Belajar Konsep Waktu menurut Sains, Dianggap Ada Sekaligus Tiada

Bukan sekadar detik, menit, dan jam

Kehidupan manusia di Bumi ini tidak bisa dilepaskan dari waktu, sebuah elemen alam yang tak terlihat, tapi bisa dirasakan. Ya, waktu menjadi bagian yang sangat lekat bagi hidup kita sejak zaman dulu. Namun, dalam sains, penjabarannya bisa sangat panjang dan melelahkan. Ia tak sekadar berisi detik, menit, jam, hari, bulan, dan tahun.

Lebih dari itu, waktu dalam sains dapat dikorelasikan dengan keberadaan ruang dan gravitasi di alam sekitar kita. Itu sebabnya, bicara soal waktu, kita juga bakal membahas banyak hal yang mungkin terdengar absurd dalam sains. Masih penasaran tentang konsep waktu ini? Dibaca saja artikel ini sampai tuntas, ya.

1. Waktu itu relatif

Belajar Konsep Waktu menurut Sains, Dianggap Ada Sekaligus Tiadailustrasi jam berdiri dengan pendulum (unsplash.com/Lucian Alexe)

Waktu relatif dan tidak akan sama meskipun ia bergerak di dalam hukum fisika yang sama. Masih bingung? Begini, jika kamu melakukan hal yang tidak disukai, kamu akan merasa bahwa waktu itu sangat lambat berjalan. Sebaliknya, ketika melakukan banyak hal yang disukai, kamu akan merasakan bahwa waktu sangat cepat berjalan. Well, dalam sains, hal macam ini masih terlalu sederhana untuk dibahas.

Faktanya, dalam relativitas Einstein, waktu betul-betul bisa diukur secara relatif. Ada bukti mengenai hal ini. Astronaut yang bekerja di luar angkasa akan mengalami penuaan yang lebih lama ketimbang orang-orang di Bumi. Bahkan, jika sanggup berada di wahana yang meluncur nyaris kecepatan cahaya, kamu akan mendapati lingkungan di sekitarmu akan menjadi puluhan tahun lebih tua ketimbang dirimu sendiri.

Ini yang dinamakan dengan "melompat ke masa depan". Menurut teori relativitas, laju dari waktu sangat bergantung pada kerangka acuan kita sebagai pengamat, seperti diulas dalam American Museum of Natural History. Jika ada dua pengamat pada waktu yang bersamaan, mereka bisa merasakan dan menyimpulkan hasil yang berbeda.

2. Kita bisa lihat masa lalu secara nyata

Belajar Konsep Waktu menurut Sains, Dianggap Ada Sekaligus TiadaFoto Nebula Orion dan bintang-bintang di sekitarnya mampu menuntun kita untuk kembali ke masa lalu. (unsplash.com/Bryan Goff)

Tunggu dulu, melihat masa lalu secara nyata? Sepertinya itu mustahil untuk dilakukan. Bukankah kita hanya bisa melihat masa lalu melalui rekaman digital atau jejak-jejak yang ditinggalkan oleh orang zaman dulu? Faktanya, kamu tidak perlu jauh-jauh meneliti fosil hewan purba untuk melihat masa lalu.

Pandangi saja bintang malam hari dan kamu sudah bisa melihat masa lalu secara nyata. Yup, pancaran cahaya bintang yang terang di langit malam merupakan ledakan bintang yang sudah terjadi ratusan ribu, jutaan, hingga miliaran tahun lalu. Karena cahaya memiliki kecepatan nyaris 300 ribu kilometer per detik, ia baru akan sampai ke Bumi pada masa mendatang sejak bintang itu meledak.

Artinya, bisa saja planet Bumi belum terbentuk, tapi ada banyak bintang yang berjarak miliaran tahun cahaya sudah meledak terlebih dahulu. Nah, indahnya cahaya bintang di langit malam menunjukkan bahwa kita dapat melihat masa lalu secara nyata. Itu adalah cahaya asli dari ledakan bintang purba yang terjadi jauh pada masa lalu.

Baca Juga: 5 Astronaut yang Sangat Berpengaruh bagi Sains dan Peradaban Manusia

3. Dari mana waktu berasal?

Belajar Konsep Waktu menurut Sains, Dianggap Ada Sekaligus Tiadailustrasi model jam pasir (unsplash.com/Alexandar Todov)

Barangkali hal ini masih menjadi salah satu pertanyaan terbesar saat ini. Dari mana waktu berasal? Sebetulnya, manusia sudah mulai mengenal waktu sejak zaman dulu, yakni sejak nenek moyang kita melihat pergerakan teratur di alam, seperti benda-benda langit. Orang pada era purba sudah mengenal fase Bulan sekitar 30 ribu tahun lalu, ditulis dalam University of Cambridge.

Lalu, konsep waktu pun makin kompleks dan berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Jadi, jika konsep waktu adalah berjalannya alam dari titik A menuju titik B, waktu sudah ada sejak 13,8 miliar tahun lalu pada saat Big Bang atau Ledakan Dahsyat terjadi di alam semesta.

Masalahnya, bagaimana jika alam semesta kita tidak memiliki permulaan? Bagaimana jika jagat raya ini bersifat abadi? Jika hal ini yang terjadi, konsep waktu bisa berubah total dan mungkin bakal makin sulit untuk dipahami. Untuk mengetahui dari mana asal mula waktu, manusia harus tahu dari mana alam semesta ini terbentuk di titik awalnya.

4. Dapat melengkung akibat gravitasi

Belajar Konsep Waktu menurut Sains, Dianggap Ada Sekaligus Tiadailustrasi pelengkungan waktu oleh gravitasi (unsplash.com/Dan Cristian Pădureț)

Kalau waktu dianggap nyata dan ada secara fisik, ia pun dapat melengkung ketika gaya gravitasi mendukungnya. Seperti dijelaskan dalam laman West Texas A&M University, hal ini sangat berkaitan dengan konsep dilatasi waktu. Artinya, waktu yang fleksibel bisa melebar, melambat, dan menjadi cepat tergantung bagaimana kekuatan gravitasi dan massa.

Dalam beberapa teori sains, dilatasi waktu dapat terjadi akibat keberadaan objek yang memiliki massa sangat besar sehingga menimbulkan gaya gravitasi yang begitu masif. Hal ini mungkin cukup sulit dibayangkan, tapi sebenarnya masih masuk akal ketika mencernanya dengan teori mekanika kuantum yang pernah dikembangkan oleh Max Planck pada 1900.

Jadi, waktu di Bumi tentu saja sangat berbeda dengan waktu yang ada di planet lain. Bumi memiliki kekuatan gravitasi 9,8 m/s2. Adapun, planet seperti Jupiter, misalnya, punya gaya gravitasi yang lebih besar pada angka 24,79 m/s2. Selisih ini bisa menyebabkan perbedaan sudut pandang. Orang di Jupiter akan merasa waktu normal, sedangkan pengamat di Bumi memandang waktu di Jupiter itu lebih lambat.

5. Mungkin waktu hanyalah imajinasi dari manusia

Belajar Konsep Waktu menurut Sains, Dianggap Ada Sekaligus Tiadailustrasi jam sebagai penunjuk waktu (unsplash.com/Sumit Saharkar)

Lalu, bagaimana jika seandainya selama ini konsep waktu hanyalah hal absurd dan fiktif semata? Dengan kata lain, ada kemungkinan bahwa waktu merupakan elemen yang dihasilkan dari imajinasi kita. Dilansir Space, waktu sudah menjadi konsep yang kontroversial di dunia sains. Ia tidak tampak seperti objek fisik lainnya, tapi bisa dirasakan bahkan dapat dijadikan acuan dalam setiap rumusan sains.

Bahkan, Profesor Huw Price dari Universitas Cambridge pernah menyatakan bahwa waktu itu bersifat delusional. Menurutnya, alih-alih bersifat fisik dan dapat diukur, waktu lebih dikaitkan dengan kondisi mental manusia. Ruang itu memang nyata karena dapat diukur secara fisik yang menghasilkan sebuah ukuran dimensi.

Namun, waktu sejatinya tidak bisa diukur secara fisik sehingga ia dipisahkan dari konsep dimensi. Jika ada banyak ilmuwan yang memasukkan waktu sebagai bagian penting dalam teori fisika, di sisi lain ada ilmuwan yang menganggap waktu hanyalah ilusi dari pikiran manusia. Adanya pergerakan di alam hanyalah sebagai perubahan alami biasa, seperti siklus kimiawi makhluk hidup menjadi tua dan mati.

So, bagaimana menurutmu? Konsep waktu dalam sains memang terkesan ruwet dan memusingkan juga, ya. Namun, terlepas dari itu semua, semoga artikel ini dapat memberi wawasan baru tentang sains, oke!

Baca Juga: 5 Hewan Ini Dipercaya Bisa Mengusir Hantu, Bagaimana Menurut Sains?

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya