5 Fakta Sains tentang Depresi, Kondisi yang Sering Tak Disadari

Semua orang bisa mengalaminya

Mungkin kamu sering mendengar dan membaca kisah-kisah mengenai perjuangan melawan depresi. Namun, sebetulnya apa, sih, depresi itu? Secara umum, depresi bisa diartikan sebagai kondisi mental dan suasana hati yang sedang jatuh. Artinya, kondisi ini bisa meliputi rasa sedih, cemas, stres, traumatik, tertekan, dan hal-hal negatif lainnya yang berlangsung lama.

Orang depresi lebih mudah terserang dengan pikiran-pikiran negatif dan merasa bahwa dirinya tak berguna bagi siapa pun. Dalam tingkatan tertentu, tak jarang mereka dapat melukai diri sendiri dan bahkan melakukan bunuh diri. Sayangnya, kondisi depresi ini sering tak disadari oleh sebagian besar orang.

Nah, ada beberapa fakta sains tentang depresi ini. Jika kalian membutuhkan informasi mengenai depresi dan dampaknya, segera baca artikel ini sampai tuntas, ya. 

1. Sering dijadikan pemicu bunuh diri, tapi gak semua penderita depresi berisiko melakukannya

5 Fakta Sains tentang Depresi, Kondisi yang Sering Tak Disadariilustrasi sedang menyendiri (pexels.com/Markus Spiske)

Ada begitu banyak kasus bunuh diri yang diakibatkan oleh depresi. Namun, faktanya, depresi tak melulu berujung pada menyakiti diri atau bahkan mengakhiri hidup. Laman Suicide Awareness Voices of Education (SAVE) menyatakan bahwa tidak semua orang yang mengalami depresi menunjukkan gejala dan dampak akhir yang sama meskipun tetap ada risiko bunuh diri.

Departemen Kesehatan Amerika Serikat juga menyatakan hal yang sama, yakni tidak semua penderita depresi akan melakukan aksi yang sama. Akan tetapi, kecenderungan untuk berbuat nekat tetap ada tergantung pada tingkat keparahan depresi yang dialami. Di sinilah dibutuhkan keterlibatan dari kalangan ahli atau profesional, seperti dokter, psikolog, mentor, atau psikiater.

2. Depresi sering tak terdeteksi

5 Fakta Sains tentang Depresi, Kondisi yang Sering Tak Disadariilustrasi menggunakan HP (pexels.com/Mikoto.raw Photographer)

Dampak dan akibat depresi telah diketahui bisa membahayakan kehidupan seseorang. Sayangnya, depresi sering tak disadari dan dideteksi oleh sebagian besar orang karena hal tersebut dianggap terlalu sepele. Hal ini menjadikan depresi masuk sebagai kondisi yang cukup sulit untuk didiagnosis dan bahkan tidak semua penderitanya merasa bahwa dirinya sedang mengalami tekanan.

Sebuah jurnal berjudul Undiagnosed Depression: A Community Diagnosis yang diterbitkan oleh SSM Population Health pada 2017 mengungkap bahwa depresi sering kali tidak terdeteksi dan terdiagnosis sama sekali. Dibutuhkan pemeriksaan medis terkait keputusan apakah seseorang dianggap depresi atau tidak.

Bahkan, ada banyak jenis depresi yang tentunya membutuhkan penanganan medis yang berbeda. Karena kondisi kejatuhan mental ini cukup rumit dan serius, penanganan terbaiknya tetaplah membutuhkan sarana medis dan mungkin terapi psikologis. Hubungi dokter atau pusat kesehatan terdekat jika kalian merasa sedang mengalami depresi.

Baca Juga: 5 Cara Menemani Teman yang Depresi, Dengarkan Bukan Hakimi

3. Penyebab depresi

5 Fakta Sains tentang Depresi, Kondisi yang Sering Tak Disadariilustrasi stres dan tertekan (pexels.com/Andrew Neel)

Menurut pakar kesehatan mental, ada beberapa penyebab utama dari depresi. Mereka adalah kekerasan (fisik dan mental), perundungan, stres berkepanjangan, kehilangan, rasa bersalah, dan tekanan berat yang dihadapi semacam masalah rumah tangga, pendidikan, atau keuangan. Dalam beberapa kasus, depresi juga disebabkan oleh faktor usia, genetik, dan juga penyakit medis.

Nah, uniknya, faktor biologis pun bisa memengaruhi atau menyebabkan depresi pada seseorang. Ilmuwan menemukan fakta bahwa terdapat perbedaan otak antara penderita depresi klinis dengan orang-orang yang sehat secara mental. Salah satunya adalah ukuran hipokampus pada otak karena organ ini akan menentukan banyak sedikitnya serotonin yang dikeluarkan.

Serotonin sendiri merupakan senyawa dalam tubuh manusia yang berkaitan erat dengan pembawaan emosi dan suasana hati. Secara umum, tugas pentingnya memang membawa pesan antarsel pada saraf-saraf yang tersebar di otak manusia. Keberadaan faktor biologis ini pun telah membawa depresi pada tingkat yang lebih kompleks dari yang dibayangkan.

4. Kesendirian bisa memperburuk kondisi depresi

5 Fakta Sains tentang Depresi, Kondisi yang Sering Tak Disadariilustrasi sedang sendiri (pexels.com/Stefan Stefancik)

Ada kalanya kesendirian baik untuk kondisi mental kita. Namun, terlalu lama terjebak dalam kesendirian dan kesepian justru malah membuat seseorang rentan terserang depresi. Bagi penderita depresi pun diharapkan agar tidak hidup sendiri dan sedapat mungkin melakukan aktivitas yang melibatkan interaksi dengan pihak lain.

Dilansir dalam laman Healthline, kesendirian dan rasa kesepian yang intens akan memperburuk kesehatan fisik dan mental. Tak jarang kasus-kasus macam penyakit kanker, sulit tidur, jantung, dan gangguan mental juga sering menyerang mereka yang sedang tersiksa dengan kesendiriannya.

Kendati demikian, depresi dan kesepian tidak selalu berkorelasi satu sama lain. Ada banyak orang yang menikmati hidupnya dengan cara sendiri dan sepi. Namun, sebagai makhluk sosial, manusia tetaplah membutuhkan interaksi, bantuan, dan kegiatan sosial agar kondisi kesehatan mentalnya tetap terjaga.

5. Sama dengan cedera fisik, depresi pun bisa disembuhkan

5 Fakta Sains tentang Depresi, Kondisi yang Sering Tak Disadariilustrasi sedang bercermin (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sama dengan penyakit fisik, depresi pun dapat diobati dan disembuhkan meskipun pada kasus tertentu tidak menghilangkannya secara permanen. Dengan perawatan, obat medis, gaya hidup positif, dan interaksi dengan ahli kesehatan, seorang penderita depresi bisa hidup dengan lebih baik dan bahagia.

Mental Health America dalam lamannya menjelaskan bahwa perawatan pada depresi bisa terjadi layaknya pengobatan medis pada penyakit fisik. Mungkin memang tidak ada obat yang bisa 100 persen mengobati depresi, tapi dengan perawatan dan komunikasi yang tepat, penyakit ini pun dapat sembuh dan membuat banyak orang kembali memiliki harapan di masa depan.

Setiap penderita depresi yang satu tidak selalu mendapat perawatan yang sama dengan lainnya. Itu harus dilihat dari tingkat keparahan dan jenis depresi yang dialami oleh penderita. Dokter atau psikiater yang akan menentukan langkah-langkah dan perawatan medis untuk mengatasi depresi klinis.

 

Well, itu tadi penjelasan beberapa fakta sains mengenai depresi, sebuah kondisi yang sering tak terdeteksi dan disadari oleh banyak orang. Jangan remehkan depresi dan jika kamu mengalaminya. Segera hubungi dokter, psikolog, atau ahli kesehatan mental di kota kamu, ya!

Baca Juga: Depresi hingga Tak Bisa Mandi dan Makan, Waspadai Depresi Mayor

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Atqo

Berita Terkini Lainnya