5 Fakta Ilmiah Perilaku Monogami dalam Dunia Fauna, Apa Tujuannya?

Perilaku monogami adalah salah satu strategi adaptasi

Dalam dunia fauna, perilaku monogami juga kerap ditemukan pada spesies-spesies tertentu. Hewan-hewan seperti serigala, angsa, merpati, berang-berang, siamang, burung hantu, dan elang botak adalah sebagian spesies yang memiliki perilaku monogami dalam siklus kehidupan mereka.

Mengapa perilaku monogami dilakukan oleh beberapa spesies tersebut? Apa saja keuntungannya? Yuk, dibaca hingga tuntas.

1. Ikatan monogami berguna untuk menjaga keberlangsungan spesies itu sendiri

5 Fakta Ilmiah Perilaku Monogami dalam Dunia Fauna, Apa Tujuannya?whio.com

Dalam beberapa kasus yang terjadi dalam dunia hewan, jantan dewasa akan membunuh jantan-jantan lainnya yang lebih muda. Perilaku ini biasanya terjadi pada spesies singa, lumba-lumba, dan juga beberapa jenis beruang. Tujuannya agar jantan dewasa tersebut tetap dapat memimpin kelompoknya tanpa ada pesaing.

Namun, cara tersebut rupanya tidak dapat dianggap sebagai cara yang adaptif di alam liar. Pasalnya, keberlangsungan kehidupan spesies tersebut juga dapat terancam jika mereka tidak mempertahankan generasi-generasi mudanya. Rupanya, hal inilah yang memunculkan perilaku monogami dalam dunia hewan, seperti dicatat dalam Live Science.

Dengan melakukan monogami, keturunan-keturunan mereka akan lebih terjaga dari serangan jantan dewasa lain. Anak serigala, misalnya, akan lebih terjaga keberlangsungannya karena ia dijaga oleh kedua induknya. Dalam hal ini, tidak ada jantan dewasa asing yang berani menyerang jantan yang lebih muda.

Jika induk betina fokus untuk menyusui dan memberi makan anak-anaknya, maka induk jantan juga akan fokus menjaga teritorialnya dari jantan-jantan lainnya. Jadi, secara langsung, ikatan monogami berguna untuk menjaga keberlangsungan kehidupan dari spesies itu sendiri.

2. Perilaku monogami sudah ada dalam genetik yang diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya

5 Fakta Ilmiah Perilaku Monogami dalam Dunia Fauna, Apa Tujuannya?scitecheuropa.eu

Seperti ditulis dalam laman Scitech Europa, faktor genetik sangat berpengaruh pada perilaku monogami yang dilakukan oleh beberapa spesies fauna. Genetik ini sudah diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Menurut para ilmuwan, perilaku monogami ini juga terjadi akibat evolusi dalam rentang waktu yang cukup lama.

Ilmuwan dan ahli satwa juga telah melakukan studi mendalam terkait hal ini, di mana beberapa kombinasi genetik yang spesifik ditemukan pada spesies-spesies yang berperilaku monogami. Mungkin saja dulunya nenek moyang mereka bukanlah monogami. Namun, dengan adanya seleksi alam yang ketat, perilaku monogami dipilih sebagai salah satu strategi adaptasi yang dapat menguntungkan.

Baca Juga: 7 Hewan Mamalia yang Dipimpin Oleh Betina, Penganut Matriarki

3. Perilaku monogami akan meminimalkan dampak buruk dari serangan predator

5 Fakta Ilmiah Perilaku Monogami dalam Dunia Fauna, Apa Tujuannya?hulutrip.com

Alam liar selalu menyuguhkan banyak kejutan, terutama bagi dunia hewan. Posisi mereka selalu berada dalam rantai makanan, jika spesies tidak benar-benar fit di alam liar, maka mereka akan punah dan selalu menjadi bulan-bulanan predator.

Nah, rupanya perilaku monogami dapat mengurangi dampak mematikan dari serangan predator, seperti dicatat dalam laman sains Smithsonian Mag. Dengan adanya sepasang induk yang selalu berjaga di sarang mereka, seekor predator tentunya akan segan jika ingin menyerang mereka.

Bahkan, dalam organisme berkelompok seperti serigala, misalnya, mereka akan selalu menjaga anak-anak serigala secara kolektif dan bergantian. Terbukti, dengan perilaku monogami dan ditambah hidup secara berkelompok, membuat mereka menjadi penyintas tangguh di alam liar hingga saat ini.

4. Dengan monogami, beberapa spesies hewan dapat meminimalkan terjadinya cacat pada keturunan mereka

5 Fakta Ilmiah Perilaku Monogami dalam Dunia Fauna, Apa Tujuannya?theleaders-online.com

Untuk selamat dalam ganasnya alam liar, spesies hewan harus juga memiliki keturunan yang sehat dan tidak cacat secara fisik. Menurut pendapat yang diutarakan oleh ahli satwa yang ditulis dalam New Scientist, perilaku monogami pada spesies hewan dilakukan karena memang ada keuntungan yang didapatkan di dalamnya, yakni keturunan-keturunan yang sehat dan meminimalkan cacat pada keturunan mereka.

Namun, tentu saja keuntungan tersebut tidak bisa disamakan dengan spesies lainnya. Pada kebanyakan spesies non-monogami, mereka rupanya memiliki keuntungan yang berbeda. Mereka memiliki cara-cara adaptifnya masing-masing, sesuai dengan garis evolusi yang sudah terjadi selama jutaan tahun.

5. Hanya ada sedikit spesies monogami dalam dunia hewan

5 Fakta Ilmiah Perilaku Monogami dalam Dunia Fauna, Apa Tujuannya?Unsplash/Raphael Schaller

Hanya ada sedikit spesies yang berperilaku monogami dalam dunia fauna, seperti dicatat dalam Live Science. Dari sekian ribu jenis spesies hewan mamalia, hanya sekitar 5 persen yang berperilaku monogami. Beberapa di antaranya ada yang benar-benar setia sampai mati, dan beberapa lainnya ada yang dapat segera menemukan pasangan baru di saat pasangannya yang lama mati.

Memang cukup aneh perilaku monogami di dunia hewan. Namun, jika kita mengetahui apa dampak atau keuntungan yang bisa didapatkan oleh spesies-spesies tersebut, maka kita dapat dengan mudah menyimpulkan bahwa perilaku monogami adalah perilaku adaptif yang fit bagi mereka.

Dengan adanya perilaku seperti ini, keberadaan mereka dapat dipertahankan. Keturunan-keturunan mereka dapat menjadi penerus yang sehat dan minim akan kecacatan fisik. Dengan kata lain, seleksi alam dan evolusi membentuk mereka untuk berperilaku demikian agar mereka dapat menjadi penyintas hebat di alam liar.

Itulah beberapa fakta ilmiah tentang perilaku monogami dalam dunia hewan. Semoga artikel kali ini dapat memperkaya wawasan kamu di bidang fauna, ya!

Baca Juga: 5 Fakta tentang Elang Laut, Spesies Monogami yang Terkenal Tangguh

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya