5 Gerakan Perlawanan dengan Aksi Damai Sepanjang Sejarah Bag. 2

Perlawanan mereka gak menimbulkan keributan

Memperjuangkan apa yang diyakini; berjuang untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik; atau berjuang untuk menyampaikan pesan bukanlah tindakan mudah. Banyak pergolakan, kekerasan, dan aksi yang tak pantas untuk disaksikan.

Namun, ada perlawanan yang didasari aksi damai, lho. Mereka menyuarakannya dengan tindakan yang tak mencelakai pihak tertentu atau diri mereka sendiri. Dilansir berbagai sumber, berikut kisah-kisahnya yang sudah dirangkum. 

1. Mohism: menghindari perang demi kehidupan yang lebih baik

5 Gerakan Perlawanan dengan Aksi Damai Sepanjang Sejarah Bag. 2ericgerlach.com

Beberapa ratus tahun lalu di Tionghoa Kuno, gerakan filosofis Mohism pernah berkembang. Stanford Encyclopedia of Philosophy mencatat bahwa antara 479 dan 221 SM, pengikut Mozi (juga dikenal sebagai Master Mo atau Mo Di) mematuhi semua aturan dan menyebarkan ajaran dari pemimpin mereka.

Di antara ajaran-ajaran itu, ada kepercayaan bahwa moralitas merupakan segalanya dan kehidupan akan berjalan baik dalam keadaan damai dan harmonis. Namun, kepercayaan itu sulit diterima pada masa saat banyak negara berperang. 

Menurut Ancient History Encyclopedia, Mozi adalah pengrajin yang terampil. Mata pencahariannya adalah membangun senjata-senjata perang. Namun, semakin banyak pertumpahan darah yang dia lihat, dia yakin bahwa itu merupakan tindakan yang sia-sia.

Jadi, dia mulai bepergian dari satu negara bagian ke negara bagian lain. Ia juga akan pindah ke daerah lain dan memberi tahu mereka betapa sia-sianya berperang dengan negara tetangga sendiri. 

Sayangnya, upayanya tidak berhasil. Sementara itu, aksinya untuk melawan konflik dengan membangun perdamaian malah diejek. Dia akhirnya mendirikan sekolah filsafat dan pertukangan untuk membantu menyebarkan pesan perdamaiannya. 

2. Protes Denmark

5 Gerakan Perlawanan dengan Aksi Damai Sepanjang Sejarah Bag. 2wikipedia.org

Denmark dan Prusia memiliki sejarah perselisihan perbatasan dan keadaan memanas pada 1860-an, tepatnya setelah berakhirnya Perang Jerman-Denmark. Kemenangan Prusia tidak cukup sampai di situ. Mereka juga mengesahkan serangkaian hukum yang membatasi Denmark di tanah yang baru mereka taklukan.

Banyak orang Denmark, yang tinggal di tanah yang sekarang menjadi milik Prusia, tidak senang dengan gagasan yang menyatakan bahwa mereka tidak boleh lagi mengibarkan bendera kebanggaan Denmark. Jadi, mereka menggunakan babi sebagai simbol bendera mereka.

Dilansir laman Mental Floss, mereka menggunakan babi merah dengan warna putih dibagian depan tubuhnya yang dianggap menyerupai bendera Denmark. Baru pada abad ke-20, babi-babi bergaris bendera ini diakui sebagai ras resmi: Husum Red Pied.

"Babi protes" Denmark ini sayangnya terancam punah. Kurang dari 75 babi yang tersisa pada 2019.

Baca Juga: 5 Aktivis Lingkungan Muda yang Tangguh, selain Greta Thunberg

3. Aksi perlawanan Mahatma Ghandi

https://www.youtube.com/embed/G1_Dm1ZjRAM

Mungkin kamu sudah tahu siapa itu Mahatma Gandhi. Ia adalah seorang yang terkenal dengan aksi damainya. Namun, apa yang sebenarnya dia lakukan, sih? Nah, pada 1930, Kongres Nasional India  mengupayakan kemerdekaan.

Dilansir laman History, Gandhi melakukan protesnya terkait masalah garam. Sejak abad ke-19, penjajah Inggris di India mengatur produksi dan perdagangan sejumlah hal di India, salah satunya garam.

Pabrik di India dilarang memproduksi atau menjual garamnya sendiri. Namun, sebaliknya, mereka dipaksa untuk membeli garam dengan harga mahal dari Inggris.

Jadi, Gandhi dan beberapa pengikutnya melakukan gerakan perlawanan. Mereka berjalan sekitar 19 km dalam sehari untuk menuju pantai. Ribuan orang bergabung di sepanjang jalan dan pawai membentang berkilo-kilometer.

Setelah berjalan 388 km jauhnya, akhirnya mereka sampai di pantai, tempat perwakilan dari Inggris ada di sana. Gandhi pun mengecam Kerajaan Inggris.

Sejak saat itu, masyarakat kembali mendapat hak kebebasannya. Orang-orang mulai memproduksi dan menjual garamnya sendiri. Namun, sekitar 80 ribu orang, termasuk Gandhi, ditangkap karena aksi mereka. Setahun kemudian, para pejabat Inggris setuju untuk bertemu dengan Gandhi dan mengakhiri kendali mereka atas garam.

4. Gerakan perlawanan Baltic

https://www.youtube.com/embed/7O-U4AbA9ac

Estonia sudah lama berada di bawah kendali Uni Soviet. Pada pertengahan 1980-an, masyarakat Estonia menggunakan budaya mereka sebagai senjata melawan penindas.

Menurut International Center on Nonviolent Conflict, melakukan hal-hal seperti mengibarkan bendera Estonia dan menyanyikan lagu-lagu tradisional mereka sebenarnya dilarang oleh Soviet. Mereka pun memutuskan untuk tetap melakukannya sebagai The Singing Revolution.

Sekitar 300 ribu orang—seperempat dari populasi negara itu—berkumpul di sebuah festival pada 1988. Mereka tidak saja bernyanyi, tetapi juga menyerukan kemerdekaan.

Setahun kemudian, sekitar 700 ribu orang Estonia bergabung dengan yang lain di negara-negara Baltik yang dikuasai Soviet untuk saling bergandengan tangan sebagai bentuk solidaritas dan perlawanan.

Menurut PRI, sekitar dua juta orang bergandengan tangan untuk membentuk rantai manusia terpanjang dalam sejarah dan membentang sejauh 644 km melalui Estonia, Latvia, dan Lithuania. 

5. Protes Parihaka

5 Gerakan Perlawanan dengan Aksi Damai Sepanjang Sejarah Bag. 2nzgeo.com

Taranaki, pemukiman Parihaka dikenal sebagai pusat perlawanan. Terletak di bawah kaki gunung Selandia Baru, Taranaki memulai perlawanannya kepada para pemimpin Te Whiti dan Tohu yang membiarkan orang-orang Eropa merebut tanah tempat suku Maori tinggal selama beberapa generasi.

Dilansir laman New Zealand History, hal itu dimulai pada 1860-an ketika suku Maori mulai membajak dan memagari tanah milik mereka. Banyak yang ditangkap, tetapi perlawanan berlanjut sampai 5 November 1881.

Perpustakaan Nasional Selandia Baru menjelaskan bahwa Menteri Urusan Pribumi memerintahkan invasi Parihaka. Milisi bersenjata datang dengan menghancurkan pemukiman mereka; panen mereka dicuri; dan para pemimpin mereka di penjara. Baru pada 2017, pihak berwenang kembali ke Parihaka, meminta maaf, dan rekonsiliasi resmi. 

Gerakan perlawanan bukanlah suatu yang baru lagi dalam dunia demokrasi. Jadi, poin mana yang membuatmu terinspirasi?

Baca Juga: 5 Gerakan Perlawanan Paling Ekstrem Sepanjang Sejarah Bag. 1

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya