9 Fakta di Balik Hancurnya Kota Pompeii di Italia

Gak akan kamu duga sebelumnya

Kita mungkin pernah mendengar bahwa letusan Gunung Vesuvius yang dahsyat itu menghancurkan Pompeii, Herculaneum, dan kota-kota lain di dekatnya. Jika mereka memiliki teknologi yang lebih baik, mereka mungkin menyadari apa yang sedang terjadi dan bisa saja segera melarikan diri dari tempat tersebut.

Karena kematian ribuan orang yang tak bisa terhindarkan itu tampaknya begitu tragis dan tidak adil, ya. Tapi itu bukanlah satu-satunya yang terburuk tentang kehancuran Pompeii pada 79 Masehi. Kira-kira fakta apa di balik kehancuran Pompeii yang begitu mengerikan? 

1. Penduduk sebenarnya mendapatkan peringatan, hanya saja mereka tidak menghiraukannya

9 Fakta di Balik Hancurnya Kota Pompeii di Italiaagriturismopenisolasorrentina.it

Menurut buku Pompeii: An Archaeological Guide, penduduk berada di tengah perayaan multi-day di bulan Augustus. Lebih buruknya lagi, di hari sebelum letusan, yakni 23 Agustus adalah Vulcanalia, festival dewa Vulcan (dewa api dan gunung berapi).

Penduduk di Pompeii bukannya tidak mendapat peringatan bahwa Gunung Vesuvius akan meletus karena di mana pun, jika gunung akan meletus pasti akan ada asap yang muncul, gempa bumi kecil, atau gemuruh paling tidak.

Ini akibat perayaan Vulcanalia, karena mereka menafsirkan tanda-tanda tersebut sebagai pertanda baik dari dewa daripada peringatan untuk melarikan diri. Duh, ada-ada saja ya. 

2. Cuaca aneh yang mengakhiri nasib banyak orang

9 Fakta di Balik Hancurnya Kota Pompeii di Italiabusinessinsider.com

Bukan hanya karena festival itu, tapi juga cuaca. Perspecta Weather mengatakan, di bagian Italia pada bulan Agustus, angin bertiup ke arah barat daya. Jika ini terjadi selama letusan, awan abu dan gas dari gunung berapi akan tertiup angin ke arah Pompeii. Jika abu dan gas pergi ke arah yang biasa, mungkin banyak orang yang akan selamat. 

Tetapi hari itu angin bertiup ke barat laut, yaitu langsung menuju Pompeii. Ini berarti awan abu dan gas dari gunung berapi membuat masyarakat Pompeii kesulitan bernapas, dan banyak dari mereka yang tidak dapat melarikan diri. Pompeii berada di teluk, dan beberapa orang akan mencoba melarikan diri dengan kapal. Tetapi rute melarikan diri yang paling efektif justru terhalang karena cuaca yang aneh.

3. Betapa ketakutannya mereka sebelum meninggal

https://www.youtube.com/embed/62nfN6YrW9Y

Kematian masyarakat Pompeii pada 2000 tahun yang lalu, tergambar jelas pada sisa-sisa kerangka mereka. Kita dapat melihat dengan jelas ketakutan di wajah mereka pada saat kematiannya. Ketika kerangka-kerangka Pompeii digali pada awal 1800-an, para arkeolog menyadari bahwa kerangka itu terbalut abu yang padat.

Atlas Obscura mengatakan para penggali melihat para korban mengalami emosional di saat-saat terakhir kehidupan mereka. Posisi mereka ketika abu turun, banyak yang berkumpul bersama, ada juga beberapa pasangan yang saling berpelukan. Ada juga bocah lelaki berusia 4 tahun yang ketakutan dan bayi tertidur di pangkuan ibunya.

Bahkan ada gips binatang, termasuk seekor anjing yang menggeliat-geliat (memutar) seolah-olah sangat kesakitan.

Tetapi teknologi modern dapat menggali informasi ini lebih jauh. Seeker melaporkan bahwa pada 2015, banyak kerangka yang dipindai menggunakan CAT-scanned. Yang artinya mereka berhasil diketahui berdasarkan usia, jenis kelamin, dan detail korban terkait kesehatannya ketika itu.

Kepala ahli radiologi berkata, "Meneliti korban-korban ini sangat mengharukan; saya merasa seperti berurusan dengan pasien sungguhan."

4. Saksi di balik tragedi Pompeii

https://www.youtube.com/embed/GuM_R1RF_8A

Pliny the Younger adalah satu-satunya saksi mata terkait tragedi Pompeii. Menurut Eyewitness to History, Pliny berusia 18 tahun dan tinggal di seberang teluk di Misenum ketika letusan terjadi. Paman Pliny yang merupakan orang penting, pergi ke Pompeii untuk menyelamatkan para korban.

Pliny dan ibunya melarikan diri dari kota mereka. Meninggalkan rumah karena gempa bumi membuat tempat tinggal mereka tak aman. Banyak orang panik, dan beberapa orang menyebarkan rumor palsu kalau Misenum kebakaran. Paman Pliny meninggal di Pompeii, ia tidak mampu menyelamatkan siapa pun, bahkan dirinya sendiri.

Baca Juga: Arkeolog Temukan Fosil Kuda di Kota Kuno Pompeii

5. Orang-orang di kota-kota tetangga, meninggal dengan cara yang cukup mengerikan

9 Fakta di Balik Hancurnya Kota Pompeii di Italiaflickr.com

Para sejarawan masih belum 100 persen yakin bagaimana orang-orang di Pompeii meninggal. Sebagian besar diterima kalau mereka dihantam oleh abu dan gas, atau tertimpa puing bangunan yang runtuh.

Menurut National Geographic, di kota-kota Herculaneum dan Oplontis, justru mungkin terkena piroklastik. Yakni campuran abu, gumpalan lahar, dan gas berbahaya yang bergerak 50 mil per jam dan mencapai suhu 1.300 derajat Fahrenheit.

Secara ilmiah, panas yang tinggi seperti itu menyebabkan tubuh seseorang mendidih dan terbakar seketika, termasuk otak mereka. Itu artinya kepala mereka meledak. Dalam 10 menit, semua jaringan lunak di tubuh mereka akan menguap.

Ada banyak bukti bahwa ini terjadi pada banyak korban di Herculaneum dan Oplontis. Dan itu menjadi hipotesis yang diterima banyak orang. Sampai ketika sebuah penelitian besar pada tahun 2018  membenarkan hipotesis itu.

6. Kesenian Pompeii terpaksa disensor

9 Fakta di Balik Hancurnya Kota Pompeii di Italiaancient.eu

Satu-satunya kehancuran Pompeii tersimpan dalam kondisi yang sulit dipercaya. Dua ribu tahun di bawah abu terkompresi kedap udara, yang berarti tidak bisa dihancurkan. The Telegraph melaporkan bahwa tidak biasa bagi keluarga Pompeia memiliki lampu minyak berbentuk schlong dan patung dewa kesuburan Priapus.

Dan ketika British Museum mengadakan pameran Pompeii, mereka memberikan peringatan kepada orang tua terkait patung Pan yang di pamerkan di sana. 

Menurut Casa Scola, Pompeii hilang dari sejarah sampai ketika pekerja menggali saluran bawah tanah pada tahun 1599. Penggalian dimulai dengan sungguh-sungguh pada tahun 1800-an, barang-barang paling cabul dipindahkan ke "Museum Rahasia" di Naples, dan hanya orang-orang dari usia dewasa yang diizinkan untuk melihatnya.

7. Bencana besar kemungkinan bisa terjadi lagi

9 Fakta di Balik Hancurnya Kota Pompeii di Italiainkybeer.com

Hingga hari ini, gunung berapi yang menghancurkan Pompeii dianggap paling berbahaya di dunia. Gunung Vesuvius meletus pada 79 M, yang bahkan bukan letusan paling merusak. Karena ia juga pernah meletus pada 1631. Alasannya, karena area utama di pangkalannya merupakan real estat. 

Enam juta orang saat ini tinggal tak jauh dari Vesuvius (termasuk di kota Naples, yang berjarak sekitar 12 mil), dan menurut Volcano Discovery, 3 juta dari mereka berada dalam risiko serius jika gunung itu meletus dahsyat lagi. Tidak seperti beberapa gunung berapi, Vesuvius tidak memiliki letusan peringatan kecil sebelum terjadi yang besar.

Vesuvius memiliki ketenangan untuk sementara waktu dan secara mengejutkan melepaskan ledakan besar. Ia juga memiliki skala waktu letusan yang jauh lebih cepat daripada gunung berapi lainnya, jadi meskipun terakhir kali meletus pada tahun 1944 ia bisa saja meletus lagi kapan pun ia mau.

Bahkan beberapa gunung berapi super dianggap tidak sama berbahayanya dengan Vesuvius. Pemerintah Italia memiliki antisipasi yang harus dilakukan jika ada letusan lagi. Paling tidak, 600.000 orang akan dievakuasi dari zona risiko langsung di lereng bawah gunung berapi. 

8. Keajaiban dunia yang perlahan memudar

9 Fakta di Balik Hancurnya Kota Pompeii di Italiabarnum-review.com

Mungkin hal terburuk yang terjadi pada Pompeii sejak letusan itu adalah, bahwa Pompeii tidak diurus dengan baik. Pada 2008, The Guardian melaporkan bahwa pemerintah Italia menyatakan keadaan darurat di Pompeii,  karena situs bersejarah itu dalam keadaan rusak.

Kondisinya tak terurus karena area itu dikerumuni oleh pedagang liar, pemalakan, dan pemandu wisata palsu. Juga, situs yang masih terkubur malah digunakan sebagai tempat pembuangan sampah ilegal.

Dilansir dari Reuters, situs yang masuk ke Warisan Dunia UNESCO ini mengalami pembusukan. Dalam arti, lukisan dinding dan batu, misalnya, yang telah bertahan hampir 2.000 tahun mengalami kerusakan pada tingkat yang mengkhawatirkan, dengan ribuan kepingan hilang setiap tahun. Apalagi pekerjaan restorasi yang sejak tahun 1978 masih belum selesai.

9. Meneliti kotoran berusia 2000 tahun

9 Fakta di Balik Hancurnya Kota Pompeii di Italiadailymail.co.uk

Menurut National Geographic, pada tahun 2011, 10 ton tinja digali dari lonceng di bawah Herculaneum. Ini adalah temuan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan sejarawan dapat mempelajari segala macam hal dengan menelitinya. Penelitian ini melibatkan pengayakan tinja Romawi kuno melalui berbagai tingkatan ayakan untuk menghilangkan benda besar dan kecil.

Meskipun terdengar menjijikkan, namun nyatanya tidak tercium bau seperti kotoran, mungkin karena sudah sekian lama dan justru persis seperti kompos. Dengan menganalisis kotoran itu, mereka bisa tahu tentang makanan yang dimakan orang di Herculaneum. Tampaknya mereka semua sangat sehat, dengan makanan yang penuh dengan makanan laut dan buah-buahan. Beberapa peneliti bahkan harus melihat kotoran di bawah mikroskop, mencari bukti penyakit yang mungkin pernah diderita penduduk kala itu.

Letusan gunung berapi memang selalu meninggalkan malapetaka dan kesedihan. Tak terkecuali yang terjadi di Pompeii. Namun tragedi ini justru menjadi sejarah dan pelajaran bagi kita hari ini. 

Baca Juga: Sumur Mathilda: Situs Sejarah, Tersembunyi di Balik Pagar Pertamina

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya