Dijuluki Ratu Ular, Fakta Kontroversial Catherine de' Medici

Kehidupannya penuh tragedi dan pemerintahan yang brutal

Catherine de' Medici dilahirkan dengan nama Catarina Maria Romula de'Medici dari seorang duke Italia bernama Lorenzo II dan istrinya Madeleine de la Tour'Auvergne pada tahun 1519 di puncak kekuasaan dan kekayaan keluarga Medici. Sayangnya, beberapa minggu setelah kelahirannya, dia menjadi yatim piatu. Ayahnya meninggal karena TBC atau sifilis, atau mungkin keduanya, dan ibunya meninggal karena wabah.

Catherine menjadi pewaris kerajaan. Keluarga kerajaan telah mempersiapkan masa depannya, termasuk pernikahannya dengan Henry Valois, Duke of Orleans, dan beberapa dekade hidupnya dihabiskan sebagai permaisuri dan kemudian bupati Prancis.

1. Catherine de' Medici menjadi sasaran rencana jahat para pemberontak 

Dijuluki Ratu Ular, Fakta Kontroversial Catherine de' Medicilukisan dari potret Lorenzo de 'Medici, Adipati Urbino, ayah Catherine de' Medici (Lorenzo de' Medici, Duke of Urbino karya Raphael)

Menjadi yatim piatu saat masih bayi, Catherine tinggal selama beberapa bulan di Florence dengan Paus Klemens VII, kerabat jauhnya. Namun, faksi saingan menggulingkan Medici, lalu Catherine disandera dan dimasukkan ke dalam biara. Selama masa kanak-kanaknya yang penuh gejolak, dia berpindah dari biara ke biara.

Para pemberontak yang menguasai Florence membenci Medici dan ingin menghancurkan seluruh klan, termasuk Catherine. Queens of Infamy: The Rise of Catherine de Medici mengatakan bahwa mereka berencana untuk membunuh Catherine, menelanjanginya, dan merantainya ke tembok kota Florence. Bahkan, mereka juga berencana ingin membawanya ke barak tentara, di mana dia akan diperlakukan sebagai mainan seksual para tentara.

Untungnya, tak satu pun dari skenario sadis ini terjadi. Sebagai gantinya, Paus Klemens segera menikahkan Catherine dengan Henry Valois, Duke of Orleans dan putra kedua Raja Francis I dari Prancis.

2. Masalah kesuburan yang diduga dialami Catherine de' Medici 

Dijuluki Ratu Ular, Fakta Kontroversial Catherine de' Medicilukisan yang menggambarkan pernikahan Henri II dan Catherine de Medici (Fresque représentant le mariage d'Henri II et de Catherine de Medicis karya Vasari)

Selama sepuluh tahun pertama pernikahannya dengan Henry, Catherine belum juga dikaruniai anak. Ada banyak faktor yang membuat Catherine sulit hamil. Pertama, Henry jarang sekali tidur satu ranjang dengan Catherine. Ini karena dia sangat mencintai gundiknya, Diane de Poitiers.

Kedua, Henry cukup sering keluar kota setelah pernikahannya, khususnya ke Italia, di mana ia mengaku memiliki seorang putri dari pelacur bernama Filippa Duci. Ini yang membuat Henry berspekulasi bahwa Catherine madul, karena dia bisa memiliki anak dari perempuan lain. Akan tetapi, akhirnya diketahui bahwa anak Filippa Duci bukanlah anak biologis Henry. 

Catherine juga berpikir demikian, dan menurut sebuah artikel The History of Urology, Catherine akhirnya melakukan banyak cara untuk meningkatkan kesuburannya, seperti meminum urine bagal dan menyiram area sensitifnya dengan kotoran sapi dan tanduk rusa.

3. Siapa yang sebenarnya tidak subur, Catherine atau Henry?

Dijuluki Ratu Ular, Fakta Kontroversial Catherine de' Medicilukisan potret Raja Henry II dari Prancis (1519–1559) (King Henry II of France karya François Clouet)

Suami Catherine, Henry Valois, yang kemudian menjadi Henry II setelah kematian ayahnya, Francis I, mengharuskannya memiliki ahli waris, yang gagal dalam dekade pertama pernikahan mereka. Namun, Catherine tetap ingin mempertahankan posisinya sebagai istri Henry. Meskipun Henry ada keinginan untuk menceraikan istrinya, baik karena ketidaksuburan Catherine dan karena maharnya yang tidak bernilai lagi. 

Mencoba untuk memecahkan masalah itu, Catherine meminta seorang dokter terkenal, Jean Fernel, untuk memeriksa kesuburan Henry dan Catherine. 

Menuru artikel berjudul The Long Barren Years of Catherine de Medici: A Gynaecologist's View of History, diagnosis Fernel hilang dari sejarah, tetapi diyakini bahwa pasangan itu tidak dapat hamil karena Henry menderita kondisi yang disebut hipospadia dengan chordee, kelainan fisik yang membuat seorang laki-laki sulit menghamili seorang perempuan.

Namun, setelah selesai memeriksa kedua bangsawan itu, Fernel memberikan nasihat yang sangat berguna, karena tak lama setelah konsultasi dengan Fernel, Catherine hamil anak pertamanya. Dia kemudian memiliki 10 anak dari Henry, tujuh di antaranya selamat sampai dewasa. 

4. Mahar Catherine de' Medici kepada kerajaan Prancis yang tak sanggup dilunasinya

Dijuluki Ratu Ular, Fakta Kontroversial Catherine de' Medicilukisan pertemuan Francis I dan Paus Klemens VII di Marseilles, 13 Oktober 1533 (Meeting of Francis I and Pope Clement VII karya Charles-Philippe Larivière)

Florentine mengklaim bahwa ketika Catherine menikahi Henry Valois pada tahun 1533, Paus Klemens VII membawa mahar yang mencakup 100.000 koin emas dan banyak sekali permata. Paus Klemens VII juga memberi Raja Francis, ayah Henry, sebuah tanduk unicorn yang dipasang dengan emas.

Namun, setahun kemudian, Paus Klemens VII meninggal, dan paus baru, Paul III, menolak membayar sisa mahar Catherine ke pengadilan Prancis. Prancis sangat marah dengan hal ini.

Ibu Henry mencaci maki Catherine dan tidak mau menerimanya. Namun Catherine memohon di kaki raja/ayah mertuanya agar tetap diizinkan tinggal. Francis, seorang yang lembut dan tidak sanggup melihat seorang perempuan menangis, akhirnya mengizinkan Catherine tetap menjadi istri sah Henry.

5. Catherine de' Medici harus rela suaminya berbagi cinta dengan perempuan lain 

Dijuluki Ratu Ular, Fakta Kontroversial Catherine de' Medicilukisan yang menggambarkan Diane de Poitiers berpose untuk Primaticcio ditemani Henry II (Diane de Poitiers posant pour le Primatice karya Nicaise de Keyser)

Henry tidak setia pada Catherine. Dia menjalin hubungan dekat dengan mentornya, Diane de Poitiers. Belum lagi, dia membual bahwa dia adalah seorang ayah dari seorang putri di luar nikah dengan pelacur Italia.

Hubungan Henry dengan Diane de Poitiers sangat intens, Henry sering mengenakan warna kesukaan Diane selama turnamen jousting, yang membuat Catherine sangat cemburu.

The Huffington Post melaporkan bahwa Catherine membuat lubang di lantai kamarnya agar dia bisa mengamati Henry dan Diane. Penghinaan kepada Catherine semakin menjadi-jadi ketika Henry memberikan rumah yang Catherine idamkan, yakni Chateau de Chenonceau, kepada gundiknya, Diane.

Namun, Catherine membalas dendam saat Henry terbaring sakit di ranjangnya karena cedera jousting, Catherine tidak mengizinkan Diane melihatnya, dan mengusirnya dari istana.

6. Catherine dan keahliannya dalam memerintah

Dijuluki Ratu Ular, Fakta Kontroversial Catherine de' Medicipotret lukisan Catherine de' Medici dan anak-anaknya, Charles IX of France, Henry III of France, Francis (Duke of Anjou), Margaret of Valois ( Catherine de' Medici and her children karya François Clouet)

Ketika suami Catherine, Raja Henry, meninggal pada tahun 1559, Catherine menjadi Ibu Suri untuk putra sulungnya yang bernama Raja Francis II. Francis menikah di usia 15 tahun dengan Mary Queen of Scots, sayangnya, dia sakit-sakitan.

Catherine mempertaruhkan segalanya selama masa pemerintahan Francis. Selalu menasihati putranya jika berurusan dengan keluarga Guise serta Huguenot, Protestan Prancis yang membenci penguasa Valois Katolik. Namun, Francis meninggal setahun setelah kenaikan takhtanya. Catherine akhirnya diberi gelar gubernur Prancis. Selain itu, raja baru yang diangkat, Charles, baru berusia 9 tahun.

Catherine mengesankan rekan-rekan kerajaan dengan bakatnya dalam kenegarawanan. Dia juga memenangkan banyak pertempuran, seperti yang dijelaskan Maria Esquivel dalam catatannya tentang Pembantaian Hari Santo Bartolomeus, yakni ketika Catherine mengizinkan pembantaian besar-besaran terhadap Huguenot pada tahun 1572.

Charles meninggal di usia 23 tahun, putra ketiga Catherine, Henry III, naik takhta. Henry, seperti yang dijelaskan BBC, adalah putra kesayangan Catherine. Sebelum kematiannya pada tahun 1589, Catherine meninggalkan warisan pada monarki Prancis, bahkan beberapa dekade yang dia habiskan untuk mengkonsolidasikan kekuasaan dikenal sebagai Zaman Kejayaan Catherine de' Medici.

Baca Juga: 7 Rivalitas Seniman dalam Sejarah Seni, Ada Leonardo da Vinci

7. The Prince, buku yang menjadi pedoman Catherine de' Medici 

Dijuluki Ratu Ular, Fakta Kontroversial Catherine de' Medicipotret lukisan Niccolò Machiavelli (Portrait of Niccolò Machiavelli karya Santi di Tito)

Catherine de' Medici dihina karena banyak upayanya untuk mempertahankan kekuasaan, salah satunya seperti membunuh saingannya, dan kegagalannya untuk mengakhiri Perang Agama selama beberapa dekade antara Katolik Prancis dan musuh bebuyutannya, Huguenot Protestan.

Sementara itu, Niccolo di Barnardo dei Machiavelli adalah seorang filsuf, penulis, dan politisi Florentine, juga dibenci karena bukunya yang ia dedikasikan untuk ayah Catherine, Lorenzo. Dalam buku The Prince, Machiavelli menyarankan agar kerajaan menipu rakyat. Memerintah dengan tipu muslihat ini bahkan memunculkan istilah "Machiavellian", singkatan dari kemerosotan moral para penguasa.

The New Yorker berpendapat bahwa anak-anak Catherine yang memiliki buku The Prince. Buku itu juga disalahkan karena mengilhami keputusan Catherine untuk mengizinkan pembantaian Huguenot di Hari Santo Bartolomeus di mana ratusan laki-laki, perempuan, dan anak-anak dibantai di jalanan-jalanan Paris, yang bersamaan dengan pernikahan putri Catherine, Marguerite, dengan Henry yang Protestan, Raja Navarre.

8. Catherine adalah seorang ibu yang tegas dan otoriter 

Dijuluki Ratu Ular, Fakta Kontroversial Catherine de' Medicipotret Catherine dari Medici (1519-1589) (Catherine de Médicis karya Germain Le Mannier)

Hubungan Catherine dengan putrinya, Marguerite, sangat rumit. Bahkan, Marguerite menceritakan masalahnya dengan ibunya dalam autobiografinya yang diterbitkan, The Memoirs of Marguerite de Valois, Queen of Navarre. Catherine mengatur pernikahan Marguerite dengan Henry yang Protestan, Raja Navarre, dalam upaya untuk menengahi perdamaian antara Katolik Prancis dan saingan mereka, Huguenot. (Perang Agama Prancis telah berkecamuk selama beberapa dekade dan Catherine ingin mengakhiri pertumpahan darah.)

Namun, pada saat pernikahannya, Marguerite jatuh cinta dengan Henri, Duke of Guise, anggota keluarga yang dibenci Catherine. Catherine dan putranya, Charles, bahkan memergoki Marguerite tidur bersama Henri, mengetahui hal tersebut mereka memukuli Henri sampai tak berdaya di hadapan Marguerite. 

9. Pelopor sepatu hak tinggi bagi kaum perempuan 

Dijuluki Ratu Ular, Fakta Kontroversial Catherine de' MediciCatherine de' Medici di Istana Tuileries, Paris, pada tahun 1573 dan putranya, Henry III dari Prancis saat merayakan festival istana (Catherine de Medici karya Leonie Frieda)

Catherine diberi banyak julukan, ia dipanggil Ratu Ular, Ratu Hitam, dan juga Ibu Sepatu Hak Tinggi Modern. Melansir laporan Radio ABC Perth, Catherine mengenakan stiletto yang setara dengan mode Renaissance di pernikahan anaknya agar ia terlihat lebih tinggi.

Catherine tidak dikenal karena kecantikannya. Seperti yang dilaporkan Prisoners of Eternity, Catherine digambarkan sebagai orang yang sopan, ramah, tetapi ia sangat pendek, karena masalah tumitnya. Sebelum Catherine mengenakan sepatu hak tinggi untuk pernikahan anaknya, Henry Valois, sepatu hak tinggi adalah aksesori yang hanya dikenakan oleh laki-laki. Jadi, Catherine adalah pelopor sepatu hak tinggi bagi kaum perempuan. 

10. Catherine memiliki kelompok perempuan

Dijuluki Ratu Ular, Fakta Kontroversial Catherine de' MediciHenry IV dari Prancis dan Catherine de Medici (Henri IV et Catherine de Médicis karya Virginie Ancelot)

Setelah mengamati kekuatan yang dimiliki Diane de Poitiers atas suaminya, Catherine mengumpulkan sekelompok perempuan muda untuk membantunya mempertahankan kekuasaan. Seperti yang dijelaskan oleh All That Interesting, para perempuan ini akan keluar masuk pengadilan dengan jubah sutra dan emas, menjadi mata-mata dan bahkan meniduri musuh politik Catherine, dan terkadang teman-temannya.

Catherine juga mengarahkan salah satu gadis bernama Charlotte de Sauve, untuk merayu suami putrinya sendiri, Henry dari Navarre, serta Duke of Alecon (yang telah menyusun rencana untuk menggantikan Catherine). Putri Catherine, Marguerite, tidak senang dengan skema ibunya yang meminta perempuan lain merayu suaminya.

Kelompok perempuan yang disebut Flying Squadron ini konon begitu cantik dan baik dalam pekerjaan mereka, sehingga banyak korbannya yang dibuat tak berdaya.

11. Catherine dan kepercayaan okultismenya

Dijuluki Ratu Ular, Fakta Kontroversial Catherine de' MediciJeanne d'Albret, ditemani putranya Henri de Navarre dan Marguerite de Valois, membeli sarung tangan dari Catherine de Médicis (Jeanne III of Navarre Buying Poisoned Gloves from Catherine de Medici's Parfumeur, Rene karya Pierre Charles Comte)

Catherine de Medici sering mengasingkan para pejabat pengadilan Prancis ketika mengejar kekuasaan. Akibatnya, dia disalahkan atas kematian musuh-musuhnya. Contoh kasus, Jeanne d'Albret, calon ibu mertua putri Catherine, Marguerite. Catherine kemudian membuat kesepakatan dengan d'Albret, jika putranya, Henry, Raja Navarre, menikahi Marguerite, dia bisa tetap menjadi Protestan. Kemudian, dua bulan sebelum pernikahan dilangsungkan, d'Albret meninggal di Paris saat berbelanja pakaian pernikahan. Atlas Obscura mengklaim bahwa ada isu yang menyatakan bahwa Catherine meracuni d'Albret dengan sepasang sarung tangan yang beracun.

Selain itu, Catherine juga terobsesi dengan ramalan dan okultisme. Catherine mengklaim bahwa dia bermimpi dan meramalkan kematian Henry dalam turnamen jousting, dia juga memakai jimat yang dibuat oleh Nostradamus yang berisi darah manusia dan kambing. Juga, sebuah rumah milik keluarga Valois, dia dekorasi ulang dengan pentakel sebagai bagian dari ritual pengintaian.

12. Catherine de' Medici pelopor balet modern

Dijuluki Ratu Ular, Fakta Kontroversial Catherine de' Medicifestival balet di Galeri Louvre (Manners, Customs, and Dress During the Middle Ages and During the Renaissance Period karya Paul Lacroix)

Catherine de Medici dikenal sebagai pemimpin yang cerdas dan terkadang kejam, tetapi dia juga seorang pendukung seni, dan pada saat menjadi gubernur Prancis, tari balet mulai berkembang.

Mengutip laman Ballet in Western Culture, kontribusinya yang paling berpengaruh pada balet adalah, saat ia membawa master tari Italia yang terkenal ke istana Prancis. Di sana, koreografer Milan terkenal seperti Pompeo Diabono dan Cesare Negri mengubah balet dari bentuk murni Prancis menjadi tarian yang lebih kosmopolitan dan berskala global.

Catherine mengundang para master ini untuk menampilkan pertunjukan mewah di istana. Ia juga merencanakan dan mensponsori untuk memamerkan kekayaan budaya dan keuangan Prancis. Pertunjukan, serta festival itu sendiri, membantu melahirkan balet modern. Festival itu juga memperkuat reputasi Catherine sebagai salah satu nyonya tuan rumah.

Liku-liku kehidupan Catherine de' Medici menjadi sejarah yang tentunya tidak bisa dilupakan oleh Prancis. Kontroversi dan kontribusinya, tentu saja mempengaruhi Prancis modern saat ini.

Baca Juga: 5 Fakta Sejarah Zaman Kegelapan yang Pernah Terjadi di Eropa

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya