Sengit! 13 Perseteruan Penulis dalam Sejarah Sastra

Saling mengkritik hingga merendahkan 

Perseteruan sastra telah ada selama ribuan tahun. Beberapa contoh tertua ada di Yunani kuno, ketika penulis drama seperti Aristophanes memasukkan karikatur parodik dari saingan sastranya. Selama berabad-abad, perseteruan sastra jauh lebih umum dan memanas dari sebelumnya berkat internet.

Perseteruan seperti ini juga menarik banyak perhatian karena penulis yang terlibat saling menghina dan menjatuhkan. Akan tetapi lebih dari itu, mungkin para pecinta buku menyadari bahwa opini publik dapat membentuk warisan seorang penulis, dan pertengkaran semacam itu mungkin menjadi faktor mengapa novel si penulis bisa dibaca hingga 100 tahun lamanya. Berikut adalah beberapa pertengkaran penulis paling sengit dalam sejarah.

1. Ernest Hemingway dan William Faulkner

Sengit! 13 Perseteruan Penulis dalam Sejarah Sastrapotret Ernest Hemingway (kiri) dan William Faulkner (commons.wikimedia.org/Look Magazinecommons.wikimedia.org/Carl Van Vechten)

Ernest Hemingway sangat percaya diri dengan kemampuannya sebagai seorang novelis. Hal ini tersirat ketika ia menulis surat kepada William Faulkner pada tahun 1947, Hemingway memujinya, tetapi juga memberikan banyak nasihat tentang penulisan dan mengumbar kesuksesannya dalam menulis. 

Akan tetapi, Faulkner menganggap kemampuan Hemingway biasa saja. Dalam pernyataannya dalam studi kuliahnya pada tahun 1947, Faulkner membuat daftar lima penulis terbesar yang masih hidup, dan menempatkan Hemingway di posisi keempat. Hal ini karena Hemingway dianggap tidak memiliki keberanian untuk keluar dari zona nyamannya, ungkap Britannica.

Terlepas dari keangkuhan Hemingway, Faulkner-lah yang memenangkan Hadiah Nobel pada tahun 1949, sementara Hemingway baru diakui pada tahun 1954.

2. Lillian Hellman dan Mary McCarthy

Sengit! 13 Perseteruan Penulis dalam Sejarah Sastrapotret Lillian Hellman (kiri) dan Mary McCarthy (commons.wikimedia.org/Hal Phyfecommons.wikimedia.org/Dick DeMarsico)

Pada tahun 1980, "The Dick Cavett Show" menjadi acara TV paling populer yang pernah didatangi bintang papan atas, mulai dari John Lennon hingga Salvador Dali. Pada tanggal 26 Januari tahun itu, Cavett kedatangan salah satu tamunya, yaitu penulis Mary McCarthy.

Ketika acara, Cavett bertanya kepada McCarthy, penulis mana yang menurutnya tidak berbakat tapi terkenal. McCarthy menjawab, Lillian Hellman, yang menurutnya adalah penulis yang suka dilebih-lebihkan, penulis yang buruk, dan penulis yang tidak jujur.

Akibatnya, produser dan McCarthy mendapatkan gugatan senilai seperempat juta dolar yang diajukan oleh Hellman atas pencemaran nama baik. Meskipun gugatan itu terus berlanjut, Hellman meninggal pada tahun 1984, dan pengaduan itu dicabut secara anumerta, lapor The New York Times.

3. Margaret Drabble dan A. S. Byatt

Sengit! 13 Perseteruan Penulis dalam Sejarah SastraMargaret Drabble (kiri) dan A.S. Byatt (commons.wikimedia.org/summonedbyfellscommons.wikimedia.org/Fred Ernst)

Mengutip laman The Guardian, orang tua kedua penulis bersaudara bernama Margaret Drabble dan A. S. Byatt berasal dari latar belakang kelas pekerja. Namun, mereka berdua berhasil masuk ke Universitas Cambridge yang terkenal.

Meskipun kakak perempuan Byatt, yaitu Drabble, sukses berkarier sebagai penulis, tetapi impian menjadi seorang penulis adalah cita-cita masa kecil Byatt. Drabble sendiri justru ingin menjadi aktris dan sebenarnya tidak ingin menjadi penulis, karena kebetulan saat itu dia sedang hamil dan tidak ada memiliki pekerjaan apa pun, jadi waktu senggangnya diisi untuk menulis.

Namun, kesuksesan pertama Drabble terjadi setelah ia mempublikasi novelnya tahun 1963, "A Summer Bird Cage", tiga tahun sebelum debut saudara perempuannya, Byatt. Sejak itu, keduanya selalu dibandingkan satu sama lain, membuat hubungan mereka renggang, seperti yang dijelaskan Slate.

4. Albert Camus dan Jean-Paul Sartre

Sengit! 13 Perseteruan Penulis dalam Sejarah Sastrapotret Albert Camus (kiri) dan Jean-Paul Sartre (commons.wikimedia.org/Studio Harcourtcommons.wikimedia.org/Brazilian National Archives)

Albert Camus dan Jean-Paul Sartre, awalnya menjalin persahabatan, tetapi justru berselisih di tahun 1952. Kedua intelektual itu pertama kali bertemu di Paris, selama pendudukan Jerman. Keduanya sudah terkenal, dan mereka saling membaca dan mengulas karya satu sama lain, menunjukkan rasa saling menghormati, sebagaimana yang dijelaskan University of Chicago Press.

Ketika Perang Dunia II berakhir dan Paris dibebaskan, persahabatan antara keduanya pun semakin erat. Baik Camus maupun Sartre berada di garda depan pemikiran modern. Mereka juga menjunjung tinggi kebebasan hak manusia dan keadilan sosial, menjadikan keduanya kawan filosofis dan politik.

Tetapi ketika kelompok kiri pascaperang terbelah antara komunisme dan sosialisme, Sartre dan Camus menyelaraskan diri dengan ideologinya masing-masing. Sementara itu, Camus mengungguli Sartre dalam hal popularitas dan kesuksesan, dia menawan dan tampan, dan novel-novelnya, terutama "The Plague," jauh lebih laris daripada novel-novel Sartre.

5. Sigmund Freud dan Carl Jung

Sengit! 13 Perseteruan Penulis dalam Sejarah SastraFoto di depan Clark University, baris depan: Sigmund Freud, G. Stanley Hall, Carl G. Jung, baris belakang: Abraham A. Brill, Ernest Jones, Sándor Ferenczi. (commons.wikimedia.org/Unknown author)

Sigmund Freud dan Carl Jung dikenang sebagai tokoh paling berpengaruh dalam cara kita memahami pikiran manusia. Banyak dari apa yang mereka tulis — seperti konsepsi Freud tentang pikiran sebagai id, ego, dan superego, dan keyakinan Jung bahwa imajinasi kita diisi oleh pemeran 'arketipe', nyatanya masih menjadi pusat diskusi tentang pikiran manusia dalam budaya populer.

Freud dan Jung pertama kali berkomunikasi melalui surat, sebelum akhirnya bertemu pada tahun 1907. Keduanya cocok, dan bahkan mengobrol sampai 13 jam lamanya. Jung menganggap Freud sebagai seorang mentor dan pembimbing yang cocok untuk pemikiran bebasnya, sementara Freud melihat Jung sebagai psikoanalisis yang dapat membantu mengatasi kritik antisemitisme bahwa kepercayaan Freud adalah kultus intelektual Yahudi, tulis laman Aeon.

Namun, pada tahun 1913, hubungan antara keduanya menjadi tegang, dan persahabatan mereka pecah dalam sebuah persaingan.

Baca Juga: 7 Penghargaan Paling Bergengsi di Dunia untuk Karya Sastra

6. John Keats dan Lord Byron 

Sengit! 13 Perseteruan Penulis dalam Sejarah SastraJohn Keats (kiri) dan Lord Byron (commons.wikimedia.org/William Hiltoncommons.wikimedia.org/Thomas Phillips)

Lord Byron dan John Keats diketahui tidak menyukai satu sama lain, sebagaimana dibuktikan oleh surat Keats pada September 1819 kepada saudaranya George, yang menyatakan perbedaan antara dia dan Lord Byron, dan menganggap bahwa dirinya jauh lebih unggul ketimbang Byron. Byron sendiri mengkritik Keats bahwa ia tidak cukup berbakat menjadi penulis dan menganggapnya sebagai orang yang menyedihkan, seperti yang dilansir The Guardian.

Meskipun pada awalnya perbedaan antara mereka bersifat puitis, tetapi persaingan mereka juga didorong oleh perbedaan kelas, karena Byron dan sebagian besar lingkaran aristokratnya menolak status sosial Keats dan menyebutnya "Cockney kecil". Keats secara pribadi mengakui bahwa Byron bisa terkenal karena latar belakang kelas atasnya, bukan karena bakatnya.

7. Zora Neale Huston dan Langston Hughes

Sengit! 13 Perseteruan Penulis dalam Sejarah SastraZora Neale Hurston (kiri) dan Hurston Hughes (commons.wikimedia.org/Malik Shabazz)

Salah satu perseteruan paling terkenal dalam surat-surat Amerika adalah antara Zora Neale Huston dan Langston Hughes. Dikutip The Time Literary Supplement, mereka pertama kali bertemu di New Orleans pada tahun 1925, dan pada tahun 1930 berkolaborasi dalam sebuah drama, "The Mule-Bone," sebuah adaptasi dari cerita pendek Hughes.

Namun, para kritikus setuju bahwa Hurston-lah yang memiliki kontribusi lebih, dalam drama itu. Akibatnya, terjadilah perseteruan. Namun, setelah perjuangan hukum yang panjang, disepakati bahwa pertunjukan drama itu dilarang sampai setelah meninggalnya kedua belah pihak.

8. Tibor Fischer dan Martin Amis

Sengit! 13 Perseteruan Penulis dalam Sejarah SastraTibor Fischer (kiri) dan Martin Amis (commons.wikimedia.org/Андрей Романенкоcommons.wikimedia.org/Javier Arce)

Martin Amis muncul sebagai kesayangan sastrawan Inggris berkat karya awalnya yang pedas, yaitu "Money" (1984). Pada awal 2000-an, para kritikus semakin kontroversi menyikapi kualitas novel Amis baru-baru ini, dan banyak yang menghujatnya terkait kemampuannya yang terlihat menurun.

Salah satunya adalah Tibor Fischer, ia adalah seorang novelis komik yang pada tahun 2003 mengecam novel terbaru Amis, "Yellow Dog," sebagai novel yang buruk.

Dilansir laman The Telegraph, Amis menyatakan tanggapannya dalam sebuah wawancara tak lama setelah ulasan itu diterbitkan, "Tibor Fischer adalah seorang bajingan. Oh, ya, dan keledai yang gemuk."

9. Bret Harte dan Mark Twain

Sengit! 13 Perseteruan Penulis dalam Sejarah Sastrapotret Bret Harte (kiri) dan Mark Twain (commons.wikimedia.org/Internet Archive Book Images)

Apresiasi dunia terhadap kejeniusan Mark Twain tumbuh dan berkembang di tahun-tahun sejak kematiannya, sampai pada abad ke-21, ia mendapatkan penghargaan komedi paling bergengsi di Amerika yang dinamai seperti namanya, ungkap The Kennedy Center.

Namun, Twain sempat berseteru dengan sesama penulis, Bret Harte. Awalnya, Harte dan Twain bersahabat. Mereka mulai mengerjakan sebuah drama, "Ah Sin," yang digambarkan oleh duo itu sebagai kritik terhadap gelombang retorika anti-Cina yang melanda kalangan pekerja Amerika pada tahun 1860-an.

Namun, mereka sering kali bentrok karena naskah mereka. Harte bahkan meninggalkan proyek sebelum pertunjukan dimulai. Hal ini membuat Twain sangat marah, dan ia melakukan kampanye kotor melawan mantan temannya, menulis secara anonim di surat kabar nasional dengan mempertanyakan moral Harte.

Twain bahkan terus mengungkit utang yang belum dibayar Harte — yang terjadi bertahun-tahun setelah kematian Harte, menurut jurnal The Bret Harte-Mark Twain Feud: An Inside Narrative yang diterbitakan tahun 1993.

10. D. H. Lawrence dan Norman Douglas

Sengit! 13 Perseteruan Penulis dalam Sejarah SastraD. H. Lawrence (kiri) dan Norman Douglas (commons.wikimedia.org/Unknown authorcommons.wikimedia.org/Carl Van Vechten)

Pada tahun 1920-an, novelis D. H. Lawrence dan Norman Douglas adalah teman dekat, yang tulisan-tulisannya menantang selera tradisional dan menyebabkan kegemparan di kalangan sastrawan Inggris. Tetapi kedua penulis itu berseteru setelah meninggalnya teman mereka, seorang pelancong dan jurnalis Amerika bernama Maurice Magnus.

Hal ini bermula ketika Lawrence diminta untuk menulis pengantar memoar terakhir untuk Magnus yang diterbitkan secara anumerta, "Memoirs of the Foreign Legion." Menurut jurnal Norman Douglas and D. H. Lawrence: A Sideshow In Modern Memoirs, yang diterbitkan tahun 1976, karya tersebut berbentuk narasi yang panjang, dan termasuk penggambaran terselubung namun sangat kritis tentang Douglas dan mendiang Magnus.

Sebagai tanggapan, Douglas menerbitkan pamflet, "DH Lawrence & Maurice Magnus: A Plea For Better Manners," yang dengan sengit menentang penggambaran Magnus, dan mengklaim bahwa Lawrence salah mengungkapkan hubungannya dengan Magnus. Pamflet Douglas membuat persahabatannya dengan Lawrence hancur berantakan.

11. Gore Vidal dan Norman Mailer

Sengit! 13 Perseteruan Penulis dalam Sejarah SastraGore Vidal (kiri) dan Norman Mailer (commons.wikimedia.org/Susmartcommons.wikimedia.org/Gotfryd, Bernard)

Gore Vidal dan Norman Mailer memiliki hubungan yang rumit. Buku-buku milik Vidal tidak populer seperti yang dimiliki Mailer, dan hubungan mereka mulai bermasalah karena tingginya ambisi dan persaingan di antara keduanya.

Pada tahun 1971, di tengah perdebatan sengit antara tokoh-tokoh publik Amerika tentang kebangkitan feminisme. Vidal menusuk Mailer dalam sebuah artikel yang membandingkan Vidal dengan Charles Manson, ia mengatakan bahwa mereka berdua memandang rendah kaum perempuan.

12. Arnold Bennett dan Virginia Woolf 

Sengit! 13 Perseteruan Penulis dalam Sejarah SastraArnold Bennett (kiri) dan Virginia Woolf (commons.wikimedia.org/Pirie MacDonaldcommons.wikimedia.org/George Charles Beresford)

Arnold Bennett adalah seorang penulis Inggris produktif, yang lahir pada tahun 1867, dan Virginia Woolf, seorang penulis modernis yang sangat terkenal. Dikutip Debating Modernism, Bennett mengkritik kekuatan karakterisasi Woolf dalam novelnya yang baru saja diterbitkan "Mrs. Dalloway."

Sebagaimana dicatat dalam jurnal The Whole Contention between Mr. Bennett and Mrs. Woolf, yang diterbitkan tahun 1967, ketenaran Bennett menang melampaui rekan-rekannya yang lebih muda, tetapi esai milik Woolf yang berjudul "Mr. Bennett dan Mrs. Brown", telah membunuh reputasi Bennett. Esai ini bahkan masih dipelajari secara luas. Woolf menerbitkan delapan buku yang secara tegas mengkritik Bennett, namun saat ini sudah tidak dicetak lagi.

13. Fyodor Dostoevsky, Ivan Turgenev, dan Leo Tolstoy

Sengit! 13 Perseteruan Penulis dalam Sejarah SastraBaris atas (dari kiri): Leo Tolstoy, Dmitry Grigorovich, baris bawah (dari kiri): Ivan Goncharov, Ivan Turgenev, Alexander Druzhinin, dan Alexander Ostrovsky. (commons.wikimedia.org/Sergey Lvovich Levitsky)

Pada abad ke-19, sastra Rusia berkembang pesat, tak heran jika pertengkaran yang dihasilkan sangat spektakuler. Dalam kasus Fyodor Dostoevsky, Ivan Turgenev, dan Leo Tolstoy, taruhannya tentu saja reputasi sastra mereka sendiri. 

Dalam sebuah surat tahun 1867 kepada seorang teman di mana ia membahas novel terbaru Turgenev, "Smoke," Dostoevsky mengatakan bahwa Turgenev adalah kaum liberal malang yang menyalahgunakan Rusia untuk mencari keuntungan, seperti yang dilaporkan Russia Beyond.

Dostoevsky juga berselisih dengan penulis muda Tolstoy mengenai masalah kebijakan luar negeri. Sementara itu, Turgenev justru menjalin persahabatan dengan Tolstoy, meskipun ada momen di mana mereka saling berselisih.

Perseteruan dalam dunia sastra memang terkadang tak terduga, apalagi jika mereka adalah penulis-penulis terkenal yang telah memiliki karya dan penggemarnya masing-masing, sungguh sangat mempengaruhi reputasi mereka, ya, kalau mereka tidak berhati-hati dalam menyikapi rival mereka.

Baca Juga: 12 Penulis Perempuan Kontemporer Terbaik, Punya Ciri Khas

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya