Fakta Astronomi: Sejarah tentang Penamaan 6 Objek Angkasa oleh Ilmuwan

Dari mana nama Matahari berasal?

Nama-nama unik yang ada di tata surya kita dan bahkan alam semesta memang digagas atau dicetuskan oleh ilmuwan dan kalangan akademisi. Orang awam terkadang tidak mengetahui fakta dan sejarah bagaimana nama-nama tersebut bisa digagas untuk diberikan pada sebuah objek angkasa tertentu.

Nah, kamu pun penasaran dengan sejarah penamaan objek-objek angkasa tersebut, bukan? Kali ini kita akan membahas mengenai fakta sejarah tentang penamaan beberapa objek di alam semesta. Yuk, disimak!

1. Matahari atau Sun diambil dari nama dewa Yunani

Fakta Astronomi: Sejarah tentang Penamaan 6 Objek Angkasa oleh Ilmuwanuniversetoday.com

Pada mulanya memang tak ada kata yang pas untuk menamakan Matahari sebagai bintang terbesar di tata surya kita. Dalam bahasa Inggris bintang besar tersebut dinamakan Sun. Namun, penamaan Matahari atau Sun rupanya memiliki sejarah tersendiri. Awalnya, Sun atau Matahari disebut sebagai Sol, dicatat dalam laman Earth Sky.

Lantas, dari mana kata Sol tersebut berasal? Kata atau nama Sol yang merujuk pada nama Matahari berasal dari kata Solis, kata latin yang sepadan dengan nama dewa Yunani dalam bahasa Romawi, yakni Helios. Penamaan Sol juga digunakan dalam bahasa ilmiah astronomi oleh beberapa negara seperti Portugis, Swedia, dan Spanyol.

Oh ya, nama Sol mulai digunakan dalam keilmuan astronomi sejak 1450 di Eropa. Sejak semula, penamaan Matahari memang melibatkan beberapa argumentasi yang dilontarkan oleh astronom-astronom Eropa, termasuk Yunani. Nah, pada akhirnya Sol diadaptasi menjadi Sun dalam bahasa Inggris di era yang lebih modern.

2. Mengapa satelit alam milik planet Bumi dinamakan Bulan?

Fakta Astronomi: Sejarah tentang Penamaan 6 Objek Angkasa oleh IlmuwanPixabay/photo-graphe

Mengapa bulan dinamakan Bulan? Tentunya pertanyaan sederhana ini memiliki jawaban yang tak mudah untuk dijelaskan. Namun, penamaan Bulan sebagai satelit alam milik Bumi rupanya telah memiliki sejarah yang cukup menarik untuk dibahas. Nah, kata Bulan atau Moon dalam bahasa Inggris ternyata diadopsi dari kata Mona, yakni sebuah nama dari bahasa Inggris di zaman abad pertengahan.

Laman sains Space menyatakan bahwa kata Mona juga memiliki asal mula, yakni diserap dari kata atau nama Metri, sebuah kata Latin yang berarti mengukur. Dalam bahasa Latin lainnya, Bulan atau Moon juga disebut sebagai Mensis, yang artinya benda langit berupa satelit alam milik Bumi.

Nah, kenapa bulan-bulan milik planet lain dinamakan dengan nama yang unik? Sedangkan, bulan milik Bumi justru hanya dinamakan Bulan? Hal ini terjadi karena Galileo Galilei telah memberikan nama ilmiah untuk satelit alam milik planet lainnya dengan nama-nama tertentu. Ya, pada 1610, astronom yang berasal dari Italia tersebut telah menemukan 4 satelit alam milik planet Jupiter.

Nama dari 4 bulan milik Jupiter tersebut adalah Io, Europa, Ganymede, dan Castillo. Begitu juga dengan bulan-bulan lainnya di planet yang lain, semuanya dinamakan dengan nama yang unik dan bukan sekadar kata Bulan. Dan lagi, menurut beberapa ilmuwan, satelit alam Bumi cukup dinamakan Bulan karena memang objek angkasa tersebut lebih spesial dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya di tata surya kita.

Baca Juga: 5 Bukti Bumi Mirip dengan Planet-planet di Tata Surya, Semirip Apa?

3. Nama-nama planet di tata surya kita diambil dari nama dewa-dewi Yunani dan Romawi

Fakta Astronomi: Sejarah tentang Penamaan 6 Objek Angkasa oleh Ilmuwanowlconnected.com

Mungkin sudah umum kita ketahui bahwa nama-nama planet di tata surya kita dinamakan berdasarkan nama-nama dewa Yunani dan Romawi. Bukan tanpa alasan, di zaman dulu Yunani dan Romawi memang terkenal sangat maju di bidang astronomi dan keilmuan sains lainnya. Meskipun sebagian besar ilmuwan Yunani tidak percaya dengan adanya dewa-dewi, mereka tetap memberikan nama planet sesuai dengan budaya atau nama-nama terkenal di negeri mereka.

Dilansir dalam laman Greek Names, beberapa nama planet di tata surya kita dan artinya:

  1. Bumi atau Earth, sebetulnya tidak diserap langsung dari nama dewa dan dewi. Namun secara tidak langsung terinspirasi dari nama Ge yang berakar pada kata Gaia atau Gaea. Nama ini dalam bahasa Yunani artinya dewi atau ibu dari semua.
  2. Merkurius, terinspirasi dari nama Ermis, yakni nama dewa perdagangan Yunani.
  3. Venus yang diadopsi dari nama Aphrodite atau dewi cinta. Dalam mitologi Romawi, Venus juga merupakan dewi cinta.
  4. Mars atau Planet Merah, di mana nama Mars berasal dari kata Ares, yakni dewa perang dalam mitologi Yunani.
  5. Jupiter yang merupakan planet terbesar di tata surya kita terinspirasi dari nama dewa langit dalam mitologi Romawi kuno.
  6. Saturnus, yakni nama planet yang diserap dari nama Saturn, dewa penabur dalam mitologi Romawi kuno.
  7. Uranus, yakni planet yang ditemukan oleh ilmuwan pada 1700-an yang pada awalnya dinamakan Georgium Sidus. Namun, pada 1800-an namanya diubah menjadi Uranus yang terinspirasi dari nama dewa langit mitologi Yunani.
  8. Neptunus, di mana nama planet ini diambil dari nama dewa air dari mitologi Romawi kuno, yakni Neptune. Dalam mitologi Yunani, Neptune dianggap sama dengan Poseidon.

Planet kerdil bernama Pluto juga namanya diadaptasi dari nama Pluton, yakni dewa Yunani yang menguasai dunia bawah. Mengapa nama Bumi atau Earth secara langsung tidak diserap dari nama dewa-dewi? Hal tersebut terjadi karena pada awalnya, ilmuwan di zaman kuno tidak mengetahui dengan pasti bahwa Bumi merupakan salah satu planet yang ada di tata surya kita.

4. Lubang hitam juga diberikan nama yang unik oleh ilmuwan

Fakta Astronomi: Sejarah tentang Penamaan 6 Objek Angkasa oleh IlmuwanPixabay/12019

Lubang hitam atau black hole adalah sebuah pusat massa yang memiliki kekuatan gravitasi sangat masif yang bahkan akan mengisap cahaya untuk masuk ke dalamnya. Penamaan black hole memang didasarkan pada penampakannya, yakni sebuah bulatan berwarna hitam pekat yang misterius.

Laman Astronomy menjelaskan bahwa penamaan dan sejarah penemuan lubang hitam membutuhkan waktu yang sangat panjang. Studi dan penelitian mengenai lubang hitam melibatkan kontribusi dari banyak ilmuwan genius, salah satunya adalah Albert Einstein. Oh ya, nama black hole atau lubang hitam baru diberikan oleh ilmuwan pada 1960-an.

Sebelum era tersebut, tidak ada nama yang cocok untuk mendeskripsikan sebuah objek angkasa yang memiliki massa sangat besar, meskipun Einstein pernah meramalkannya lewat teori relativitas.

Untuk saat ini, bahkan lubang hitam diberikan nama yang lebih kompleks sesuai dengan posisi dan karakternya. Nama-nama lubang hitam yang cukup jauh dari Bumi di antaranya 1ES 2344+514, 3C 75, AP Lib, Arp 220, dan lain sebagainya. Sedangkan yang terdekat dengan Bumi adalah Cygnus X-1, V404 Cygni, GRO J1655-40, dan V616 Monocerotis.

5. Batuan luar angkasa yang jatuh ke Bumi biasanya dinamakan sesuai nama penemunya

Fakta Astronomi: Sejarah tentang Penamaan 6 Objek Angkasa oleh Ilmuwancambridge-news.co.uk

Ada beberapa jenis batuan luar angkasa yang dibedakan berdasarkan sifat dan karakternya. Mereka adalah komet, asteroid, meteoroid, meteor, meteorit. kelima jenis batu-batuan luar angkasa tersebut sudah ada sejak miliaran tahun lalu akibat sisa-sisa pembentukan alam semesta.

  • Komet adalah benda langit yang biasanya terdiri dari gumpalan es dan gas.
  • Asteroid merupakan batuan angkasa dengan berbagai macam ukuran yang mengelilingi Matahari dalam sebuah sabuk orbit tertentu yang dinamakan sabuk asteroid.
  • Meteoroid adalah pecahan dari asteroid dan tidak terikat dengan gaya gravitasi planet atau pun bintang.
  • Meteor merupakan bagian meteoroid yang tertarik ke Bumi dan menghantam atmosfer Bumi sampai terbakar.
  • Sedangkan, meteorit merupakan sisa-sisa dari meteor yang selamat dari gesekan atmosfer Bumi. Biasanya meteorit bisa menghantam permukaan bumi dan mengakibatkan bencana dahsyat.

Nah, bagaimana cara memberikan nama untuk batu-batuan angkasa tersebut? Menurut laman Harvard Science, penemuan batu-batuan angkasa seperti komet dan lainnya akan dikonfirmasi dan diumumkan oleh Biro Pusat Telegram Astronomi (CBAT) dan International Astronomical Union (IAU) yang berpusat di Prancis.

Biasanya penamaan objek angkasa yang memiliki karakter dan jenis batuan luar angkasa, akan menggunakan nama yang lebih spesifik, misalnya nama dari penemu objek tersebut. Contohnya adalah Komet Halley, yakni komet periodik yang mendekati Bumi setiap 75 tahun sekali. Nama komet ini diambil dari nama Edmond Halley, seorang astronom asal Inggris karena ia yang pertama kali melakukan studi dan penelitian tentang Komet Halley, dicatat dalam laman Space.

6. Penamaan Galaksi Bimasakti (Milky Way) yang memiliki sejarah unik

Fakta Astronomi: Sejarah tentang Penamaan 6 Objek Angkasa oleh Ilmuwansamford.edu

Ditulis dalam laman Mental Floss, pada mulanya galaksi kita dinamakan Via lactea oleh orang-orang Romawi kuno. Secara harfiah, penamaan tersebut merujuk pada "Jalur Susu" di mana orang-orang zaman dulu bisa melihat hamparan putih di langit pada malam hari yang cerah. Hamparan putih tersebut merupakan bagian kecil dari galaksi kita dan orang kuno menamakannya Jalur Susu karena memang terlihat seperti tumpahan air susu di langit.

Bukan hanya orang Romawi kuno yang terlibat dalam penamaan galaksi kita. Orang Yunani pun juga tak mau kalah dan menamakan galaksi kita sebagai Galaxias Kyklos, yang artinya Galaksi Lingkaran Susu. Nah, di zaman modern, penamaan sedikit diubah menjadi Milky Way atau Jalan Susu. Penamaan ini diserap dari anggapan banyak orang di zaman kuno, di mana hamparan bintang dan gas yang terlihat di malam hari tampak seperti tumpahan susu.

Lantas, bagaimana dengan penamaan Bimasakti dalam bahasa Indonesia? Konon penamaan galaksi Bimasakti terinspirasi dari nama tokoh besar dalam pewayangan, yakni Bima. Nah, menurut legenda, orang-orang zaman dulu bisa melihat bentangan atau bagian galaksi kita pada saat malam cerah. Jika sepintas dilihat, bentangan yang ditarik menjadi garis lurus akan terlihat seperti Bima dan ular naga.

Terlepas dari sejarah penamaan galaksi tersebut, baru pada era 1900-an galaksi dipahami sebagai bagian alam semesta yang terdiri dari miliaran hingga triliunan bintang, planet, dan tata surya. Keberadaan tata surya kita sudah tak akan terlihat lagi karena menjadi bagian yang sangat kecil di galaksi Bimasakti.

Itulah fakta sejarah tentang penamaan beberapa objek yang ada di alam semesta. Nah, bagaimana? Ternyata penamaan objek di alam semesta memang memiliki sejarah yang unik, ya!

Baca Juga: 5 Fakta Sains tentang Kekuatan Fundamental Alam Semesta, Seperti Apa?

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya