TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jomblo Wajib Tahu, Menikah Dapat Menurunkan Tingkat Stres Lho!

#SainSeru Bukan hanya stres, menikah juga mengurangi risiko penyakit

cosmopolitan.hu/

Buat kamu yang belum menikah, termasuk mimin juga. Jangan bersedih hati maupun galau. Karena jodoh sudah di atur oleh Tuhan. Dan akan datang di waktu yang tepat, saat kamu memang sudah waktunya untuk menikah.

Perlu kamu tahu, menikah tidak hanya berdampak pada perasaan cinta, hasrat seksual, keinginan memiliki maupun dampak lainnya yang mempengaruhi masing-masing individu. Dari segi kesehatan dan telah dibuktikan melalui penelitian, menikah ternyata memiliki dampak baik lho bagi tubuh dan pikiran. Dan orang yang menikah jauh lebih sehat daripada mereka yang lajang.

Tidak hanya kesehatan dari segi fisik, namun batiniah atau mental psikis kita berubah ketika menikah. Salah satunya adalah tingkat stres pada diri yang mulai menurun. Mungkin karena sudah ada pendamping kali, ya. Hal ini membuat otak dan hati, mulai berhenti mencari kekasih sejati dan akhirnya tingkat stres menurun. Tidak seperti itu juga sih alasannya. Dan berikut, kenapa menikah dapat menurunkan tingkat stress.

1. Individu yang menikah memiliki tingkat hormon stres kortisol yang lebih rendah daripada mereka yang belum menikah

curradinebarns.co.uk

Kapan nikah?

Untuk yang masih sendiri, kalian pasti menggerutu dan kesal jika diberi pertanyaan seperti di atas. Pertanyaan inilah yang salah satunya menjadi temuan penelitian dan membenarkan jika tingkat stres seseorang yang masih lajang jauh lebih tinggi daripada yang sudah menikah. 

Tekanan psikologis dari sekitar yang tinggi, mengakibatkan stres berkepanjangan yang mempengaruhi peningkatan kadar kortisol yang dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk mengatur daya tahan tubuh dan memicu timbulnya penyakit.

2. Ritme kortisol pada seseorang yang telah menikah menunjukkan penurunan yang lebih cepat, berdampak kurangnya risiko penyakit

thelastofthelight.com

Masih berkaitan dengan artikel pertama. Peneliti membandingkan ritme kortisol harian setiap orang. Biasanya, tingkat kortisol puncak ketika seseorang bangun dan menurun di siang hari. Kadar kortisol rata-rata pada pagi hari adalah 5-23 mikrogram per desiliter (mcg/dL), atau 138-635 nanomol per liter (nmol/L), sedangkan kadar kortisol rata-rata pada sore hari adalah 3-16 mcg/dL atau 83-441 nmol/L.

Mereka yang menikah menunjukkan penurunan ritme kartisol yang lebih cepat menurun dibanding yang lajang. Hal ini sering dikaitkan dengan sedikitnya risiko seseorang menderita penyakit jantung dan kelangsungan hidup yang lebih lama.

Verified Writer

Tifani Topan

(Food & Travel Enthusiast) Mohon maaf jika terjadi kesalahan penulisan maupun informasi. Terima kasih

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya