Sejarah Palmistri, Ilmu Baca Garis Tangan dari Orang Romani

Sudah sangat kontroversial dari zaman ke zaman

Membaca garis tangan sudah ada sejak berabad-abad lamanya, lho. Diyakini berasal dari India, meskipun juga ditemukan di seluruh dunia, terutama di Eropa dan Yunani. Orang-orang Romani, khususnya, mempelajari dan mewariskan seni meramal, seperti membaca garis tangan ke seluruh dunia. Namun, pembaca garis tangan modern umumnya menyertakan ilmu psikologi.

Membaca garis tangan dilakukan untuk mengetahui sifat atau masa depan seseorang. Tak hanya di masa kini, rupanya sejarah palmistri terbukti digambarkan dalam lukisan serta sastra era terdahulu. Meskipun agama-agama tertentu melarang ramalan, banyak orang yang masih percaya dengan palmistri ini. Jadi, mari kita cari tahu tentang sejarah membaca garis tangan!

1. Apa itu palmistri?

Sejarah Palmistri, Ilmu Baca Garis Tangan dari Orang Romaniilustrasi membaca garis tangan (commons.wikimedia.org/Psychic 2Tarot)

Membaca garis tangan, juga disebut sebagai seni meramal tapak tangan atau chiromancy, yaitu seni menggunakan garis telapak tangan dan gelombang telapak tangan untuk meramalkan masa depan dan karakteristik seseorang.

Meskipun tidak ada bukti ilmiah bahwa karakteristik garis telapak tangan memiliki makna atau arti tertentu, seperti yang ditulis Britannica. Namun, tangan memang menunjukkan bukti kebersihan, pekerjaan seseorang, watak, dan bahkan hobi. Misalnya, pemain gitar dan bass mungkin ujung jarinya kapalan karena sering bermain alat musik tersebut.

Palmist (pembaca garis tangan) akan mempelajari tangan seseorang terlebih dahulu, kemudian fokus pada garis dan tanda tertentu, seperti garis kesehatan, kekayaan, dan kebahagiaan, yang memisahkan tangan dari lengan bawah di pergelangan tangan. Umumnya, garis tangan yang dalam, tegas, dan sempit dianggap sebagai hal yang baik. Ada juga membaca berbagai jenis tangan, terutama berdasarkan karakteristik panjang dan lebar jari.

2. Asal mula palmistri 

Sejarah Palmistri, Ilmu Baca Garis Tangan dari Orang Romaniilustrasi membaca garis tangan (unsplash.com/Shreyas shah)

Membaca garis tangan dapat ditemukan di seluruh dunia. Secara umum, asal usul seni meramal tapak tangan sebenarnya tidak pasti. Sebagian besar praktik membaca garis tangan modern berasal dari Yunani kuno, meskipun juga ditemukan di Cina, Persia, Mesopotamia, Mesir, dan Tibet.

Menurut buku Wonders of Palmistry, orang Yunani kuno seperti Aristoteles, Hippocrates, dan Anaxagoras menulis pandangan mereka tentang seni meramal tapak tangan.

Namun, peramal orang Romani, termasuk membaca garis tangan, dimulai di India utara, jadi membaca garis tangan mungkin dilakukan oleh kasta Brahmana. Praktik membaca garis tangan di India bahkan lebih tua dari praktik yang dilakukan di Yunani atau Cina kuno. Samudra Rishi adalah sarjana India pertama yang menulis tentang membaca garis tangan. 

3. Orang Romani dan palmistri 

Sejarah Palmistri, Ilmu Baca Garis Tangan dari Orang Romanipotret orang-orang Romani di Serbia (commons.wikimedia.org/New York Public Library/Augustus Frederick Sherman)

Orang Romani juga mengangkat seni meramal tapak tangan selama berabad-abad, bahkan menginspirasi orang lain untuk mempelajarinya, seperti palmist Amerika bernama William Benham. Orang Romani berasal dari wilayah Punjab India utara sebagai orang nomaden, dan memasuki Eropa antara abad kesembilan dan kesepuluh.

Namun, orang Eropa keliru dan menganggap bahwa mereka berasal dari Mesir, oleh karena itu mereka menyebutnya "Gipsi". Sebenarnya, istilah itu adalah penghinaan (dan bukan hanya dalam bahasa Inggris, kata Jerman untuk "Gypsy" berasal dari akar kata Yunani yang berarti 'tak tersentuh'). Orang Romani bahkan menghadapi prasangka buruk dan penganiayaan selama berabad-abad lamanya, dan menjadi sasaran Holocaust.

Antara 1 hingga 1,5 juta orang Romani berada di Eropa pada tahun 1939, tulis laman Holocaust Encyclopedia. Mereka berbicara bahasa Romani, yang didasarkan pada bahasa Sansekerta India. Menurut pembaca garis tangan profesional dan Romani Jezmina von Thiele di Seagrape Apothecary, membaca garis tangan adalah cara orang Romani bertahan hidup untuk mencari nafkah.

Orang Romani masih berlatih meramal hingga hari ini, dan setiap kelompok memiliki praktik yang berbeda. Populasi Romani nomaden mengalami penurunan, beberapa telah masuk Kristen atau Islam dan tidak bekerja sebagai peramal.

4. Palmistri dan perburuan penyihir

Sejarah Palmistri, Ilmu Baca Garis Tangan dari Orang Romaniilustrasi pengadilan penyihir (Examination of a Witch karya Tompkins Harrison Matteson)

Membaca garis tangan populer di abad pertengahan, ironisnya hal ini berkaitan dengan pemburu penyihir. Seperti yang dijelaskan Google Arts and Culture, mereka melihat tanda lahir dan garis di telapak tangan sebagai bukti pakta setan. Membaca garis tangan ini dilakukan untuk mencari tanda-tanda penyihir. Apalagi saat itu pengobatan belum begitu maju.

Namun demikian, popularitas praktik ini terus berlanjut, meskipun ada juga beberapa skeptisisme. Pada saat itu, peramal perempuan Romani, yang dikenal sebagai "drabadi," meramal dengan berbagai cara, termasuk seni meramal tapak tangan. Namun, saat perburuan penyihir mulai memudar, meramal telapak tangan tidak lagi dikaitkan dengan iblis, tapi lebih dikaitkan dengan seni dan hubungannya dengan sains.

5. Palmistri di era Renaisans 

Sejarah Palmistri, Ilmu Baca Garis Tangan dari Orang Romaniilustrasi peramal pada abad ke-18 (commons.wikimedia.org/ French School)

Membaca garis tangan masih populer sepanjang era Renaisans. Di Inggris tahun 1530-an, seni meramal tapak tangan tidak populer dalam standar pemerintah. Salah satu undang-undang Henry VIII, yang diungkapkan The Independent, menyebut seni itu adalah praktik licik untuk menipu orang.

Akan tetapi pada tahun 1650-an, Eropa dikuasai oleh ilmu-ilmu semu, buku tentang seni meramal tapak tangan mulai bermunculan pada waktu ini. Thomas Hill adalah ahli dalam mistik, dan menulis tentang astrologi dan seni meramal tapak tangan.

Pada saat itu, para sarjana juga mulai mencari alasan ilmiah di balik seni tersebut. Sains, sihir, dan agama selalu memiliki koeksistensi yang menimbulkan ketidaknyamanan. Namun, ilmu sains akhirnya menyingkirkan gagasan sihir dalam hal membaca garis tangan.

"Kirologi" mulai menggantikan membaca telapak tangan, meskipun keduanya sama, nama ilmiah tersebut dimaksudkan untuk merasionalisasi seni. Pada saat yang sama, ilmuwan laki-laki mulai mendorong peramal perempuan keluar dari profesi tersebut, dan membuatnya lebih menarik bagi kelas atas Inggris.

Baca Juga: 6 Fakta Menarik Geisha, Salah Satu Simbol Budaya Jepang

6. Palmistri era modern

Sejarah Palmistri, Ilmu Baca Garis Tangan dari Orang Romanipalmistri (commons.wikimedia.org/Psychic 2Tarot)

Orang yang membaca telapak tangan saat ini sering menggabungkannya dengan psikologi dan penyembuhan holistik. Metode ramalan juga sering digunakan, tergantung pada praktisinya.

Palmist profesional bernama Patti Lightflower telah meneliti dan menyelidiki ilmu seni meramal tapak tangan modern selama 30 tahun terakhir. Dia menganggap bahwa seni meramal tapak tangan adalah pemahaman bahasa tubuh, dan ia juga mengajar tentang membaca garis tangan.

Menurut situsnya I Read Hands, biologi dan diri seseorang saling terhubung. Dia mengklaim bahwa pengalaman adalah perilaku dan kepribadian seseorang, dan tangan adalah bagian dari itu.

7. Palmistri dalam pandangan agama besar di dunia

Sejarah Palmistri, Ilmu Baca Garis Tangan dari Orang Romaniilustrasi simbol tiga agama besar (unsplash.com/Noah Holm)

Islam melarang ramalan. Melansir laman Islamic Studies, muslim tidak diperbolehkan melakukan permainan yang bertujuan untuk memutuskan nasib seseorang. Muslim juga tidak diperbolehkan belajar tentang diri mereka sendiri dengan cara-cara takhayul atau kepercayaan tentang dewa atau dewi. Ramalan takhayul tentu saja mencakup seni meramal tapak tangan, astrologi, geomansi, dan berbagai metode meramal lainnya.

Alkitab juga melarang praktik seni meramal tapak tangan, meskipun itu muncul di seluruh teks Yudaik kuno. Hal ini disebutkan pertama kali dalam bab tasawuf Merkabah. Bab ini merujuk pada simbol-simbol yang tidak jelas dalam seni meramal tapak tangan, dan tidak memiliki hubungan dengan astrologi, tulis Jewish Virtual Library.

Beberapa buku Yahudi juga ditulis untuk meringkas pembacaan garis tangan pada awal abad ke-16, meskipun tradisi para kabbalis awal (abad ke-12) jarang disebutkan. Para kabbalis membaca tangan untuk hal-hal baik di akhir hari Sabat.

8. Orang Romani meramal dengan trifecta

Sejarah Palmistri, Ilmu Baca Garis Tangan dari Orang Romaniilustrasi meramal melalui garis tangan (Die Wahrsagerin karya Samuel Beck/Seekatz)

Kartu tarot, kristal, dan membaca garis tangan adalah trifecta meramal, terutama di antara orang-orang Romani. Tarot, seperti membaca garis tangan, menceritakan kisah-kisah tentang kehidupan orang, termasuk ke mana mereka pergi dan ke mana mereka telah pergi.

Meramal adalah mata pencaharian perempuan Romani. Meskipun banyak orang yang mengakui ramalan mereka dan membayar layanan tersebut, tetapi praktik itu secara historis ditentang dengan keras oleh Gereja Katolik. Siapa pun yang meramal bisa ditangkap tanpa surat perintah sekalipun. 

Kartu remi juga digunakan untuk meramal. Pada abad ke-16 kartu remi digunakan untuk keberuntungan, tetapi pada abad ke-18 kartu tersebut digunakan untuk tujuan yang lebih umum saat ini, seperti permainan dan sulap.

9. Palmistri dan penggambarannya dalam lukisan

Sejarah Palmistri, Ilmu Baca Garis Tangan dari Orang Romaniilustrasi lukisan seorang pembaca garis tangan (The Fortune Teller karya Caravaggio)

Lukisan Caravaggio tahun 1595 "The Fortune Teller" menampilkan seorang palmist— seorang perempuan Romani "drabadi"—yang mencuri cincin seorang pemuda saat melakukan pekerjaannya. Detail ini menjelaskan betapa tidak dapat dipercayanya orang Romani pada saat itu.

Pada "Fortune Teller" tahun 1993 dan "Line of Destiny" tahun 1998, lukisan ini menggambarkan pada peramal Romani yang menampilkan seni. Sebaliknya, dalam "The Scene of Fortune Telling" tahun 1625 dan "Fortune-teller" tahun 1710, perhatian tertuju pada orang-orang Eropa yang meramal nasibnya, sedangkan orang Romani dibayangi oleh syal atau bayangan. Bayangan gelap mungkin dimaksudkan untuk menunjukkan ketidakpercayaan.

Jika melihat dari sejarah palmistri, seni membaca garis tangan ini memang menarik. Bahkan, pada era modern pun kegiatan ini masih ada. Apakah kamu salah satu yang masih melakukannya?

Baca Juga: 5 Definisi Budaya Menurut Para Ahli Beserta Penjelasannya

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya