10 Fakta tentang Mitologi Naga dari Zaman ke Zaman
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Naga adalah mitologi dan fantasi yang bisa kita temukan dalam kisah mana pun. Sayangnya, naga tidak dapat ditemukan di dunia nyata, tetapi mitologi yang melingkupi makhluk-makhluk dongeng ini sudah ada sejak awal manusia itu sendiri.
Selama manusia ada, manusia telah terpesona, memuja, dan/atau takut akan kekuatan naga. Hampir setiap budaya kuno memiliki cerita naga yang berbeda, namun konsep dasar makhluk ini sangat konsisten di seluruh benua dan sepanjang waktu.
Monster bersisik ini merupakan bagian besar dari sejarah, tapi dari mana asal naga? Inilah fakta tentang naga.
1. Naga sebenarnya fosil-fosil dari dinosaurus
Selain di Cina dan Eropa, cerita tentang makhluk serupa naga membentang sampai ke Amerika Selatan. Banyak ahli paleontologi dan sejarawan telah mengusulkan bahwa legenda awal naga terinspirasi oleh sisa-sisa dinosaurus, mengutip laporan Stanford Humanities Center.
Satu ahli bernama Adrienne Mayor menulis buku tentang masalah ini, ia menunjukkan bahwa ada catatan tertulis tentang tulang "naga" Cina yang digali sejauh abad kedua SM, dan bahwa penelitian selanjutnya tentang tulang naga yang digunakan untuk obat-obatan tradisional ini, ditemukan bahwa ini adalah spesies dinosaurus baru.
CNN melaporkan bahwa petani Cina menemukan sisa-sisa dinosaurus berleher panjang bernama "Qijianglong" pada tahun 2006, kepala dan lehernya terlihat sangat mirip dengan naga tradisional Cina. Mengingat masih banyak misteri tentang dinosaurus, tidak mengherankan jika banyak orang yang menyimpulkan bahwa ini adalah naga.
2. Komodo juga mengilhami terciptanya istilah naga
Semua fosil tersebut memberikan penjelasan yang masuk akal tentang asal mula legenda naga. Selain dinosaurus, ada komodo dragon. Dilansir laman BBC, kemungkinan frasa dragon inilah yang mencentuskan istilah naga, yang mungkin berasal dari kisah pelaut Cina pada tahun 1500-an dan sebelumnya, dengan menyebarkan cerita tentang makhluk menakutkan yang ditemukan di pulau-pulau tertentu di Indonesia (Pulau Komodo).
3. Makhluk mirip naga juga terdapat pada masa Mesopotamia kuno
Mitos tentang makhluk raksasa, bersayap, binatang reptil (dengan kekuatan magis) terdapat di Mesopotamia kuno, ungkap University of Pennsylvania. Diyakini bahwa dewa kepala panteon Mesopotamia adalah Marduk, dewa pelindung Babilonia.
Dalam karya seni awal, Marduk dilambangkan dengan naga ular yang disebut "mušḫuššu", yang baik hati hingga bisa merusak, tergantung pada suasana hatinya.
Karya seni dan puisi Mesopotamia juga menggambarkan jenis naga lainnya, salah satunya Ušumgal. Naga awal ini melambangkan kekuatan, kerajaan, atau ketuhanan, dan masyarakat pada waktu itu, umumnya meyakini bahwa naga itu baik (walaupun menakutkan).
4. Naga dalam budaya Tiongkok memiliki kekuatan yang baik
Budaya Cina kuno sangat mengapresiasi sejarah naga. Naga giok berukir telah digali dari situs Hongshan sejak 4500-3000 SM, sebagaimana yang dilaporkan Ancient History Encyclopedia. Sementara itu, banyak budaya lain yang sering menggambarkan naga sebagai monster, naga Cina yang disebut loong — selalu dirayakan, disembah, dan dipuji sebagai kekuatan ilahi.
Naga memainkan peran kunci dalam legenda umum Tiongkok kuno, dan pernah diyakini bahwa daratan dunia diciptakan oleh dewi setengah naga bernama Nu Kua. Naga juga dianggap sebagai teman bagi umat manusia, yang berperan untuk mendidik manusia tentang cara bertahan hidup di dunia dan melindungi mereka dari bencana alam.
Alih-alih menimbun harta atau membakar desa, loong diyakini bertanggung jawab atas perubahan cuaca seperti hujan (hal yang baik). Kaisar Cina juga dianggap berasal dari naga, dan memiliki darah naga di pembuluh darah mereka — yang memberi mereka kecerdasan, kebajikan, dan kekuatan lainnya.
Makhluk-makhluk ini terus menjadi simbol budaya yang kuat dalam budaya Tiongkok saat ini, khususnya dalam bentuk pertunjukan barongsai selama perayaan Tahun Baru Imlek, karena dianggap mewakili keberuntungan.
5. Naga dalam legenda Yunani kuno
Menurut Dictionary.com, istilah bahasa Inggris yang akrab untuk naga awalnya berakar pada istilah Yunani untuk ular, drákōn. Naga Yunani yang paling terkenal adalah Hydra. Hydra dan naga Yunani pada umumnya tidak terbang dan tidak memiliki sayap.
Naga Yunani dikategorikan menjadi tiga kelompok: Dracones (anjing penjaga raksasa yang menjaga harta karun, seperti Bulu Emas dan mata air suci Ares); Dracaena setengah manusia yang lebih feminin; dan terakhir, Cetea yang tinggal di laut, yang lebih mirip ular laut daripada naga.
Editor’s picks
Dalam legenda, naga Yunani biasanya digambarkan sebagai tantangan berbahaya bagi beberapa pahlawan perkasa seperti Hercules, dan legenda naga ini menginspirasi kisah naga abad pertengahan yang banyak orang ketahui hari ini.
Baca Juga: 10 Film dengan Visualisasi Naga Terbaik, Terbaru Ada Shang-Chi!
6. Umat kristen awal menganggap naga sebagai iblis
Sepanjang besar sejarah awal, naga digambarkan sebagai makhluk seperti dewa, terkadang baik, terkadang buruk, tetapi tidak sepenuhnya jahat. Namun, semua itu berubah dengan penyebaran agama Kristen di Abad Pertengahan, seperti yang dilansir Live Science. Seperti banyak simbol "kafir" (yaitu, hal-hal yang mendahului Kekristenan), naga dikategorikan sebagai Setan.
Dari tanduk, sayap, hingga gigi tajamnya, naga dianggap sebagai pelayan Iblis, atau inkarnasi dari malaikat yang jatuh itu sendiri. Jadi, ya, naga dianggap sangat menakutkan.
Kisah-kisah naga di Eropa menggambarkan makhluk itu sebagai makhluk yang rakus, menimbun harta karun dengan darah beracun, yang melahap manusia, dan hanya bisa dieksekusi oleh pahlawan dari kalangan bangsawan, ksatria, dan/atau ikon Kristen seperti St. George.
7. Naga dianggap nyata
Masyarakat di era abad pertengahan sangat khawatir jika suatu saat naga datang dan membumihanguskan desa mereka. Bahkan, sebuah bestiary dari tahun 1260 M menggambarkan seekor naga di halaman-halamannya.
David E. Jones, seorang profesor antropologi di University of Central Florida, menunjukkan bahwa di Kepulauan Inggris saja, ribuan penampakan naga terjadi pada abad 11 dan 13, jadi naga seperti Bigfoot atau UFO pada zaman mereka.
Bahkan pada 1734, dua tahun setelah kelahiran George Washington, para sarjana berpendidikan masih menganggap naga itu nyata, tulis New York Times, dan para ilmuwan berteori bahwa naga mungkin hasil perkawinan dari burung dan kadal.
8. Makhluk naga dari budaya kuno lain
Melansir laman Theoi Project, India kuno memiliki bentuk naganya sendiri, yang sekarang disebut sebagai drakon indikos, dan merupakan makhluk ular yang dikenal memangsa gajah, biasanya dengan mencekik dan mencongkel matanya.
Sementara itu, mitologi Nordik memiliki lindworm, sebagaimana yang dikutip dari buku "Encyclopedia of Beasts and Monsters in Myth, Legend and Folklore" karya Theresa Bane, ia merupakan makhluk berwarna emas kehijauan yang suka bersembunyi di menara gereja pada siang hari. Meskipun lindworm tidak berkaki, tetapi mereka memiliki sayap kelelawar yang biasanya dikaitkan dengan naga, serta kecenderungan menimbun harta.
9. Naga dalam fiksi populer
Naga dikaitkan dengan representasi alegoris dari penyakit masyarakat, terutama yang berkaitan dengan perang atau uang. Salah satu "karakter" naga tertua muncul di tahap akhir dari Beowulf. Seperti yang ditunjukkan oleh British Library, naga di Beowulf sebagian besar mewakili keserakahan.
Naga terbesar abad ke-20 mungkin adalah Smaug, karakter jahat di The Hobbit. Meskipun Smaug licik, cerdas, dan sangat kejam, dia juga penimbun emas, serta selalu curiga dan berpikir bahwa semua orang adalah penipu, sama seperti dirinya.
10. Naga digambarkan lebih baik dalam fiksi modern
Masih banyak naga jahat yang beterbangan dalam cerita fiksi hari ini, dari Raja Ghidorah berkepala tiga hingga Fin Fang Foom dari Marvel. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, budaya populer telah mengevaluasi kembali konsep "naga jahat" dengan menggambarkan naga yang lebih simpatik, atau bahkan heroik.
Salah satunya Falkor, "Naga Keberuntungan" berbulu putih di The Never Ending Story. Ada pula Toothless dari film How to Train Your Dragon, naga di Shrek, Mushu di Mulan, dan toruk di Avatar, yang paling terkenal dari semuanya adalah tiga naga yang dimiliki Daenerys Targaryen dalam Game of Thrones.
Naga memang hanyalah makhluk mitologi, tetapi penggambarannya yang nyata ditambah banyak kepercayaan yang kuat dari beberapa budaya, membuat naga seolah-olah pernah hidup.
Baca Juga: Mengenal Mitos Tentang Naga Padoha di Tanah Batak
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.