Ada yang Asli dan Palsu, Ini 5 Fakta Ilmiah Gulungan Naskah Laut Mati

#IDNTimesScience Salah satu penemuan arkeologis terbesar

Dunia pernah dihebohkan dengan penemuan bersejarah berupa gulungan naskah kuno yang diklaim sebagai warisan orang-orang di wilayah Laut Mati pada era Sebelum Masehi. Itu berarti, usia dari naskah tersebut mencapai 2.000 hingga 2.500 tahun dan memang sebagian besarnya juga sudah rusak.

Naskah-naskah kuno tersebut pada akhirnya dinamakan Gulungan Naskah Laut Mati atau Dead Sea Scrolls. Jadi, apa yang dimaksud dengan Gulungan Naskah Laut Mati itu? Bagaimana sejarah ditemukannya? Apa pendapat para ahli di zaman modern? Yuk, kita simak mengenai fakta-faktanya.

1. Penemuan Gulungan Naskah Laut Mati

Ada yang Asli dan Palsu, Ini 5 Fakta Ilmiah Gulungan Naskah Laut MatiPenemuan gulungan naskah kuno. (timesofisrael.com)

Sebuah gulungan naskah kuno yang diyakini sebagai kisah-kisah sejarah pada era Sebelum Masehi telah ditemukan pada akhir 1946 di wilayah kuno bernama Qumran, dicatat dalam laman History. Wilayah Qumran secara geografis terletak di pantai barat laut dari Laut Mati. Awalnya, gulungan naskah tersebut ditemukan oleh sekelompok penggembala kambing di sebuah gua di wilayah Qumran.

Untuk selanjutnya, artefak berupa naskah kuno tersebut dibeli oleh kolektor barang antik dan akhirnya bisa diteliti oleh kalangan umum, termasuk akademisi dan ahli sejarah. Setelah kabar penemuan naskah kuno tersebut meluas, akhirnya pencarian arkeologis dilakukan di wilayah Gua Qumran dan di sana didapatkan banyak gulungan naskah lainnya. Para ahli dan sejarawan menyatakan bahwa ada lebih dari 20 ribu fragmen naskah kuno ditemukan.

2. Menurut ilmuwan, usia dari naskah-naskah tersebut memang sangat tua

Ada yang Asli dan Palsu, Ini 5 Fakta Ilmiah Gulungan Naskah Laut MatiNaskah kuno berusia ribuan tahun. (thejc.com)

Menurut studi dan riset yang dilakukan oleh para ilmuwan, didapatkan kesimpulan bahwa gulungan naskah yang ditemukan di Qumran adalah naskah yang berusia sangat tua. Dicatat dalam laman Science Daily, tim ilmuwan dan ahli sejarah yang dipimpin oleh Prof. Oded Rechavi dari Universitas Tel Aviv dan Prof. Mattias Jakobsson dari Universitas Swedia telah melakukan penelitian mendalam akan gulungan-gulungan naskah tersebut.

Gulungan Naskah Laut Mati bisa cukup awet selama ribuan tahun berkat kulit hewan yang menjadi media utama dari tulisan tersebut. Hasil riset juga mengarah pada bukti DNA kulit hewan ternak yang sudah berusia sangat tua yang dipakai pada ribuan naskah tersebut. Sekitar 25 ribu tulisan kuno dicatat dalam naskah berupa kulit hewan dan papirus.

Jika dilihat dari DNA kulit hewan dan tulisan yang ada pada Gulungan Naskah Laut Mati, bisa disimpulkan usianya mencapai 2.000 hingga 2.500 tahun. Gulungan naskah termuda diperkirakan ditulis pada 70 Masehi dan sisanya merupakan naskah yang dicatat pada era-era Sebelum Masehi. Namun, bukan hanya usianya saja yang menjadi minat dari banyak kalangan, melainkan juga isi dari naskah kuno tersebut.

Baca Juga: 7 Penemuan Bangsa Mesopotamia yang Mengubah Dunia, Sangat Berguna!

3. Jadi, apa isi dari puluhan ribu naskah kuno tersebut?

Ada yang Asli dan Palsu, Ini 5 Fakta Ilmiah Gulungan Naskah Laut MatiMeneliti Gulungan Naskah Laut Mati. (trtworld.com)

Tidak mudah untuk meneliti dan menyelidiki apa isi dari ribuan gulungan naskah misterius tersebut. Dibutuhkan kemampuan mumpuni dari ahli sejarah, ahli bahasa purba, dan bahkan ilmuwan di bidang teologi. Namun, sebagian besarnya sudah mulai terungkap, yakni kisah-kisah yang pernah terjadi di zaman Sebelum Masehi yang juga tercatat dalam Alkitab Perjanjian Lama.

Sedangkan, sebagian lainnya adalah kisah-kisah kehidupan bangsa Israel kuno yang mungkin tidak ada hubungannya dengan agama atau keyakinan. Dilansir dalam laman Britannica, mayoritas Gulungan Naskah Laut Mati ditulis dengan menggunakan bahasa Ibrani kuno. Catatan-catatan purba itu juga berisi mengenai tradisi, budaya, tata cara peribadatan, dan sendi-sendi kehidupan sosial masyarakat Yudaisme kuno.

Apa yang tercatat dalam naskah kuno tersebut, sebagian besarnya juga tercatat dalam Alkitab Perjanjian Lama, terutama mengenai kehidupan bangsa Yahudi di zaman dulu. Beberapa penemuan arkeologis lainnya merujuk pada bahasa Aram kuno, yakni bahasa Semitik yang digunakan oleh bangsa Samaria pada 3.000 tahun lalu. Kisah-kisah yang memuat tokoh-tokoh besar di zamannya tentu juga dicatat dalam gulungan-gulungan tersebut.

4. Beberapa bagian dari naskah asli telah ditulis ulang dan dipalsukan

Ada yang Asli dan Palsu, Ini 5 Fakta Ilmiah Gulungan Naskah Laut MatiBagian naskah kuno yang diteliti. (gulfnews.com)

Ada banyak fragmen dari Gulungan Naskah Laut Mati yang ternyata ditulis ulang dan dipalsukan di era-era sesudahnya. Contohnya ada pada naskah-naskah kuno yang disimpan dalam Museum Alkitab di Kota Washington, Amerika Serikat. Dicatat dalam National Geographic, naskah-naskah kuno yang disimpan di museum tersebut dinyatakan palsu dan ditulis pada zaman yang lebih muda.

Beberapa fragmen yang diteliti adalah bagian yang terpisah dari naskah-naskah yang asli dan dicatat dengan cara yang cenderung mirip dengan naskah aslinya. Ilmuwan menamakan teknik penulisan ini sebagai pemalsuan modern (copy) yang secara awam bisa mengecoh mata. Tidak jelas bagaimana naskah-naskah palsu tersebut bisa ada. Yang jelas, hal ini menjadi tamparan keras bagi pengelola museum tersebut akibat keteledoran mereka memasukkan gulungan naskah yang ternyata ditulis di zaman modern.

Jika ada pihak yang sukses memalsukan naskah kuno tersebut dan memasukkannya ke dalam museum sejarah, lantas di manakah gulungan naskah yang asli saat ini? Gulungan Naskah Laut Mati yang asli masih tersimpan di Israel, tepatnya di Kuil Kitab dan Museum Israel. Menurut The Israel Museum Jerusalem, saat ini artefak bersejarah tersebut masih terus dalam status sengketa antara Israel, Yordania, dan Palestina.

5. Palestina dan Yordania melakukan klaim hak milik atas situs dan naskah kuno tersebut

Ada yang Asli dan Palsu, Ini 5 Fakta Ilmiah Gulungan Naskah Laut MatiNaskah kuno yang menjadi sengketa. (archmdmag.com)

Yordania dan Palestina menyatakan bahwa Gulungan Naskah Laut Mati asli yang saat ini ada di Israel, seharusnya juga menjadi milik mereka. UNESCO dalam lamannya mencatat bahwa pada awalnya, gulungan naskah tersebut ditemukan oleh gembala asal Palestina. Selanjutnya, dengan bantuan dan izin dari otoritas Yordania, penggalian situs purbakala itu bisa dilakukan oleh banyak ilmuwan dunia.

Bahkan, menurut berita yang diterbitkan dalam Cultural Property News, klaim kepemilikan Israel tersebut telah memantik reaksi keras dari Palestina dan Yordania sebagai pihak-pihak yang juga merasa berhak memiliki. Jerman yang sempat meminjam naskah kuno tersebut untuk dipamerkan di Museum Frankfurt, telah memberikan peringatan ke Israel bahwa bisa saja Yordania dan Palestina mengajukan klaim kepemilikan pada UNESCO.

Masih dalam laman berita yang sama, UNESCO sendiri sebetulnya lebih condong untuk memasukkan situs bersejarah tersebut sebagai milik bersama di bawah pengawasan UNESCO. Namun, sepertinya keputusan ini ditolak oleh Israel karena sampai detik ini, Gulungan Naskah Laut Mati yang asli masih berada di tangan Israel. Jika ilmuwan dan ahli sejarah ingin melihat dan meneliti naskah-naskah itu, mereka wajib datang langsung ke museum yang ada di Yerusalem dan Tel Aviv.

Nah, itu tadi beberapa fakta ilmiah tentang Gulungan Naskah Laut Mati yang menjadi sengketa beberapa pihak. Semoga artikel ini dapat menambah sekaligus memperkaya pengetahuan kamu, ya!

Baca Juga: Sering Pakai, Ini 5 Benda Penemuan Jepang yang Telah Mengubah Dunia

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya