Amerika Serikat, karena protes dan demonstrasi terjadi di seluruh negeri.

Akhirnya, Amerika Serikat meninggalkan upayanya di Vietnam Selatan, menarik seluruh pasukannya pada tahun 1973.

5. Warisan abadi Ho Chi Minh 

Pemimpin Gerilya yang Melawan Imperialisme Asing, 5 Fakta Ho Chi MinhKota Ho Chi Minh (Vietnam) dengan patung Ho Chi Minh di depan Balai Kota Ho Chi Minh (Gedung Komite Rakyat). (commons.wikimedia.org/Steffen Schmitz)

Ho Chi Minh meninggal pada 2 September 1969, pada usia 79 setelah mengalami gagal jantung. Di Vietnam, kota Saigon diubah namanya menjadi Kota Ho Chi Minh untuk menghormatinya pada tahun 1976. Ho Chi Mihn dipuja sebagai pahlawan di negara asalnya dan ditampilkan di semua mata uang mereka. Poster, mural, dan patung mendiang menghiasi rumah, sekolah, dan bisnis di seluruh Vietnam, sebagai penghormatan atas usahanya membebaskan rakyatnya dari kekuatan luar, ungkap Atlas Obscura.

Pengaruhnya membentang di luar perbatasan Vietnam. Penanganan Minh terhadap pasukan Prancis selama pertempuran Diem Bien Phu mengilhami orang-orang Aljazair untuk memberontak melawan penjajah Prancis kurang dari setahun kemudian.

Meskipun Ho Chi Minh tidak hidup cukup lama untuk melihat akhir perang, taktik Ho Chi Mihn dan sikap tegas terhadap pengaruh asing di negaranya bertahan hingga kini. Dia dikenang dengan cara yang menawan di Vietnam, banyak dari orang-orang yang masih menyebutnya sebagai "Paman Ho".

Baca Juga: 5 Festival Tradisional Paling Populer di Vietnam, Banyak Atraksi!

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya