Pernah Berjaya, 5 Fakta Sejarah Kereta Api di Kabupaten Rembang

Kalah bersaing memaksanya tuk berhenti 

Kabupaten Rembang, kota kecil yang terletak di pesisir pantura ini sebenarnya dulu mempunyai jalur kereta api lho, akan tetapi karena kalah bersaing dengan moda transportasi lain, kereta api di kabupaten ini pun dinonaktifkan.

Mengingat semakin padatnya kendaraan di jalur pantura, kehadiran moda transportasi massal kereta api tentu amat dirindukan oleh sebagian besar masyarakat Rembang. 

Meskipun nonaktif, ternyata kereta api di tanah pesisir ini memiliki fakta sejarah yang tak hisa hilang begitu saja lho. Berbagai fakta mengenai kejayaan si ular besi di 'Bumi Kartini' tentu menarik untuk diketahui. Penasaran? Simak baik-baik ya. 

1. Pertama kali dibangun oleh Semarang-Joana Stoomtram Maatschappij

Pernah Berjaya, 5 Fakta Sejarah Kereta Api di Kabupaten RembangPeta jalur SJS 1902. (Dok. Kitlv.nl)

Semarang-Joana Stoomtram Maatschappij atau biasa dikenal dengan singkatan SJS merupakan perusahaan kereta api swasta Belanda yang membangun jalur dari Semarang ke sisi timur pantura. Sesuai dengan namanya, SJS pertama kali membangun jalur kereta api dari Semarang hingga Juwana (Pati) yang sudah bisa dilalui sejak tahun 1884.

Tak hanya berhenti di Juwana, Semarang-Joana Stoomtram Maatschappij kemudian juga membangun jalur lagi kearah timur yaitu menuju Rembang yang diresmikan tahun 1900 lalu tembus ke Bojonegoro pada tahun 1919.

Kemudian dari Kota Rembang sendiri, SJS membangun jalur lagi ke selatan menuju arah Blora (Cepu) dan bisa dilalui sejak tahun 1901. Tua banget, kan usianya? 

2. Dulunya diprioritaskan untuk mengangkut barang

Pernah Berjaya, 5 Fakta Sejarah Kereta Api di Kabupaten RembangStasiun Rembang tempo dulu. (Dok. Kitlv.nl)

Kabupaten Rembang dikenal memiliki potensi sumber daya yang tak bisa dianggap remeh, terbentangnya pegunungan Kendeng Utara dengan puncaknya Puncak Argopuro (Gunung Lasem) membuat material tambang batu gamping melimpah ruah di wilayah ini.

Batu gamping ini merupakan mineral penting yang berguna sebagai bahan baku utama pembuatan semen. Selain batu gamping, pasir kuarsa dan tanah liat juga mudah ditemukan di kabupaten ini. 

Tak hanya bahan tambang, potensi batik Lasem yang memiliki motif khas juga menjadi komoditas ekonomi yang mampu menarik hati bagi konsumen. Tak heran, Semarang-Joana Stoomtram Maatschappij pun memutuskan untuk membangun jalur kereta api sebagai sarana penunjang angkutan berbagai sumber daya yang dimiliki Kabupaten Rembang. 

Baca Juga: Serunya Belajar Sejarah Perjuangan di Museum TNI AD, Ada Teknologi AR!

3. Terdapat 3 stasiun besar yang masih berdiri hingga kini

Pernah Berjaya, 5 Fakta Sejarah Kereta Api di Kabupaten RembangStasiun Lasem tempo dulu (Dok. Istimewa)

Dari sekian banyak stasiun yang ada di Kabupaten Rembang, ternyata ada 3 yang menjadi stasiun besar pada masanya. Di antaranya adalah Stasiun Rembang, Stasiun Lasem, dan Stasiun Pamotan.

Sebagai stasiun terbesar se-kabupaten, Stasiun Rembang tentu memiliki fasilitas yang lengkap seperti depo lokomotif, menara air, dan lain sebagainya. Setelah nonaktif, stasiun ini pun beralih fungsi menjadi terminal bis antar kecamatan. Sungguh disayangkan bukan? 

Tak hanya itu, di Kabupaten Rembang sendiri ternyata berdiri satu-satunya stasiun dengan corak tionghoa di Indonesia lho. Yups, itulah Stasiun Lasem. Masyarakat Lasem memang banyak terdapat keturunan tionghoa yang telah bermukim sejak zaman Majapahit, maka jangan heran jika gaya arsitektur Stasiun Lasem dibuat khas tiongkok. Unik banget deh! 

4. Ditutup perlahan sejak tahun 1985

Pernah Berjaya, 5 Fakta Sejarah Kereta Api di Kabupaten RembangStasiun Rembang pasca nonaktif. (Dok. Istimewa)

Dulunya di Kota Rembang terdapat jalur kereta api yang memiliki 3 arah percabangan yaitu kearah Juwana-Semarang, Blora-Cepu, dan Lasem-Bojonegoro. Akan tetapi, akibat kalah bersaing dengan moda transportasi lain membuat jalur kereta api ini harus ditutup secara perlahan sejak tahun 1985 hingga tahun 1992.

Menurut arsip PT KAI dalam buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian (2004), jalur Rembang-Blora ditutup sekitar tahun 1984. Sementara, jalur Juwana-Rembang ditutup dua tahun kemudian yaitu sekitar tahun 1986. Untuk lintas Rembang-Jatirogo ditutup pada tahun 1989, dan untuk Jatirogo-Bojonegoro sedikit lebih lama yaitu baru ditutup pada tahun 2001.

5. Diwacanakan akan dihidupkan kembali

Pernah Berjaya, 5 Fakta Sejarah Kereta Api di Kabupaten RembangDok. IDN Times/Candrika Ilham W

Rencana reaktivasi pun sempat santer digaungkan oleh PT KAI DAOP IV Semarang, selaku pihak yang menaungi aset kereta api di wilayah ini. Rencananya kereta api jalur Semarang-Rembang akan diaktifkan kembali pada tahun 2025, akan tetapi jika benar itu terjadi tentunya masih tersisa waktu untuk menyiapkan semuanya agar tak menimbulkan polemik dengan warga. Yang pasti sudah sejak lama jalur ini terlelap dalam tidur panjangnya.

Pengkajian secara komprehensif memang perlu dilakukan agar tak terjadi konflik sosial didalam tubuh masyarakat. Akankah dibangun jalur baru ataukah menggunakan jalur lama? Mari kita tunggu bersama.

Baca Juga: 5 Stasiun Kereta Tertua di Indonesia, Jejak Peninggalan Belanda Lho!

Candrika Ilham Wijaya Photo Verified Writer Candrika Ilham Wijaya

Menghargai kata @cndrikailhm_

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya