9 Kontroversi Membayangi Kehidupan Ratu Victoria

Apa benar cucu Ratu Victoria adalah Jack the Ripper?

Tinggal di istana, memerintah negara, dan memiliki penghasilan tetap seumur hidup adalah sebuah imbalan bagi mereka yang dilahirkan dalam keluarga kerajaan. Namun, semua itu tak selalu terlihat mudah.

Sejarah telah berulang kali menunjukkan bahwa orang-orang yang ditunjuk oleh Tuhan untuk memerintah sering kali memiliki karakter dan sifat yang buruk. Salah satu contohnya adalah Ratu Victoria. Yuk, kita menggali lebih dalam ke masa pemerintahan Ratu Victoria. 

1. Mungkinkah cucu Ratu Victoria adalah Jack the Ripper?

9 Kontroversi Membayangi Kehidupan Ratu Victoriapotret Pangeran Albert Victor dari Wales (commons.wikimedia.org/Alexander Bassano)

Dilansir laman History, ada teori bahwa cucu Victoria, Pangeran Albert Victor adalah Jack the Ripper. Eddy, sapaan akrabnya, dikabarkan tertular sifilis dari seorang pelacur di Hindia Barat. Saat itu penyakit menular seksual (PMS) tersebar luas dan tidak ada obat yang efektif seperti sekarang. Saat sifilis menyerang Eddy, pangeran playboy ini mulai membalas dendam dengan membunuh 'perempuan malam' di East End London.

All That's Interesting mengungkapkan teori lain bahwa Eddy diam-diam menghamili dan menikahi seorang gadis Katolik biasa dari Whitechapel yang berteman dengan para korban Jack the Ripper. Rupanya, untuk membungkam semua orang yang mengetahuinya, seorang "agen Keluarga Kerajaan" membunuh pelacur biasa yang mengetahui hubungan gelapnya. Dokter Victoria bernama William Gull yang diduga melakukan pembunuhan keji itu. Teori inilah yang juga menjadi gagasan novel grafis From Hell karya Alan Moore.

2. Irlandia menjuluki Ratu Victoria sebagai The Famine Queen 

9 Kontroversi Membayangi Kehidupan Ratu VictoriaIlustrasi kartun John Leech 'Justice to Ireland', yang memperlihatkan rakyat Irlandia dikendalikan oleh "Coercion Bill" Inggris selama Kelaparan Irlandia. (commons.wikimedia.org/John Leech)

Dalam pemerintahan Ratu Victoria, selama tujuh tahun lamanya, negara itu mengalami masa kelam dan penuh keputusasaan dalam sejarah Irlandia, yaitu Kelaparan Hebat. Kelaparan ini menewaskan satu juta orang, serta menyebabkan jutaan lainnya meninggalkan negara asal mereka dan beremigrasi ke wilayah yang jauh.

Melansir kabar Irish Central, sang Ratu menyumbangkan £ 2.000 atau setara Rp32 juta untuk membantu para korban kelaparan, tetapi saat Sultan Turki menawarkan bantuan senilai £10.000 atau setara Rp163 juta, dia diminta menguranginya menjadi di bawah £2.000 agar tidak menyinggung Yang Mulia Ratu.

Sejarawan menjelaskan bahwa Ratu Victoria tidak benar-benar berbelas kasih kepada rakyat Irlandia. Revolusioner Irlandia Maud Gonne bahkan menjuluki Ratu Victoria "The Famine Queen".

3. Upaya pembunuhan Ratu Victoria 

9 Kontroversi Membayangi Kehidupan Ratu Victoriamemorial patung Ratu Victoria (unsplash.com/Sven Doldersum)

Terlepas dari delapan upaya pembunuhan Ratu Victoria, faktanya ia selalu selamat. Hal inilah yang membuatnya sangat populer. Satu-satunya pembunuh yang melukai Ratu Victoria terjadi pada tahun 1850 ketika seorang mantan tentara bernama Robert Pate menyerangnya. Dia memukul kepala Ratu dengan tongkat berujung besi yang membuatnya memar dan babak belur tetapi masih hidup dan sanggup menendangnya. Ratu tetap memutuskan untuk tampil di depan umum dua jam kemudian.

Pate dihukum selama tujuh tahun di koloni hukuman Tasmania untuk merenungkan tindakannya. Calon pembunuh lainnya diasingkan, dipenjara, atau dibawa ke rumah sakit jiwa sesuai keinginan ratu.

4. Kolonialisme besar-besaran di bawah pemerintahan Ratu Victoria 

9 Kontroversi Membayangi Kehidupan Ratu VictoriaKarikatur Ratu Victoria dari Britania Raya, dan pemimpin dunia pada masa itu yang merebutkan wilayah jajahan. (commons.wikimedia.org/Henri Meyer)

Ratu Victoria memiliki seorang pelayan India bernama Abdul yang dia perlakukan mirip seperti hewan peliharaan yang eksotis. Hubungannya dengan Abdul memperlihatkan betapa progresifnya dia sebagai Ratu. Meskipun Ratu Victoria disebut Permaisuri India, dia tidak pernah menginjakkan kakinya di negara itu. Dia menganggap India sebagai tempat yang terpencil dan eksotis.

Pada puncaknya, wilayah Kekaisaran Inggris mencakup lebih dari 13 juta mil persegi atau seperempat populasi dunia. Akan tetapi, kebijakan kolonialisme Inggris menimbulkan kerusakan yang sangat parah. The Conversation melaporkan bahwa pada tahun 1876-1879 dan 1896-1902, 12 hingga 30 juta orang India meninggal karena kelaparan. Inggris sangat diuntungkan karena menjarah India. Al Jazeera melaporkan bahwa ekonom terkenal bernama Utsa Patnaik memperkirakan kolonial Inggris menghasilkan hampir 45 triliun dolar AS dari India atau setara Rp677 kuadriliun.

Anggota parlemen India, Shashi Tharoor, penulis Inglorious Empire: What the British Did to India, menyatakan bahwa Inggris mengeksploitasi India untuk menghemat revolusi industrinya. Selain itu, imperialisme Inggris menyebabkan kemiskinan, kelaparan, dan genosida yang meluas di berbagai wilayah jajahannya. Meskipun Ratu Victoria tidak memiliki suara dalam kebijakan pemerintah, dia adalah 'boneka'. Kerajaan Inggris akhirnya berkembang pesat karena menduduki banyak wilayah dunia.

5. Ratu Victoria adalah seorang ibu yang menyebalkan dan 'keras'

9 Kontroversi Membayangi Kehidupan Ratu Victorialukisan Ratu Victoria, Pangeran Albert, dan anak-anak mereka (commons.wikimedia.org/Franz Xaver Winterhalter)

Sebagai seorang anak, Victoria dipaksa untuk mengikuti "Sistem Kensington". Berdasarkan tulisan Biography, sistem itu dirancang oleh penasihat kerajaan ibunya, John Conroy. Aturan itu mengisolasi Victoria dari anak-anak lain dan dunia luar. Sistem itu memaksa Victoria untuk memegang tangan seseorang setiap kali dia menaiki tangga, dan dia disuruh berbagi kamar tidur dengan ibunya sampai dia menjadi ratu. Akibatnya, Victoria semakin membenci sistem represif ini dan ibunya sendiri.

Asuhannya yang sulit berdampak buruk pada hubungannya dengan anak-anaknya sendiri. Ratu Victoria adalah ibu yang sangat kritis dan omongannya pedas. Dia bahkan menyalahkan putranya Bertie atas kematian Pangeran Albert, yang meninggal karena demam tifoid saat mengunjungi putranya yang bermasalah di Cambridge.

Ratu Victoria juga tidak terlalu suka bayi atau kehamilan. Mengutip The New York Times, dia pernah memberi tahu putrinya kalau melahirkan itu adalah kekerasan terhadap rasa kesopanan. Akan tetapi, dokternya menyatakan bahwa Ratu Victoria sebenarnya menderita depresi pascamelahirkan akibat anaknya yang terlalu banyak.

Baca Juga: 9 Gelar Baru Anggota Kerajaan Inggris usai Kematian Ratu Elizabeth II

6. Ratu Victoria memiliki anak yang dijuluki The Playboy King

9 Kontroversi Membayangi Kehidupan Ratu Victoriapotret Ratu Victoria dan Pangeran Wales, Edward VII (commons.wikimedia.org/Gunn and Stuart)

Sebelum Pangeran Andrew, ada Edward VII, si The Playboy King. Bertie menetapkan standar kerajaan baru dalam minum dan berjudi. Mandi dalam sampanye adalah salah satu hiburan favoritnya dan merupakan salah satu karakternya yang bermasalah. Terlahir dalam masyarakat yang represif membuat Bertie memberontak, belum lagi ibunya yang keras terhadapnya, membuat Bertie berperilaku seperti bintang rock yang suka berpesta.

Sejarawan beranggapan bahwa perilakunya itu dipengaruhi dari masa kecilnya yang kekurangan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya. Selain itu, penantian yang panjang selama 60 tahun untuk naik takhta membuatnya frustasi. Belum lagi pemerintahannya berumur pendek dibandingkan dengan pemerintahan ibunya selama 63 tahun. Setelah sembilan tahun, tiga bulan, dan 12 hari memerintah, dia meninggal karena radang paru-paru pada tahun 1910.

7. Kutukan dari Ratu Victoria 

9 Kontroversi Membayangi Kehidupan Ratu VictoriaPatung Ratu Victoria di Misraħ Ir-Repubblica, Triq ir-Repubblica di Valletta, Malta (commons.wikimedia.org/Frank Vincentz)

Ratu Victoria adalah pembawa pertama fenomena yang dijuluki kutukan kerajaan atau saat ini dikenal sebagai hemofilia. Namun, pada masa Victoria, gangguan pembekuan darah tidak diketahui penyebabnya. Para dokter tahu bahwa Ratu Victoria dan banyak dari keturunannya mewarisi "kutukan" yang dapat menyebabkan pendarahan yang berlebihan dan bahkan kematian.

Laporan Scientific American mengungkapkan bahwa Ratu Victoria menderita strain hemofilia yang sangat langka yang disebabkan oleh mutasi spontan kromosom X, karena perempuan memiliki dua kromosom X dan laki-laki memiliki kromosom XY, penyakit ini diturunkan oleh perempuan yang tidak menunjukkan gejala apapun kepada keturunan laki-lakinya. Putranya, Pangeran Leopold, adalah keturunan Victoria pertama yang mewarisi kutukan tersebut. 

Leopold adalah anak yang sering sakit-sakitan. Saat menderita kejang, kepalanya terbentur saat ia sedang berada di selatan Prancis pada tahun 1884, dia meninggal keesokan paginya karena pendarahan otak di usia 30 tahun. Sebelum kematiannya, Leopold adalah ayah dari dua orang anak. Putranya tidak terpengaruh oleh kutukan itu, tetapi putrinya yang bernama Putri Alice dari Albany mewarisinya.

Lalu, Putri Alice mewarisi penyakit itu kepada putranya, Rupert Alexander George dari Teck yang meninggal karena pendarahan intraserebral yang disebabkan oleh kecelakaan mobil. Melalui dua putri Ratu Victoria, Putri Alice, dan Beatrice, kutukan itu menyebar ke banyak dinasti kerajaan Eropa.

8. Obat-obatan terlarang legal selama era Victoria 

9 Kontroversi Membayangi Kehidupan Ratu VictoriaSarang opium di East End London, para perokok opium berbaring di ranjang kayu dan membungkuk di dekat api. (commons.wikimedia.org/The Illustrated London News/William Bazett Murray)

Era Victoria di London dipenuhi dengan opium. Para pelaut yang tinggal di East End merokok menggunakan opium secara rekreasional selama bertahun-tahun. Opium ini disukai oleh para bangsawan yang ingin melupakan kenyataan hidup. Oscar Wilde menulis, "Ada sarang opium di mana orang dapat membeli pelupaan, sarang kengerian di mana ingatan akan dosa lama dapat dihancurkan oleh kegilaan dosa yang baru."

Dan yang mengatur semua kekacauan ini adalah Ratu Victoria sendiri. BBC melaporkan bahwa dia menggunakan tincture opium dan pernah mengunyah permen karet kokain dengan Winston Churchill muda, tapi semua itu legal. Ratu Victoria juga menghirup kloroform selama 53 menit dari saputangan ketika dia melahirkan anak kedelapannya.

Penggunaan obatnya bertentangan dengan nasihat medis. Dokter meyakini bahwa pereda nyeri saat melahirkan itu berbahaya dan akan mengganggu persalinan anak. Sebagai seorang ibu dengan banyak pengalaman melahirkan, Ratu Victoria menentang apa yang dia sebut sebagai omong kosong para dokter. Keras kepala, dia membantu merintis penggunaan pereda nyeri selama kehamilan.

9. Ratu Victoria bukan orang Inggris asli 

9 Kontroversi Membayangi Kehidupan Ratu Victoriapotret lukisan Ratu Victoria mengenakan Jubah Penobatan (commons.wikimedia.org/Franz Xaver Winterhalter)

Ratu Inggris paling terkenal yang pernah ada, yang menjadi tokoh utama Kerajaannya yang perkasa, ternyata bukanlah orang Inggris asli. Darah Teutonik mengalir dalam tubuh Ratu Victoria. Takhta ini diteruskan oleh George I yang solid-Jerman pada tahun 1714, dan sejak itu, keluarga tersebut menikah dengan orang Jerman lainnya.

Ibu Victoria adalah seorang putri Jerman dan selama tiga tahun pertama kehidupannya, tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibirnya kecuali bahasa Jerman. Meskipun ia belajar bahasa Inggris, bahasa Jerman tetap menjadi bahasa pertama Ratu Victoria. Dia dan Pangeran Albert bahkan berbicara dalam bahasa Jerman selama pernikahan mereka. Saat Victoria berbicara bahasa Inggris, aksen Jermannya begitu kental.

Nama belakang Ratu Victoria adalah Saxe-Coburg-Gotha, yang terbukti sangat Jerman. Ketika Inggris berperang dengan Jerman, pada tahun 1917, semua keturunan laki-laki Victoria yang masih hidup mengubah nama keluarganya menjadi Windsor agar terdengar seperti nama Inggris. Akhirnya, akar keturunan Jerman ini dilupakan, sejak saat itu Ratu Victoria dan keturunannya menjadi simbol abadi dari Inggris.

Menjadi simbol dan ikon kerajaan Inggris, Ratu Victoria tidak terlepas dari kontroversi dan kebijakannya yang sangat tidak biasa.

Baca Juga: 5 Tiara Kerajaan Inggris yang Pernah Dikenakan saat Upacara Pernikahan

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya