10 Peristiwa setelah Serangan 11 September di Amerika Serikat

Hal ini mengubah cara pandang dunia, khususnya Amerika

Serangan teror di World Trade Center di New York, Pentagon, dan pembajakan terkoordinasi United Flight 93, pada 11 September 2001, menjadi serangan paling mematikan dalam sejarah Amerika Serikat. Secara keseluruhan, hampir 3.000 orang tewas. Kejadian tragis ini menciptakan gelombang kesedihan dan kemarahan yang akhirnya membentuk masa depan AS.

Para akademisi menyatakan bahwa dunia masih hidup dalam 'bayangan panjang 9/11'. Banyak perubahan yang terjadi setelah serangan, baik dampak jangka pendek maupun jangka panjang dari 9/11 yang telah mengubah hidup jutaan orang di seluruh dunia. Berikut adalah beberapa peristiwa yang muncul setelah serangan 11 September

1. Serangan rasis anti-Muslim meningkat secara dramatis

10 Peristiwa setelah Serangan 11 September di Amerika SerikatPara pengunjuk rasa berbaris dalam Rally Against War, Rasism and Islamophobia untuk menandai peringatan 10 tahun serangan 9/11 di World Trade Center, di New York City. (huffpost.com/Chip East/Reuters)

The Miami Herald melansir kabar bahwa Osama Bin Laden, pendiri kelompok teror Islam militan Al-Qaeda yang berbasis di Afghanistan, diidentifikasi oleh pemerintah sebagai dalang di balik kekejaman yang merenggut hampir 3.000 nyawa.

Setelah serangan tersebut, sikap warga Amerika dipenuhi dengan kecurigaan, kebencian, dan anti-Muslim. Akibatnya, Muslim Amerika menjadi sasaran insiden kejahatan rasial yang terus meningkat dari tahun ke tahun, menurut data yang dirilis oleh FBI.

2. Amerika melakukan perluasan keamanan ke tingkat data pribadi warganya

https://www.youtube.com/embed/KP9VklrXPZs

Setelah serangan teror 11 September 2001, Kongres mengesahkan undang-undang yang berkaitan dengan perluasan keamanan untuk mencegat setiap potensi serangan teror. Namun, menurut para akademisi, undang-undang itu melanggar hak-hak warga negara. 

Dikutip ACLU, salah satunya Undang-Undang Patriot yang disahkan 45 hari setelah 9/11, undang-undang itu mengizinkan agen FBI untuk mengeluarkan Surat Keamanan Nasional (NSL) tanpa persetujuan hakim, di mana mereka bisa mengambil data telepon dan komputer warga, serta kredit dan perbankan, tanpa sepengetahuan mereka.

Seperti dilansir The New York Times, banyak aktivitas pemantauan data yang terjadi setelah 9/11 itu dinyatakan ilegal.

3. Meningkatnya deportasi

10 Peristiwa setelah Serangan 11 September di Amerika Serikatilustrasi deportasi (thedailybeast.com/Ho New/Reuters)

Pemerintah AS membentuk Departemen Keamanan Dalam Negeri, Badan Penegakan Imigrasi dan Kepabeanan, untuk mendeportasi imigran, baik yang berdokumen maupun tidak. Transactional Records Access Clearing House mencatat bahwa kasus deportasi pun meningkat tajam dari 1,6 juta pada dekade sebelum 9/11 menjadi 2,3 juta pada dekade berikutnya.

Banyak imigran yang di deportasi sebenarnya tidak pernah dinyatakan bersalah melakukan kejahatan, mereka hanya di deportasi karena pelanggaran ringan seperti kepemilikan narkoba atau bahkan bersepeda di trotoar.

4. Berdirinya toko di monumen 9/11 yang dianggap mencari keuntungan

10 Peristiwa setelah Serangan 11 September di Amerika SerikatMuseum 9/11 memiliki toko suvenir yang sangat kontroversial. (nypost.com/Sue Edelman)

Di Ground Zero di New York sekarang berdiri National September 11 Memorial and Museum, yang didedikasikan untuk mengenang korban tewas dalam serangan teror 2001. Namun demikian, pembukaannya pada tahun 2014 mengundang kontroversi karena berdirinya toko suvenir yang dianggap mencari keuntungan dan menyinggung keluarga korban, lapor BBC.

Manajemen mengatakan bahwa toko suvenir itu adalah sumber pemasukan untuk melestarikan kenangan 9/11 bukan untuk mencari keuntungan. Seperti dilaporkan oleh Fox Business pada tahun 2015, ada "pasar online" besar yang memperdagangkan 'peninggalan' 9/11 yang asli.

5. Pemerintah AS dianggap gagal menangani terorisme

10 Peristiwa setelah Serangan 11 September di Amerika SerikatPresiden Bush menandatangani pembaruan U.S.A. Patriot Act setelah pertempuran panjang dengan Kongres. (nbcnews.com/Jason Reed/Reuters)

Meskipun undang-undang baru yang luas dan menyeluruh mulai berlaku setelah 9/11, FBI akhirnya mengakui pada tahun 2015 bahwa Patriot Act (Undang-Undang Patriot) memang mengumpulkan data dari jutaan orang Amerika tanpa sepengetahuan mereka, tapi undang-undang ini gagal mengungkap plot teroris 'besar' atau kasus-kasus terkait teror sebelumnya, tulis The Washington Times.

Menurut The Intercept, pada April 2021, 969 orang telah diadili sebagai teroris domestik atau internasional di Amerika Serikat, tetapi lebih dari setengahnya telah dibebaskan tanpa pengawasan berkelanjutan, itulah sebabnya pemerintah AS dianggap tidak serius dalam menanggapi ancaman terorisme. 

Baca Juga: 5 Taman Nasional Berhantu di Amerika Serikat, Mitos atau Fakta?

6. Perang AS terhadap teroris di Afghanistan

10 Peristiwa setelah Serangan 11 September di Amerika SerikatOrang Afghanistan mengendarai sepeda selama patroli keamanan oleh Marinir AS dan tentara Afghanistan di provinsi Helmand, Afghanistan, 2009. Staf Sersan. (britannica.com/William Greeson, Korps Marinir AS)

Pada bulan Desember 2001, ketika AS masih belum pulih dari peristiwa tragis 11 September dan AS sedang bersiap untuk memulai 'Perang Melawan Teror', sebuah artikel yang diterbitkan oleh Brookings Institution berpendapat bahwa intervensi militer anti-teroris di Timur Tengah lebih mirip dengan Perang Dingin dengan Uni Soviet.

Sejak itu, AS terus berperang di Timur Tengah, terutama di Afghanistan, di mana tujuan awalnya adalah mengalahkan faksi penguasa Taliban. Menurut laporan Watson Institute of International and Public Affairs di Brown University, lebih dari 37 juta orang diperkirakan harus meninggalkan rumah mereka sebagai akibat dari kampanye militer AS pasca-9/11, yang berkontribusi signifikan terhadap krisis pengungsi beberapa tahun terakhir.

7. Invasi Irak yang berakhir dengan perang sipil berdarah

10 Peristiwa setelah Serangan 11 September di Amerika Serikatinvasi Irak (politico.com)

Kebijakan kontra-terorisme pasca-9/11, membuat AS beralih ke musuh lama mereka - Irak. Negara yang pernah berperang dengan AS di awal tahun 90-an ini diidentifikasi sebagai ancaman oleh Presiden George W. Bush karena pemimpin Irak Saddam Hussein enggan untuk menyerah dan meninggalkan negara itu pada Maret 2003, AS pun memulai serangan udara besar-besaran, lapor Institut Perdamaian Amerika Serikat (USIP).

AS, dibantu oleh pasukan dari Inggris dan beberapa negara lain, dengan cepat mengalahkan pasukan Irak pada akhir April dan akhirnya menangkap Saddam Hussein, pada bulan Desember tahun yang sama.

Perang Irak menjerumuskan Irak ke dalam perang saudara yang panjang dan pahit, sementara itu AS terjerat dalam upaya untuk melindungi negara itu. Akhirnya, pemerintah demokratis diterapkan untuk melawan pemberontakan di tengah meningkatnya kekerasan sektarian.

Menurut basis data Irak Body Count, 288.000 orang tewas akibat kekerasan dalam peristiwa setelah Perang Irak 2003, termasuk tewasnya 208.000 warga sipil.

8. Kasus penipuan pasca 9/11

10 Peristiwa setelah Serangan 11 September di Amerika SerikatIlustrasi Penjahat (IDN Times/Mardya Shakti)

ABC News melaporkan bahwa lebih dari 100 petugas polisi, pemadam kebakaran, dan pegawai negeri didakwa dengan penipuan karena menuntut jaminan sosial hingga jutaan dolar setelah serangan 9/11. Mereka beralasan menderita trauma dan penyakit mental akibat serangan 11 September. Padahal, banyak responden pertama yang mengorbankan kesehatan dan nyawa mereka sendiri untuk membantu orang lain dalam serangan tersebut. 

Beberapa kasus penipuan juga dilaporkan di media pada awal tahun 2002, seperti kasus seorang wanita yang mengaku bahwa suaminya menjadi korban 9/11. Ia berhasil mengumpulkan 53.000 dolar AS atau setara Rp760 juta dari dana bantuan 9/11 karena cerita fiktifnya itu. 

9. Serangan 9/11 meningkatkan potensi kanker

10 Peristiwa setelah Serangan 11 September di Amerika SerikatSerangan di World Trade center pada 11 September 2001 melepaskan partikel beracun di sekitar lokasi yang menyebabkan banyak responden pertama mengembangkan berbagai penyakit serius termasuk penyakit pernapasan dan kanker. (foxnews.com/AP Photo)

Seperti dilansir laman Time, responden pertama yang tiba di lokasi serangan setelah runtuhnya Menara Kembar untuk menyelamatkan para korban dari puing-puing, bertugas di tengah debu beracun dari bangunan yang runtuh, yang mengandung zat berbahaya seperti asbes, timbal, dan bensin — serta sangat karsinogenik. 

Menurut sebuah studi tahun 2019 yang diterbitkan oleh Occupational & Environmental Medicine, responden pertama berisiko lebih tinggi terkena kanker kepala dan leher, yang dilaporkan oleh Pusat Perawatan Kanker Amerika bahwa peluang mereka terkena leukemia, kanker prostat, atau kanker tiroid jauh lebih tinggi.

Sumber yang sama mencatat bahwa sekitar 2.000 responden pertama diperkirakan telah meninggal karena penyakit yang diakibatkan aksi penyelamatan 9/11.

10. Teori konspirasi 9/11 menciptakan paranoia abad ke-21

10 Peristiwa setelah Serangan 11 September di Amerika Serikatilustrasi konspirasi teori serangan 11 September (huffingtonpost.com)

Di masa-masa awal internet, rumor dan teori konspirasi mulai beredar tentang serangan 9/11, yang diyakini sebagai 'pekerjaan orang dalam', yang diatur oleh pemerintah federal, ungkap Popular Mechanics

Sejak pembunuhan John F. Kennedy dan desas-desus tentang pemalsuan pendaratan di bulan, warga AS termakan oleh teori konspirasi. Tetapi seperti yang baru-baru ini dijelaskan oleh The Wall Street Journal, internet yang telah memasuki kehidupan masyarakat, menyebabkan paranoia dan ketidakpercayaan terhadap media arus utama, termasuk konspirasi setelah serangan 9/11.

Peristiwa 11 September 2001, dan kejatuhannya selama bulan-bulan dan tahun-tahun berikutnya, mengubah pandangan dunia yang sama kacaunya dan sama tragisnya dengan serangan itu sendiri, yang sekiranya masih tidak dipahami secara jelas. 

Baca Juga: 7 Fakta Kota Detroit, Calon Kota Mati Berikutnya di Amerika Serikat

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya