Mausoleum di Halicarnassus, Makam Fantastis Peradaban Kuno

Makam ini dibuat oleh Ratu Artemisia untuk mendiang suaminya

Kata "mausoleum", kata benda yang berarti "sebuah bangunan, terutama yang besar dan megah, yang menampung makam," berasal dari Mausolus, yang merupakan penguasa kota Halicarnassus (Halikarnassos) di tempat yang sekarang disebut Turki selatan. Di teluk kota, tempat bertemunya Laut Tengah dengan Laut Aegea.

Istrinya, Artemisia II dari Karia, membuat sebuah makam megah untuk mendiang suaminya pada tahun 353 SM. Makam di Halicarnassus akhirnya menjadi sangat terkenal dan menjadi salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno.

Mausoleum berdiri selama berabad-abad sebelum gempa bumi akhirnya menghancurkan tiang-tiang dan beberapa patungnya. Lalu, para penjarah membawa reruntuhan batunya. Sekarang, hanya fondasi struktur yang tersisa. Para arkeolog dan profesor mulai mempelajari sisa-sisa Mausoleum pada 1800-an. Yuk, kita ulas sejarah yang sangat kuno ini!

1. Asal usul Halicarnassus

Mausoleum di Halicarnassus, Makam Fantastis Peradaban KunoPeta situs kuno Halicarnassus (Halikarnassós) di Bodrum di Asia Kecil (Turki) digambar pada latar belakang kartografi tahun 1914. (commons.wikimedia.org/Wagner dan Debes)

Halicarnassus memiliki sejarah yang sangat panjang dan terperinci, terutama itu adalah kota Yunani, yang kemungkinan didirikan oleh Dorian dari Peloponnese pada abad ke-10 atau ke-11 ketika penduduk Yunani mendiami tanah itu. Salah satu legenda kota menyatakan bahwa Halikarnassos didirikan hanya 17 tahun setelah perang Troya, tulis Livius.

Sebuah prasasti antara 650 hingga 400 SM mengacu pada Salmacis di dekatnya yang terpisah dari bagian kota lainnya, yang menyiratkan bahwa bangsa Karia dan Yunani hidup secara mandiri. Jejak tembok kota asli telah ditemukan di timur laut tembok kota pada abad ke-4. Sisa-sisa kuil dewi Yunani Athena juga telah ditemukan. Kemungkinan pemukim awal Halicarnassus berbicara dengan dialek Ionia.

Halicarnassus adalah bagian dari berbagai kerajaan selama berabad-abad. Sekitar 400 SM, Halicarnassus termasuk dalam satrapi Karia. Itu diperintah oleh dinasti Hecatomnid, atau penguasa Hecatomnus dan putranya Mausolus. Hecatomnus diangkat ke posisi itu oleh Artaxerxes II, ungkap CNG Coins. Mausolus sangat bangga dengan warisan kota Yunani, dan membangunnya kembali sebagai ibu kotanya.

2. Rekonstruksi Halicarnassus

Mausoleum di Halicarnassus, Makam Fantastis Peradaban KunoTeater dan Akropolis di Halicarnassus (commons.wikimedia.org/Marco Prins)

Di bawah kekuasaan Mausolus, Halicarnassus menjadi kota besar. Secara khusus, infrastruktur dan arsitekturnya ditingkatkan. Melansir kabar World History Encyclopedia, Mausolus membangun armada, jalanan, dan kuil untuk kota. Dia juga membangun fasilitas publik, tembok sirkuit, dan galangan kapal rahasia serta kanal. Mausolus mungkin juga merancang sebuah kuil untuk Dewa Ares dan teater.

Mausolus sangat setia pada kekaisaran Akhemeniyah, dan membangun tembok yang lebih kuat untuk melawan serangan. Bagian-bagian tembok itu masih terlihat sampai sekarang.

Halicarnassus secara intrinsik terkait dengan sejarah. Sekitar waktu yang sama, Mausolus berpartisipasi dalam Pemberontakan Satraps. Meskipun pemberontakan dikalahkan, Mausolus mempertahankan posisinya sebagai raja. Dia juga diizinkan melakukan apa yang dia suka oleh Perisa, asalkan menjaga garnisun Persia di kota.

3. Asal muasal Mausolus di Halicarnassus 

Mausoleum di Halicarnassus, Makam Fantastis Peradaban KunoPatung Mausolus di British Museum (commons.wikimedia.org/shakko)

Mausolus meninggal pada 353 SM. Mausoleum di Halicarnassus adalah struktur pemakaman besar yang dibuat untuknya oleh istrinya, Artemisia. Dilansir laman Museum of Unnatural Mystery, Satyros dan Pytheos mendesain bentuk keseluruhannya, sementara Bryaxis, Leochares, Timotheus, dan Scopas dari Paros mengambil satu sisi desain persegi untuk menghiasnya. Scopas dari Paros juga bertanggung jawab untuk mengerjakan Kuil Artemis.

Seperti proyek besar lainnya, ada banyak pengrajin dan pekerja yang terlibat. Mausoleum pun termasuk campuran dari gaya Lycian, Yunani, dan Mesir.

Mausoleum dibangun di atas bukit yang menghadap Halicarnassus. Sebuah tangga yang dihiasi dengan patung singa mengarah ke peron. Struktur ini terbuat dari batu bata dan marmer. Atapnya berbentuk piramida dengan 24 tingkat anak tangga.

Patung-patung dengan bebas menutupi halaman dan Mausoleum, termasuk yang menunjukkan adegan aksi dari sejarah Yunani. Bagian paling atas termasuk patung Artemisia dan Mausolus yang ditarik dengan kereta oleh empat kuda, dikerjakan oleh Pytheos. Ketika Artemisia meninggal dua tahun setelah suaminya, makam itu belum selesai, tetapi keduanya dimakamkan di sana.

4. Mausoleum di Halicarnassus dianggap sebagai Tujuh Keajaiban Dunia Kuno

Mausoleum di Halicarnassus, Makam Fantastis Peradaban KunoMausoleum, makam Mausolus di Halicarnassus (commons.m.wikimedia.org/Philip Galle)

Mausoleum dinyatakan sebagai salah satu keajaiban dunia kuno karena keindahan konstruksinya. Konsep itu kemungkinan ditiru untuk makam Alexander Agung dan Mausoleum Belevi. Satyros dan Pytheos, yang merupakan pematung, menulis sebuah buku tentang pengalaman itu. Lalu, Pliny the Elder menulis kembali tentang buku mereka, di mana sebagian besar sejarawan menemukan seperti apa sebenarnya Mausoleum itu.

Terinspirasi oleh arsitektur Anatolia dan Yunani, Mausoleum sangat besar, dan pahatannya sangat rumit, sehingga masuk dalam daftar keajaiban kuno. Dikutip laman World History, oleh sebab itu, makam tersebut diberi nama "mausoleum," yang berarti monumen pemakaman besar.

Baca Juga: Ditelan Bumi, 5 Peradaban Kuno yang Hilang di Afrika Barat

5. Mausoleum di Halicarnassus bertahan dalam banyak serangan kecuali gemba bumi

Mausoleum di Halicarnassus, Makam Fantastis Peradaban Kunoilustrasi ukiran berwarna makam Mausolus di Halicarnassus (commons.wikimedia.org/Robert von. Spalart)

Mausoleum di Halicarnassus bertahan dari pengaruh perang dan waktu selama berabad-abad. Makam itu tidak rusak ketika Alexander Agung menyerang kota itu pada tahun 334 SM, hanya beberapa tahun setelah selesai dibangun, dan juga setelah bajak laut menyerang daerah itu pada tahun 62 dan 58 SM.

Mausoleum berdiri di atas kota Halicarnassus, yang akhirnya disebut Bodrum di Turki. Selama 17 abad, ia tidak mengalami kerusakan serius. Namun, gempa bumi di abad ke-13 akhirnya menghancurkan tiang-tiang tersebut. Banyak patung dan reruntuhan lainnya berserakan di sekitar area itu.

Pada tahun 1404, hanya dasar makam yang dapat dikenali, tetapi itu pun dalam keadaan rusak. Para penjarah datang ke daerah itu, dan saat melihat monumen yang hancur, mereka mulai mengambil batu-batu tersebut.

6. Puing-puing Mausoleum di Halicarnassus dijarah 

Mausoleum di Halicarnassus, Makam Fantastis Peradaban KunoReruntuhan Mausoleum Halicarnassus, dibangun untuk Mausolus pada pertengahan abad ke-4 SM di Halicarnassus di Caria, Bodrum, Turki. (commons.wikimedia.org/Carole Raddato)

Pada 1400-an, tentara salib mulai tinggal di Bodrum, dan mendaur ulang batu Mausoleum menjadi proyek mereka sendiri. Marmer makam, misalnya, digunakan di dinding kastil Bodrum dan masih dapat dilihat sampai sekarang. St. John dari Malta menginvasi wilayah tersebut pada awal abad ke-15 dan mengambil beberapa patung juga, untuk dipajang di dinding kastil mereka. Setelah itu, para ksatria menggiling sisa patung menjadi kapur untuk plester.

Pada pertengahan 1500-an, setiap blok Mausoleum yang tersisa telah digunakan untuk konstruksi lain. Di beberapa titik sebelum atau selama abad ke-15, makam telah dijarah, mayat Mausolus dan Artemisia hilang. Duta Besar Inggris juga memiliki patung-patung tertentu saat ini (kebanyakan fragmen patung dan potongan dekorasi yang menunjukkan pertempuran antara Yunani dan Amazon), yang sekarang dipajang di British Museum. 

7. Beberapa arkeolog mempelajari sisa-sisa peninggalan Mausoleum

Mausoleum di Halicarnassus, Makam Fantastis Peradaban Kunoruangan Mausoleum Halicarnassus di British Museum (commons.wikimedia.org/British Museum)

Pada tahun 1846, arkeolog Charles Thomas Newton mempelajari lebih lanjut sisa-sisa reruntuhan. Dia mulai mencari Mausoleum dengan mempelajari tulisan Pliny the Elder untuk menemukan perkiraan lokasi makam. Newton menggali terowongan untuk menyelidiki lebih lanjut tanah di dekatnya, dan akhirnya menemukan tangga, dinding, dan tiga sudut fondasi Mausoleum, tulis Bodrum Pages.

Sekarang dia tahu lokasi makamnya, dan Newton membeli sebidang tanah tersebut. Dia menggali situs itu dan menemukan bagian relief pahatan, bagian atap, dan patung roda kereta pecah yang telah jatuh berabad-abad sebelumnya. Newton juga menemukan patung Artemisia dan Mausolus yang pernah berdiri di atas atap. Mereka diangkut ke British Museum, dan sekarang berdiri di Ruang Mausoleum. Newton menggambarkan pencariannya itu dalam karyanya "Travels and Discoveries in the Levant."

Dari tahun 1966 hingga 1977, Kristian Jeppesen dari Universitas Denmark Selatan menggali situs tersebut. Timnya menemukan sepotong dekorasi yang tidak ditemukan Newton. Menurut University of Southern Denmark, tim menggunakan bukti fisik ditambah deskripsi penulis kuno untuk membuat rekonstruksi makam.

8. Kota Bodrum saat ini

Mausoleum di Halicarnassus, Makam Fantastis Peradaban Kunokota Bodrum (commons.wikimedia.org/HALUK COMERTEL)

Sebelumnya, kota perdagangan besar Halicarnassus adalah situs Mausoleum. Jalan utama Halicarnassus ketika Mausoleum dibangun masih menjadi jalan utama Bodrum saat ini.

Bodrum menjadi tujuan wisata karena beberapa alasan, termasuk sejarah dan pantainya. Dikenal sebagai "tanah biru abadi", teluk Bodrum adalah tempat bertemunya Laut Mediterania dan Laut Aegea. Sisa-sisa Mausoleum di Halicarnassus dan Kastil Bodrum menjadi tempat wisata dengan beberapa pantai Bodrum karena statusnya sebagai kota pantai yang indah, tulis Bodrum Travel Guide.

Bodrum juga dikenal memiliki museum arkeologi bawah air. Kota ini memiliki beberapa galangan kapal dengan kapal pesiar yang dibangun secara tradisional dan metodenya sudah ada sejak berabad-abad yang lalu.

Nama "Bodrum" berasal dari nama kota lainnya, "Petronium," yang diperoleh setelah St. John mengambil alih kota pada abad ke-15.

Karya seni yang hebat tidak dapat menghentikan aliran waktu atau murka alam. Sisa-sisa Mausoleum adalah tautan sejarah yang sangat kuno. Keajaiban peradaban kuno tersebut adalah monumen yang mengesankan banyak orang dengan ambisi arsitekturalnya, keindahannya, dan seninya dengan sedemikian rupa sehingga reputasi struktur tumbuh dengan sendirinya.

Baca Juga: Penemuan Makam Kuno di 16 Ilir Dipastikan Berusia 1 Abad

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya