Punya Banyak Jenis, Ini 5 Fakta Sains tentang Albinisme

Tumbuhan juga bisa mengalami kondisi ini

Apakah kamu pernah mendengar atau membaca tentang albinisme? Ya, seperti yang dilansir National Institute of Health, albinisme bisa diartikan sebagai kondisi saat organisme sangat sedikit atau tidak menghasilkan pigmen melanin dalam tubuhnya. Secara umum, melanin bertugas untuk memberi warna kulit, rambut, dan mata.

Nah, orang-orang yang mengalami albinisme disebut juga sebagai albino. Mereka yang dalam kondisi ini akan mengalami beberapa gejala yang sama, yakni punya warna kulit, mata, dan rambut yang terang serta pucat. Selain itu, albino biasanya juga sangat sensitif terhadap paparan sinar Matahari.

Ada beberapa fakta menarik tentang albinisme dan juga albino. Penasaran seperti apa? Yuk, disimak artikel berikut ini.

1. Albinisme dianggap takhayul di kebudayaan tertentu

Punya Banyak Jenis, Ini 5 Fakta Sains tentang Albinismeilustrasi seseorang dengan albinisme (pexels.com/Monstera)

Albinisme ternyata dianggap sebagai kondisi yang berhubungan dengan hal gaib di kebudayaan tertentu. Bahkan, mereka yang albino juga dikaitkan dengan kutukan atau hal-hal yang bersifat supernatural. PBB dalam lamannya memberitakan bahwa orang-orang dengan kondisi albinisme di Afrika sub-Sahara sering mendapatkan diskriminasi akibat budaya mereka yang menolak albino.

Bahkan, diskriminasi tersebut sudah masuk ke dalam tahap pengasingan dan kekerasan terhadap fisik. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari faktor penilaian mayoritas di kebudayaan Afrika yang sering memojokkan orang-orang albino. Sejak zaman dulu, beberapa kebudayaan di Afrika menganggap bahwa orang albino memiliki kekuatan gaib dan mereka dinilai sebagai manusia pembawa kutukan.

2. Albinisme memiliki korelasi dengan kanker kulit

Punya Banyak Jenis, Ini 5 Fakta Sains tentang Albinismeilustrasi pemeriksaan kulit (pixabay.com/Alarcon Audiovisual)

Sebuah jurnal berjudul Oculocutaneous Albinism and Squamous Cell Carcinoma of the Skin of the Head and Neck in Sub-Saharan Africa yang terbit pada 2015 dalam Journal of Skin Cancer menerangkan bahwa albinisme memiliki korelasi erat dengan kanker kulit. Semua penderita albino memiliki risiko yang cukup tinggi untuk mengembangkan karsinoma pada lapisan kulit yang terkena sinar Matahari.

Bahkan, dalam studi lanjutan yang dilakukan oleh ilmuwan, terungkap fakta mengejutkan bahwa albinisme yang terjadi pada orang-orang Afrika berisiko 1.000 kali lipat lebih tinggi untuk terkena karsinoma atau kanker kulit. Orang albino Afrika memiliki jenis karsinoma dengan perkembangan yang sangat agresif dibandingkan dengan orang lain pada umumnya.

Baca Juga: 6 Penampakan Hewan Albino yang Unik, Ada King Cobra!

3. Memiliki banyak jenis

Punya Banyak Jenis, Ini 5 Fakta Sains tentang Albinismeilustrasi orang albino (pexels.com/Cottonbro)

Meskipun tampak sama dan seragam, ternyata albinisme memiliki banyak jenis. Ditulis dalam laman Healthline, beberapa jenis albinisme adalah albinisme okulokutaneus, albinisme okular, sindrom hermansky-pudlak, sindrom chediak-higashi, dan sindrom griscelli. Selain itu, kondisi albinisme juga dibagi menjadi beberapa tingkatan atau tipe.

Tipe 1 atau OCA1 disebabkan oleh kelainan pada enzim tirosinase. Tipe 2 atau OCA2 biasanya timbul akibat kelainan pada produksi melanin yang lebih sedikit. Sementara, tipe 3 atau OCA3 umumnya terjadi pada orang-orang berkulit gelap di Afrika akibat mutasi gen TYRP1. Lalu, ada tipe 4 atau OCA4 yang disebabkan oleh cacat genetik pada protein SLC45A2 yang biasanya terjadi pada orang Asia Timur.

Nah, tipe yang sangat langka dari albinisme adalah OCA5, OCA6, dan OCA7. Beberapa varian albinisme ini hampir mustahil ditemukan di dunia. Kejadian OCA5 dan OCA7 pernah dilaporkan dari beberapa keluarga saja. Sementara, OCA6 dilaporkan dalam satu keluarga dan satu individu terpisah.

4. Bisa dialami semua organisme, termasuk hewan dan tumbuhan

Punya Banyak Jenis, Ini 5 Fakta Sains tentang AlbinismeKanguru albino termasuk spesies langka di dunia fauna. (unsplash.com/Daniel Norin)

Bukan hanya manusia, albinisme juga bisa dialami oleh hewan dan tumbuhan. Pada umumnya, penyebab dari hewan dan tanaman albino juga sama, yakni ketidakmampuan tubuh dalam memproduksi pigmen melanin. Jika biasanya tanaman atau daun berwarna hijau, dalam kasus albino, mayoritas dari mereka akan berwarna putih.

Menurut University of Alaska, bibit tanaman albino merupakan hasil dari kombinasi gen pada benih yang resesif dengan tanaman induknya. Nah, pada tanaman, kehilangan pigmen warna berarti juga kehilangan klorofil yang menyebabkan tumbuhan tidak bisa mendapatkan makanan. Itu sebabnya, tumbuhan albino akan mendapatkan makanan dari tanaman induk dan jika tidak, mereka akan mati.

5. Albinisme tidak bisa disembuhkan

Punya Banyak Jenis, Ini 5 Fakta Sains tentang Albinismeilustrasi orang-orang albino (pexels.com/Monstera)

Dikutip dalam laman Mayo Clinic, albinisme adalah sebuah kondisi yang berkaitan dengan kelainan bawaan sehingga tidak dapat disembuhkan. Kendati demikian, orang-orang albino bisa melakukan perawatan lanjutan yang berhubungan dengan mata dan kulit. Karena biasanya mereka sangat sensitif terhadap sinar Matahari, perlindungan mata dan kulit wajib dilakukan agar terhindar dari efek samping albinisme.

Kulit yang kekurangan pigmen akan sangat rentan dengan dampak negatif sinar UV, yakni munculnya kanker kulit. Tidak menutup kemungkinan bahwa paparan sinar Matahari yang sangat intens menyebabkan kanker kulit ganas yang dinamakan melanoma. Bahkan, orang dengan sindrom hermansky-pudlak harus mendapatkan perawatan medis secara berkala untuk mencegah komplikasi serius.

Nah, demikian beberapa fakta ilmiah mengenai albinisme. Kelainan ini memang tidak dapat disembuhkan. Namun, dengan perawatan tepat, mereka yang mengalaminya bisa hidup sehat dan normal.

Baca Juga: 7 Masalah Kesehatan yang Paling Sering Diderita Orang Albino

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya