11 Peristiwa Kelam yang Pernah Terjadi di Korea Utara

Diwarnai kekerasan dan kepiluan

Ada banyak hal unik dan menegangkan tentang Korea Utara. Dari namanya (Republik Rakyat Demokratik Korea) hingga situs resmi sampai banyaknya laporan dan cerita yang diberitakan pers tentang kekuatan tak berperikemanusiaan yang dilakukan oleh para diktatornya, ancaman aneh terhadap musuh-musuhnya, dan pelanggaran aneh yang dilakukan oleh pejabat seniornya sendiri.

Sebenarnya, itu belum seberapa, lho. Di bawah pernyataan dan kejahatan, ada sebuah rezim totaliter yang menggunakan pembunuhan, penyiksaan, dan penculikan dalam skala besar. Belum lagi, penduduk Korea Utara berada di bawah garis kemiskinan.

Dilansir dari berbagai sumber, peristiwa berikut ini hanya merupakan sebagian kecil dari kejahatan terhadap kemanusiaan yang diketahui, yang diduga dilakukan oleh rezim Kim Jong Un.

1. Eksekusi dengan senjata anti-pesawat

https://www.youtube.com/embed/NEmF4KjNsBs

Businessinsider.com dalam laporannya tahun 2017 menuliskan bahwa eksekusi di DPRK kemungkinan sering terjadi tanpa sepengetahuan pengamat internasional. Contohnya jika terjadi di dalam kamp konsentrasi dan penjara negara - sulit untuk mengetahui berapa banyak yang dibunuh oleh rezim setiap tahunnya. Namun terkadang, eksekusi dilakukan untuk menjadi berita utama dunia.

Seperti kasus pada tahun 2016, menurut media Korea Selatan, pembersihan pejabat pemerintah yang dianggap sebagai ancaman bagi rezim menyebabkan penangkapan dan eksekusi dari dua menteri: Hwang Min, menteri pertanian, dan Ri Yong-jin, yang bekerja di kementerian pendidikan.

Yang membuat eksekusi ini menjadi begitu penting, karena Hwang dan Ri (yang belakangan disebut-sebut ketiduran dalam pertemuan dengan Kim Jong Un) dieksekusi oleh senjata antipesawat, kemungkinan sebagai unjuk kekuatan untuk menanamkan rasa takut pada pejabat pemerintah lainnya.

Menurut anggota parlemen Korea Selatan yang telah diberi pengarahan oleh dinas intelijen, lima orang juga terbunuh dengan metode ini pada awal 2017, yang akhirnya memberikan preseden yang menakutkan untuk pembunuhan di DPRK.

2. Eksekusi di muka umum

11 Peristiwa Kelam yang Pernah Terjadi di Korea Utaracsmonitor.com

Eksekusi yang tidak manusiawi tidak saja diperuntukkan bagi para petinggi di Korea Utara, warga biasa atau petani pun bisa mengalami hal yang sama. Seperti kasus pada tahun 2007, menurut Good Friends - sebuah organisasi bantuan yang berfokus pada DPRK - seorang manajer pabrik dari Suncheon dieksekusi karena menutupi fakta bahwa ayahnya adalah bagian dari pemerintahan pra-Kim. Dia juga dihukum karena menginvestasikan uang pribadi dan melakukan panggilan telepon internasional.

Tidak seperti kebanyakan orang, yang akan dieksekusi di kamp penjara, manajer pabrik itu malah dijadikan contoh, dieksekusi di sebuah stadion di kota kelahirannya. Laporan itu menyatakan bahwa 170.000 orang hadir untuk melihat eksekusi pria berusia 74 tahun itu.

Parahnya lagi, enam orang dilaporkan tewas ketika meninggalkan stadion karena membludaknya kerumunan yang saling berdesakan. Sementara itu, sejumlah pejabat "yang terkait" dengan insiden itu juga dipecat.

3. Nasib tentara Amerika di Korea Utara

11 Peristiwa Kelam yang Pernah Terjadi di Korea Utaralifedaily.com

Selama Perang Korea, seorang prajurit muda bernama Wayne Minard--yang bergabung menjadi tentara pada usia 17 tahun dan hanya bertugas selama dua tahun di militer--hilang setelah pasukan Cina menyerang pasukan AS di dekat Sungai Ch'ongch'on.

Menurut Defense POW / MIA Accounting Agency, Minard meninggal pada Februari 1951, hanya beberapa bulan kemudian karena kelaparan di kamp penjara musuh. Kematian Minard bukanlah anomali dalam Perang Korea, dan daftar pasukan yang hilang, banyak dari mereka yang kemungkinan dibunuh di kamp-kamp.

Namun yang paling mengejutkan adalah, jenazah Minard dikembalikan ke Amerika Serikat pada akhir 2016, lebih dari setengah abad kemudian. Bahkan pada tahun 2017, hampir 8.000 orang Amerika gugur dalam Perang Korea.

Penganiayaan tawanan perang oleh rezim, mengidentifikasikan bahwa banyak tentara yang ditangkap dan dibunuh, tidak pernah dikembalikan ke keluarga untuk dimakamkan dengan layak--dan kemungkinan besar tidak akan pernah terjadi.

Baca Juga: 12 Foto Terlarang Korea Utara Bocor di Internet

4. Para tentara yang mencuri hasil pertanian warga

11 Peristiwa Kelam yang Pernah Terjadi di Korea Utaratelegraph.co.uk

Kelaparan adalah momok yang membayangi banyak warga di Korea Utara, dan bantuan makanan telah lama menjadi bagian dari negosiasi dengan negara tersebut. Namun, pada musim panas 2017, masalah agak memburuk dengan penerapan perintah oleh rezim bagi tentara untuk menjarah pertanian warga demi memenuhi kebutuhan pokok para tentara. 

Telegraph.co.uk menuliskan, sebuah sumber Korea Utara mengatakan kepada media di Seoul bahwa tentara-tentara yang kekurangan gizi akibat kelelahan selama pelatihan, akhirnya diperintahkan untuk mencuri makanan demi memenuhi kebutuhan mereka. Yang mana menurut militer, perang bisa saja akan segera terjadi dengan Korea Selatan, Jepang, atau Amerika Serikat.

Akibatnya, para petani melawan militer untuk mempertahankan pertanian mereka, dan para prajurit sendiri menjual jagung curian di pasar-pasar di seluruh provinsi Ryanggang.

5. Sistem Songbun

https://www.youtube.com/embed/_MuOWKtUyng

Menurut Human Rights Watch,  Sistem songbun - "songbun" berarti "bahan" atau "latar belakang" adalah kasta identifikasi yang dibuat oleh pemerintah Korea Utara pada akhir 1960-an.

Ketika Kim Il-sung memperketat cengkeramannya di negara itu, ia menerapkan sistem tersebut sebagai upaya mengidentifikasi warga negara yang berpotensi mengancam rezim baru. Berdasarkan tindakan mereka sendiri dan tindakan orang tua mereka, lebih dari tiga juta warga digolongkan sebagai inti, goyah, atau musuh.

Jika seseorang dekat dengan Kim atau pernah menjadi pejuang perlawanan melawan Jepang, maka ia menjadi bagian dari kelas inti. Jika orang itu adalah seorang pemilik tanah, pengusaha, atau intelektual di bawah pemerintahan Jepang, maka ia bagian dari kelas musuh.

Kelas tersebut yang menentukan di mana seseorang diizinkan untuk tinggal, pekerjaan apa yang bisa di pegang, dan apakah orang itu memiliki kemungkinan untuk dianiaya oleh negara. Sistem songbun berantakan setelah terjadi krisis kelaparan pada 1990-an, yang akhirnya Korea Utara menyadari bahwa mereka dapat naik status sosial dengan menyuap pejabat pemerintah.

6. Layanan streaming televisi

https://www.youtube.com/embed/WnywgP7fBUE

Pemerintah Korea Utara berusaha untuk menanamkan rasa kesetiaan dan patriotisme kepada rakyatnya. Menurut Forbes, baru-baru ini, media pemerintah negara itu mengumumkan rencana untuk mengatur layanan streaming sendiri untuk televisi.

Layanan yang dikenal sebagai "Manbang" ini memungkinkan warga negara untuk menonton hingga lima saluran yang berbeda, yang di antaranya dokumenter dan berita yang pastinya telah disetujui dan disponsori oleh pemerintah. Terlepas dari klaim media pemerintah, banyak yang skeptis dengan keberadaan Manbang, sebagian besar karena tidak ada lagi ketersediaan internet di negara ini.

Baca Juga: 5 Fakta Kekuatan Militer Tempur Korea Utara, Tangguh Lho

7. Insiden pembunuhan kapak

11 Peristiwa Kelam yang Pernah Terjadi di Korea Utarawikipedia.org

Insiden pembunuhan kapak adalah salah satu peristiwa terkenal dalam sejarah hubungan antara Korea Utara dan Amerika Serikat. Pada 18 Agustus 1976, sekelompok tentara AS pergi ke Zona Demiliterisasi untuk menebang pohon poplar yang menghalangi pandangan "Bridge of No Return" melintasi DMZ. Dua petugas dalam kelompok itu dihabisi sampai tewas selama perjalanan oleh penjaga Korea Utara dari sebuah desa perjanjian antara kedua negara.

Tiga hari kemudian, dua peleton Pasukan Keamanan Bersama dikirim untuk menebang pohon itu untuk unjuk kekuatan melawan DPRK. Korea Utara merespons dengan mengirim hingga 200 pasukan bersenjata lengkap. Posisi senapan mesin disiapkan, pasukan ditempatkan dalam keadaan siaga, dan pangkalan angkatan udara di Jepang dalam keadaan siaga penuh.

Akhirnya, pohon itu ditebang tanpa konfrontasi lebih lanjut. Hari ini, yang tersisa dari pohon itu hanyalah tunggul--berdiri sebagai pengingat betapa mudahnya terjadi ketegangan antara kekuatan di DMZ. 

8. Lansia yang diminta untuk bunuh diri

https://www.youtube.com/embed/3Z9uxPGpPdo

Dalam beberapa tahun terakhir, berkat obat-obatan yang lebih mahal, kelaparan yang meningkat, dan sikap apatis terhadap para orang tua, banyak keluarga Korea Utara menekan anggota keluarga mereka yang sudah lansia untuk bunuh diri. Ya, memang terdengar gila, tapi ini fakta. 

Menurut Radio Free Asia, yang mengutip sebuah sumber di provinsi Hamgyong Utara, para lansia merasa kesulitan hidup di bawah sistem kesejahteraan yang tegang, terkadang mereka terpaksa meninggalkan rumah untuk menghindari konflik dengan anak-anak mereka.

Karena beban keuangan untuk merawat orang tua, banyak anak yang meminta orang tua mereka (beberapa di antaranya adalah veteran Perang Korea) untuk bunuh diri demi keluarga.

9. Kematian Otto Warmbier

https://www.youtube.com/embed/452xc8Sx95k

Dari beberapa warga Amerika yang ditahan oleh rezim Korea Utara saat berkunjung selama bertahun-tahun, menurut Guardian, kasus Otto Warmbier mungkin kasus yang paling terkenal dan juga mengerikan.

Di usia 22 tahun, ia ditahan di Korea Utara pada Januari 2016 karena diduga mencuri poster propaganda dari kamar hotelnya, tempat ia menginap saat traveling di negara itu. Warmbier adalah seorang mahasiswa di Universitas Virginia, ia dijatuhi hukuman 15 tahun kerja paksa dalam sebuah persidangan yang diduga memakan waktu kurang dari satu jam saja.

Pada 2017, Warmbier dikembalikan ke Amerika Serikat dalam keadaan yang tidak responsif, otaknya rusak berat. Dia tidak dapat berbicara, melihat, atau bereaksi terhadap perintah verbal.

Warmbier meninggal setelah setibanya di rumah. Meskipun ada protes dari rezim, diasumsikan bahwa ia mengalami pemukulan dan penyiksaan oleh Korea Utara. Sementara itu, tiga orang Amerika juga masih dipenjara di Korea Utara.  

10. Pulgasari

11 Peristiwa Kelam yang Pernah Terjadi di Korea Utaravanityfair.com

Dikutip dari vanityfair.com, bukan hal yang baru lagi bagi DPRK untuk mempekerjakan penculikan di luar perbatasannya demi mencapai tujuannya sendiri. Salah satu kasus penculikannya melibatkan Shin Sang Ok, seorang sutradara film Korea Selatan yang sangat terkenal.

Sebelumnya, istri Shin, seorang bintang film diculik oleh Korea Utara; Shin ditangkap saat berusaha melacak istrinya. Atas perintah Kim Jong-il, Shin dipaksa untuk memproduksi tujuh film yang dibintangi istrinya. Film yang paling terkenal adalah Pulgasari, film Godzilla di mana monster tituler bertarung dan mengalahkan kaisar jahat.

Film ini menjadi hits di Korea Utara dan membuat Kim terkesan. Ketika Shin dan istrinya diberikan izin untuk mengunjungi Wina karena "urusan bisnis," mereka melarikan diri ke kedutaan AS. Pulgasari akhirnya dilarang ditayangkan di teater Korea Utara tidak lama setelah itu. 

11. Penculikan warga Jepang

https://www.youtube.com/embed/BqjzU0aQYHQ

Selama tahun 1970-an dan 80-an, DPRK menculik setidaknya selusin warga Jepang dan membawa mereka ke Korea Utara. Kim Jong-il mengakui pada tahun 2002 bahwa penculikan itu meliputi seorang ahli kecantikan, anak sekolah, dan pasangan muda yang sedang berlibur di pantai. Delapan orang yang dinyatakan hilang telah meninggal, dengan empat diantaranya masih tinggal di Pyongyang.

Menurut rezim, para korban diculik agar mereka dapat mengajar Jepang ke mata-mata Korea Utara, dan untuk memberikan identitas palsu bagi mata-mata yang akan memasuki Korea Utara. Banyak yang menduga pemerintah Korea Utara telah membunuh setidaknya beberapa orang yang hilang, setelah desas-desus tentang penculikan muncul pada 1990-an. 

Itu dia 11 peristiwa kelam yang pernah terjadi di Korea Utara. Duh, semoga tidak ada lagi deh masalah besar di masa depan. 

Baca Juga: 7 Pesan Moral yang Bisa Diambil dari Pemerintahan Nazi

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya