5 Fakta Siddhartha Gautama, Sang Buddha

Ajarannya sangat universal dan dianut banyak umat manusia

Buddhisme atau Buddha adalah salah satu agama terkemuka di dunia, khususnya di Asia Timur dan Tenggara, seperti yang diceritakan oleh History, dengan pengikut hampir setengah miliar orang di seluruh negara seperti Thailand, Kamboja, Cina, Sri Lanka, Singapura, Jepang, Laos, Taiwan, Indonesia, India, dan banyak lagi.

Namun, itu sebenarnya bukan 'agama' seperti yang dibayangkan oleh para pengikut teologi Abraham (Ibrahim). Buddha hanyalah seorang laki-laki, dan dia tidak pernah mengaku sebagai apa pun selain seorang laki-laki biasa, tidak seperti tokoh kunci dari banyak agama lain. Ini adalah salah satu prinsip inti Buddhisme tradisional, terlepas dari perbedaan sektarian, seperti yang dijelaskan oleh Kahn Academy: umat manusia adalah tuannya sendiri dan tidak ada makhluk atau kekuatan yang lebih tinggi yang menentukan nasibnya. Ajaran Buddha merupakan pedoman kehidupan "terbangun" non-ekstrim yang menyerupai kehidupan Buddha.

1. Mengapa begitu banyak patung Buddha? 

5 Fakta Siddhartha Gautama, Sang Buddhapatung Buddha duduk di vajrasana, atau pose setengah teratai di Kuil Gua Harimau di Thailand (learnreligions.com)

Mengapa ada begitu banyak patung Buddha emas raksasa di seluruh dunia? Mengapa orang-orang sangat menghormati Buddha? Bukankah Buddhisme hanyalah humanisme sekuler dengan sedikit metafisika? Pertanyaan-pertanyaan semacam itu layak untuk diselidiki.

Pertanyaan-pertanyaan itu juga ditujukan pada Buddhisme modern, yang terkodifikasi dan diakui sebagai sebuah keyakinan. Sang Buddha adalah orang yang memiliki beberapa nasihat baik, menelurkan pengikutnya yang tak terbatas dan permutasi kepercayaan, yang menjadi sistematis dan hegemonik. 

2. Seorang laki-laki biasa yang kisahnya menjadi mitos

5 Fakta Siddhartha Gautama, Sang Buddhailustrasi Siddhartha Gautama saat kecil (vridhamma.org)

Sang Buddha tidak hidup begitu lama, jadi beberapa kisahnya seolah dimitologikan atau diromantisasi, tetapi di artikel ini kita akan bahas beberapa fakta dasarnya yang solid. Seperti yang dikatakan BBC, Siddhattha Gautama (yang juga disebut sebagai Siddhattha Gotama atau Siddhartha Gautama) hidup dari tahun 566 hingga 486 SM. di Tibet modern, khususnya desa Lumbini di dekat kaki pegunungan Himalaya.

Dia adalah putra dari keluarga kaya raya, lahir dalam hak istimewa dan terisolasi dari kesengsaraan dunia luar. Baru setelah dia beranjak dewasa, untuk pertama kalinya, dia meninggalkan kompleks kerajaannya. Dia dikejutkan oleh realitas dunia yang dipenuhi dengan ketidakadilan seperti kemiskinan, penyakit, penderitaan, dan kematian. Buddha memutuskan untuk meninggalkan harta duniawinya dan menjelajahi dunia untuk mencari jawaban atas tujuan dan makna keberadaan manusia.

3. Menemukan pencerahan

5 Fakta Siddhartha Gautama, Sang Buddhailustrasi Siddhartha Gautama saat bertapa (vridhamma.org)

Perlahan, Buddha memiliki versi cerita modernnya. Seperti yang disampaikan oleh The Center for Global Education, informasi tentang kehidupan Gautama belum muncul ke permukaan sampai penulis dan penyair Ashvaghosa menuliskan kisahnya lebih dari 500 tahun kemudian pada abad ke-1 atau ke-2 Masehi. 

Seiring berjalannya waktu, Gautama bertemu dengan seorang petapa dan yogi yang mengubah kehidupannya dengan cara meredam nafsu diri dan disiplin yang ekstrem. Namun, praktik ini dirasa tidak membawa Gautama kepada kebenaran yang dia cari, jadi dia kembali melanjutkan kehidupan normal seperti biasa. 

Suatu ketika, dia duduk di bawah 'bayangan pohon Bodhi' selama tujuh minggu, atau istilahnya bertapa. Lalu dia menjadi "yang tercerahkan," atau "Buddha." Dia menyampaikan wahyunya pada 528 SM. Mengumpulkan sekelompok murid, dan mulai berkeliling India utara untuk berkhotbah.

4. Penyebaran sistem kepercayaan egalitarian

5 Fakta Siddhartha Gautama, Sang Buddhamahayana Buddhis (mahayana.us)

Ancient Origins menyoroti kesamaan yang mencolok antara Yesus dan Buddha, termasuk beberapa bagian supernatural dari kisah Buddha yang telah berkembang dari waktu ke waktu. Namun, pasti ada beberapa kesamaan antara agama Buddha dan Hindu, mengingat Buddha pada dasarnya dimasukkan ke dalam jajaran Hindu menggantikan Balarama, inkarnasi kesembilan dewa Wisnu, seperti yang dibahas di Quora.

Secara implisit, Buddha mengajarkan kesetaraan semua umat manusia menuju pencerahan, terlepas dari kelahiran, status, atau kekayaan. Ajaran ini sangat mengesankan bagi wilayah yang tertanam dalam sistem kasta yang kaku. Pada 260 SM, ajaran Buddha mendapat dukungan negara dari Kaisar Ashoka sebagai kepercayaan secara resmi. Ini juga sangat mirip dengan bagaimana Kaisar Konstantinus mengadopsi agama Kristen pada tahun 313 M, juga sekitar 300 tahun setelah ajaran awal Yesus, seperti yang ditulis Biography.

Pada saat abad ke-9 bergulir, ajaran Buddha telah menyebar ke seluruh Asia, berubah bentuk saat bertemu dengan budaya asli. Oleh karena itu, munculah agama Buddha "Mahayana" yang lebih kompleks, mistis, ritualistik, dan banyak lagi.

5. Aliran-aliran dalam ajaran Buddha

5 Fakta Siddhartha Gautama, Sang Buddhainterpretasi Nehru tentang lintasan Buddhisme yang dihargai dan didukung oleh para sarjana global (tribuneindia.com)

Jadi siapakah Siddhartha Gautama, Sang Buddha? Dalam ajaran Buddha yang paling dasar, hal ini tertera dalam Matius 22:37-39 yang berbunyi, "kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri". Ya, Buddha mengajarkan agar manusia berbuat baik kepada sesama, tidak peduli siapa dia. 

Namun, selama berabad-abad sejak Gautama hidup, agama Buddha telah bercabang menjadi aliran pemikiran yang tak terhitung banyaknya. Ada sekte Shingon yang dipengaruhi Konfusianisme di Jepang yang dulunya terlibat dalam mumifikasi diri, seperti yang dikutip Japan Times, sekte Tanah Murni yang penuh mantra, seperti yang diuraikan oleh BBC, sekte Dhammakaya yang baru berusia 50 tahun, yang sangat kontroversial di Thailand, yang memiliki satu kuil seluas 1.000 hektar, melansir Huffington Post, dan sekte Siam Nikaya yang ketat di Sri Lanka, yang justru memperkenalkan kembali sistem kasta, ungkap Karava

Dan yang menjadi pusat dari semua ajaran itu adalah Siddhartha Gautama, Buddha yang asli. Apa pun yang dia lakukan dengan hidupnya, dia juga mengkhotbahkan beberapa hal yang cukup radikal pada masanya.

Ajaran Buddha memang sangat universal, terlepas dari aliran-aliran yang bermunculan 2.500 tahun kemudian. Itulah 5 faka tentang Siddhartha Gautama, Sang Buddha yang menjadi agama populer di beberapa negara. 

Baca Juga: Sejarah Masuknya Agama Katolik di Indonesia

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna

Berita Terkini Lainnya