Sering Diyakini, Ternyata 8 Hal tentang Astronot Ini Hanya Mitos!

Kamu pasti percaya sama beberapa mitos di bawah ini

Astronot dianggap seperti pahlawan bagi anak-anak sekolah. Kehadirannya juga dikagumi banyak jutaan orang, banyak dari generasi sebelumnya tumbuh menyaksikan perjalanan manusia yang berhasil ke bulan untuk pertama kalinya, evolusi pesawat ulang-alik, dan viralnya Elon Musk mengenai ciptaannya. Di balik semua itu, ada desas-desus yang menjadi mitos, mitos yang menjadi legenda, dan banyak hal yang dikarang orang hingga akhirnya dipercayai banyak masyarakat.

Program luar angkasa berada di garis depan inovasi teknologi selama beberapa dekade, jadi saat kita mendengar sesuatu tentang proyek, ide atau penemuan baru yang fantastis, sulit untuk tidak mempercayainya kan. Tapi sebenarnya kita perlu mengecek kebenaran itu. Apa saja ya yang dianggap mitos-mitos itu? 

1. Kualifikasi yang ketat untuk menjadi astronot

https://www.youtube.com/embed/tCblQ_fnPpc

Film Hollywood memberi kita gambaran kalau menjadi astronot dibutuhkan keistimewaan dan hal-hal yang sesuai. Seolah menjadi astronot itu adalah hal yang mustahil bagi kebanyakan orang. Karena membutuhkan gelar universitas tingkat lanjut, penglihatan 20/20, IQ yang sangat tinggi, dan nyali seperti baja.

Tetapi menurut NASA, seseorang tidak perlu lagi memiliki kualifikasi untuk menjadi astronot. Jika orang itu memiliki gelar sarjana dan beberapa pengalaman yang relevan di bidang seperti teknik, ilmu fisika, matematika, atau ilmu biologi dan bisa lulus secara fisik, ia bisa saja menjadi astronot. Tidak ada batasan usia, tak perlu pengalaman militer, dan tidak harus memiliki pengalaman sebagai pilot.

2. Perjalanan ke Mars yang dianggap mudah

Sering Diyakini, Ternyata 8 Hal tentang Astronot Ini Hanya Mitos!mashable.com

Seperti yang kita tahu, NASA pernah menempatkan seseorang di bulan, dan hal ini akan kembali dilakukan namun di tempat yang berbeda, contohnya planet Mars. Itulah yang direncanakan Elon Musk selama bertahun-tahun. Tapi LiveScience mengatakan ada satu masalah kecil dengan rencana itu, masalah itu tentunya terkait keselamatan astronot di sana. 

Pada tahun 2016, Presiden Obama menulis bahwasannya salah satu tujuan Amerika yaitu mengirim manusia ke Mars pada tahun 2030-an dan mengembalikan mereka dengan selamat ke bumi. Tapi bagaimanapun juga, pergi ke Mars bukanlah hal yang mudah. Karena ada satu hal yang disebut sebagai "Space Brain". Ini adalah masalah serius yang mengacu pada kerusakan otak secara signifikan dan permanen yang disebabkan oleh paparan jangka panjang terhadap radiasi matahari dan kosmik. Dengan kata lain, para astronot mungkin berhasil mencapai Mars, tetapi mereka kemungkinan berakhir dengan penyakit demensia, bisa saja mereka lupa bagaimana caranya kembali ke bumi.

3. Negara yang pertama kali mengirim penduduk bumi ke bulan adalah Amerika Serikat

https://www.youtube.com/embed/zk4Od8KAQqM

Semua orang percaya bahwa Amerika Serikat adalah negara pertama yang mengirim penduduk bumi ke bulan. Tapi sebenarnya Amerika bukan negara pertama yang mengirim penduduk bumi ke bulan, melainkan Uni Soviet.

"Penduduk bumi" di sini bukan saja manusia, tapi mencakup makhluk bumi lainnya. Menurut NASA, makhluk pertama yang melakukan perjalanan ke bulan adalah kura-kura. Kura-kura itu memang tidak mendarat di bulan, ia hanya terbang di sekitarnya dan kembali ke bumi.

Kura-kura itu dalam kondisi kesehatan yang sangat baik ketika kembali ke bumi, tapi hanya kehilangan 10 persen dari berat badannya tanpa kehilangan nafsu makan atau energi. Dan setelah itu terjadi, Amerika tidak mau kalah atau membiarkan Uni Soviet mengirim orang ke bulan juga. Lalu Amerika mendahului Uni Soviet dengan mengirim manusia pertama ke bulan.

Baca Juga: 7 Potret Menarik Aktivitas Spacewalk Para Astronot di Luar Angkasa

4. Nasa sudah menangani dengan baik kakus bagi astronot di pesawat luar angkasa

https://www.youtube.com/embed/0xI6coAS85c

Satu cerita yang tidak masuk dalam buku-buku sejarah adalah, ada kotoran astronot yang mengambang di dalam modul perintah Apollo 10, yang harus dibersihkan oleh astronot dengan serbet. Ya, setelah lebih dari 50 tahun perjalanan ruang angkasa mereka belum sepenuhnya menyelesaikan masalah tersebut. Menurut Space.com, toilet ruang angkasa modern dilengkapi kamera agar dubur bisa lurus secara strategis dengan perangkat pengisap. Dan itu cukup sulit dilakukan. Apalagi harga toilet itu sekitar 19 juta dolar AS.

Selama ini banyak orang yang meyakini bahwa NASA sudah mengatasi masalah itu dengan sempurna. Padahal faktanya, buang air besar dan kecil di pesawat luar angkasa tak semudah yang dibayangkan, butuh usaha yang besar.

5. Perjalanan luar angkasa itu aman

https://www.youtube.com/embed/IKVjUCN0YPw

Menurut Science Alert, penglihatan normal seseorang bisa hilang setelah lama berada di ruang angkasa. Bahkan 80 persen dari semua astronot yang awalnya memiliki penglihatan yang normal pasti akan menderita rabun jauh setelah kembali dari ruang angkasa. 

Ada satu teori yang mengatakan bahwa ketika manusia berada di bumi, air dalam tubuhnya dipengaruhi oleh gravitasi, tetapi ketika manusia berada di ruang angkasa, air naik ke bagian atas tubuh, yang mana hal-hal penting seperti otak dan bola mata berada di sana. Sebanyak 2 liter cairan mengendap di kepala, dan semua cairan itu mendorong bagian belakang bola mata, yang secara permanen dapat mengacaukan penglihatan.

Jadi jika selama ini kita menganggap kalau perjalanan luar angkasa itu aman-aman saja, berarti kita sudah percaya mitos ya. 

6. Tembok Besar China yang terlihat dari luar angkasa

Sering Diyakini, Ternyata 8 Hal tentang Astronot Ini Hanya Mitos!earth-chronicles.com

Mitos bahwa astronot bisa melihat Tembok Besar Tiongkok dari luar angkasa adalah salah satu kebohongan yang sepertinya agak memaksa, ya. Menurut The Register, ada desas-desus yang sering terdengar bahwa para astronot dapat melihat Tembok Besar Cina dari permukaan bulan, yang berjarak lebih dari 200.000 mil dari bumi. Neil Armstrong pun menyangkal mitos itu berkali-kali. 

Tembok Besar Cina juga tidak terlihat dari orbit, lho. Astronot William Pogue, menulis sebuah buku berjudul "How Do You Go to the Bathroom in Space", yang mengatakan bahwa ia bisa melihat Tembok Besar Cina dari Skylab (300 mil di atas bumi) dengan teropong. Para astronot pesawat ulang-alik, yang berada 180 mil di atas bumi mengatakan bahwa Tembok Besar Cina hampir tidak terlihat karena lebarnya hanya 20 kaki dan warnanya hampir sama dengan struktur-struktur alami di sekitarnya.

7. Sepatu super berat yang dirancang khusus untuk berjalan di bulan

Sering Diyakini, Ternyata 8 Hal tentang Astronot Ini Hanya Mitos!scpr.org

Salah satu mitos astronot paling konyol adalah astronot mengambang di permukaan bulan jadi ia mengenakan sepatu yang super berat agar bisa menginjakkan kakinya ke permukaan bulan. Mitos ini terdengar konyol, karena pertama, jika memang bulan itu tidak memiliki gravitasi, tidak peduli seberapa berat sepatu bot seorang astronot, astronot masih tetap akan melayang. Dan kedua, mengapung di udara tidak seperti mengambang di air, bobot super ekstra tidak membuat astronot tenggelam.

Menurut fisikawan Stephanie Chasteen, manusia sering melakukan kesalahan karena mereka menerapkan pengalaman dunia mereka sendiri untuk membuat asumsi tentang sesuatu yang terjadi di luar angkasa dengan apa yang mereka alami di bumi. Sebagian besar manusia akrab dengan konsep daya apung, yakni benda-benda ringan akan mengambang di air dan benda-benda berat akan tenggelam, dan gaya itu disamakan dengan di ruang angkasa. Faktanya, bulan itu memiliki gravitasi, hanya saja tidak sekuat seperti gravitasi di bumi. Jadi para astronot tidak melayang karena mereka dibawa ke permukaan bulan oleh gravitasi, dan itu tidak ada hubungannya dengan alas kaki yang mereka kenakan. 

8. Jasad-jasad di ruang angkasa

Sering Diyakini, Ternyata 8 Hal tentang Astronot Ini Hanya Mitos!travelwires.com

Banyak yang menyadari betapa bahayanya perjalanan ruang angkasa. Dari kita juga mungkin memikirkan tentang semua astronot yang pergi ke luar angkasa dan tidak pernah kembali. Jasadnya pasti melayang-layang di luar angkasa, seperti yang sering kita saksikan di film-film. 

Menurut Space.com, manusia yang mati di ruang angkasa hanya satu kali dalam sejarah perjalanan ruang angkasa berawak. (Ini tidak termasuk astronot pada pesawat ulang-alik luar angkasa yang meledak saat lepas landas karena secara teknis mereka tidak ada di ruang angkasa.) Pada tahun 1971, tiga kosmonot Rusia yang terikat di kapsulnya, entah bagaimana berhasil melakukan pendaratan "textbook-perfect" meskipun mereka semua mati. Terbukti ketiganya mati setelah katup ventilasi pecah, yang menyebabkan mereka melayang ke ruang hampa udara. Tetapi berkat program masuk ulang otomatis, tubuh mereka bisa diangkut ke dalam pesawat dan ruang angkasa masih terbebas dari mayat manusia yang mengambang.

Nah, dari delapan mitos tentang astronot di atas, mana yang sekiranya pernah kamu yakini? Ya, tidak masalah ya jika kamu belum tahu, tapi setelah membaca penjelasannya di atas kamu makin paham, kan. 

Baca Juga: Setahun di Luar Angkasa, Astronot Kembar Ini Jadi Tampan dan Pintar

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya