Paling Keras di Sejarah AS, 11 Fakta Pembantaian Sungai Beruang

Penduduk asli Amerika mengalami pukulan besar

Sejarah hubungan antara pemerintah Amerika Serikat dan suku-suku asli Amerika tidak pernah bagus, dan mirisnya, hal ini sudah terjadi selama berabad-abad. Namun, pernahkah kalian mendengar tentang pembantaian penduduk asli Amerika yang paling mematikan sepanjang sejarah AS?

Peristiwa ini di mulai pada musim dingin tahun 1863, pertumpahan darah terjadi di dekat Preston, Idaho (yang pada waktu itu merupakan bagian dari wilayah Utah). Pembantaian ini meninggalkan tubuh yang berserakan di tanah, dibiarkan di makan satwa liar dan ditinggalkan begitu saja, sampai-sampai, dalam beberapa dekade sejak itu, para petani mulai menemukan sisa-sisa kerangka manusia saat membajak ladang mereka.

Tragedi ini dikenal sebagai Pembantaian Sungai Beruang, dan tidak ada bandingannya dalam sejarah Amerika. Berikut adalah fakta-faktanya.

1. Ketegangan antara Penduduk Asli Amerika dan pemukim Amerika

Paling Keras di Sejarah AS, 11 Fakta Pembantaian Sungai BeruangIlustrasi Joseph Smith bertemu dengan orang Indian di Nauvoo, Illinois setempat. (commons.wikimedia.org/William Armitage)

History menjelaskan bahwa suku asli Amerika yang bersekutu dengan pemukim Inggris dan Prancis, diseret ke dalam perang dan politik mereka, meskipun itu tidak pernah menguntungkan mereka.

Pada abad ke-19 muncul gagasan ekspansi, mendorong perbatasan AS lebih jauh untuk membangun sebuah negara — gagasan yang dikenal sebagai Manifest Destiny. Ambisi itu membawa pemukim Amerika menyentuh wilayah suku-suku asli Amerika.

Otonomi penduduk asli Amerika perlahan-lahan dipangkas, seperti halnya tanah mereka. Pemerintah AS menolak untuk mengakui suku Pribumi sebagai negara merdeka yang layak. Sebaliknya, mereka justru menjadi sasaran kebijakan seperti Undang-Undang Penghapusan Indian di bawah pemerintahan Presiden Andrew Jackson, yang mengusir mereka dari tanah mereka sendiri.

Tidak sedikit penduduk asli Amerika yang mencoba berjuang untuk mempertahankan atau memulihkan tanah dan hak mereka, sayangnya, mereka harus menghadapi kekalahan dan sejarah panjang pertumpahan darah itu sendiri.

2. Masalah antara suku Northwestern Shoshone dan pemukim Utah

Paling Keras di Sejarah AS, 11 Fakta Pembantaian Sungai Beruangilustrasi suku Shoshones dan para pemukim (commons.wikimedia.org/Internet Archive Book Images)

Penduduk asli Shoshone dibiarkan kelaparan dan melarat, pemerintah sama sekali tidak mampu atau tidak mau melakukan apa pun, yang memaksa suku Shoshone mencuri kuda dari pemukim dan mencuri ternak mereka untuk di makan.

Sebuah laporan dari Departemen Dalam Negeri juga menyebutkan bahwa Kepala Suku Bear Hunter dari Northwestern Shoshone diduga menyandera seorang anak laki-laki kulit putih, dan konfrontasi berdarah antara tentara dan beberapa suku Shoshone pada akhir 1862 membuat penduduk asli Amerika melakukan balas dendam pada Januari 1863. Suku Shoshone sendiri dituduh melakukan serangan terhadap sekelompok penambang Mormon.

Di luar itu, Mae Parry, salah satu tetua suku, mengatakan bahwa pencurian itu dilakukan oleh kelompok "pembuat onar", dan suku Northwestern Shoshone sendiri tidak bertanggung jawab atas tindakan tersebut, lapor Indian Country Today. Namun, para pemukim menganggap bahwa semua penduduk asli Amerika sama saja.

3. Tentara AS di terjunkan untuk mengatasi suku Shoshone 

Paling Keras di Sejarah AS, 11 Fakta Pembantaian Sungai Beruangpotret Jenderal Patrick E. Connor (commons.wikimedia.org/Civil War Glass Negatives)

Berita tentang meningkatnya kerusuhan di Utah menyebar, membuat pemerintah AS mengirim pasukan untuk menangani situasi di Utah. Dikutip laman KUER, banyak dari tentara ini sebenarnya ditugaskan untuk berperang dalam Perang Saudara, tetapi mereka terjebak di wilayah Barat tanpa tujuan.

Pemimpin mereka, Kolonel Patrick Edward Connor, ditugaskan ke pos di Barat. Sangat kebetulan karena dia tidak menyukai suku-suku asli Amerika, menjadikannya kandidat yang sempurna untuk situasi seperti ini (meskipun Kepala Sagwitch Shoshone ingin berdamai).

4. Tentara AS berbaris di Sungai Beruang

Paling Keras di Sejarah AS, 11 Fakta Pembantaian Sungai BeruangIlustrasi pasukan AS saat melewati Celah Cumberland pada bulan September 1863 selama Perang Saudara Amerika. (commons.wikimedia.org/Sgt. Brennan)

Pada tanggal 29 Januari 1863, Kolonel Patrick Edward Connor berhasil mengumpulkan sekitar 200 tentara sukarelawan dari California — dibantu oleh milisi Utah Brigham Young, dan mulai menggiring mereka menuju desa Shoshone, seperti yang dilaporkan Legends of America. Dalam perjalanannya, mereka menyebarkan informasi yang salah tentang apa yang sedang terjadi.

Pagi itu, para prajurit tiba di Sungai Beruang. Suku Shoshone bersembunyi untuk mempertahankan rumah mereka, bahkan berhasil menangkis serangan awal. Akan tetapi, Connor menggunakan kavaleri untuk mengapit mereka dan berhasil menembus barisan. Akibatnya, lebih dari 250 penduduk asli Amerika tewas, termasuk salah satu suku kepala Shoshone, dan 160 suku Shoshone ditangkap. Sementara itu, hanya 14 orang tentara AS yang tewas dan lebih dari 50 terluka.

5. Pembantaian Sungai Beruang 

Paling Keras di Sejarah AS, 11 Fakta Pembantaian Sungai BeruangIlustrasi Custer dan Kavaleri ke-7 menyerang perkemahan penduduk asli Amerika (Cheyenne) di Sungai Washita, Oklahoma. (commons.wikimedia.org/Unknown artist)

Pembantaian Sungai Beruang terkenal karena banyaknya korban penduduk asli Amerika. Ini adalah pembantaian yang paling kejam. Mereka juga terlibat pertarungan tangan kosong. Beberapa suku Shoshone mencoba melarikan diri dengan melompat ke sungai, tapi mereka ditembaki oleh tentara AS.

Ketua Bear Hunter ditangkap oleh para prajurit. Dia mengalami kekerasan seperti dicambuk, ditendang, dan ditembak. Ia pun tewas dibunuh dengan bayonet panas yang ditancapkan di kepalanya. Parahnya lagi, keluarganya harus menyaksikannya dari tempat persembunyian mereka.

Akan tetapi, kengerian tidak berakhir dengan pertempuran. Beberapa tentara mengejar dan menyerang para perempuan, dan anak-anak yang terluka dibunuh dengan cara dibenturkan kepalanya. Kekejaman itu dilakukan untuk menghemat amunisi.

Baca Juga: 5 Fakta Pembantaian Keji di Bucha, Diduga Dilakukan Tentara Rusia

6. Bertahan hidup dalam Pembantaian Sungai Beruang 

Paling Keras di Sejarah AS, 11 Fakta Pembantaian Sungai BeruangIlustrasi pertikaian para pionir antara Alleghenies dan Mississippi di republik Texas (1902). (commons.wikimedia.org/Internet Archive Book Images)

Putra-putra kepala suku Sagwitch mengalami nasib buruknya sendiri, dilansir laman Indian Country Today, salah satu putra yang lebih muda, Yeager, berlari melintasi medan perang, dan berhasil menghindari peluru yang berterbangan ke arahnya. Dia juga bersembunyi di antara mayat, berpura-pura mati. Menunggu di sana selama berjam-jam. Soquitch, salah satu putra Sagwitch yang lebih tua, juga berhasil selamat dari pertempuran, melarikan diri dengan menunggang kuda, tetapi kekasihnya tertembak.

Banyak yang mencoba melarikan diri. Para ibu melompat ke sungai yang membeku sambil membawa bayi mereka, namun harus tenggelam. Beberapa bersembunyi di sungai itu sendiri, di bawah es atau semak-semak.

Bertahun-tahun kemudian, Darren Parry, anggota dewan Northwestern Band of the Shoshone Nation, mengatakan bahwa neneknya menceritakan bagaimana para penyintas pembantaian masih bisa mendengar tangisan anak-anak mereka yang tewas.

7. Jumlah korban jiwa

Paling Keras di Sejarah AS, 11 Fakta Pembantaian Sungai Beruangilustrasi pertempuran pertama dengan Iroquois (commons.wikimedia.org/Internet Archive Book Images)

Seperti yang dijelaskan All That's Interesting, laporan Angkatan Darat AS mendokumentasikan peristiwa yang terjadi di Sungai Beruang, atau yang disebut suku Shoshone sebagai "Pembantaian Boa Ogoi" (nama Shoshone untuk sungai tersebut), melaporkan bahwa jumlah korban mencapai 224.

Sebagian besar perkiraan modern memperkirakan 250 sampai 400 korban jiwa, tetapi peneliti dari Denmark mengatakan ada 493 orang yang tewas.

8. Pemukim Mormon memberikan kehidupan baru bagi suku-suku asli yang selamat

Paling Keras di Sejarah AS, 11 Fakta Pembantaian Sungai BeruangShoshone Indian di Ft. Washakie, reservasi Indian Wyoming. (commons.wikimedia.org/U.S. Army Signal Corps)

Pembantaian Sungai Beruang terjadi di Utah sekitar pertengahan abad ke-19, sekitar waktu yang sama ketika pemukim Mormon mulai menetap di sana. Pemukim Mormon juga mengambil andil dalam pembantaian tersebut. Gubernur Wilayah Utah saat itu, Brigham Young juga memberikan kontribusi tentara untuk pasukan Kolonel Patrick Edward Connor.

Kedua kelompok itu bekerja sama, memperdagangkan persediaan dan pengetahuan. Young juga menerapkan kebijakan dengan memberi makan penduduk asli Amerika sebagai upaya untuk menjaga perdamaian, daripada memerangi mereka.

Setelah pembantaian itu, 150 orang yang selamat, yang dipimpin oleh Kepala suku Sagwitch, meminta bantuan pemukim Mormon, dan penduduk asli Amerika diberikan sebuah peternakan dan diajari teknik bertani. Suku-suku yang selamat juga menjadi anggota gereja Mormon, yang nantinya akan membantu keturunan mereka membeli kembali tanah itu.

9. Situs Pembantaian Sungai Beruang sulit ditemukan

Paling Keras di Sejarah AS, 11 Fakta Pembantaian Sungai BeruangSungai Beruang (commons.wikimedia.org/USFWS Mountain-Prairie/Ivy Allen)

Tempat Pembantaian Sungai Beruang hampir sepenuhnya hilang dari waktu ke waktu. Generasi mendatang dari suku Shoshone Barat Laut tahu bahwa nenek moyang mereka dulu tinggal di lembah.

Kenneth dan Molly Cannon, arkeolog yang bekerja di Utah State University, mencoba menemukan lokasi yang tepat dari pertempuran, tapi mereka sulit menemukan artefak dari pertempuran itu sendiri, seperti peluru, sisa-sisa mayat, sisa-sisa rumah, dan sejenisnya.

Penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa mungkin telah terjadi pergeseran, Sungai Beruang mungkin berada 450 meter di selatan, tempat ia berada pada pertengahan abad ke-19. Proses yang sama mungkin juga mengubur lokasi pembantaian di bawah endapan selama bertahun-tahun.

10. Sejarah tidak sungguh-sungguh mengingat Pembantaian Sungai Beruang

Paling Keras di Sejarah AS, 11 Fakta Pembantaian Sungai BeruangSuku Shoshones (commons.wikimedia.org/Internet Archive Book Images)

Pembantaian Sungai Beruang terjadi pada tahun 1863, tepat di tengah-tengah Perang Saudara AS. Pada saat itu, banyak orang yang tidak memperhatikan apa yang terjadi di wilayah barat. Perhatian mereka hanya tertuju ke timur. Selain itu, Pembantaian Sungai Beruang sering kali tidak dimasukkan dalam daftar pembantaian penduduk asli Amerika yang paling berdarah dan paling penting.

Bahkan media lokal saat itu tidak meliput berita tersebut, dan segelintir surat kabar yang berbasis di Utah dan California juga tidak menerbitkan laporan apa pun terkait pembantaian penduduk asli ini. Kemungkinan besar, Pembantaian penduduk asli Amerika memang dibiarkan hilang dan tidak diingat.

11. Ada upaya untuk mengingat apa yang terjadi di Sungai Beruang

Paling Keras di Sejarah AS, 11 Fakta Pembantaian Sungai BeruangDidirikan di dekat lokasi Pembantaian Sungai Beruang tahun 1863, monumen ini didedikasikan pada tanggal 5 September 1932. (commons.wikimedia.org/Beneathtimp)

Seiring waktu, monumen telah didirikan di situs untuk memperingati apa yang terjadi, yang paling awal didirikan pada tahun 1932. Meskipun monumen khusus ini menggambarkan pemukim Mormon sebagai penyelamat. Monumen lain juga didirikan pada tahun 1950-an, berdiri di dekat jalan. Pada 1990-an, National Park Service menambahkan serangkaian tanda ke daerah itu, menjelaskan peristiwa pembantaian tersebut.

Baru-baru ini, Shoshone Nation berhasil membeli sekitar 550 hektar tanah di mana tempat pembantaian terjadi, dengan tujuan untuk membangun pusat interpretif untuk membagi ilmu dan informasi tentang leluhur mereka. Sebuah artikel dari Utah State University juga menyebutkan bahwa Boa Ogoi Development and Interpretive Center akan mencakup pemulihan habitat alami tanah tersebut — menanam pohon willow, dan memperkenalkan kembali spesies asli.

Meskipun menjadi pembantaian terburuk penduduk asli Amerika dalam sejarah AS. Sayangnya, fakta ini tidak benar-benar dibicarakan di mana pun, dan berlalunya waktu telah menyembunyikannya dari kita.

Baca Juga: 6 Fakta Pembantaian Massal di Tebingtinggi, Lebih 2.000 Orang Tewas

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya