Ludwig van Beethoven: Ketulian Tidak Membatasi Kemampuannya Mencipta

“Ever thine, ever mine, ever ours.”

Sejak kecil, kita sudah tidak asing dengan musik instrumental 'Fur Elise'. Namun, beberapa dari kita mungkin belum mengenal siapa penciptanya. Pernah mendengar nama Beethoven? Ya, Ludwig van Beethoven adalah seorang pianis dan komposer Jerman yang dianggap sebagai salah satu komposer dunia terbesar sepanjang masa. Beethoven lahir tanggal 16 Desember 1770 di Bonn, Jerman dan meninggal 26 Maret 1827 di Vienna, Austria.

Beethoven dianggap sebagai komposer terhebat yang pernah hidup di antara transisi Era Klasik dan Romantis, karena kemampuannya untuk menuangkan emosi ke dalam musik. Namun, kehidupan Beethoven juga tidak lepas dari perjuangannya melawan ketulian. Tahukah kamu? Beberapa karya Beethoven yang paling penting diciptakan selama 10 tahun terakhir dalam hidupnya ketika ia tidak dapat mendengar.

Untuk mengenal sosok Beethoven lebih dalam, mari kita ikuti perjalanan hidupnya!

1. Tuntutan sang ayah dan masa kecil Beethoven yang penuh dengan kekerasan

Ludwig van Beethoven: Ketulian Tidak Membatasi Kemampuannya Menciptawikimedia.org

Beethoven lahir dari keluarga yang berkecimpung dalam dunia musik. Ia adalah anak pertama dari pasangan Johann dan Maria Magdalena Keverich. Sang kakek –yang namanya persis seperti Beethoven– adalah seorang musisi Bonn yang paling makmur dan terkemuka. Ayahnya, Johann, juga seorang musisi –sayangnya ia lebih dikenal sebagai pemabuk daripada kemampuan bermusik. Meskipun awalnya cukup makmur, keluarga Beethoven jatuh miskin karena kematian kakeknya di tahun 1773. Beethoven terpaksa berhenti sekolah pada umur 11 tahun, dan pada usia 18 tahun ia mencari nafkah bagi keluarganya.

Beethoven memang berbakat. Namun, sang ayah berusaha menjadikannya seperti Wolfgang Amadeus Mozart. Ia mengajari musik pada Beethoven dengan cara yang kaku dan brutal –tidak seperti ibunya yang lembut dan bermoral. Hampir setiap hari Beethoven dicambuk, dikunci di ruang bawah tanah, dan dilarang tidur sebelum berlatih musik. Meskipun kekerasan mewarnai masa kecilnya, Beethoven mampu bangkit dari berbagai kepahitan dan kemudian menjadi seorang musisi yang luar biasa.

Di usia 13 tahun, Beethoven telah menerbitkan sebuah komposisi yang diberi judul 'Nine Variations on a March by Dressler' di tahun 1783. Di usia yang sangat muda itu pun ia telah ditunjuk sebagai pemain musik untuk opera Bonn. Beethoven membuat kemajuan sedemikian rupa sehingga Maximilianus Francis, Uskup Agung Bonn, diminta untuk mengirim Beethoven ke Vienna dan belajar dari Mozart.

Beethoven akhirnya bertemu dengan Mozart di tahun 1787. Sayangnya, pertemuan itu terputus dalam waktu yang singkat karena Beethoven menerima kabar tentang kematian ibunya. Setelah pertemuan mereka, Mozart yang sangat terkesan dengan kekuatan improvisasi Beethoven memberi tahu kepada teman-temannya: "Nama pemuda itu akan menjadi besar di dunia musik."

2. Perjalanan karier Beethoven sebagai musisi, dari Vienna ke negara Eropa lainnya

Ludwig van Beethoven: Ketulian Tidak Membatasi Kemampuannya Menciptawrti.org

Sebelum Beethoven meninggalkan Bonn, ia telah memperoleh reputasi besar di Jerman sebagai pianis, dengan bakat improvisasi yang luar biasa. Beethoven mampu membuat para audiens menangis. Hal ini jarang ditemukan pada pianis-pianis lain. Para bangsawan atau aristokrat di Vienna juga sangat mengaguminya. Mereka tidak segan-segan untuk membesarkan dan mengangkat nama Beethoven. Beberapa aristrokat di Vienna yang menjadi pendengar setianya adalah Baron Gottfrried van Swieten, Pangeran Joseph Franz Lobkowitz, dan Pangeran Karl Lichnowsky. Mereka selalu mendukung Beethoven dari segi apapun, bahkan sampai menjelang kematiannya.

Literatur dunia menyebutkan bahwa tambahan "van" pada nama Beethoven sebetulnya tidak menunjukkan bahwa ia lahir dari garis keturunan bangsawan. Namun karena tambahan nama tersebut, Beethoven menjadi lebih mudah mendapatkan akses untuk masuk dalam lingkaran aristokrat di Vienna. Kala itu, Vienna menjadi standar bagi para aristokrat penikmat seni dan budaya Eropa. Dunia musik menjadi sangat berkembang di Vienna, ditambah dengan pengaruh kuat dari Francis II yang menjadi kaisar pada masa itu. Para pemusik, khususnya Beethoven kemudian membangun standar dan profesionalisme tersendiri di dunia musik. 

Sejarah mencatat bahwa tahun 1795 menjadi tahun yang menandai kebesaran nama Beethoven. Untuk pertama kalinya Beethoven tampil sebagai pianis dalam sebuah konser di depan publik Vienna. Ia memainkan komposisinya, 'No. 2, Opus 19'. Para audiens dibuat terpukau karena penampilannya. Di tahun yang sama, ia juga tampil mengesankan dalam suatu konser amal yang digagas untuk menghormati Haydn, seorang seniman musik besar. Beethoven tampil bersama dengan Mozart.

Selama tiga tahun berturut-turut, Beethoven kemudian melakukan tur konser di Berlin dan Praha. Andai saja dunia saat itu cukup aman dari konflik-konflik yang muncul akibat situasi di Eropa, tentu pengaruh Beethoven semakin luas di dunia musik. Barulah pada tahun 1800, Beethoven dapat menggelar konser kembali dalam skala besar. Momen itu digunakan Beethoven untuk memainkan karyanya 'Septet (Opus 20)' dan 'First Symphony'. Ia juga memainkan komposisi yang dibuat oleh Haydn dan Mozart. Beethoven kemudian menjadi sangat terkenal di seluruh Eropa.

3. Ketulian yang berdampingan dengan profesi Beethoven sebagai komposer musik

Ludwig van Beethoven: Ketulian Tidak Membatasi Kemampuannya Menciptaclassicfm.com

Seringkali kita mendengar bahwa di balik bakat Beethoven yang mengagumkan, ternyata ia mengalami ketulian. Sungguh luar biasa! Di saat yang bersamaan, Beethoven berjuang menerima kenyataan yang mengejutkan, mengerikan, dan selalu disembunyikannya dengan susah payah. Diceritakan bahwa Beethoven berjuang keras untuk memahami kata-kata yang diucapkan orang lain dalam setiap percakapan. Bayangkan betapa sulitnya, ditambah lagi pada masa itu belum ada dokter spesialis pendengaran.

Pergumulan Beethoven dalam mengatasi ketuliannya terungkap lewat surat yang ditulis untuk temannya, Franz Gerhard Wegeler, di tahun 1801. Berikut ini terjemahan bebas dari ungkapan Beethoven:

"Saya harus mengakui bahwa saya menjalani kehidupan yang menyedihkan. Selama hampir dua tahun saya berhenti menghadiri acara sosial apa pun, hanya karena saya tidak berani mengungkapkan kepada semua orang bahwa saya tuli. Dalam profesi saya, ketulian merupakan cacat yang mengerikan. Lain cerita jika saya memiliki profesi lain."

Meski kemampuan mendengarnya semakin menurun, Beethoven tidak pernah berhenti berkarya. Dari tahun 1803 hingga 1812, Beethoven menciptakan sebuah opera, enam symphony, empat solo concerti, lima string quartet, enam string sonata, tujuh piano sonata, lima buah piano variations, empat overture, empat trio, dua sextets dan 72 lagu. 

Satu abad kemudian, dunia tertarik dengan fenomena ketulian yang dialami Beethoven. Seorang ilmuwan bernama Dokter Marage mengangkat ketulian Beethoven dalam suatu konferensi yang dikenal dengan French Academy of Sciences. Kajian Dokter Marage memerlukan waktu hingga 2 tahun dan disampaikannya pada 23 Januari 1928 serta  2 Desember 1929. Ia menganalisis berbagai gejala yang dialami Bethoven melalui setiap suratnya. Suara-suara berdengung dan suara yang samar terdengar menjadi tanda ketulian Beethoven. Kemampuan mendengar Beethoven yang semakin berkurang disinyalir telah muncul sekitar tahun 1796. Ketuliannya makin parah sejak tahun 1798 karena menurut analisis Dokter Marage, Beethoven kehilangan 60% pendengarannya pada tahun 1801. Beethoven kemudian kehilangan seluruh kemampuan mendengarnya di tahun 1816.

Baca Juga: Marie Antoinette: Ratu Perancis Terakhir dengan Sejuta Miskonsepsi

4. Sejarah di balik 'Symphony No. 3', 'Fur Elise' dan 'Moonlight Sonata' karya Beethoven

Ludwig van Beethoven: Ketulian Tidak Membatasi Kemampuannya Menciptacountryandtownhouse.co.uk

Sampai hari ini, dunia mencatat bahwa 'Symphony No. 3', 'Fur Elise', dan 'Moonlight Sonata' adalah beberapa karya musik Beethoven yang selalu menghantui genre musik klasik. Ketiga karya tersebut merupakan hasil yang sangat rumit, orisinal, dan indah.

Sejarah mencatat bahwa 'Symphony No. 3' yang dibuat oleh Beethoven didedikasikan bagi seorang jenderal Prancis pada masa itu. Ya, Napoleon Bonaparte! Beethoven mengganggap sosok Bonaparte sebagai seorang pahlawan. Ironisnya, tahun 1804 –di waktu yang hampir bersamaan dengan pernyataan dari Napoleon Bonaparte yang memproklamirkan dirinya sebagai Kaisar Prancis– Beethoven merobek lembar patitur 'Symphony No. 3'. Ia juga menghapus dedikasi karyanya bagi Bonaparte. Entah karena kekecewaan Beethoven terhadap nafsu dan ambisi yang ditunjukkan Bonaparte untuk menjadi penguasa dunia, atau karena hal lainnya, namun yang pasti  'Symphony No. 3' kemudian berganti nama menjadi 'Eroica Symphony'. Eroica dalam bahasa Italia berarti kepahlawanan. Bukan suatu kebetulan jika Beethoven menggantinya.

Pada tahun 1810, Beethoven menyelesaikan 'Fur Elise', dalam bahasa Jerman artinya "Untuk Elise". Karya ini sesungguhnya baru dimunculkan 40 tahun setelah kematian Beethoven. Hal ini terjadi karena pada tahun 1867, seorang sarjana musik Jerman menemukannya. Sayang, naskah asli dari Beethoven telah hilang. Intepretasi dari karya ini kemudian bermunculan. Beberapa ahli mengatakan bahwa 'Fur Elise' didedikasikan oleh Beethoven untuk seorang temannya, sesama musisi, sekaligus muridnya yang bernama Therese Malfatti. Pendapat lain berkata, 'Fur Elise' didedikasikan untuk seorang penyanyi sopran dari Jerman yang bernama Elisabeth Rockel.

'Sonata quasi una Fantasia' pertama kali dimainkan oleh Beethoven pada tahun 1802. Namun, saat ini kita lebih mengenalinya sebagai 'Moonlight Sonata' karena seorang kritikus musik dari Jerman, Ludwig Rellstab, pernah menulis bahwa setiap ia mendengar karya tersebut, ia selalu teringat akan bulan yang berpendar di Danau Lucerne. Lebih jauh lagi dari cerita tersebut, ternyata 'Sonata quasi una Fantasia' adalah karya yang menggambarkan perasaan dan keinginan hati Beethoven untuk meminang seorang gadis bangsawan bernama Giulietta. Diceritakan bahwa tahun 1801 Beethoven menerima Countess Giulietta Guicciardi sebagai muridnya. Beethoven kemudian jatuh cinta pada Giulietta. Singkat cerita, ayah Giuletta menolak dan bersikeras bahwa Giulietta harus menikah dengan seseorang yang memiliki gelar bangsawan dan terpandang seperti dirinya. Akhirnya Giulietta menikah dengan Count Wenzel Robert Gallenberg pada tahun 1803. Selanjutnya, tidak ada lagi cerita mengenai kisah cinta Beethoven.

5. Vienna berduka atas kematian Beethoven, sang legenda

Ludwig van Beethoven: Ketulian Tidak Membatasi Kemampuannya Menciptamarkchristensenwriter.com

Beethoven meninggal pada tanggal 26 Maret 1827, dikelilingi oleh teman-teman terdekatnya di saat badai melanda Vienna. Usianya saat itu 56 tahun, ia meninggal karena sirosis hati yang diakibatkan karena kebiasaannya mengkonsumsi alkohol. 

Hari pemakaman Beethoven jatuh pada tanggal 29 Maret. Hampir semua sekolah ditutup sebagai tanda berduka. Di pemakaman Wahring, Anschutz, seorang aktor yang secara pribadi mengenal sang komposer, memberikan pidatonya. Diperkirakan antara 10.000 sampai 30.000 orang hadir. Franz Schubert, pengagum besar Beethoven, menjadi salah satu pembawa peti mati, bersama dengan para musisi lain. Schubert meninggal tahun berikutnya dan dimakamkan di sebelah Beethoven.

Otopsi atas kematian Beethoven memberikan sedikit petunjuk tentang asal usul ketuliannya. Ketuliannya dapat dipicu karena diare kronis dan penyumbatan pada arterinya. Diketahui bahwa pada musim panas 1796, Beethoven tertular tifus. Kondisi inilah yang kemudian memperburuk kemampuan mendengarnya. Ilmuwan lain yang kemudian menganalisis potongan tengkorak Beethoven memperhatikan tingginya kandungan timah hitam dan memberikan hipotesis keracunan timbal sebagai penyebab potensial kematian Beethoven. Namun, hipotesis ini tidak terbukti.

6. Kata-kata dari Beethoven yang sarat makna kehidupan!

Ludwig van Beethoven: Ketulian Tidak Membatasi Kemampuannya MenciptaPixabay/cocoparisienne

1. “Music is a higher revelation than all wisdom and philosophy.”

Musik adalah wahyu yang lebih tinggi daripada semua kebijaksanaan dan filsafat.

Sejarah dunia mencatat bahwa Beethoven pernah mengungkapkan sebuah kalimat mengenai pandangannya terhadap musik. Bagi Beethoven, musik adalah wahyu yang lebih tinggi dibandingkan dengan petuah-petuah dan filosofi yang ada. Sungguh, membutuhkan perasaan daripada sekadar berpikir untuk dapat menikmati keindahan musik. Bagaimana pendapatmu?

2. “Anyone who tells a lie has not a pure heart and cannot make good soup.”

Siapa pun yang berbohong tidak memiliki hati yang murni dan tidak bisa membuat sup yang baik.

Beethoven memiliki kepekaan yang lebih tinggi dibandingkan orang-orang pada umumnya. Ia mampu menangkap ketulusan dan kejujuran orang-orang di sekelilingnya. Hasrat untuk membangun keluarga yang ideal dan bebas dari masa lalu yang penuh kekerasan membuatnya mampu memahami hal-hal sepele. Kejujuran baginya sangat bernilai, hingga ia memberikan makna dengan semangkuk sup. Tentu saja, sup yang tersaji di meja akan berbeda rasanya jika dibuat dengan penuh kepura-puraan.

3. “Love demands all and has a right to all.”

Cinta menuntut segalanya, dan berhak atas segalanya.

Kisah cinta Beethoven yang seringkali kandas membuatnya memaknai setiap relasi yang dimilikinya dengan cara yang berbeda. Status atau gelar kebangsawanan menjadi sandungan bagi Beethoven untuk membangun hubungan percintaannya. Baginya, tidak sulit masuk ke dalam lingkaran kaum aristokrat. Tetapi, menjadi seperti mereka adalah hal yang berbeda. Sebagai guru musik tanpa gelar kebangsawanan, sudah tentu Beethoven bukan pilihan yang tepat bagi para perempuan bangsawan. Namun demi cinta, Beethoven meyakini semuanya menjadi tidak berarti. 

4. “Recommend to your children virtues that alone can make them happy. Not gold.”

Sarankan kepada anak-anakmu, hanya dengan segala kebaikan maka kamu dapat berbahagia. Bukan harta.

Kehidupan Beethoven semasa kecil memang pernah mengalami kejayaan, sampai akhirnya keluarga Beethoven jatuh miskin. Beethoven bahkan kemudian menjadi tulang punggung keluarga. Pada usia 18 tahun, ia telah mencari nafkah bagi keluarganya menjadi seorang pianis. Meskipun ia mampu mengangkat derajat keluarga karena kemasyhuran dirinya sebagai seorang komponis, bagi Beethoven semua itu bukan segalanya. Kehidupan yang penuh dengan kebaikan merupakan idaman hati semua orang. Setuju?

Nah, itulah sepenggal kisah kehidupan dari seorang maestro dunia bernama Beethoven. Kehidupannya memang tidak selalu sempurna, bahkan penuh dengan berbagai kejutan yang tidak diharapkannya. Namun, sekali lagi, semua itu tidak menyurutkan niat Beethoven untuk membawa kebaikan bagi semua orang. Semoga Beethoven dapat menginspirasi kita semua, ya!

Baca Juga: 5 Misteri Jack the Ripper, Pembunuh Berantai Zaman Victoria

Vondra Photo Verified Writer Vondra

She/her.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya