11 Tragedi Menimpa Wangsa Windsor, Skandal Keluarga hingga Kematian

Kematian keluarga Romanov ada kaitannya dengan Wangsa Windsor

Sejak dimulai secara resmi pada tahun 1917, Dinasti atau Wangsa Windsor dilanda tragedi dan skandal. Mulai dari perselingkuhan, skandal seks, hingga perjuangan kisah cinta terlarang untuk tetap bersama. 

Nama Windsor sendiri lahir dari skandal ketika Raja George V ditekan untuk mengubah namanya karena sentimen anti-Jerman selama Perang Dunia I. Raja George V adalah kakek Elizabeth II dan merupakan bagian dari masa kecilnya. Ratu Elizabeth II bisa dibilang telah menyaksikan banyak peristiwa yang terjadi di Wangsa Windsor itu sendiri. Lalu apa sajakah itu?

1. Raja George V dan keluarga Romanov 

11 Tragedi Menimpa Wangsa Windsor, Skandal Keluarga hingga Kematianpotret George V (seragam terang) dan Nicholas II (seragam gelap) di Berlin, 1913 (commons.wikimedia.org/Ernst Sandau)

George V adalah sepupu Tsar Nicholas II (atau dikenal sebagai Tsar Rusia terakhir). Ia lahir sebagai Pangeran George Frederick Albert pada tahun 1865 dan dibaptis di Kastil Windsor. Sebagai putra kedua keluarga, dia tidak pernah berharap menjadi raja. Akan tetapi, ketika saudara laki-lakinya yang bernama Pangeran Albert meninggal di Angkatan Laut, George menjadi pewaris dan dinobatkan sebagai raja pada tahun 1910.

Sepupu pertama George, Tsar Nicholas, sangat dicintai oleh keluarga kerajaan Inggris tapi istrinya yang berkebangsaan Jerman, Alexandra, tidak begitu disukai.

Tumbuhnya sentimen anti-Jerman mendidih selama dan setelah Perang Dunia I. George bahkan mengubah nama keluarganya dari "Saxe-Coburg-Gotha" menjadi "Windsor" yang jauh lebih ramah di Inggris.

Pemerintah Rusia menjadi ancaman bagi keluarga Romanov dan bisikan revolusi mulai terdengar. Keluarga Romanov meminta bantuan Inggris untuk membawa keluarganya ke Inggris. Sayangnya, George tidak mengizinkan karena dianggap terlalu berisiko dan takut jika sentimen anti-monarki berkembang di Inggris. 

Akibatnya, keluarga Romanov secara tragis dibunuh di ruang bawah tanah pada tahun 1918 oleh kaum Bolshevik. George gagal menghentikan pembunuhan brutal itu dan menyesali keputusannya selama sisa hidupnya.

2. Pangeran John yang disembunyikan oleh kerajaan 

11 Tragedi Menimpa Wangsa Windsor, Skandal Keluarga hingga Kematianpotret Pangeran John (1905-1919) (commons.wikimedia.org/Unknown author)

Pangeran John adalah putra bungsu dari Raja George V dan Ratu Mary. Dia didiagnosis menderita epilepsi pada usia 4 tahun dan harus menggunakan kursi roda hampir sepanjang hidupnya. John yang malang dirahasiakan dari publik, karena keluarga kerajaan tidak ingin dipandang buruk. Epilepsi memang belum dipahami dengan baik pada saat itu.

Paman John, Adipati Albany, juga menderita epilepsi tetapi bertahan hingga dewasa. Sayangnya, John juga menderita autisme, dan tidak terdiagnosis sepanjang hidupnya.

John menghabiskan tahun-tahun terakhir hidupnya di Wood Farm di Sandringham Estate, yang sekarang digunakan sebagai tempat peristirahatan oleh Pangeran Phillip, Duke of Edinburgh. Dia meninggal karena sering mengalami kejang parah pada tahun 1919 di usia 13 tahun.

John juga tidak dipublikasikan sampai tahun 1998, ketika sebuah surat kabar London mengungkapkan penemuan album foto di sebuah loteng di Paris milik Edward, Duke of Windsor. Beberapa orang menyebutnya sebagai "The Lost Prince".

3. Kisah cinta Edward VIII yang tragis dan penuh pertentangan 

11 Tragedi Menimpa Wangsa Windsor, Skandal Keluarga hingga Kematianpotret Willis Simpson (kedua dari kiri) dan Edward VIII (kedua dari kanan, tepat di samping Willis) (commons.wikimedia.org/Grand Canyon National Park)

Pangeran Edward VIII, putra sulung George V dan Ratu Mary, tidak terlalu peduli dengan pewaris takhta kerajaan. Edward dianggap sebagai anak yang baik. Namun, saat dia mewarisi takhta, dia sengsara.

Pada tahun 1931, Edward bertemu dengan perempuan Amerika bernama Wallis Simpson, yang nantinya akan mengubah arah dinasti Windsor untuk selamanya. Wallis sendiri mengaku tidak siap untuk menjadi bagian dari keluarga kerajaan. Wallis merasa tidak nyaman ketika Edward bersedia untuk melepaskan takhtanya demi menikahinya. Wallis bahkan memohon pada Edward untuk membiarkannya pergi.

Akan tetapi, Edward bertekad untuk tetap bersamanya. Wallis akhirnya menceraikan suaminya saat itu. Pada tahun 1936, ketika baru memerintah selama 325 hari, Raja Edward VIII menyatakan ingin turun takhta di sebuah saluran radio dan memberikan takhtanya kepada adik laki-lakinya, Albert, yang nantinya akan menjadi Raja George VI.

"Anda harus mempercayai saya ketika saya memberi tahu Anda bahwa saya merasa tidak mungkin memikul beban tanggung jawab yang berat dan melaksanakan tugas saya sebagai raja seperti yang ingin saya lakukan tanpa bantuan dan dukungan dari perempuan yang saya cintai," kata Edward dalam saluran radio.

4. Beban berat yang ditanggung George VI 

11 Tragedi Menimpa Wangsa Windsor, Skandal Keluarga hingga Kematianpotret Raja George VI dari Britania Raya (commons.wikimedia.org/Matson Photo Service)

Ketika kakak laki-lakinya turun takhta secara tidak terduga, Albert, alias Bertie, terpaksa mengambil kendali. Sayangnya, dia memiliki gangguan bicara dan sangat pemalu, yang membuat perannya sebagai raja menjadi sangat sulit.

Seperti ayahnya, sebagai putra kedua, Albert tidak pernah direncanakan untuk menjadi pewaris takhta, tapi takdir punya rencana lain. Albert menjadi George VI untuk meneruskan tradisi keluarganya. Agar tidak mengecewakan keluarga kerajaan, Bertie yang pemalu mengatasi kegagapannya dengan terus disiplin dan tekad yang kuat.

Istri Albert, Lady Elizabeth Bowes-Lyon, yang kemudian disebut sebagai Ibu Suri, menjadi pendukung yang luar biasa bagi suaminya. Dia orang yang hangat dan ramah. Ia membantu George VI yang gagap dan tidak percaya diri menjadi raja yang dicintai dan dihormati, tulis laman The New York Times.

George dan Elizabeth tidak saja harus mengambil hati rakyatnya setelah kakak laki-lakinya turun takhta tetapi mereka juga harus membantu Inggris melewati Perang Dunia II. Raja George VI memiliki hubungan baik dengan Perdana Menteri Winston Churchill saat itu, dan mereka terbukti menjadi pemimpin yang kuat selama peristiwa Blitz. Meski berbahaya, George menolak meninggalkan London selama perang.

5. Ratu Elizabeth II mewarisi beban ayahnya di usia muda

11 Tragedi Menimpa Wangsa Windsor, Skandal Keluarga hingga Kematianpotret of Elizabeth II (1926–2022) (commons.wikimedia.org/Unknown photographer for Government of Canada)

Elizabeth baru berusia pertengahan 20-an ketika ayahnya, George VI, meninggal setelah menderita penyakit, meninggalkannya untuk memerintah monarki. Dia harus melepaskan masa mudanya dan menjalankan tugas pewaris takhta selama sisa hidupnya. Meskipun begitu, Elizabeth membuktikan bahwa dirinya adalah tangan diplomatik yang kokoh yang memang dibutuhkan mahkota.

Selama Perang Dunia II, Elizabeth membuktikan kemampuannya saat bergabung dengan Auxiliary Territorial Service (ATS), yang merupakan cabang perempuan Angkatan Darat Inggris. Dia menjadi pengemudi truk tentara dan bahkan belajar mekanik mobil.

Meskipun memiliki kebebasan untuk membuat pilihannya sendiri, Elizabeth tumbuh sebagai perempuan yang mengagumkan, ia memahami pentingnya hubungan baik di masyarakat. Dia membiarkan penobatannya disiarkan di televisi, yang membuat Winston Churchill dan banyak pihak lainnya kecewa, karena menganggap bahwa upacara itu tidak sakral.

Namun, pemerintahannya penuh dengan kontroversi. Elizabeth sempat bersikap dingin terhadap pernikahan putranya, Pangeran Charles, dan Lady Diana. Elizabeth juga dikritik karena tidak simpatik terhadap kematian menantunya, Diana. Terlepas dari banyak rintangan yang menantang pemerintahannya, Ratu Elizabeth II terbukti membuat pemerintahannya tetap stabil dan berkelanjutan.

6. Ibu Pangeran Philip, Putri Alice 

11 Tragedi Menimpa Wangsa Windsor, Skandal Keluarga hingga Kematianpotret Pangeran Philip dengan ibunya pada tahun 1926 (commons.wikimedia.org/Unknown author)

Suami Ratu Elizabeth II, yaitu Pangeran Philip, berasal dari garis keturunan kerajaan Yunani dan Inggris. Sementara ibunya, Putri Alice dari Battenberg adalah ibu mertua yang memiliki kehidupan yang sangat tragis.

Alice adalah cicit Ratu Victoria. Dia tuli sejak lahir tetapi belajar membaca bibir dan terus belajar berbagai bahasa. Dia menikah dengan Pangeran Andrew, putra keempat raja Yunani, pada tahun 1903, di usia 18 tahun. Pasangan itu memiliki lima anak dan hanya memiliki satu anak laki-laki, yaitu Philip. Sayangnya, keluarga tersebut harus melarikan diri dari Yunani pada tahun 1922 setelah dimulainya perang Yunani-Turki kedua, seperti yang dilansir Elle.

Setelah pelarian mereka, kehidupan Alice menjadi hancur. Dia didiagnosis menderita skizofrenia dan dilembagakan. Setelah dibebaskan, dia mendirikan biara Martha dan Mary, yang bertujuan melatih para suster untuk merawat anak-anak miskin dan orang sakit. Dia juga menjadi ibu kepala ordo.

Baca Juga: 7 Lagu The Beatles Memicu Kontroversi, Ada yang Dianggap Rasis

7. Skandal Putri Margaret 

11 Tragedi Menimpa Wangsa Windsor, Skandal Keluarga hingga Kematianpotret Putri Margaret di Hovercraft (commons.wikimedia.org/Eric Koch for Anefo)

Putri Margaret, adik perempuan Elizabeth II, tidak memiliki beban menjadi pewaris takhta, yang membuatnya bisa bertindak lebih bebas. Dia menjadi ikon tersendiri, terutama dalam kancah budaya pop. Namun, Margaret memiliki skandal terkait percintaannya.

Margaret jatuh cinta pada Kapten Grup Peter Townsend, seorang duda yang 16 tahun lebih tua darinya. Ketika romansa itu dipublikasikan, dan Margaret berniat untuk menikah dengan pahlawan Perang Dunia II itu, keluarga kerajaan turun tangan. Dalam Undang-Undang Perkawinan Kerajaan tahun 1772, sang ratu harus memberikan restu resminya sebelum Margaret bisa menikah.

Sebagai kepala Gereja Inggris, Ratu Elizabeth II diperintahkan untuk tidak mengakui sebuah perceraian. Sementara itu, Townsend pernah bercerai dan juga dianggap sebagai "orang biasa" di mata keluarga kerajaan. Hal ini menyebabkan perselisihan antara dia dan saudara perempuannya, Ratu Elizabeth II.

8. Skandal perselingkuhan Putri Anne 

11 Tragedi Menimpa Wangsa Windsor, Skandal Keluarga hingga KematianPutri Anne berjalan melewati tentara yang memberi hormat bersama Letnan Jenderal Sir Nick Pope. (commons.wikimedia.org/British Army)

Putri Anne, putri Elizabeth dan Philip, sebenarnya pernah menjalin hubungan singkat dengan Andrew Parker Bowles, mantan suami Camilla, atau sekarang Duchess of Cornwall. Selain itu Anne juga berselingkuh dengan pengawal pribadinya, Sersan Peter Cross, saat sudah menikah dengan Mark Phillips.

Baik Anne maupun Mark Phillips adalah atlet kuda yang berbakat. Phillips memiliki karier berkuda yang sukses dan bahkan menjadi bagian dari tim Olimpiade Inggris pada tahun 1972. Sementara itu, Cross adalah seorang petugas polisi yang dipekerjakan oleh Scotland Yard dan ditugaskan ke perlindungan kerajaan Anne pada tahun 1979. Bertahun-tahun kemudian rumor perselingkuhan mereka mulai beredar.

Semuanya menjadi heboh ketika sebuah laporan di The Sun mengungkapkan skandal itu ke publik. Cross bahkan menghilang beberapa saat setelah itu, tetapi mereka masih terus bertemu satu sama lain.

Perselingkuhannya dengan Cross bukanlah satu-satunya. Anne juga berkencan dengan perwira angkatan laut Timothy Laurence, yang membuat Anne dan Mark Philips bercerai pada tahun 1992. Anne menikah dengan Laurence tak lama setelah perceraiannya.

9. Pangeran Charles dan Camilla Parker Bowles 

11 Tragedi Menimpa Wangsa Windsor, Skandal Keluarga hingga KematianPresiden Lula, didampingi Ibu Negara Marisa Letícia, menyambut pewaris takhta Inggris, Pangeran Charles, dan istrinya, Camilla Parker Bowles, di Istana Planalto. (commons.wikimedia.org/José Cruz/Agência Brasil)

Bukan rahasia lagi bahwa saat muda, Pangeran Charles jatuh cinta dengan Camilla Parker Bowles. Sayangnya, Camilla tidak direstui oleh keluarga kerajaan. Selain itu, dia juga telah menjalin hubungan dengan banyak laki-laki. Jadi, Ratu melarang Charles untuk menikahi Camilla. Charles disarankan oleh mentornya, Lord Louis Mountbatten, untuk menikah dengan perempuan yang masih perawan.

Camilla akhirnya menikah dengan Andrew Parker Bowles, yang membuat keluarga kerajaan senang karena hal itu bisa mengakhiri kasih sayang antara Charles dan Camilla. Lalu, Charles mendekati Diana Spencer yang masih sangat muda, karena Diana lulus ujian dalam keluarga kerajaan, mereka berdua bertunangan.

Sayangnya, cinta Charles dan Camilla tidak pernah pudar, dan mereka berselingkuh di pertengahan tahun 80-an dan terus bertemu secara rahasia selama bertahun-tahun. Mereka akhirnya menikah tahun 2005.

10. Pangeran Charles dan Lady Diana Spencer 

11 Tragedi Menimpa Wangsa Windsor, Skandal Keluarga hingga KematianPangeran Charles, Prince of Wales, dan Princess of Wales, Putri Diana saat keliling menggunakan kereta ke perkebunan Big Pineapple, Woombye, 1983. (commons.wikimedia.org/Queensland State Archives)

Dalam salah satu pernikahan paling berkesan di abad ke-20, Pangeran Charles yang berusia 31 tahun menikah dengan Diana Spencer yang berusia 19 tahun. Pernikahan mereka mirip seperti dongeng di kehidupan nyata yang disiarkan televisi di seluruh dunia. Sayangnya, pernikahan mereka berujung duka bagi Diana, yang akhirnya menderita depresi, bulimia, dan isolasionisme di tahun-tahun awal pernikahan mereka.

Setelah kedua putra mereka, William dan Harry lahir, mereka masih berusaha untuk mempertahankan pernikahan itu. Saat itu, perceraian sangat tidak dianjurkan oleh keluarga kerajaan karena Charles adalah pewaris takhta kerajaan. Selain itu, Gereja Inggris tidak menyetujui tindakan tersebut.

Namun, kebersamaan mereka terus mengalami ketegangan yang luar biasa. Perasaan Charles semakin melekat pada Camilla Parker Bowles, serta usia Charles dan Diana yang berbeda jauh, menimbulkan sentimentalitas yang tak berkesudahan. Setelah pengakuan Diana ​​di televisi pada awal tahun 90-an, pernikahan itu sebenarnya sudah berakhir. Pasangan kerajaan ini resmi berpisah pada tahun 1996.

11. Kematian Putri Diana

11 Tragedi Menimpa Wangsa Windsor, Skandal Keluarga hingga Kematianpotret Pangeran Charles dan Putri Diana saat mengunjungi Spanyol (commons.wikimedia.org/Patrick McKleinschuss)

Tak lama setelah Charles dan Diana resmi bercerai, di usia 36 tahun, Diana menjalin hubungan baru yang lebih romantis. Tragisnya, ia tewas dalam kecelakaan mobil di Paris di tengah pengejaran paparazzi, bersama pacarnya, Dodi Fayed, dan sopir mereka, Henri Paul.

Banyak teori konspirasi tentang motif pembunuhan Diana karena kejanggalan kematiannya dan ketegangan antara dia dan keluarga kerajaan. Salah satu konspirasi yang beredar adalah bahwa Diana sedang mengandung anak Fayed. Diana juga sempat bercerita dengan pelayan pribadinya bahwa nyawanya terancam, selain itu perawatan medis Diana pasca-kecelakaan telah disabotase. Tak satu pun dari 175 teori ini terbukti, dan cerita resmi yang beredar adalah bahwa pengemudinya mabuk pada saat kecelakaan itu terjadi.

Sederet skandal Wangsa Windsor tak saja berhenti sampai di sana, pernikahan Pangeran Harry dengan Meghan Markle juga menimbulkan kontroversi, hingga keputusan mereka berdua untuk angkat kaki dari keluarga kerajaan. Memang, kehidupan tak jauh dari masalah, ya, tak terkecuali keluarga kerajaan. 

Baca Juga: 12 Istana dan Kastil yang Menjadi Kediaman Keluarga Kerajaan Inggris 

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya