Inilah Reaksi Alami di Otakmu Ketika Kamu Berusaha Gak Berpikir Jorok

Ternyata sangat berdampak untuk tubuh

Di masa puber, sudah sewajarnya remaja berpikir "jorok" karena faktor hormonal yang sedang deras-derasnya. "Jangan berpikir tentang ..." adalah teknik reverse-psychology untuk membuat seseorang justru berpikir tentang hal tersebut. Itulah kenapa anak kecil hingga anak remaja dilarang ini itu, mereka justru melakukannya. Termasuk soal berpikir jorok dan yang terkait dengan hal porno. Bagaimana sih proses itu terjadi di otakmu? Dilansir dari iflscience, berikut ini penjelasannya!

1. Pendekatan sisi agama memang penting, tapi bukan dengan melarang

Inilah Reaksi Alami di Otakmu Ketika Kamu Berusaha Gak Berpikir Jorokforbes.com

Dalam sebuah jurnal penelitian yang berjudul God, I Can't Stop Thinking About Sex! The Rebound Effect in Unsuccessful Suppression of Sexual Thoughts Among Religious Adolescents, penulisnya yang bernama Yaniv Efrati dari Beit Berl College menunjukkan bahwa banyak remaja merasa berdosa karena sisi jorok mereka dan mereka tersiksa karena itu. Diketahui bahwa melarang remaja perihal pergaulan bebas dan pornografi/aksi, justru membuat mereka semakin rentan melakukannya.

Penelitian ini berdasarkan dari hasil tiga survey. Survey pertama dilakukan pada 661 remaja, menunjukkan bahwa mereka yang sering dilarang (terutama dari segi agama) cenderung lebih mengkhawatirkan hal seksual, sehingga lebih memikirkannya. Survey kedua pada 522 remaja menunjukkan bahwa keasikan pikiran mereka tentang seks, membuat mereka lebih tidak bahagia. Sedangkan survey pada 317 remaja menunjukkan bahwa mereka merasa tidak bahagia dan justru aktif secara seksual secara kompulsif sekaligus.

2. Semakin dikekang dan dilarang, perilaku seksual seseorang justru semakin menjadi

Inilah Reaksi Alami di Otakmu Ketika Kamu Berusaha Gak Berpikir Jorokreadsh101.net

Efrati menceritakan pada PsyPost dalam wawancaranya bahwa masyarakat perlu mengajarkan pendidikan seks secara berbeda kepada anak muda. Selama ini yang diterapkan adalah pelarangan dan pemberitahuan seberapa berdosanya aktivitas seksual dari sudut pandang agama, ternyata cara itu tidak efektif.

Yang lebih perlu diterapkan adalah penyampaian semua dampak buruknya, agar mereka dapat memilah dan sadar sendiri untuk menghindarinya. Melarang dan mengekang apalagi secara berlebihan justru akan memberikan efek reverse-psychology yang telah disebutkan. Bentuk pemberian edukasi seks yang tepat akan lebih menghindarkan generasi mendatang yang berperilaku seksual berlebihan.

3. Respon orangtua dan guru tentang pornografi serta masturbasi sangat penting untuk perkembangan anak muda

Inilah Reaksi Alami di Otakmu Ketika Kamu Berusaha Gak Berpikir Jorokmetablasts.com

Efrati menjelaskan bahwa orangtua, guru atau pemuka agama sering terlalu menganggap perilaku seksual seperti terbiasa masturbasi itu sebagai kompulsif. Padahal itu sesuatu yang normal dan manusiawi. Semua hanya karena mereka, para tetua, khawatir kebiasaan tersebut akan membawa anak muda kepada perilaku yang merusak. Namun perlu diingat sekali lagi, caranya bukan dengan melarang.

Bahkan penelitian ini menemukan bahwa orang yang tinggal di lingkungan relijius ekstrim justru aktif seksual secara kompulsif, daripada mereka yang cenderung hidup di lingkungan sekular. Pengekangan yang berlebihan ditambah pelarangan keras yang menimbulkan efek reverse-psychology, membuat kondisi ibarat hewan jinak yang dibiarkan kelaparan di dalam kandang, kemudian akan menjadi buas begitu terlepas dari kandangnya.

4. Terjadi perang batin tentang perilaku seksual seseorang dengan rasa bersalah/berdosa terhadap paham agama yang mereka anut

Inilah Reaksi Alami di Otakmu Ketika Kamu Berusaha Gak Berpikir Jorokhuffingtonpost.co.uk

Efrati menambahkan bahwa dalam penelitian, responden yang tergolong cukup relijius akan melaporkan diri mereka sendiri bahwa mereka aktif kompulsif secara seksual, padahal pada praktiknya mereka tidak demikian. Mereka menceritakan seperti itu akibat rasa bersalah mereka dari segi agama yang mereka anut.

Mereka mengerti bahwa aktif secara seksual itu salah secara agama, tapi mereka telanjur melakukannya, kemudian mereka merasa sudah telanjur berdosa sehingga berpikir sekalian saja dilanjutkan dan trus berputar seperti itu. Mereka merasa ada momen untuk bertobat suatu saat nanti. Inilah pemikiran yang bisa lahir dari pengekangan berlebihan, yang kemudian "kekang" tersebut sempat longgar atau lolos.

Itulah reaksi alami yang terjadi pada otakmu ketika kamu berusaha keras untuk tidak berpikir jorok, terutama jika dilarang. Pahamilah bahwa banyak yang bisa kamu lakukan dan hasilkan, daripada menghabiskan waktu dengan aktivitas seksual. Untuk kamu yang orangtua, guru atau pemuka agama, berikan anak muda pemahaman yang sebenar-benarnya ya, bukan larangan. Karena kita tahu dampak larangan, tekanan dan kekangan seperti yang telah disebutkan.

Topik:

  • Tania

Berita Terkini Lainnya