Subjektif dalam Rasionalitas, Ini 5 Gagasan Penentang Teori Sains

Menentang kemapanan sebuah teori bukan berarti salah

Sains tentu sangat mengedepankan rasionalitas sebagai dasar atau fondasi cara berpikir supaya terhindar dari berbagai macam pandangan subjektif. Pandangan dan gagasan subjektif berarti pandangan pribadi yang dimunculkan tanpa adanya sebuah studi dan peneltian empiris untuk menegakkan kebenaran gagasannya tersebut.

Persoalannya, pandangan subjektif bisa benar dan bisa juga salah. Bagi banyak ilmuwan, gagasan subjektif bahkan bisa bersifat ambigu dan irasional. Nah, biasanya gagasan yang dianggap subjektif bisa dianggap bertentangan dengan sains itu sendiri. Tapi ada beberapa gagasan penentang sains yang seolah "memaksakan" pendapatnya untuk menjadi rasional.

Ya, objektif dalam rasionalitas bukanlah hal baru bagi sains. Dalam sejarahnya, ada beberapa gagasan dan pandangan yang dianggap sebagai penentang sains. Apa saja pandangan tersebut? Yuk, disimak!

1. Geosentris sebagai penentang dari heliosentris

Subjektif dalam Rasionalitas, Ini 5 Gagasan Penentang Teori Sainsowlconnected.com

Mungkin sebagian kita lebih mengenal Nicolaus Copernicus sebagai penemu tunggal konsep heliosentris, yakni sebuah pandangan ilmiah yang menyatakan bahwa Bumi dan planet-planet di tata surya mengelilingi Matahari sebagai pusat tata surya. Namun, jauh sebelum Copernicus ada, gagasan ilmiah ini sudah pernah digagas oleh ilmuwan Yunani kuno di zaman Sebelum Masehi.

Seperti ditulis dalam laman Britannica, seorang astronom dan fisikawan Yunani bernama Aristarchus of Samos pernah menggagas dan berpendapat bahwa Bumi bergerak pada sumbunya dan mengelilingi Matahari sebagai pusat dari tata surya. Namun, gagasannya tersebut memang tampak masih sederhana dan tidak didasarkan studi empiris.

Gagasan yang ada pada tahun 200-an Sebelum Masehi tersebut memunculkan paradigma baru tentang cara berpikir dan mengambil sudut pandang berdasarkan rasionalitas, meskipun saat itu studi dan penelitian empiris masih sangat sederhana. Nah, jauh setelahnya, muncul gagasan baru yang menentang gagasan yang sudah mapan tersebut.

Gagasan dan pandangan yang dianggap menentang sains itu bernama geosentrisme, yakni konsep yang menyatakan bahwa Bumi merupakan pusat dari alam semesta. Gagasan ini dilontarkan secara gamblang oleh Claudius Ptolemaeus pada abad ke-2 Masehi atau 300 tahun setelah Aristarchus menggagas heliosentris. Sebelumnya juga ada Aristoteles yang sudah lebih dulu memiliki pandangan mengenai geosentrisme.

Apakah geosentrisme dibuat untuk meruntuhkan heliosentrisme? Entahlah. Namun, faktanya, pada awal-awal era Masehi ada banyak ilmuwan yang menjadi musuh dari kalangan keagamaan karena mereka memiliki pandangan berlawanan dengan geosentrisme tersebut. Beberapa ilmuwan bahkan mendapatkan diskriminasi dari kaum puritan.

Baru pada era yang lebih modern, di mana bukti-bukti sudah mulai dijadikan pendukung dalam sebuah hipotesis, teori heliosentris muncul kembali dengan sebuah model yang jauh lebih kompleks. Pada abad ke-16 seorang ilmuwan bernama Nicolaus Copernicus menggagas heliosentris dengan penghitungan yang lebih matang.

2. Gagasan Bumi datar

Subjektif dalam Rasionalitas, Ini 5 Gagasan Penentang Teori Sainsnewyorker.com

Gagasan mengenai Bumi datar juga dimasukkan sebagai sebuah gagasan subjektif yang bagi banyak ilmuwan dinilai bias dan ambigu. Faktanya, gagasan mengenai Bumi datar tidak pernah menunjukkan bukti-bukti empiris yang menguatkan teorinya tersebut. Justru, bukti-bukti ilmiah menyatakan dengan tegas bahwa Bumi berbentuk bulat.

Gagasan mengenai Bumi bulat sudah ada sejak dulu, karena gagasan ini secara umum sudah diterima oleh kebanyakan kalangan ilmuwan pada era Yunani kuno. Library of Congress mencatat bahwa pada abad ke-5 Sebelum Masehi, filsuf Yunani bernama Empedocles dan Anaxagoras mengemukakan gagasan ilmiahnya mengenai bentuk Bumi bulat.

Gagasan tersebut sekaligus meluruskan anggapan di tengah masyarakat kuno yang beranggapan bahwa Bumi adalah datar. Namun, uniknya, jauh setelah era tersebut, muncul gagasan Bumi datar yang lebih fanatik. Gagasan Bumi datar pada era modern dikemukakan oleh Samuel Shenton pada 1956. Ia juga mendirikan International Flat Earth Research Society yang berbasis di Dover, Inggris.

Tidak main-main, pengikut Shenton juga semakin bertambah dari berbagai negara di dunia. Sepertinya mereka memaksakan bahwa konsep Bumi datar harus dapat menggantikan konsep Bumi bulat, meskipun berulang kali terbukti gagal. Bagaimana menurutmu?

Baca Juga: 5 Teori Konspirasi Soal UFO Paling Populer, Bikin Gemetar

3. Teori keadaan tetap pada alam semesta

Subjektif dalam Rasionalitas, Ini 5 Gagasan Penentang Teori SainsUnsplash/Guillermo Ferla

Tentu kita tahu bahwa Big Bang atau Ledakan Dahsyat merupakan sebuah gagasan atau teori yang hingga saat ini dianggap valid dalam menggambarkan bagaimana alam semesta terbentuk. Teori Ledakan Dahsyat dianggap sebagai sebuah gagasan yang nyaris sempurna di mata para ilmuwan dan ahli astronomi pada umumnya.

Namun, rupanya Big Bang juga memiliki pesaing, atau setidaknya gagasan penentang. Teori tersebut bernama teori keadaan tetap. Perbedaan utama dengan Big Bang adalah pada kondisi awal mula alam semesta. Jika Big Bang menyebabkan alam semesta terus mengembang, teori keadaan tetap menganggap bahwa alam semesta bersifat statis.

Explaining Science dalam lamannya menulis bahwa teori keadaan tetap digagas oleh Fred Hoyle, Herman Bondi, dan Thomas Gold pada 1948. Pada awalnya, teori dan gagasan ini dibuat memang untuk menandingi terori Big Bang yang sebelumnya sudah digagas oleh fisikawan asal Belgia bernama Georges Lemaitre.

Dalam teori keadaan tetap, alam semesta digambarkan sebagai wadah tanpa batas yang tak pernah berubah. Dengan kata lain, alam semesta digambarkan sebagai jagat raya yang statis dan bersifat tetap tanpa mengalami evolusi. Tentu saja hal ini sangat bertentangan dengan teori Big Bang yang hingga saat ini dianggap sebagai teori paling valid yang diakui.

4. Teori Horney yang bisa menjadi pesaing dari Sigmund Freud

Subjektif dalam Rasionalitas, Ini 5 Gagasan Penentang Teori Sainsemotional-logic.co.uk

Siapa tak kenal Sigmund Freud? Seorang yang dianggap Bapak Psikologi dunia ini memang menjadi salah satu ilmuwan besar di bidang psikologi. Dalam teorinya, Freud menggagas bahwa alam bawah sadar manusia sangat berperan penting bagi perilaku dari manusia itu sendiri. Bagi seorang Freud, jiwa adalah manifestasi dari kesadaran manusia yang terbagi menjadi beberapa tingkatan, yakni sadar; prasadar; dan tak sadar.

Semua pemikiran dan gagasan Freud berimplikasi besar bagi perkembangan pendidikan dan studi mengenai psikologi, terutama bidang psikoanalisis. Bagaimana dengan ahli psikologi besar lainnya? Ya, seorang ilmuwan psikologi bernama Karen Horney rupanya memiliki gagasan dan teori mengenai perilaku dasar manusia.

Pada dasarnya, Horney memiliki gagasan yang sejalan dengan Freud. Namun, khusus mengenai pengaruh sosial, ia memiliki pandangannya sendiri. Horney juga menggambarkan neurosis sebagai gangguan psikis yang bisa diakibatkan oleh perilaku atau tindakan dari luar diri, seperti diulas dalam Verywell Mind.

Jika Sigmund Freud berfokus pada ego dan alam bawah sadar manusia, Karen Horney lebih condong berfokus pada lingkungan dan sosial yang dapat membentuk sebuah karakter manusia. Jika diperhatikan, teori Horney memang sangat bertentangan dengan teori milik Freud.

Psikoanalisis Sigmund Freud lebih menekankan pada faktor biologis sebagai hal yang sangat memengaruhi karakter dan perilaku seseorang, termasuk properti mental bawah sadar. Sedangkan, Karen Horney lebih menekankan faktor sosial dan lingkungan sebagai pembentuk karakter dan perilaku manusia.

5. Kreasionisme yang menjadi batu sandungan bagi teori evolusi Charles Darwin

Subjektif dalam Rasionalitas, Ini 5 Gagasan Penentang Teori Sainsmassivesci.com

Sejatinya, kreasionisme merupakan paham dan gagasan yang bisa dibilang sangat purba, jauh sebelum seorang ilmuwan biologi Charles Darwin ada. Namun, faktanya, kreasionisme justru mengemuka secara radikal setelah Charles Darwin menggagas teori evolusi pada 1859 melalui buku ilmiahnya berjudul On The Origin of Species.

Menurut laman Britannica, gagasan kreasionisme muncul secara fanatik pada era di atas 1900-an oleh kalangan Kristen Protestan Konservatif di Eropa. Tentu saja, bagi kalangan keagamaan, teori evolusi Darwin tidak bisa diterima mentah-mentah. Pasalnya, dalam evolusi, keberadaan manusia telah dikaitkan dengan garis DNA yang mirip dengan DNA nenek moyang manusia, yakni manusia purba yang konon katanya mirip kera.

Sebetulnya, terlepas dari gagasan mana pun, teori evolusi tidak pernah menyatakan bahwa manusia berasal dari kera. Teori evolusi hanya menjelaskan bagaimana spesiasi (berbagai macam spesies) itu terbentuk. Dalam teori tersebut juga dijelaskan bahwa semua organisme di Bumi diduga memiliki alur genetik dengan nenek moyang yang sama. Ini menjelaskan kenapa DNA semua organisme di Bumi saling memiliki keterkaitan satu sama lain.

Saat ini teori evolusi sudah diakui kebenarannya dalam dunia biologi dan sains secara umum. Namun, teori evolusi juga mendapat banyak pertentangan dari beberapa kalangan, terutama dari pihak-pihak yang berdiri pada paham kreasionisme.

Itulah beberapa gagasan penentang dalam dunia sains. Bagaimana menurutmu? Apa kamu juga memiliki gagasan penentang dari teori sains?

Baca Juga: 9 Fakta Unik Tes Psikologi Rorschach yang Kontroversial, Pernah Coba?

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya