12 Fakta Sejarah Jurnalisme Kuning, Berita yang Sarat Sensasi

Dianggap memicu perang karena menyebarkan berita provokasi

Pada akhir tahun 1890-an, manusia mulai mendeskripsikan berita tertentu. Seringkali, dengan tajuk utama yang mencolok dan sensasional, cerita-cerita itu dibesar-besarkan. Disebut sebagai "jurnalisme kuning", jurnalisme ini muncul karena dua penerbit surat kabar di New York City yang saling bersaing. 

Karena pemberitaannya sering kali sembrono dan tidak berdasar, maka istilah tersebut mencuat untuk menggambarkan "pelaporan yang tidak bertanggung jawab". Jurnalisme kuning juga bukan fenomena Amerika Serikat saja, lho. Nah, inilah sejarah tentang jurnalisme kuning.

1. Apa itu Jurnalisme Kuning? 

https://www.youtube.com/embed/tRDGSNNN3Xo

Jurnalisme kuning sering dikenali oleh beberapa faktor penentu. Frank Luther Mott, seorang sejarawan media, mencatat bahwa jurnalisme kuning sering kali menggunakan banyak gambar yang tidak penting, wawancara palsu, dan headline yang keras. Menurut Yellow Journalism oleh W. Joseph Campbell, banyak dari jurnalisme kuning ini, "bertahan lama pada pers Amerika" dan masih dapat dikenali dalam jurnalisme modern. 

Namun, Campbell juga mencatat bahwa jurnalisme kuning tidak selalu "identik dengan sensasionalisme". Untuk mempromosikan diri dan menarik perhatian, surat kabar juga sering melawan korupsi dan monopoli.

Campbell sendiri mencatat bahwa ini menghasilkan berbagai investigasi, serta berbagai topik yang menjadi halaman depan. Penerbit juga bereksperimen dengan desain tata letak dan menyertakan berbagai ilustrasi mulai dari peta hingga foto.

Istilah ini diciptakan oleh editor New York Press Ervin Wardman, yang mencetuskan istilah "new journalism" dan "nude journalism". Namun pada Januari 1897, ia menggantinya dengan "yellow-kid journalism", yang kemudian disingkat menjadi "jurnalisme kuning" yang dikenal sekarang.

2. Apa yang mencetuskan Jurnalisme Kuning? 

https://www.youtube.com/embed/UciM3LfT6hY

Jurnalisme kuning sebenarnya dipelopori oleh dua surat kabar paling terkenal di New York — New York World karya Joseph Pulitzer dan New York Journal karya William Randolph Hearst. Menurut ThoughtCo., setelah Hearst membeli New York Journal pada tahun 1895, ia pun ingin mengalahkan New York World milik Pulitzer. Ia akhirnya merekrut penulis dan kartunis yang bekerja dengan Pulitzer, dengan menawarkan gaji yang lebih besar di New York Journal

Tetapi, gaya editorial Hearst mencakup tajuk berita dan cerita kriminal yang sensasional. Pulitzer pun tak mau kalah. Akhirnya, koran-koran mereka menerbitkan fakta-fakta yang dibumbui sedemikian rupa hingga mengaburkan kredibilitasnya. The Office of the Historian mencatat bahwa meskipun penerbit sering membumbui berita, mereka tidak memicu sentimen yang merugikan. 

3. The Yellow Kid

https://www.youtube.com/embed/6isKIuGU96g

Persaingan berita sensasional sebenarnya bermula dari sebuah kartun "yellow kid", dari situlah "yellow-kid journalism" berasal. Menurut PBS, New York World menerbitkan kartun yang disebut "Hogan's Alley" dan ada karakter yang dikenal sebagai "The Yellow Kid".

Sebenarnya, "Yellow" merujuk pada kostumnya. Menurut University of Virginia, kartun itu "mengolok-olok semua strata sosial, dengan menawarkan kehidupan yang aman untuk menyindir kelemahan Amerika, dan mengecualikan orang Afrika-Amerika dari lelucon itu."

Hingga Oktober 1896, "Hogan's Alley" diciptakan oleh seniman R.F. Outcault dan dicetak di New York World karya Joseph Pulitzer. Tapi kemudian, William Randolph Hearst merekrut Outcault, Yellow Kid-nya pun berada di pihaknya. Outcault yang ingin mendapatkan hak cipta dari Yellow Kid gagal. Sementara itu, Pulitzer mempekerjakan George Luks untuk mengambil alih "Hogan's Alley".

Pada tahun 1898, Yellow Kid versi Outcault berhenti dipublikasikan. W. Joseph Campbell menyatakan bahwa ini terjadi karena tenggelamnya reputasi jurnalisme kuning, yang diyakini banyak orang sebagai penyebab Perang Spanyol-Amerika. Outcault sendiri terlibat dalam hal ini, sejak awal tahun 1896, kartunnya sesekali menampilkan "Viva Cuba Libre" dan "Free Cuba". 

4. Apakah Jurnalisme Kuning memicu terjadinya perang Spanyol-Amerika? 

https://www.youtube.com/embed/xIGbb91BSs8

Meskipun beberapa orang mengklaim bahwa jurnalisme kuning New York World dan New York Journal menyebabkan meletusnya Perang Spanyol-Amerika, namun mereka juga banyak menerima pujian. Menurut University of Virginia, surat kabar ini memicu sentimen anti-Spanyol di antara orang Amerika, dan seolah mencerminkan kemarahan orang Amerika atas perlakuan Spanyol terhadap Kuba. 

Beach National Geographic juga menulis bahwa Joseph Pulitzer dan William Randolph Hearst sama-sama bertanggung jawab karena menerbitkan cerita palsu yang mengklaim bahwa Spanyol bertanggung jawab atas tenggelamnya kapal AS, Maine di Pelabuhan Havana. Karena cerita itu dibuat begitu sensasional dan hiperbolis oleh kedua penerbit, kisah itu tersimpan di benak publik dan mencetuskan peperangan beberapa bulan kemudian.

Tetapi menurut University of Virginia, kedua surat kabar ini sebenarnya tidak ada niat untuk mencetuskan perang. Bahkan, perang itu sendiri tidak menguntungkan bagi mereka. Banyak pengiklan yang membatalkan kontrak, biaya kertas koran meroket, dan mahalnya liputan perang. Bahkan New York Journal memuat tajuk utama, "They were certainly not serious claims of responsibility for instigating the war," pada Mei 1898, untuk mengejek tuduhan yang menyeretnya bertanggung jawab atas perang.

Namun, mereka tidak dapat menyangkal fakta yang ada bahwa tajuk yang mereka buat, semata-mata untuk mencari keuntungan dengan memberitakan keterlibatan AS dalam Perang Spanyol-Amerika.

Baca Juga: 5 Bendera Paling Kontroversial di Dunia, Buka Luka Lama Sejarah Kelam

5. Berita yang didramatisasi

12 Fakta Sejarah Jurnalisme Kuning, Berita yang Sarat SensasiPejabat Spanyol menggeledah seorang turis wanita Amerika di Kuba; halaman depan "jurnalisme kuning" Hearst. (commons.wikimedia.org)

Menurut National Geographic, salah satu berita yang dibuat sensasional adalah laporan Richard Harding Davis. Davis bekerja untuk New York Journal sebagai reporter perang di Kuba, tetapi karena Jenderal Spanyol Valeriano Weyler membenci pers Amerika dan menjebloskan jurnalis ke penjara, Davis pun memutuskan untuk kembali ke Amerika Serikat pada tahun 1897.

Dalam perjalanan, dia bertemu wanita bernama Clemencia Arango, yang menurut The Year That Defined American Journalismb oleh W. Joseph Campbell, diusir dari Kuba oleh Spanyol "karena hubungannya dengan para pemberontak." 

Arango bercerita kepada Davis bahwa dia dan dua rekannya digeledah oleh pihak berwenang Spanyol karena dianggap membawa pesan rahasia, sebelum diizinkan naik ke kapal. Sebaliknya, Davis mendramatisasi kisah ini.

Ia melaporkan bahwa seorang wanita dipaksa telanjang dan digeledah oleh tiga inspektur. Fakta sebenarnya, ketiga wanita itu digeledah oleh petugas wanita juga, dan penggeledahan itu dilakukan "di balik pintu tertutup, bukan di atas dek kapal." 

6. Siapa itu James Creelman?

12 Fakta Sejarah Jurnalisme Kuning, Berita yang Sarat SensasiJames J. Creelman dan Porfirio Díaz (undiacomohoy.com)

Perang Spanyol-Amerika bukan satu-satunya urusan luar negeri yang melibatkan jurnalisme kuning. Menurut The Tequila Files, James Creelman ikut bertanggung jawab dalam memicu Revolusi Meksiko, meskipun secara tidak sengaja.

Pada tahun 1908, Presiden Porfirio Díaz mengizinkan Creelman untuk mewawancarainya, di mana ia membela sistem satu partai yang ada. Wawancara itu pun memicu kegaduhan politik di Meksiko terkait pemilihan presiden dan suksesi kekuasaan. 

Jurnalisme kuning dianggap penting oleh Creelman, karena bisa mengungkap kebenaran yang disembunyikan oleh pemerintah, seperti yang diungkapkan dalam bukunya, On the Great Highway

7. Editor pelopor Jurnalisme Kuning

12 Fakta Sejarah Jurnalisme Kuning, Berita yang Sarat SensasiArthur Brisbane (hmdb.org)

Jurnalisme kuning tidak akan lengkap tanpa editornya, dan Arthur Brisbane adalah salah satu diantaranya. Awalnya bekerja sebagai jurnalis untuk Joseph Pulitzer dan kemudian bergabung dengan William Randolph Hearst di Journal. Dia adalah salah satu dari banyak karyawan Pulitzer, termasuk Creelman, yang akhirnya direkrut atau membelot ke Hearst.

Menurut Majalah Chicago, Brisbane berkutat dengan genre misterius dan pembunuhan untuk mencari keuntungan. Bahkan, hal ini pernah dikeluhkan oleh Pulitzer sendiri karena Brisbane mengubah jurnalnya menjadi "Victorian scandal sheet". Di Journal, Brisbane bekerja sebagai editor dan kemudian beralih ke penyuntingan. 

Brisbane sendiri meyakini bahwa jurnalisme kuning diperlukan untuk memajukan perubahan sosial. Brisbane akhirnya tinggal bersama Hearst selama sisa hidupnya dan selalu mendukung Hearst dalam suka dan duka, terutama saat ia mengetahui perselingkuhan Hearst dengan aktris Marion Davies.

8. Nellie Bly, reporter sensasional

https://www.youtube.com/embed/4d-0ZyVT6Uo

Reporter produktif lainnya adalah Nellie Bly, yang bekerja untuk Joseph Pulitzer sebagai jurnalis investigasi. Dia juga melaporkan berita tentang kondisi di Rumah Sakit Kesehatan Mental Kota New York di Pulau Blackwel dengan menyamar menjadi pasien dengan gangguan mental. 

Mental Floss menulis, pada tahun 1887, untuk salah satu artikel pertamanya di New York World, Bly menghabiskan sepuluh hari di rumah sakit untuk membuat sebuah cerita. Serangkaian artikel yang dihasilkannya berjudul "Ten Days in a Madhouse", yang merinci perlakuan tidak manusiawi oleh para dokter, isolasi paksa, dan makanan basi. Ia juga mengungkapkan bahwa beberapa wanita di sana sebenarnya waras, tetapi para dokter tidak ada keinginan untuk berkomunikasi dengan mereka. 

Setelah artikel itu keluar, Bly dipuji dan menginspirasi komite perampasan kota untuk menyumbangkan anggaran sebesar 1 juta US dolar untuk perawatan kesehatan mental. 

Menurut Biography, pada tahun 1889, Bly dikirim oleh New York World untuk melakukan perjalanan keliling dunia. Dia membuat rekor dengan mengelilingi dunia dalam waktu 72 hari. Karya-karya Bly berfokus pada korupsi dan perlakuan buruk terhadap para pekerja dan tahanan yang dipenjara. Dia juga melakukan wawancara dengan banyak tokoh terkenal, seperti Emma Goldman. 

9. Wawancara palsu? 

12 Fakta Sejarah Jurnalisme Kuning, Berita yang Sarat Sensasipernyataan Theodore Roosevelt (theodorerooseveltcenter.org)

Jurnalisme kuning memang dilakukan berdasarkan penyelidikannya, tapi terkadang cerita yang dicetak tidak berdasar atau memiliki kesalahan yang mencolok, seperti cerita tentang A.S. Maine. Theodore Roosevelt, yang merupakan asisten sekretaris Angkatan Laut pada saat itu pun terlibat.

Menurut Theodore Roosevelt Center, New York Journal menerbitkan sebuah wawancara yang diklaim dengan Roosevelt. Namun, Roosevelt sendiri mengeluarkan pernyataan di New York Sun dan bersikeras bahwa wawancara itu tidak pernah terjadi dan sepenuhnya hanyalah karangan yang dibuat oleh Journal. Tetapi, hal ini masih belum diketahui secara pasti siapa yang berbohong. 

10. Solusi untuk menekan Jurnalisme Kuning

12 Fakta Sejarah Jurnalisme Kuning, Berita yang Sarat SensasiAndrew Carnegie (pxhere.com)

Jurnalisme kuning tidak disukai karena sejumlah alasan. Faktanya, semua yang diterbitkan jurnalisme kuning tidak selalu dikarang. Tapi karena reputasi buruknya ini, publik kesulitan untuk membedakan mana berita asli atau palsu. Maka, menanggapi maraknya jurnalisme kuning, ada beberapa gagasan yang disarankan untuk memerangi penyebarannya, salah satunya dari Andrew Carnegie. 

Menurut The Yellow Journalism oleh David R. Spencer, tapi semua rencana untuk menghentikannya gagal, dan jurnalisme kuning terus berkembang. Namun, pada September 1901, "jurnalisme kuning mencapai kejayaannya sebagai pembuat gosip, kritikus sosial, dan pengaruh yang mengganggu."

11. Apakah Jurnalisme Kuning sudah kelewat batas? 

https://www.youtube.com/embed/dYpN1ulU50I

Presiden William McKinley berkampanye untuk masa jabatan keduanya, akan tetapi, William Randolph Hearst secara terbuka mendukung lawannya, William Jennings Bryan dan mulai mengasingkan pembacanya dari McKinley dan Partai Republik.

Menurut The Yellow Journalism, serial kartun satir yang berjudul "McKinley Minstrels" oleh Frederick Opper, sering menjadi fitur ejekan. Tapi setelah McKinley dibunuh oleh Leon Czolgosz hanya beberapa bulan memasuki masa jabatan keduanya pada September 1901, masyarakat mulai menyalahkan Hearst dan penerbitnya, Journal.

Selama kampanye, sebuah kolom yang ditulis oleh Ambrose Bierce untuk surat kabar Hearst, dianggap oleh Arthur Brisbane sebagai pencetus pembunuhan McKinley, karena ada pernyataan yang ditulis bahwa, "jika institusi dan orang jahat dapat disingkirkan hanya dengan membunuh, maka pembunuhan itu harus dilakukan.”

Lalu, ada pula desas-desus yang menyatakan bahwa surat kabar Journal ada di saku Czolgosz pada saat pembunuhan, meskipun Czolgosz sendiri mengatakan bahwa dia terinspirasi oleh Gaetano Bresci, seorang anarkis Italia yang membunuh Raja Umberto I pada tahun 1900, di tahun sebelumnya.

12. Jurnalisme Kuning berkembang menjadi muckraking

12 Fakta Sejarah Jurnalisme Kuning, Berita yang Sarat SensasiJurnalisme Muckraking (stillunfold.com)

Beberapa skandal yang sensasional sebenarnya adalah kejahatan korupsi, setelah pembunuhan Presiden William McKinley, jurnalisme kuning meredam reputasinya yang menghasut. Jurnalisme kuning lebih memperluas sisi investigasinya, dan berevolusi menjadi muckraking. Sementara New York Journal dan New York World terkenal dengan jurnalisme kuning mereka, jurnal seperti McClure's Magazine terkenal dengan muckraking-nya (menguak korupsi). 

Kata itu berasal dari fakta bahwa Presiden Theodore Roosevelt menggambarkan jurnalis sebagai kotoran masyarakat. Namun, dia mengatakan bahwa jurnalis itu sangat penting, asalkan mereka tahu batasan-batasannya. Ide muckraking itu sendiri berasal dari novel John Bunyan, The Pilgrim's Progress from This World, to That What Is to Come, di mana dia menggambarkan Muck Rake, "pria yang tidak bisa melihat ke bawah," yang selalu menyapu kotoran di tanah.

Oxford Bibliographies menulis bahwa muckraking mempekerjakan jurnalisme investigatif yang secara khusus berfokus pada "subyek yang penting bagi masyarakat." Sementara jurnalisme kuning berkaitan dengan kisah-kisah yang menggairahkan dan sensasional dalam nada jurnalisme tabloid modern, muckraking sendiri berkaitan dengan menguak korupsi pemerintah dan kekuasaan perusahaan. Menurut The Muckrakers, oleh Louis Filler, "muckraking juga lebih bersifat sastra daripada kuning."

"Berita palsu" hari ini berakar pada jurnalisme kuning. Namun, perjalanan dari jurnalisme kuning ke berita palsu tidaklah mulus, ada banyak aspek media yang berevolusi dari jurnalisme kuning.

Baca Juga: 12 Peristiwa Kelam yang Mewarnai Sejarah Tibet

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya