5 Ahli Psikologi yang Menggagas Cara Pandang Baru Mengenai Mental

Keilmuan bidang psikologi sudah ada sejak zaman kuno

Dilansir laman Simply Psychology, secara sederhana, psikologi dapat diartikan sebagai studi ilmiah dan disiplin ilmu yang mempelajari tentang pikiran, mental, perilaku, dan segala hal yang berkaitan dengan individu manusia dalam hal kesadaran berpikir. Dalam sejarahnya, ilmu psikologi sudah ada pada era Sebelum Masehi.

Nah, dalam perkembangannya, ilmu psikologi ternyata juga banyak digagas melalui tokoh-tokoh besar dunia di bidang psikologi. Yuk, kita berkenalan dengan tokoh-tokoh psikologi tersebut. Siapa saja, ya?

1. Socrates

5 Ahli Psikologi yang Menggagas Cara Pandang Baru Mengenai Mentalgreekboston.com

Pengajaran akan mental dan cara berpikir pada sesuatu yang logis ternyata sudah ada jauh di era Sebelum Masehi. Salah satu tokoh besar di zaman Yunani kuno adalah Socrates, seorang filsuf dan pemikir Yunani yang ada pada 470--399 Sebelum Masehi. Socrates merupakan figur penting yang memberikan gagasan dan pandangan mengenai hal-hal logis sebagai standar kehidupan manusia.

Dalam dunia filsafat, Socrates termasuk generasi pertama dari Tiga Serangkai filsuf besar di Yunani, yakni dirinya sendiri dan diteruskan oleh murid-muridnya yang bernama Plato dan Aristoteles. Di masanya, Socrates terkenal sebagai pemikir dan pemecah masalah yang selalu menggunakan sudut pandang dialektika atau sistem komunikasi dua arah.

Tahukah kamu bahwa Socrates juga dianggap sebagai figur penting bagi tonggak kelimuan psikologi? Ya, menurut laman Lumen Learning, Socrates dan murid-muridnya sudah banyak menggagas mengenai teori dan hipotesis mengenai rasionalitas, pengetahuan, kesenangan, kesedihan, dan apa pun itu yang berkaitan dengan pikiran manusia.

Pada zaman dulu, tidak mudah menggagas sebuah ide atau teori yang berkaitan dengan mental. Hal tersebut diakibatkan karena mental sendiri merupakan properti abstrak tak terlihat milik manusia. Bahkan, Socrates sudah bisa membagi dua bagian besar dalam mental manusia, yakni sifat bawaan dan pengaruh lingkungan.

Socrates, Plato, dan Aristoteles juga menjadi ilmuwan atau filsuf awal yang memasukkan penyakit mental sebagai kondisi yang diakibatkan oleh guncangan psikis seseorang sebagai akar masalahnya. Pemikiran Socrates menjadi landasan pemahaman-pemahaman para filsuf selanjutnya dan tercatat hingga kini.

2. Rene Descartes

5 Ahli Psikologi yang Menggagas Cara Pandang Baru Mengenai Mentalgohighbrow.com

Secara umum, Rene Descartes (1596--1650) sering dianggap sebagai filsuf di era modern. Selain itu, ia juga merupakan ahli matematika. Pria berkebangsaan Prancis tersebut terkenal dengan karya-karyanya yang sangat menjunjung tinggi rasionalitas. Jika kita membaca semua karyanya, sebagian besar berisi mengenai filsafat rasionalitas dan pengetahuan alam sebagai landasan utama bagaimana manusia seharusnya berpikir.

Jurnal sains yang diterbitkan dalam Standford Encyclopedia of Philosophy mengulas bahwa gagasan Descartes mengenai dunia materi memiliki hubungan sebab akibat dengan hukum universal alam, sedangkan dunia nonmateri merupakan hasil dari pikiran manusia itu sendiri di mana kemampuan otak dianggap sebagai motor penggeraknya.

Uniknya, dalam perkembangannya, Descartes juga memasukkan sebuah properti lainnya, yakni properti mental yang sempurna tanpa batas dan itu ia sebut sebagai Tuhan yang keberadaannya tak akan sanggup dijangkau oleh manusia. Dalam beberapa karyanya, Descartes memasukkan unsur hubungan sebab akibat sebagai bentuk permulaan materi.

Segala hal di dunia ini bisa ada dan dapat dibuktikan keberadaannya merupakan bukti dari keberadaan Tuhan sebagai pencipta dari segalanya. Dalam dunia rasionalitas, tentu pemikiran Descartes ini sangat unik. Jika kebanyakan rasionalis lainnya selalu mengedepankan logika secara mutlak, Descartes dapat memberikan porsi spiritual yang cukup berimbang.

Dengan segala karya, gagasan, dan hipotesis yang dicetuskan oleh Descartes, pemahaman Rene Descartes secara umum dimasukkan dalam kesadaran rasionalitas. Salah satu kesimpulan terbaiknya ada pada premis cogito ergo sum yang secara harfiah artinya 'aku berpikir maka aku ada'.

Baca Juga: Sukses dalam Kehidupan? Ilmu Psikologi Memberikan 5 Langkah Jitu Ini

3. John Locke

5 Ahli Psikologi yang Menggagas Cara Pandang Baru Mengenai Mentallearnliberty.org

John Locke (1632--1704) adalah seorang pemikir besar dari Inggris yang telah memberikan dampak bagi perubahan sosial dan kemajuan bangsa Eropa, terutama Eropa Barat. Revolusi Prancis yang terjadi pada 1789 hingga 1799 juga didasarkan pada pemikiran John Locke mengenai kebebasan dan pengetahuan manusia (empirisme).

John Locke juga menggagas sebuah pemikiran bahwa kekuasaan di sebuah negara seharusnya berada di tangan rakyatnya sendiri. Pemikiran dan karya-karya John Locke bukan hanya membuka pemahaman baru akan filsafat, melainkan juga psikologi, politik, bahkan kehidupan tatanan sosial di Eropa secara umum.

Dicatat dalam laman Britannica, pola berpikir John Locke memang berbeda dengan Descartes. Jika Descartes menekankan akal dan pikiran sebagai pengetahuan, John Locke justru menekankan pengalaman sebagai sumber pengetahuan manusia. Hal ini terkenal dengan pandangan John Locke sebagai pandangan empirisme yang mengedepankan pengalaman dan pengamatan empiris.

Gagasan John Locke menguatkan anggapan bahwa pengalaman manusia secara intens terbukti dapat memberikan pengetahuan akan materi (fisik) yang selanjutnya diolah dalam akal (otak) manusia. Bagi John Locke, pemikiran manusia tidak langsung muncul begitu saja karena harus disertai dengan berbagai macam pengalaman yang dialami oleh manusia itu sendiri.

4. Sigmund Freud

5 Ahli Psikologi yang Menggagas Cara Pandang Baru Mengenai Mentalinyourpocket.com

Siapa yang tak kenal dengan Bapak Psikologi modern yang satu ini? Ya, Sigmund Freud (1856--1939) adalah tokoh sentral bagi perkembangan ilmu psikologi modern. Gagasan dan teorinya yang paling terkenal adalah mengenai psikoanalisis, yakni sebuah cabang keilmuan psikologi manusia yang mempelajari tentang kaitan antara perilaku manusia dengan faktor psikologisnya.

Diulas dalam laman Verywell Mind, Freud juga membagi kepribadian manusia menjadi tiga bagian penting, yakni id, ego, dan superego. Ketiga elemen penting ini yang disebut Freud sebagai elemen pembangun dalam jiwa manusia. Hingga saat ini, gagasan Sigmund Freud dalam bidang psikoanalisis masih sering digunakan dan diterapkan dalam dunia sains.

Id merupakan elemen atau komponen psikologis yang ada sejak manusia dilahirkan. Sementara, ego merupakan komponen psikologis yang bertanggung jawab untuk berhubungan dengan realitas. Pada akhirnya, elemen mental lainnya, yakni superego, merupakan kesadaran akan moral yang berlaku secara komunal (universal), seperti agama, budaya, adat istiadat, ajaran orangtua, dan lain sebagainya.

Nah, dalam pandangan Freud, untuk memiliki jiwa dan mental yang sehat, ketiga elemen tersebut harus dalam keadaan seimbang dan tidak boleh terpisah satu sama lain. Jika salah satunya mendominasi, seseorang bisa dikatakan tidak sehat secara psikis dan mental.

Jika elemen id terlalu mendominasi, misalnya, seseorang bisa bersikap impulsif dan akhirnya sering berperilaku kriminal. Jika ego yang lebih dominan di antara ketiganya, seseorang cenderung bersifat narsistik dan pada kasus yang parah mungkin akan menyebabkan seseorang menjadi psikopat. Nah, jika superego yang mendominasi, manusia akan merasa bahwa ia pantas menghakimi orang lain.

Sigmund Freud sangat luar biasa dalam menjelaskan psikologi manusia. Pembagian tiga elemen dalam suatu ikatan mental menjadi tolok ukur bagi pemikiran psikologi barat di era modern hingga saat ini. Tidak mengherankan jika Freud dianggap Bapak Psikologi modern, terutama dalam aliran psikoanalisis.

5. Karen Horney

5 Ahli Psikologi yang Menggagas Cara Pandang Baru Mengenai Mentalemotional-logic.co.uk

Karen Horney (1885--1952) adalah seorang ahli psikologi yang berasal dari Jerman. Dalam teorinya, ia menggagas bahwa faktor lingkungan (eksternal diri) merupakan faktor paling penting yang memengaruhi kepribadian manusia. Tentu saja, gagasannya tersebut agak berseberangan dengan gagasan Sigmund Freud.

Jika Freud menekankan pada mental dan kesadaran sebagai pengaruh utama kepribadian manusia, Horney justru berkata bahwa kepribadian manusia tumbuh seiring dengan pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan. Lingkungan dalam hal ini bisa ajaran orangtua, tatanan sosial, pergaulan, dan lain sebagainya.

Namun, sebetulnya Horney tetap berpegang pada dasar-dasar yang ditetapkan oleh Freud, yakni id, ego, dan superego. Hanya saja, dalam sebagian kasus, perubahan kepribadian dan mental seseorang bisa diakibatkan oleh faktor lingkungan.

Perbedaan pandangan dari kedua ilmuwan psikologi ini memunculkan paradigma baru mengenai psikologi. Jika dulu orang-orang yang aneh, keji, hilang empati, dan cenderung menyakiti orang lain disebut dengan psikopat, kini ada sebutan lain yakni sosiopat. Ya, jika psikopat lebih didominasi faktor genetik, sosiopat adalah orang-orang psikopat yang diakibatkan oleh faktor lingkungan.

Itulah beberapa tokoh psikologi dunia yang membawa pandangan bernas dan kompleks mengenai mental dan psikis manusia. Semoga dapat memperkaya wawasan kamu, ya!

Baca Juga: Ternyata Ini 8 Makna Mimpi Paling Umum Berdasarkan Kata Ahli Psikologi

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya