Sudah Ada Sebelum NASA, Ini 13 Fakta Jet Propulsion Laboratory 

Bukan proyek Mars saja yang menjadi misinya, lho!

Terlepas dari semua kekacauan yang terjadi saat ini, beberapa hal justru mencapai terobosan terbaru dalam dunia modern. Salah satunya adalah bagaimana manusia mulai melirik Mars - prospek untuk menempati koloni di Mars. Nah, pusat dari gagasan besar ini adalah Jet Propulsion Laboratory, yang juga menemukan segala macam hal keren tentang apa yang ada di luar angkasa. Apa JPL ini? Apa yang sebenarnya dilakukannya? Ini kisahnya, dan ini melibatkan okultisme, Nazi, dan beberapa hal unik lainnya.  

1. Apa sebenarnya Jet Propulsion Laboratory itu? 

Sudah Ada Sebelum NASA, Ini 13 Fakta Jet Propulsion Laboratory Departemen Jet Propulsion Laboratory (vrfocus.com)

JPL dianggap memiliki kesamaan dengan NASA, tetapi sebenarnya tidak. Kedua organisasi ini memang berjalan beriringan terkait luar angkasa, tetapi tidak semua proyek JPL adalah proyek NASA.

Popular Mechanics menggambarkan bahwa NASA adalah organisasi induk, tetapi JPL sudah ada lebih dulu, dan kerja kerasnya menjadi dasar terbentuknya NASA. Landasan itu datang dalam bentuk penelitian peroketan yang dilakukan JPL dengan militer AS, dan begitu NASA hadir, JPL berada di bawah kendali NASA, bukan di payung militer. 

NASA mendanai JPL, tetapi JPL dapat menggunakan uang itu sesukanya. Dan tidak terikat pada NASA, tetapi berafiliasi dengan Caltech dan dikendalikan oleh kelompok sipil. Secara resmi, JPL adalah "pusat penelitian dan pengembangan yang didanai pemerintah federal."

2. Klub bunuh diri 

Sudah Ada Sebelum NASA, Ini 13 Fakta Jet Propulsion Laboratory Potret pendiri Jet Propulsion Laboratory, Rudolph Schott, Apollo Milton, Olin Smith, Frank Malina, Ed Forman dan Jack Parsons. Foto ini diambil pada 15 November 1936. NASA/JPL. (businessinsider.com)

Saat itu, JPL merupakan organisasi muda, insiden ledakan pertamanya terjadi pada tahun 1930-an. Menurut Business Insider, kelompok mahasiswa Caltech dikeluarkan dari kampus setelah salah satu roket paling awal mereka--diuji di kamar asrama--meledak. Akhirnya, mereka melakukan pengujian di pegunungan San Gabriel di California.

Karena seringnya terjadi serangkaian ledakan, mereka pun dijuluki Klub Bunuh Diri. Tetapi insiden di akhir tahun 1930-an membuat mereka mendapatkan dana militer pada awal tahun 1940-an. Saat itu, mereka telah mendirikan laboratorium resmi di Pasadena.

3. Fisika kuantum dan kepercayaan akan sihir

Sudah Ada Sebelum NASA, Ini 13 Fakta Jet Propulsion Laboratory Ilmuwan dan okultis Jack Parsons pada tahun 1938. (allthatsinteresting.com)

Salah satu anggota pendiri JPL adalah Jack Parsons. Menurut Wired, dia telah lama dihapus dari sejarah resmi NASA, mungkin karena dia memiliki kepercayaan aneh terkait fisika kuantum yang dapat digunakan untuk menjelaskan sihir, dan ia merekrut L. Ron Hubbard untuk mengembangkan ritual sihir seks bernama Babalon, menurut io9, dia pun dianggap bisa mencetuskan Antikristus.

Setelah JPL mendapatkan dukungan militer untuk program roketnya, Parsons memanfaatkan keuntungannya untuk memperbaiki sebuah rumah demi mempelajari tulisan dan ritual Aleister Crowley. Parsons menganggap bahwa dia pernah memanggil Setan ketika baru berusia 13 tahun.

Bahkan Parsons masuk ke jajaran Ordo Templi Orientis dari Crowley. Tetangganya sangat kesal dengan pesta pora, halusinogen, dan tarian telanjang di sekitar api unggun di halaman belakang rumahnya. Namun, Parsons sendiri tidak disukai oleh pemerintah dan JPL, ia pun meninggal pada tahun 1952 setelah insiden ledakan. 

4. Pendiri JPL dideportasi

Sudah Ada Sebelum NASA, Ini 13 Fakta Jet Propulsion Laboratory potret Qian Xuesen (britannica.com)

Deportasi pendiri JPL Qian Xuesen mengubah jalannya sejarah. Genius kelahiran China ini belajar di MIT dan Caltech, dan pada saat itulah dia bergabung dengan kelompok JPL. Dia akhirnya menjadi direktur pendiri organisasi, mengembangkan senjata untuk militer AS pada Perang Dunia II, dan bahkan dikirim ke Eropa pasca perang untuk menjadi mata-mata.

Tetapi, dia ditangkap, dituduh sebagai Komunis, dan dikembalikan ke China sebagai bagian dari kesepakatan untuk membebaskan 11 tentara Amerika yang ditawan selama Perang Korea. Popular Science mengatakan bahwa ia tidak terbukti terlibat dalam tindak kejahatan apapun. Akhirnya, di China, ia membantu membangun program luar angkasa dan rudal China. Dia pun meninggal pada tahun 2009 setelah kariernya selama puluhan tahun mendorong kemajuan ilmiah China. 

5. Proyek ini bukan fiksi ilmiah

Sudah Ada Sebelum NASA, Ini 13 Fakta Jet Propulsion Laboratory Frank Malina pada tahun 1945, membantu melegitimasi peroketan dengan memimpin program penelitian dan anggota pendiri Jet Propulsion Laboratory. (Kredit JPL/spectrum.ieee.org)

Organisasi ini mendapatkan nama Jet Propulsion Laboratory berkat dua anggota pendirinya: ahli aerodinamika Caltech, Theodore von Karman dan Frank Malina, yang merupakan salah satu mahasiswa PhD. The Guardian mengatakan bahwa mereka tidak menggunakan kata "roket" agar studi mereka dianggap serius. Pada saat itu, roket dikaitkan dengan fiksi ilmiah dan ide yang fantastis (tetapi tidak masuk akal).

Malina sendiri berada di bawah FBI sebagai "premature anti-fascist," dan saat dia mengembangkan program roket dan luar angkasa negara, dia juga menentang segregasi. Malina akhirnya masuk daftar hitam pemerintah. Dia benci melihat ciptaannya berubah menjadi nuklir, jadi dia pindah ke Paris dan menjadi seorang seniman.

6. Komputer manusia pertama ada di JPL

https://www.youtube.com/embed/vNYZS4cdkyM

Karya awal JPL sangat mengesankan, dan bahkan lebih mengesankan lagi jika kita mengingat bahwa komputer yang kita kenal sekarang belum ada. Nathalia Holt mendokumentasikan temuannya di sebuah buku berjudul Rise of the Rocket Girls, ini adalah sejarah yang dimulai dengan sekelompok wanita yang menjadi karyawan JPL pertama.

Holt mengatakan melalui Think Progress bahwa hal itu dimulai oleh Macie Roberts, yang merupakan seorang wanita yang bekerja di JPL pada awal 1940-an. Dia diangkat menjadi supervisor, dan ia mengumpulkan seluruh tim yang semuanya adalah perempuan. Sebab, ia takut jika pria tidak akan mendengarkan atau menghormatinya.

Baca Juga: Penasaran dengan Luar Angkasa? Ini 10 Potret Langka Milik NASA

7. Perekrutan ilmuwan Nazi

https://www.youtube.com/embed/Kr-5NUAXjlY

Operation Paperclip adalah program pemerintah untuk pergi ke Jerman pascaperang dan menculik ilmuwan terpintar Jerman sebelum Soviet. Wernher von Braun adalah salah satu ilmuwan itu, dan menurut obituari New York Times, pengalamannya dengan peroketan sejalan dengan pengalaman JPL, hanya saja dia bekerja untuk Nazi Jerman.

Von Braun juga memulai eksperimennya dengan roket pada tahun 1930-an, dan selama Perang Dunia II ia ditunjuk sebagai kepala program produksi massal V-2 oleh Hitler sendiri. Dia awalnya menolak dan berakhir di penjara selama beberapa minggu, tetapi kemudian Nazi menyadari bahwa mereka membutuhkannya dan Braun tidak punya banyak pilihan.

Braun juga menyerah kepada Sekutu pada tahun 1945 dan direkrut melalui Operasi Paperclip. Begitu sampai di Amerika Serikat, von Braun bermitra dengan JPL untuk memberikan tanggapan Amerika terhadap Sputnik. Yakni Explorer, yang merupakan salah satu penemuan besar pertama yang terkenal dari program luar angkasa AS. 

8. Kacang keberuntungan misi JPL

Sudah Ada Sebelum NASA, Ini 13 Fakta Jet Propulsion Laboratory Insinyur NASA/JPL berbagi kacang sebagai bentuk tradisi keberuntungan sambil menunggu pendaratan pesawat ruang angkasa InSight. (AFP/Al Seib via news.com.au)

Sejak tahun 1964, kacang keberuntungan menjadi simbol JPL. Hal itu tercetus karena peluncuran Ranger 7. Official JPL history mengatakan bahwa enam misi Ranger pertama gagal, dan kegagalan sebanyak enam kali ini membuat mereka frustrasi. Saat peluncuran Ranger 7, semua orang gelisah dan salah satu anggota tim membawa kacang untuk menenangkan kegelisahannya. 

"Saya pikir membagikan kacang mungkin mengurangi kecemasan di ruang misi operasi. Sisanya adalah sejarah," kata insinyur lintasan misi Dick Wallace. Itu bukan hanya sejarah, tetapi kelahiran sebuah tradisi. Setiap kali kacang dibagikan, misi pasti berhasil. Anehnya, ketika tidak ada kacang, misi tersebut kurang berhasil.

9. JPL memiliki studio seni

https://www.youtube.com/embed/8rGZGuacQ9s

JPL memiliki studio seni dan desain yang lengkap di departemennya. Itu ide yang sangat brilian, dan The Guardian mengungkapkan bahwa studio desain JPL -- sebagian--untuk membuat representasi visual yang konkret dari konsep yang hampir tidak bisa dibayangkan.

Nah, contohnya seperti ini: Jika mereka mencoba merancang sesuatu yang bisa mendarat di permukaan komet, bagaimana mereka melakukannya tanpa mengetahui seperti apa permukaan komet itu? Di situlah studio desain digunakan.

Mereka juga menyewakan studio tersebut kepada perusahaan film untuk membuat film fiksi ilmiah hingga biro iklan. Pada tahun 2017 mereka membuat serangkaian poster perjalanan, seperti yang dilansir LA Times.  

10. JPL dan penjelajah Mars Curiosity 

https://www.youtube.com/embed/3-MNAX1jgbA

Karena JPL didanai oleh NASA tetapi tidak terikat, ia pun memiliki batasan tentang apa yang disarankan NASA untuk apa yang dikerjakan JPL. Akan tetapi, JPL seolah memberontak dan memiliki jalurnya sendiri. Lihat saja apa yang dilakukannya dengan penjelajah Mars Curiosity.

Mars Curiosity menjelajahi permukaan Mars pada tahun 2012. Para insinyur merancangnya sedemikian rupa dengan membuat lubang-lubang di kaki rodanya. JPL ingin lubang itu bertuliskan "JPL", tetapi NASA menolaknya. JPL tidak menghiraukan seruan NASA dan tetap melakukannya. Tapak rodanya bertuliskan "JPL", hanya saja dalam kode Morse - dan itu tercetak di permukaan Mars. 

11. Penelitian tentang bumi

https://www.youtube.com/embed/zOwHT8yS1XI

JPL dan NASA menggunakan satelit untuk mempelajari rekor lonjakan karbon dioksida Bumi baru-baru ini, dan mereka bahkan menggunakan beberapa teknologi dan mengadaptasinya untuk memecahkan masalah terestrial. Misalnya, Fast Company melaporkan bahwa sensor metana yang dikembangkan untuk penjelajah Mars Curiosity dikalibrasi ulang menjadi sistem deteksi kebocoran di sepanjang jalur pipa gas alam.

Seperti yang dikutip Science Daily, sebelumnya, JPL membantu memetakan zona gempa California dan membantu menciptakan gambaran skala besar, jangka panjang tentang perubahan iklim dan bagaimana air laut terdingin dan terdalam bereaksi terhadap perubahan suhu planet.

JPL juga menemukan gunung berapi super di planet ini dan mencoba mencari cara bagaimana manusia dapat menghindari bencana dahsyat seperti Krakatau agar tidak terjadi lagi. Menurut BBC, hal itu akan terjadi lagi, dan salah satu ancaman terbesarnya berada di bawah Taman Nasional Yellowstone. JPL mengatakan bahwa gunung berapi terestrial ini adalah ancaman yang besar daripada apa yang datang dari luar angkasa.

12. Proyaknya bukan saja planet Mars

https://www.youtube.com/embed/xC5Brf2-TNY

Popular Mechanics mengatakan bahwa hanya ada empat departemen: Astrofisika, Ilmu Bumi, Mars, dan Planet yang Bukan Mars di JPL. Sekarang, mari kita bahas Planet yang Bukan Mars. Saat artikel Popular Mechanics diterbitkan pada tahun 2016--ada satu badan non-Mars di bagian atas daftar JPL. Itulah Enceladus, yang dikenali sebagai salah satu bulan Saturnus.

JPL juga berencana untuk mengunjungi bulan es lainnya, Europa di Jupiter. Europa Clipper akan dipasangi radar penembus es yang mirip di kutub bumi kita sendiri. Ada banyak proyek potensial dalam daftar rencana JPL. Insinyur dan peneliti JPL tidak ditugaskan untuk proyek tertentu, mereka bebas untuk mengerjakan apa pun yang menarik minat mereka. Ternyata, mereka juga sangat brilian di bidang SDM. 

13. Melawan kanker

Sudah Ada Sebelum NASA, Ini 13 Fakta Jet Propulsion Laboratory NASA/JPL bekerja sama dengan Susan Love Research Foundation untuk mendeteksi kanker payudara. (thedailybeast.com)

Pada 2017, The Daily Beast melaporkan bahwa JPL bekerja sama dengan Dr. Susan Love Research Foundation, yang berfokus pada penelitian kanker payudara. Awalnya, para peneliti kanker ini mengalami kendala untuk melihat detail kecil dari sel-sel payudara manusia. Ini sangat penting karena di sinilah kanker pertama kali berakar. Nah, dan di situlah JPL membantu. 

Planetary protection bertugas untuk melindungi peralatan dari kontaminan yang dapat mengganggu misi pengembalian sampel. Yang berarti mampu mendeteksi biomassa dalam skala yang sangat kecil. Kedua organisasi tidak saja bekerja sama untuk menemukan cara memisahkan DNA manusia dan bakteri dari sampel jaringan, tetapi juga untuk memetakan sel payudara yang menimbulkan masalah. Secara teori, teknologi tersebut bisa melakukan deteksi dini lebih awal, dan itu bisa menyelamatkan nyawa seseorang.  

JPL memiliki misi yang tidak saja berpusat pada mars dan luar angkasa, ternyata ada juga proyek kemanusiaan yang jarang diungkap. 

Baca Juga: Berebut ke Mars, Ini 5 Misi Eksplorasi Mars dari Berbagai Negara

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya