Kepercayaan Tak Biasa Sir Arthur Conan Doyle, Seorang Spiritualis!

Sangat bertentangan dengan Sherlock Holmes yang logis

Sherlock Holmes masih menjadi salah satu tokoh sastra yang paling dicintai sejak kehadiran pertamanya pada tahun 1887. Penciptanya, Sir Arthur Conan Doyle, dalam banyak hal berlawanan dengan Sherlock Holmes, ia percaya pada kekuatan supernatural dan spiritual.

Dari keyakinannya yang kuat bahwa temannya, Harry Houdini, memiliki kekuatan psikis, hingga menerbitkan makalah tentang keberadaan peri, Arthur Conan Doyle sangat berbeda dengan Sherlock Holmes yang selalu rasional. Lalu, apa saja kepercayaan-kepercayaan anehnya ini?

1. Rasionalisme dalam Sherlock Holmes 

Kepercayaan Tak Biasa Sir Arthur Conan Doyle, Seorang Spiritualis!ilustrasi Sherlock Holmes (pixabay.com/geralt)

Di Sherlock Holmes, Arthur Conan Doyle menciptakan karakter dengan teknik deduktifnya yang jauh melampaui eranya. Teknik forensik dan alat investigasinya telah digunakan oleh departemen kepolisian di dunia modern.

Terlepas dari pengabdian Conan Doyle pada spiritualisme evangelis, dia tidak pernah memasukkan keyakinannya sendiri ke dalam karakter Sherlock Holmes. Dalam buku "The Hound of the Baskervilles," Holmes berkata bahwa orang yang terlatih dalam ilmu pengetahuan tidak mungkin percaya pada hal-hal gaib.

Demikian pula dalam "The Adventure of the Sussex Vampire," Holmes menolak gagasan tentang monster dan sihir, dengan mengatakan, "Dunia ini cukup besar untuk kita. Tidak ada hantu yang perlu diyakini."

Conan Doyle tidak pernah memperkenalkan unsur mistis ke dunia Sherlock Holmes. Seperti yang dicatat dalam buku "Sherlock Holmes and The Ritual of Reason," beberapa cerita Sherlock Holmes yang paling terkenal menggambarkan entitas supernatural yang justru menyebabkan malapetaka, yang kemudian terungkap melalui kekuatan deduksi ilmiah Sherlock Holmes, sebagai hasil kejahatan manusia.

2. Masa kecil dan kepercayaan awal Arthur Conan Doyle 

Kepercayaan Tak Biasa Sir Arthur Conan Doyle, Seorang Spiritualis!potret Arthur Conan Doyle kecil (conandoylecollection.org)

Arthur Conan Doyle dibesarkan sebagai seorang Katolik Roma, tetapi mulai meragukan imannya di sekolah Jesuit. Sebagai mahasiswa di Universitas Edinburgh, Conan Doyle menganggap dirinya seorang agnostik. Ia terus meneliti keyakinan agama.

Seperti tercermin dalam novel Sherlock Holmes pertama, "A Study in Scarlet," Conan Doyle sangat tertarik pada Mormonisme. "A Study in Scarlet" juga berisi referensi tentang sistem kepercayaan yang pada akhirnya dia ikuti selama sisa hidupnya.

3. Menjadi anggota organisasi okultisme 

Kepercayaan Tak Biasa Sir Arthur Conan Doyle, Seorang Spiritualis!lukisan Arthur conan doyle oleh Sidney Paget, 1890 (commons.m.wikimedia.org)

Di era Victoria, ada kebangkitan okultisme yang berkembang pesat di Inggris. Sebagaimana dinyatakan oleh sejarawan Patricia Clarke, melalui buku "Fragile Spectres: How Women Of Victorian Britain Using The Occult And Spiritualist Movement To Create Autonomy," pengikut gerakan spiritualisme percaya bahwa mereka bisa bekomunikasi dengan arwah yang sudah meninggal.

Pada saat Conan Doyle menemukan spiritualisme, gagasan itu sudah berkembang pesat. Pada tahun 1893, ia bergabung dengan Society for Psychical Research.

Banyak orang terhormat terlibat, mulai dari ilmuwan hingga politisi. Akhirnya, Conan Doyle menjadi penganut spiritualisme yang paling terkenal dan berpengaruh.

4. Arthur Conan Doyle dan Para Suster Fox

Kepercayaan Tak Biasa Sir Arthur Conan Doyle, Seorang Spiritualis!Spiritualis Fox Bersaudara. (commons.wikimedia.org/Emma Hardinge Britten)

Salah satu hal yang menarik Arthur Conan Doyle ke spiritualisme adalah, tidak seperti banyak agama, ia menjanjikan bukti. Bukti nyata tentang kehidupan setelah kematian, memainkan peran besar dalam menjadikan "spiritualitas modern" sebagai gerakan internasional.

Seperti yang dijelaskan oleh profesor dan penulis Donald Simanek, tiga bersaudara Fox terkenal setelah mengklaim bahwa mereka dapat berkomunikasi dengan roh. Keberhasilan mereka mendorong banyak peniru, yang juga meminta uang sebagai imbalan untuk berbicara dengan orang yang sudah meninggal. Meskipun ada yang skeptis, banyak orang yang mempercayainya.

Pada tahun 1888, salah satu saudara perempuan Fox, Margaret, mengaku kepada penonton bahwa mereka telah menipu. Dia bahkan memberitahukan metode yang mereka gunakan untuk menciptakan hal misterius yang dikaitkan dengan roh.

Namun, terlepas dari pengakuannya, Conan Doyle menyatakan bahwa apa yang diakui para suster Fox, tidak akan mengubah pendapatnya tentang supernatural.

5. Jean, istri Arthur Conan Doyle juga mempercayai supernatural

Kepercayaan Tak Biasa Sir Arthur Conan Doyle, Seorang Spiritualis!potret Jean Conan Doyle (commons.wikimedia.org/Library of Congress/Bain News Service)

Keyakinan Arthur Conan Doyle pada hal-hal gaib ditularkan oleh istrinya, Jean. Seperti yang ditulis The Guardian, Jean menjadi melakukan pemanggilan arwah dengan metode penulisan, yang populer di Inggris Victoria. Jean mengaku bisa berkomunikasi dengan roh bernama Phineas, yang tinggal bersama keluarga Doyle. 

Biasanya, mereka akan mengambil sepotong kapur dan batu tulis, lalu mereka akan menempelkan ujung kapur pada batu tulis dan membiarkan tangan mereka menulis. Mereka percaya bahwa tangan mereka dikendalikan oleh roh untuk memberikan pesan bagi pemanggilan arwah.

6. Arthur Conan Doyle dan Harry Houdini

Kepercayaan Tak Biasa Sir Arthur Conan Doyle, Seorang Spiritualis!Potret Harry Houdini bersama istrinya Beatrice dan ibunya Cecilia Steiner Weiss. (commons.m.wikimedia.org/Library of Congress)

Harry Houdini adalah seorang pesulap terkenal dan seniman. Arthur Conan Doyle adalah seorang penulis terkenal dan penganut yang taat. Mereka adalah beberapa selebritas paling populer pada zaman itu, dan mereka saling berteman, namun hubungan mereka renggang karena perbedaan pendapat.

Pada tahun 1922, Conan Doyle mengadakan pemanggilan arwah, di mana Jean Conan Doyle memanggil arwah ibu Houdini dari alam kubur. Jean membuat pesan setebal 15 halaman, yang diduga disalurkan langsung dari mendiang ibu Houdini.

Namun, Houdini mengatakan bahwa pemanggilan arwah adalah tipuan. Houdini juga tidak yakin bahwa pesan itu dari arwah ibunya karena pesan itu terlampir salib, padahal Houdini dan ibunya adalah orang Yahudi.

Persahabatan mereka hancur dan Houdini sangat skeptis seumur hidupnya dengan supranatural.

Baca Juga: Mencari Jejak Sherlock Holmes di London, Selidiki 5 Spot Menarik Ini! 

7. Arthur Conan Doyle percaya akan arwah yang bisa tertangkap kamera

Kepercayaan Tak Biasa Sir Arthur Conan Doyle, Seorang Spiritualis!Potret Arthur Conan Doyle yang diyakini menangkap potret arwah. (commons.m.wikimedia.org/Nationaal Archief)

Pokok lain dari spiritualisme adalah fotografi roh, atau foto-foto yang merekam penampakan hantu. Arthur Conan Doyle sangat percaya pada gagasan ini.

Martyn Jolly, penulis "Faces of the Living Dead: the Belief in Spirit Photography," menjelaskan bahwa Arthur Conan Doyle menghubungi fotografer Inggris bernama William Hope untuk memotret putranya yang telah meninggal selama Perang Dunia I.

Hope memotret Conan Doyle di studionya, dilaporkan bahwa ada roh yang menyentuh kameranya. Benar saja, sebuah gambar yang dihasilkan terdapat wajah lain di dalamnya. Doyle meyakini bahwa itu bukan manipulasi atau tipuan.

8. William Marriott saat menanggapi kepercayaan Arthur Conan Doyle 

Kepercayaan Tak Biasa Sir Arthur Conan Doyle, Seorang Spiritualis!Pesulap William Marriott dengan roh materialisasi palsu. (commons.wikimedia.org/Pearson's Magazine)

William Marriott yang dikenal di atas panggung sebagai Dr. Wilmar, adalah seorang pesulap yang berspesialisasi dalam menyelidiki dan mengungkap trik sulap. Seperti yang dilaporkan pada tahun 1910 melalui Past Paper, Marriott juga membongkar trik fotografi roh.

Marriott membuktikan bahwa lebih dari 95% dari mereka yang dia temui berbohong. Meskipun begitu, Marriott pernah menangkap penampakan hantu, tetapi setelah diselidiki, itu hanyalah sebuah kostum yang terlihat samar di kegelapan.

Seperti dilansir BBC, Marriott bahkan mengambil dua foto Conan Doyle, dan memberikan efek seperti sosok tembus pandang yang misterius dan peri yang menari, terbukti bahwa itu adalah hasil trik sulapnya. Conan Doyle sendiri menanggapi bahwa teknik fotografi Marriott penuh dengan trik, berbeda dengan foto-foto roh yang nyata.

9. Arthur Conan Doyle percaya peri

Kepercayaan Tak Biasa Sir Arthur Conan Doyle, Seorang Spiritualis!Potret Frances Griffiths dengan Peri yang diambil pada tahun 1917, pertama kali diterbitkan pada tahun 1920 di The Strand Magazine. (wikipedia.org/Elsie Wright)

Pada tahun 1917, dua orang sepupu berusia 16 dan 10 tahun, menunjukkan foto diri mereka sendiri yang dikelilingi oleh peri. Pakar fotografi saat itu meyakinkan publik bahwa foto-foto itu palsu.

Seperti dicatat oleh penulis Donald Simanek, peri itu terlihat seperti boneka kertas yang ditempelkan di semak-semak, bukan peri asli. Dua sepupu itu akhirnya mengakui telah memalsukan gambar tersebut pada tahun 1982.

Namun, Conan Doyle yakin bahwa foto-foto itu nyata. Dia menulis secara ekstensif tentang mereka, bahkan merilis sebuah buku berjudul, "The Coming of Fairies".

10. Arthur Conan Doyle pernah menghadiri sebuah acara pemanggilana arwah

Kepercayaan Tak Biasa Sir Arthur Conan Doyle, Seorang Spiritualis!Séance yang menggambarkan Arthur Conan Doyle dan beberapa orang lain yang menghadiri pemanggilan arwah dengan media penipuan Nino Pecoraro. (commons.wikimedia.org)

Pada tahun 1919, Arthur Conan Doyle menghadiri sebuah acara bersama seorang detektif, koroner, dan spiritualis lainnya. Acara ini dipandu oleh pesulap Percy Thomas Tibbles (dikenal sebagai P.T. Selbit).

Sebenarnya, Tibbles telah merekrut bantuan ilusionis lain bernama Mary Wynter. Selama pertunjukan, Wynter melakukan pemanggilan arwah. Setiap anggota telah diberitahu untuk membawa barang pribadi.

Barang pribadi ini disimpan di dalam sebuah kotak yang terkunci. Wynter memegang kotak, dan memberitahu apa saja yang ada di dalam kotak tersebut. Lalu dia memanggil seorang wanita tua yang keluar dari kepulan asap.

Setelah acara, Wynter dan Tibbles menjelaskan teknik yang mereka gunakan untuk menipu audiens. Mereka mengungkapkan bahwa pertunjukan tersebut adalah trik manipulasi.

Terlepas dari pengakuannya, Conan Doyle tidak percaya bahwa itu palsu. Dia menuduh mereka berbohong untuk menyembunyikan kemampuan magis mereka.

11. Menulis tentang spiritualisme 

Kepercayaan Tak Biasa Sir Arthur Conan Doyle, Seorang Spiritualis!lukisan Sir Arthur Conan Doyle oleh Mortimer Menpes (commons.wikimedia.org)

Arthur Conan Doyle adalah seorang penulis yang sangat produktif. The Arthur Conan Doyle Encyclopedia, mengungkapkan bahwa ia telah menghasilkan lebih dari 300 cerita pendek dan novel, serta lebih dari 1.200 esai dan artikel nonfiksi. Banyak di antaranya tentang spiritualisme.

Setelah bertahun-tahun menulis karakter terkenal, Conan Doyle sudah tidak tertarik dengan cerita kriminal, dan protagonis rasionalisnya. Dalam episode "The Final Problem," Sherlock Holmes terbunuh saat menangani sebuah kasus.

Akibatnya, penggemar Sherlock Holmes menulis surat kemarahan mereka kepada Conan Doyle. Pada tahun 1901, Conan Doyle mengembalikan detektif tersebut dan menulis kembali cerita Sherlock Holmes. 

Conan Doyle sempat menyatakan bahwa dia akan dengan senang hati melepaskan karier sastranya jika banyak orang yang percaya pada spiritualisme. Pada tahun 1926, Doyle menerbitkan sebuah buku berjudul "The History of Spiritualism," di mana ia menggambarkan bahwa gerakan itu sangat penting dalam sejarah dunia sejak kedatangan Kristus.

 

Arthur Conan Doyle dan obsesinya pada hal supernatural mungkin tampak seperti kebalikan dari detektif Sherlock Holmes yang logis dan rasional. Jadi, bagaimana, nih, pendapatmu dengan kepercayaan penulis yang satu ini?

Baca Juga: 5 Fakta Sir Arthur Conan Doyle: Pencipta Detektif Sherlock Holmes

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Albin Sayyid Agnar

Berita Terkini Lainnya