5 Fakta Sains tentang Sejarah Penemuan Kemoterapi dalam Dunia Medis
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Secara sederhana, kemoterapi dapat diartikan sebagai pengobatan yang digunakan untuk melawan sel-sel kanker. Menurut laman medis Cancer, pengobatan kemoterapi merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mencegah agar sel-sel kanker tidak kembali tumbuh dan membelah secara liar.
Namun, karena dampak dari kemoterapi yang sangat kuat, biasanya metode pengobatan ini juga bisa berpengaruh pada sel-sel tubuh lainnya yang sehat. Nah, rupanya ada sejarah panjang di balik penemuan pengobatan kanker ini. Yuk, kita sama-sama belajar tentang sejarah sains mengenai kemoterapi.
1. Hippocrates merupakan tokoh Yunani kuno yang menemukan pengobatan cikal bakal kemoterapi pada era Sebelum Masehi
Tentu saja, dunia medis saat ini juga harus berterima kasih kepada Hippocrates, seorang tokoh medis, dokter, sekaligus ilmuwan yang sangat terkenal pada zamannya di tanah Yunani. Hippocrates memang keturunan dari keluarga terpandang. Ayahnya adalah seorang dokter sekaligus pendeta yang cukup disegani di Yunani pada kala itu.
Hippocrates merupakan tokoh yang dianggap sebagai Bapak Kedokteran dunia karena memang kontribusinya pada dunia medis cukuplah besar dan signifikan. Seperti dicatat dalam laman sains NCBI, untuk pertama kalinya, Hippocrates menemukan metode pengobatan dalam melawan tumor dan kanker. Bahkan, beberapa metode yang digunakan oleh Hippocrates masih digunakan hingga saat ini.
Dokter yang ada di era 460-370 Sebelum Masehi tersebut menemukan bahwa salah satu penyebab kanker adalah berlebihnya cairan empedu hitam yang bisa terjadi pada tubuh manusia. Pada saat itu, tindakan medis berupa pembedahan masih menjadi salah satu alternatif yang dianggap paling efektif untuk mengatasi masalah pada kesehatan.
Tulisan-tulisan karya Hippocrates juga membawa pencerahan bagi kebanyakan warga Yunani yang kala itu masih percaya bahwa penyakit diakibatkan oleh kutukan atau takhayul. Mayoritas tulisan-tulisannya berisi tentang teknik-teknik pengobatan medis dan juga tentang obat-obatan yang menjadi cikal bakal untuk digunakan pada pengobatan modern.
2. Sifat-sifat sel kanker mulai digagas oleh Ibnu Sina pada abad ke-10
Jurnal ilmiah yang dicatat dalam laman Galen Medical Journal menjelaskan bahwa Ibnu Sina pernah menulis mengenai beberapa sifat kanker yang dapat menyebar ke berbagai sel tubuh lainnya. Dalam pandangan dokter yang ada di era 980-1037 tersebut, kanker dapat menyebar ke organ tubuh lainnya meskipun sumber kanker sudah diatasi sebelumnya.
Pada kasus kanker payudara, misalnya, bisa saja sel kanker juga menyebar ke organ tubuh lainnya meskipun sumber kanker di payudara tersebut sudah diatasi sebelumnya. Pembelahan sel kanker ini tentu saja menjadi kerumitan tersendiri bagi dokter dan pasien pada umumnya.
Pendekatan-pendekatan dan studi yang dilakukan oleh Ibnu Sina rupanya membawa dampak pada terapi pengobatan kanker meskipun tidak didukung oleh peralatan medis canggih seperti saat ini. Konsep dari Ibnu Sina tersebut dikenal sebagai metastasis kanker (dalam bahasa Yunani berarti penyebaran sel kanker).
Baca Juga: Demi Kesehatan Rakyat, Selandia Baru Tunda Pemilihan Umum
3. Paul Ehrlich mulai mengembangkan teknik pengobatan berbasis kemoterapi secara mendetail
Editor’s picks
Di zaman yang lebih modern, tepatnya pada era 1900-an, seorang dokter dan ilmuwan bernama Paul Ehrlich telah menggagas dan menemukan metode pengobatan kanker secara kimiawi. Seperti diulas dalam Smithsonian Magazine, Paul Ehrlich telah menemukan metode pengobatan menggunakan cairan dan obat kimia buatan manusia.
Obat-obatan kimia tersebut secara khusus dapat menyerang penyebab penyakit secara terarah dan terukur. Metode ini lebih dikenal sebagai magic bullets, yakni sebuah metode pegobatan yang ditujukan hanya pada penyebab penyakitnya saja, misalnya membunuh mikrob, bakteri, parasit, atau apa pun penyebab penyakit dalam tubuh manusia.
Selain itu, ia juga menemukan bahwa sistem kekebalan tubuh manusia dapat berperan penting dalam membantu pengobatan kimiawi yang sedang dijalankan. Memasukkan obat atau cairan kimia inilah yang menjadi dasar dari metode pengobatan kanker menggunakan kemoterapi. Secara umum, dokter yang menerima Hadiah Nobel pada 1908 tersebut telah menancapkan dasar yang kuat bagi pengembangan kemoterapi modern.
4. Kemoterapi di zaman modern masih menjadi pengobatan utama bagi penderita kanker
Saat ini, kemoterapi atau kemo masih menjadi metode pengobatan utama yang harus dijalani oleh penderita kanker. Jenis kemoterapi pun juga sangat beragam tergantung di mana dan apa jenis kanker yang diidap oleh pasien. Meskipun kemoterapi dijadikan pilihan utama dalam pengobatan kanker, bukan berarti metode ini tanpa efek samping.
National Health Service dalam lamannya mencatat bahwa kemoterapi memiliki efek samping yang mungkin membuat pasien sangat tidak nyaman. Beberapa efek samping tersebut di antaranya kerontokan rambut, kelelahan, rasa sakit, anemia, dan mungkin dapat menimbulkan infeksi pada sebagian orang.
Cara kerja kemoterapi adalah menghambat, bahkan menghancurkan sel-sel kanker yang ada dalam tubuh. Pada dasarnya, kanker yang masih terpusat pada satu lokasi masih lebih mudah untuk diatasi ketimbang kanker yang sudah menyebar di organ-organ tubuh lainnya. Itu sebabnya, ada beberapa kasus penyebaran kanker yang sulit diatasi meskipun pasien sudah menjalani pengobatan kemoterapi.
5. Bagaimana dengan kemoterapi di masa depan?
Tidak ada yang tahu mengenai masa depan, begitu juga dalam sains. Namun, jika keadaan berjalan dengan normal, dunia sains dan medis seharusnya bisa berkembang mengikuti arus zaman. Laman medis Healthline mencatat bahwa kemungkinan di masa depan, kemoterapi yang lebih canggih bisa dilakukan tanpa efek samping yang menyakitkan.
Namun, untuk saat ini, kemoterapi masih digunakan sebagai tindakan medis yang wajib dilakukan untuk mengatasi ganasnya sel kanker. Dalam banyak kasus, kemoterapi terbukti efektif mengatasi sel kanker dan mencegah mereka untuk menyebar. Namun, pada sebagian kasus, sel-sel kanker bisa saja masih terus bekerja dalam tubuh manusia.
Memiliki pola hidup yang sehat masih dianggap sebagai jalan untuk mencegah kanker meskipun tidak mutlak seratus persen. Lagi pula, tidak semua pasien sanggup mengikuti prosedur pengobatan yang menguras banyak energi dan biaya tersebut. Mungkin saja, di masa depan, ada teknik pengobatan canggih yang dapat dengan mudah menyembuhkan penderita kanker tanpa efek samping yang menyiksa.
Itulah beberapa fakta mengenai sejarah penemuan kemoterapi, metode pengobatan yang digunakan untuk memerangi sel kanker. Semoga artikel ini dapat memperkaya pengetahuan kamu, ya!
Baca Juga: 9 Tips Merawat Luka Bekas Jahitan Operasi Caesar
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.