Dualisme Psikologis dan Kerasukan, Ini 5 Fakta Sains tentang Eksorsis

Apa benar kerasukan itu berhubungan dengan roh jahat?

Barangkali hal-hal yang bersifat supernatural dan dianggap gaib merupakan sesuatu yang tabu untuk diungkap secara ilmiah. Bukan tanpa sebab, ada banyak orang di dunia ini yang sudah terlanjur membuat klaim bahwa supernatural tak akan bisa dijelaskan oleh sains. Namun, benarkah demikian?

Nah, kali ini sains akan membahas mengenai sebuah fenomena supernatural yang berhubungan dengan kerasukan atau kesurupan. Tentunya, untuk "menyembuhkan" mereka yang kesurupan dibutuhkan sebuah ritual bernama eksorsis atau exorcist. Yuk, kita lihat bagaimana eksorsis ini di mata sains. Disimak, ya!

1. Pengertian eksorsis

Dualisme Psikologis dan Kerasukan, Ini 5 Fakta Sains tentang Eksorsisthedrunkenodyssey.com

Menurut kamus kata dalam laman Cambridge, eksorsis atau exorcist diartikan sebagai seseorang atau pihak tertentu yang melakukan ritual untuk mengusir roh jahat supaya keluar dari tubuh orang lain. Bisa juga eksorsis dilakukan untuk tujuan mengusir roh jahat supaya pergi dari sebuah tempat tertentu.

Sedangkan, eksorsisme diambil dari kata exorkismos yang dalam bahasa Yunani berarti "di bawah sumpah atau kutuk". Secara umum, baik itu eksorsis maupun eksorsisme memiliki makna yang mirip dan sama-sama berhubungan dengan ritual pengusiran roh jahat atau setan. Secara umum, biasanya eksorsis dilakukan dengan cara yang berbeda-beda tergantung pada keyakinan atau agama yang dianut.

Ada dua objek dalam eksorsis, yakni entitas pertama yang merasuki (dianggap iblis atau roh jahat) dan entitas kedua yang digunakan untuk mengusir entitas pertama. Jelas di sini bahwa entitas kedua dianggap lebih kuat dan powerful ketimbang entitas pertama. The Conversation dalam lamannya menjelaskan bahwa di dunia barat, eksorsis biasa dilakukan oleh kalangan agamawan Kristen atau Katolik.

2. Sejarah eksorsis

Dualisme Psikologis dan Kerasukan, Ini 5 Fakta Sains tentang Eksorsisilovehalloween.net

Ritual dan budaya yang berkenaan dengan eksorsis atau eksorsisme sudah ada sejak zaman dulu. Laman sains Ancient Origins menulis bahwa praktik ritual eksorsis sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Bahkan, sejak era di mana manusia percaya terhadap dewa-dewi kuno, praktik pengusiran roh jahat sudah jamak dilakukan oleh dukun dan kalangan keagamaan.

Pada zaman Persia kuno misalnya, ritual eksorsis sudah dilakukan untuk mengatasi orang-orang yang dianggap kerasukan setan. Begitu juga di zaman Mesopotamia kuno, Babilonia, Romawi kuno, dan bahkan di berbagai pelosok wilayah Afrika di zaman dulu. Pada intinya, di mana ada kelainan pada seseorang, biasanya hal tersebut dianggap kelainan yang bersifat supernatural sehingga ritual pengusiran setan dianggap perlu untuk dilakukan.

Namun, jika membaca dan mendengar kisah-kisah nyata mengenai eksorsis, kita tidak bisa serta merta menganggap bahwa kisah tersebut bohong atau fake. Bagaimana pun, masih ada hal-hal misterius yang tidak dapat diungkap oleh sains. Di lain sisi, sains harus melihat itu semua sebagai bagian dari gejala psikologis yang sebetulnya bisa dijelaskan.

Baca Juga: Mengenal Hannah Grace, Wanita yang Kerasukan di Film The Possession

3. Bagaimana eksorsis di mata sains?

Dualisme Psikologis dan Kerasukan, Ini 5 Fakta Sains tentang Eksorsisbrightquest.com

Live Science dalam lamannya menjelaskan bahwa di dalam sains, kerasukan roh jahat sebetulnya bukanlah sebuah fenomena supernatural. Sains tidak akan memandang bahwa orang-orang yang kesurupan atau kerasukan selalu identik dengan roh jahat atau iblis. Mungkin dalam keyakinan, kepercayaan, dan budaya manusia sudah ada anggapan tentang roh jahat.

Namun, bagi sains, keberadaan roh jahat biasanya hanya dikorelasikan sebagai bagian dari psikologis seseorang. Uniknya, ada banyak bukti sains yang menyatakan bahwa kisah-kisah eksorsis yang pernah dilakukan hanyalah fiksi dan tidak ada bukti kuat bahwa korban kerasukan dapat disembuhkan dengan jalan eksorsisme.

Studi dan penelitian pernah membuktikan bahwa psikologis manusia sangat memainkan peran di dalam ritual eksorsis. Seseorang bisa saja terobsesi dengan keberadaan roh jahat dan membuatnya seolah kerasukan. Nah, pada saat dilakukan eksorsis, orang tersebut sembuh tapi bukan karena eksorsisnya, melainkan karena memang ia menyadarkan kembali kesadaran psikologisnya.

Orang-orang yang menderita skizofrenia parah juga sering mengalami kerasukan semu. Dengan kata lain, penderita akan berhalusinasi secara ekstrem dan melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada. Hal-hal yang berkaitan dengan mental dan psikologi tentu saja tidak akan sembuh dengan eksorsisme, melainkan harus dirawat dengan terapi medis yang benar.

4. Meski begitu, ada sebagian kasus yang memang tidak bisa dijelaskan secara ilmiah

Dualisme Psikologis dan Kerasukan, Ini 5 Fakta Sains tentang Eksorsiswired.com

Sebagian besar kasus eksorsis dan kerasukan memang sudah bisa dijelaskan secara ilmiah. Namun, sebagian kecil dari kasus-kasus tersebut tetap tidak bisa dijelaskan secara ilmiah. Misalnya, kasus kesurupan yang membuat korbannya menjadi fasih berbahasa asing. Bahkan, ada juga korban kerasukan yang mampu berbicara bahasa purba yang hanya dipahami oleh sejarawan dan ahli bahasa.

Ada sebuah kisah eksorsis yang cukup menghebohkan di masa lalu. Kisah tersebut merupakan kisah nyata dari seorang gadis bernama Anneliese Michel, di mana ia dinyatakan kerasukan iblis dan ironisnya ia harus tewas akibat dehidrasi dan kekurangan nutrisi. Kisah mengenai Anneliese tersebut telah menginspirasi Hollywood dalam membuat film berjudul The Exorcism of Emily Rose.

Secara medis, Anneliese didiagnosis epilepsi lobus temporal, yakni sebuah kondisi kelainan pada otak yang mengakibatkan kejang, halusinasi, dan kehilangan ingatan. Namun anehnya, setiap penyakitnya kambuh, Anneliese mampu berbahasa asing di mana bahasa tersebut merupakan bahasa Ibrani dan Latin yang sudah dipakai oleh orang-orang di zaman Sebelum Masehi.

Sayangnya, pengobatan medis dinyatakan gagal dan kondisi Anneliese semakin memburuk. Malah, ia bisa melihat dan mendengar enam entitas iblis yang merasuki dirinya. Eksorsis pun dilakukan, hasilnya cukup menjanjikan namun tidak menyelesaikan masalah secara tuntas. Klimaksnya, Anneliese berhenti makan dan minum hingga ia meninggal pada 1 Juli 1976.

5. Eksorsis masih dilakukan hingga saat ini

Dualisme Psikologis dan Kerasukan, Ini 5 Fakta Sains tentang Eksorsistelegraph.co.uk

Terlepas dari berbagai macam perdebatan yang ada, faktanya ritual eksorsisme masih sering dilakukan hingga saat ini. Bagi sains, kerasukan atau kesurupan masih bisa dijelaskan secara medis, meskipun belum seutuhnya. Pengobatan medis melalui psikiater atau dokter dirasa menjadi jalan terbaik untuk mengatasi hal-hal yang berkaitan dengan psikologi.

Skizofrenia, epilepsi lobus temporal, kepribadian ganda, dan ketidakseimbangan cairan kimia di otak menjadi deretan penyebab mengapa kerasukan bisa terjadi. Bahkan, menurut studi, banyak kisah kerasukan yang didasari oleh sebuah kebohongan dan manipulasi, ditulis dalam Scientific American. Studi tersebut melibatkan 200 peserta untuk diberikan sugesti dan manipulasi tentang roh jahat.

Eksorsis bisa tumbuh dan telah dianggap sebagai solusi karena dirasa ada jalan buntu pada pengobatan medis. Padahal, pengobatan psikologis dan mental membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Parahnya lagi, pasien-pasien yang dianggap "aneh" dan berperilaku tidak lazim akan langsung mendapat stigma negatif di tengah masyarakat.

Fakta sains mengenai eksorsisme, yang ternyata ritual pengusiran roh jahat yang sering dilakukan sejak zaman dulu. Bagaimana menurutmu? Apakah kamu percaya dengan ritual eksorsisme?

Baca Juga: Merinding! Kepala Desa Ini Kesurupan Usai Tarik Keris Penari Jaipong

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya