Dari Mana Kreativitas Berasal? Begini Penjelasan Ahli!

Benarkah kreativitas hanya sebatas seni?

Saat kalian menilai bahwa orang itu 'kreatif', apa hal pertama yang muncul di benak kalian? Bakat seninya? Nah, bagaimana tepatnya kita mendefinisikan kreativitas, dan apa penyebabnya? Kata "kreativitas" terkadang dikaitkan dengan hal-hal yang aneh, artistik, dan semi-praktis, seperti membuat kerajinan dari barang-barang bekas.

Apakah yang disebut seni "teringgi", adalah sesuatu yang tidak bisa dilakukan kebanyakan orang? Seperti penemu Thomas Edison, novelis terkenal, seniman unik, atau mereka yang pertama kali bertani dan menghasilkan bahan makanan ketimbang mencari makan di hutan belantara yang ekstrem?

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu mengungkapkan inti dari diskusi kita tentang kreativitas. Kemampuan, dorongan, waktu luang, sumber daya, dukungan, dan banyak lagi hal lainnya, untuk membuat seseorang atau sesuatu menjadi 'kreatif'.

1. Apa sebenarnya kreativitas?

Dari Mana Kreativitas Berasal? Begini Penjelasan Ahli!ilustrasi tulisan (pexels.com/Pixabay)

Berbicara tentang kreativitas, kita harus memahami apakah kreativitas itu adalah suatu karakter, atau tindakan? Lebih detailnya, apakah kreativitas itu bawaan sejak lahir, atau keterampilan yang bisa dipelajari? Jadi yang mana?

Contohnya, kembali ke manusia pertama yang membuat api dari batu. Jadi, kreativitas sebenarnya bergantung pada metode yang mapan untuk mengekspresikan pemecahan masalah secara kreatif.

2. Bagaimana kreativitas bekerja?

Dari Mana Kreativitas Berasal? Begini Penjelasan Ahli!ilustrasi kreativitas fotografer (unsplash.com/Ben Eaton)

Dr. Anna Abraham, ahli saraf dan profesor di University of Georgia, mengatakan kepada Scientific American, bahwa ada dua elemen yang jadi pusat kreativitas. Pertama adalah ide yang orisinal, tak biasa, atau baru. Elemen kedua adalah bahwa ide-ide ini juga harus memuaskan, sesuai atau cocok dengan konteks yang dimaksud.

Susan Weinschenk, psikolog, konsultan, dan pendidik di University of Wisconsin, menjelaskan lebih lanjut tentang perbedaan kreativitas. Menurutnya, kreativitas bukanlah disiplin ilmu, atau semacamnya. Akan tetapi, modalitas: cara kreativitas terjadi dan dapat didefinisikan.

Pertama, manusia memiliki kreativitas deliberate cognitive dan deliberate emotional. Manusia akan menghasilkan inovasi baru dan intensif, lalu menggunakan data yang diketahui, seperti penemu atau ilmuwan. Setelah itu, manusia akan mengandalkan intuisinya menggunakan data yang diketahui. Kemudian, di sinilah manusia mendapatkan spontan-kognitif dan spontan-emosional.

Baca Juga: 5 Tips Mempertajam Kemampuan dalam Pengembangan Kreativitas

3. Perbedaan kreativitas 

Dari Mana Kreativitas Berasal? Begini Penjelasan Ahli!ilustrasi seorang laki-laki menggambar (unsplash.com/Ari He)

Dalam sebuah studi tentang PNAS (Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America), Roger Beaty, ilmu saraf kognitif di Universitas Harvard, mencoba menemukan apa yang sebenarnya terjadi secara neurologis ketika seseorang bertindak kreatif. Studi ini juga sangat penting untuk mengetahui bagaimana kekuatan bahasa, empati, kerja sama, analisis, dan banyak lagi dapat membantu membangun masa depan yang manusiawi.

Beaty berbicara tentang studinya di The Conversation. Studinya dimulai dengan tes divergent thinking, di mana peserta akan dilibatkan dengan beberapa benda sehari-hari. Peserta akan diberikan kaus kaki. Ada peserta yang hanya memakainya sebagai kaus kaki, menunjukkan bahwa kebiasaan dan minat pribadinya tidak mencerminkan sifat kreatif. Akan tetapi, ada juga peserta yang menggunakan kaus kaki untuk menyaring air. Peserta ini dianggap memiliki kebiasaan kreatif. Ada pula peserta yang menggunakan kaus kaki untuk menirukan hidung gajah. Hal tersebut mungkin terlihat kreatif dan lucu, tapi sayangnya tidak cocok dengan konteksnya.

Para peneliti juga menggunakan pemindaian fMRI untuk memetakan aliran darah ke bagian otak. Mereka yang memiliki kreativitas lebih tinggi memiliki koneksi yang lebih kuat antara tiga jaringan saraf: default (tempat terjadinya lamunan), kontrol eksekutif (konsentrasi terfokus), dan salience (peralihan di antara keduanya). Orang-orang kreatif memang 'terhubung' secara berbeda, dan dapat 'mengaktifkan bersama' jaringan yang biasanya tidak dapat bekerja bersama.

4. Ruang kebebasan vs. tekanan

Dari Mana Kreativitas Berasal? Begini Penjelasan Ahli!ilustrasi era Renaisans (pexels.com/Pixabay)

Tidak masalah seberapa alami kreativitas seseorang, atau berdasarkan neurologisnya, salah satu perdebatan terbesarnya adalah pada batasan vs. kebebasan. Banyak penelitian menyatakan bahwa masalah, kendala, keterbatasan, dan pembatasan justru dapat menghasilkan kreativitas.

Seperti yang dikatakan Harvard Business School, jika seseorang memiliki banyak kebebasan, orang itu justru akan sulit menghasilkan apa-apa, dan pastinya tidak produktif. Contohnya seperti seseorang yang memiliki banyak waktu luang seharian, yang hanya dihabiskan untuk menonton Netflix.

Kita juga dapat mengamatinya dalam periode sejarah tertentu, seperti sebelum lahirnya era Renaisans, yaitu abad pertengahan, di mana Eropa terjebak dalam masalah besar. Nah, ketika perubahan sosial terjadi, di sinilah manusia dapat menghasilkan inovasi yang hebat, dan ide-ide baru memicu ide-ide brilian yang terus berkembang.

5. Kecerdasan ganda, menciptakan kreativitas yang berbeda-beda 

Dari Mana Kreativitas Berasal? Begini Penjelasan Ahli!ilustrasi perempuan bermain piano (pexels.com/cottonbro)

Satu poin terakhir tentang kreativitas datang dari Dr. Howard Gardner, Profesor Kognisi dan Pendidikan di Harvard Graduate School of Education. Gardner menulis sebuah buku penting pada tahun 1983 berjudul Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences. Biasanya, ketika orang berbicara tentang kecerdasan, mereka mengacu pada Skala Kecerdasan Stanford-Binet (asal mula istilah IQ), awalnya dibuat pada tahun 1916, seperti yang dijelaskan oleh Science Direct. Ini adalah tes yang menghasilkan nilai numerik tunggal, seperti "100" untuk rata-rata.

Namun, Gardner juga menjelaskan tentang "kecerdasan ganda". Keseluruhannya berjumlah delapan: kecerdasan spasial (memahami ruang dan pola), kecerdasan kinestetik-jasmani (koordinasi fisik dan kesadaran tubuh), kecerdasan musikal, kecerdasan linguistik, kecerdasan logis-matematis, kecerdasan interpersonal (memahami orang lain), kecerdasan intrapersonal (pemahaman diri sendiri), dan kecerdasan naturalistik (ahli botani).

Kategori-kategori ini masuk dalam lingkaran psikologis, dan berhubungan dengan kreativitas dimasing-masing bidangnya. Tentu saja, hal ini tidak terlepas dari ketekunan seseorang mengasah kemampuannya tersebut.

Kesimpulannya, proses kreatif berbeda-beda bagi setiap orang. Seperti yang dijelaskan oleh beberapa para ahli di atas.

Baca Juga: 5 Cara Ampuh Menemukan Ide Brilian, Kreativitas Tertantang!

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya