RM BTS baru saja merilis album solo pada tanggal 2 Desember lalu, berjudul Indigo. Dalam beberapa foto konsepnya, RM juga mengenakan setelan jeans yang memang identik dengan warna tersebut.
Namun, apakah indigo merupakan warna jeans? Seperti apakah warna indigo yang sebenarnya? Berikut tujuh fakta menarik tentang indigo yang harus kamu tahu.
Indigo adalah pewarna kuno yang bisa berasal dari woad (Isatis tinctoria) atau indigofera (Indigofera tinctoria). Keduanya merupakan tanaman yang dapat menghasilkan warna kebiruan dan juga termasuk tanaman obat. Ada banyak bukti penggunaan indigo dari woad atau indigofera dari zaman milenium ketiga sebelum masehi, dan mungkin jauh lebih awal untuk woad.
Contoh penemuan indigo paling awal dari indigofera diduga berasal dari Peradaban Lembah Indus Zaman Perunggu (3300—1300 SM), atau yang juga dikenal sebagai Peradaban Harappan. Peradaban kuno terbesar ini diketahui dalam sejarah dan puncaknya telah membawa populasi lebih dari 5 juta jiwa.
Para arkeolog sempat menemukan benih dari setidaknya empat spesies berbeda genus indigofera dari kota Rojdi (2500—1700 SM). Kota ini merupakan pusat regional di tempat yang sekarang disebut sebagai Gujarat, India. Mereka juga menemukan sisa-sisa kain yang diwarnai biru bertanggal 1750 SM dari Mohenjo-Daro (sekarang distrik Larkana, Sindt, Pakistan), kota lain dari Peradaban Harappan.
Pada akhir tahun 1200-an, Marco Polo (seorang traveler dan penulis asal Venesia) kembali dari perjalanannya melintasi Asia. Ia menjelaskan di dalam bukunya bahwa indigo bukanlah mineral, tetapi sebenarnya bahan yang berasal dari ekstrak tumbuh-tumbuhan.
Indigo dalam jumlah kecil tersedia di Eropa, tetapi harganya sangat mahal karena perjalanan darat yang panjang dan retribusi yang dikenakan oleh pedagang di sepanjang rute. Sedangkan woad yang ditanam secara lokal adalah pewarna biru utama yang digunakan di Eropa pada saat itu.
Orang Yunani menyebut pigmen kebiruan ini sebagai "indikon", yang berarti 'produk dari India'. Kata ini kemudian menjadi "indigo" dalam bahasa Inggris. Istilah kuno lain untuk pewarna adalah nili dari bahasa Sansekerta yang berarti 'biru tua'. Kata ini berasal dari istilah Arab untuk biru, yaitu Al-Nil.
Indigo biasanya identik dengan denim atau jeans yang menggunakan pigmen kebiruan ini sebagai warna dasar untuk produk-produk mereka. Namun, perlu diketahui bahwa sebenarnya, indigo bukanlah warna biru.
Saat menggunakan pewarna alami indigo pada kain atau linen, warna yang akan keluar pertama kali adalah hijau. Kemudian akan berubah menjadi biru secara perlahan-lahan karena proses oksidasi.
Kelembapan, suhu, dan udara merupakan faktor kombinasi yang menentukan shade akhir dari pewarnaan alami ini. Itulah mengapa, selalu ada berbagai shade biru unik yang tercipta dari indigo.
Sebelum menjadi warna, indigo biasanya mengalami proses fermentasi yang lama di dalam tong beton besar. Mereka menggelembung, tampak seperti sedang bernafas di dalam air, dan reaksi yang hidup ini menjadi indikasi yang meyakinkan akan kualitasnya.
Pada tingkat molekuler, proses fermentasi ini sangat penting. Ini memungkinkan molekul pewarna indigo yang tidak larut dalam air untuk menempel dan mengikat serat kain. Dengan begitu, pewarna tetap menempel di pakaian. Kedalaman dan ketahanan warna ditentukan oleh lapisan molekul pewarna indigo yang difermentasi.
Sebagian besar pewarna alami membutuhkan mordan untuk mempertahankan ketahanan warnanya. Tujuannya adalah agar warna yang diinginkan tetap ada bahkan setelah beberapa kali dicuci. Mordan adalah zat yang digunakan untuk mengatur pewarna pada kain.
Uniknya, indigo adalah satu dari dua pewarna alami tak perlu diberi mordan. Ini karena struktur molekulnya yang berbeda. Walau begitu, ada banyak variasi metode pewarnaan dan tidak semua akan mampu memberikan hasil terbaik.
Namun, puluhan tahun melakukan proses pewarnaan indigo membuat para pengrajin menyempurnakan metode mereka. Akibatnya, terciptalah warna biru alami yang kaya dan permanen yang tidak pudar atau hilang.
Indigo pertama kali diperkenalkan sebagai warna yang berbeda dari biru dan ungu oleh Sir Isaac Newton pada pertengahan abad ke-17. Pada saat itu, ia melakukan uji coba untuk membuktikan bahwa cahaya putih terdiri dari spektrum warna yang penuh.
Ia menggunakan bantuan prisma untuk menunjukkan bahwa cahaya putih dapat terbagi menjadi tujuh warna. Mereka akan menyatu menjadi putih kembali dengan bantuan prisma lainnya. Ketujuh warna ini kemudian kita kenal sebagai pelangi yang terdiri dari merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila (indigo), dan ungu.
Seperti yang sudah dibahas pada poin-poin sebelumnya, bahwa indigo sebenarnya adalah warna yang berdiri sendiri. Meskipun memang cukup sulit untuk mengidentifikasinya dengan mata telanjang, alam roda warna (color wheel), warna indigo dapat ditemukan di antara biru dan ungu.
Ada banyak perdebatan mengenai warna pasti indigo yang sebenarnya dikarenakan banyaknya shade yang bisa dihasilkan oleh pewarnaan indigo dari proses oksidasi. Akan tetapi saat ini orang- orang sepakat bahwa warna ini lebih banyak mengandung unsur ungu di dalamnya, sementara navy memiliki unsur warna biru yang lebih dominan dan lebih gelap.
Indigo memiliki sejarah yang sangat panjang, yang kemudian menambah nilai dan keunikannya sebagai sebuah warna. Tidak heran jika RM BTS juga ingin menggunakan nama "indigo" sebagai judul album solo terbarunya untuk menceritakan sejarah panjang perjalanan kariernya dalam bermusik. Sungguh menarik, bukan?