Menjawab Sains: 5 Pertanyaan 'Konyol' yang Dianggap Membingungkan

Apa kamu sudah tahu jawaban dari 5 pertanyaan ini?

Beberapa pertanyaan yang terdengar aneh dan konyol mungkin sering kamu dengar dan uniknya, terkadang butuh pemikiran yang cukup keras untuk menjawabnya. Meskipun terdengar aneh, bukan berarti tidak bisa dijawab oleh sains. Beberapa di antaranya bahkan pernah ditanggapi secara serius oleh beberapa kalangan akademisi.

Nah, penasaran dengan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan "konyol" tersebut, bukan? Yuk, simak artikelnya!

1. Posisi hubungan seksual bisa menentukan jenis kelamin calon bayi. Apa benar?

Menjawab Sains: 5 Pertanyaan 'Konyol' yang Dianggap Membingungkanmedicalnewstoday.com

Ada berbagai macam gaya dan posisi dalam berhubungan seksual dengan pasangan. Namun, biasanya suami dan istri yang telah lama menikah melakukan hubungan seksual hanya dengan gaya dan posisi baku yang cenderung pakem dan itu-itu saja. Terlepas dari itu semua, apakah posisi dalam berhubungan seksual bisa menentukan jenis kelamin bayi?

Pertanyaan ini biasanya dilontarkan oleh pasangan yang baru menikah dan ingin cepat memiliki anak. Bagaimana sains menjawab hal ini? Faktanya, anggapan bahwa posisi dalam bercinta dapat menentukan jenis kelamin bayi masih dianggap ambigu dalam sains. Jadi, jawabannya bisa ya dan bisa juga tidak. Tidak semua pasangan dengan posisi hubungan seksual yang sama mendapatkan keturunan dengan jenis kelamin yang sama pula dengan pasangan lainnya.

Buku berjudul How to Choose the Sex of Your Baby yang ditulis oleh Landrum B. Shettles - seorang dokter asal Amerika Serikat - menjelaskan bahwa jenis kelamin bayi bisa ditentukan berdasarkan beberapa hal. Faktor-faktor tersebut adalah posisi, waktu, intensitas, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan hubungan seksual. Menurutnya, pasangan suami istri bisa menentukan jenis kelamin bayi melalui metode yang dinamakan Shettles.

Metode Shettles tidak hanya ditentukan dari posisi dalam bercinta. Beberapa faktor lainnya yang harus dihitung secara akurat adalah waktu yang tepat kapan harus berhubungan seksual. Dalam teorinya, sperma laki-laki dengan kromosom X dan Y bisa membuahi sel telur perempuan pada probabilitas yang sama. Nah, tingkat kemungkinan ini yang bisa diatur supaya sperma membuahi sel telur berdasarkan kromosomnya.

Namun, metode Shettles juga disanggah oleh kalangan ilmuwan lainnya. Dilansir dalam Healthline, sebuah kesimpulan dari kajian ilmiah Studies Trusted Source yang dirilis pada 1991 mengungkap bahwa metode Shettles belum terbukti akurat oleh sains. Bahkan, kesalahan pemahaman akan metode tersebut bisa membuat banyak orang awam mengalami miskonsepsi.

Studi berlanjut hingga 2001 dan didapatkan kesimpulan sains bahwa posisi dalam hubungan seksual tidak bisa menentukan jenis kelamin bayi. Studi terbaru ini melibatkan banyak faktor dan sampel, seperti sel sperma, sel telur, penghitungan ovulasi, asam dan cairan pada kelamin laki-laki maupun perempuan. Hasilnya, metode Shettles tidak bisa dijadikan pegangan akurat dalam menentukan jenis kelamin bayi.

2. Apakah hewan bisa melakukan bunuh diri?

Menjawab Sains: 5 Pertanyaan 'Konyol' yang Dianggap Membingungkanthinglink.com

Dunia fauna atau hewan merupakan dunia biologis yang kompleks. Di sana bisa didapatkan banyak fakta ilmiah yang bahkan jarang diketahui oleh manusia secara umum. Nah, salah satu pertanyaan absurd yang sulit untuk dijawab adalah mengenai pengambilan keputusan hewan dalam hal mengakhiri hidup mereka. Benarkah hewan bisa melakukan bunuh diri?

Sebuah kajian ilmiah berjudul The Suicidal Animal: Science and Nature of Self Destruction yang diterbitkan pada 2014 telah mengungkap bahwa sebetulnya hewan bisa melakukan hal yang membuatnya mati, namun tidak dengan maksud demikian. Hal ini sangat bertolak belakang terhadap bunuh diri yang dilakukan oleh manusia.

Bunuh diri yang dilakukan oleh manusia melibatkan alur logika sebab dan akibat. Misalnya, manusia yang bunuh diri akan berpikir untuk mengakhiri penderitaan di dunia dan ia tahu bahwa dengan membunuh dirinya sendiri, maka ia akan mati. Nah, pola pikir seperti ini tidak ada dalam dunia hewan. Pada dasarnya, semua hewan akan berusaha untuk menjadi penyintas di alam, bukan sebaliknya.

Lantas, kenapa ada kucing atau anjing yang mati karena sengaja tidak mau makan? Jawabannya sederhana, karena ada yang melatarbelakangi hal tersebut. Mungkin mereka stres karena perlakuan kasar dari pemiliknya. Atau bisa juga mereka stres akibat ditinggal oleh pemiliknya. Kucing dan anjing tersebut tidak tahu bahwa dengan tidak makan, mereka akan mati.

Ada juga beberapa laporan bahwa hewan seperti lumba-lumba, anjing laut, dan burung camar yang sering melakukan bunuh diri akibat kehilangan anak-anaknya. Pada kasus ini, ilmuwan lebih menekankan bahwa "bunuh diri" yang mereka lakukan terjadi secara tidak sengaja karena mereka tidak tahu bahwa dengan menyakiti diri sendiri, mereka akan mati. Sudah sejak dulu para peneliti mengungkap bahwa pemikiran abstrak tidak ada pada alam pikiran binatang.

Baca Juga: Konon 5 Lagu Ini Bisa Membuatmu Gila, Bagaimana Pandangan Sains?

3. Mengapa kita mengalami mimpi?

Menjawab Sains: 5 Pertanyaan 'Konyol' yang Dianggap Membingungkanthesleepdoctor.com

Mengapa kita bisa mengalami mimpi dalam tidur? Dilansir dalam laman medis Cleveland Clinic, mimpi yang kita alami saat tidur adalah akibat gelombang otak yang tetap aktif pada saat kita tertidur. Menurut studi, gelombang otak pada orang tertidur akan sama aktifnya dengan gelombang otak pada saat ia terbangun.

Para ilmuwan dan ahli medis meyakini bahwa batang otak merupakan bagian dari tubuh manusia yang mengatur tidur REM (rapid eye movement). Sedangkan, otak bagian depan menghasilkan mimpi pada saat manusia tertidur. Nah, rupanya kombinasi aktivitas gelombang otak dengan zat kimia pada otak bisa memengaruhi jenis mimpi yang kita alami.

Bahan kimia otak (neurotransmiter) yang tak seimbang bisa memunculkan beberapa halusinasi dalam sebuah mimpi. Aktivitas otak dalam tidur yang melibatkan asetilkolin (senyawa kimiawi dalam sel otak) juga mampu membuat seseorang bermimpi tentang hal-hal yang berkaitan dengan dirinya. Jika gelombang otak sangat aktif pada saat kita tidur REM, maka mimpi akan muncul sebagai refleksi dari apa yang kita rasakan dan alami.

Secara umum, mimpi adalah hal wajar yang bisa dialami oleh semua orang. Hal ini mengindikasikan bahwa gelombang otak aktif bersamaan dengan senyawa kimiawi yang dihasilkan dari sel-sel otak yang sehat. Tak peduli apakah mimpimu indah atau buruk, hal tersebut diakibatkan oleh aktivitas di dalam otak yang bisa dialami setiap hari pada saat kamu terlelap.

Oh ya, beberapa pakar juga menyatakan bahwa mimpi merupakan bagian dari imajinasi kita yang mungkin berkaitan dengan dunia nyata. Mimpi sangat berhubungan dengan pikiran, keinginan, perasaan, dan ingatan seseorang yang melekat dan tersimpan dalam memori otaknya. Namun, dalam sedikit kasus, mimpi buruk yang sangat mengganggu mungkin mengindikasikan ketegangan dan gangguan post-traumatic stress disorder (PTSD).

4. Bagaimana sejarah huruf alfabet? Mengapa mereka diurutkan dari A sampai Z?

Menjawab Sains: 5 Pertanyaan 'Konyol' yang Dianggap Membingungkanindy100.com

Ada yang bisa menjawab pertanyaan ini? Terdengar remeh tapi nyatanya cukup membingungkan, bahkan bagi para ahli sekalipun. Dilansir dalam laman sains Mental Floss, huruf alfabet sebetulnya sudah ada sejak zaman Mesir kuno. Kemungkinan penggunaan huruf-huruf yang kompleks sebagai fondasi alfabet sudah ada sejak 5.000 tahun yang lalu.

Kalangan akademisi modern menyatakan bahwa huruf alfabet pada mulanya diciptakan dan dikembangkan oleh bangsa atau kaum Kanaan yang dulunya pernah menetap di tanah Mesir. Pada saat itu, Mesir juga memiliki tatanan huruf yang dinamakan hieroglif - yang juga dikombinasikan dengan alfabet dari Kanaan.

Sekitar 2.500 hingga 3.000 tahun lalu, huruf alfabet mulai tersebar luas ke seluruh Timur Tengah dan Eropa. Nah, hingga saat ini, hampir semua huruf-huruf modern diturunkan dari huruf alfabet kuno yang dulunya dikembangkan oleh bangsa Kanaan tersebut. Pada abad ke-8 Sebelum Masehi, filsuf dan kalangan akademisi dari Yunani dan Romawi mengembangkan sistem huruf alfabet yang asli dengan tambahan huruf vokal, yakni huruf A; I; U; E; dan O.

Pada mulanya, orang-orang Yunani menambahkan huruf vokal karena tatanan huruf tersebut cocok dengan bahasa-bahasa yang digunakan di Yunani kala itu. Karena bangsa Yunani tidak ingin susunan alfabet menjadi berantakan, maka mereka menyusun huruf-huruf tersebut yang dimulai dari huruf vokal yang pertama, yakni huruf A. Bagi bangsa Yunani, huruf A juga melambangkan Alpha yang artinya "awal'.

Namun, uniknya, justru penempatan huruf Z yang ada di bagian paling belakang. Mengapa bisa begitu? Para ahli dan sejarawan hanya bisa menduga-duga bahwa pengurutan huruf alfabet di bagian belakang mungkin berkaitan dengan angka-angka yang digunakan dalam metode perdagangan suku-suku lokal bangsa Kanaan, Romawi, dan mungkin juga Yunani kuno.

Oh ya, bangsa Romawi kuno menyebut huruf alfabet sebagai alfabet Latin atau Abjad Rumi (secara harfiah berarti hurufnya orang-orang Kekaisaran Romawi), di mana jenis huruf inilah yang digunakan secara luas di seluruh dunia hingga saat ini.

5. Apakah manusia berasal dari kera?

Menjawab Sains: 5 Pertanyaan 'Konyol' yang Dianggap Membingungkanancient-origins.net

Kalau ditanya akan hal ini, kamu akan menjawabnya seperti apa? Supaya gak bingung, jawab saja bahwa manusia bukanlah keturunan dari kera. Yup, faktanya, memang manusia tidak berasal dari kera. Evolusi yang dicetuskan oleh Charles Darwin tidak pernah menyatakan bahwa manusia dilahirkan dari kera. Jadi, frasa sains ini memang telah lama mengalami miskonsepsi dan mirisnya, ditelan mentah-mentah oleh penentang teori evolusi.

Dalam teori evolusi dipelajari sebuah sistem bagaimana keanekaragaman hayati itu bisa ada di Bumi. Nah, manusia dan organisme lainnya menjadi bagian di dalam sistem evolusi tersebut. Dengan kata lain, manusia dan makhluk hidup lainnya yang ada di dunia ini memiliki alur evolusi dari nenek moyang yang sama.

Sebuah jurnal sains berjudul Human Evolution: Origins of Modern Humans still Look Recent yang dirilis dalam laman Cell-Current Biology menerangkan bahwa evolusi manusia purba menjadi manusia modern tidaklah sederhana. Bahkan, dibutuhkan studi dan penelitian yang sangat mendalam untuk menegakkan sebuah hipotesis atau teori berkenaan dengan asal mula manusia (homo sapiens).

Oh ya, evolusi juga terjadi dalam kurun waktu yang sangat lama, bisa mencapai ratusan juta hingga miliaran tahun. Bukti-bukti evolusi di Bumi purba ada pada fosil mikrob, di mana organisme awal di Bumi tersebut menjadi asal mula kehidupan biologis kompleks selama lebih dari 3 miliar tahun, dicatat dalam laman Natural History.

Dalam sains biologi, manusia (homo sapiens) diklasifikasikan sebagai ordo primata, famili hominidae, genus homo, dan spesies homo sapiens. Taksonomi ini berbeda dengan kera yang meskipun sama-sama tergabung dalam ordo primata, namun kera masuk dalam golongan cattarhini, pan, gorillini, haplorhini dan merupakan genus di luar golongan homo.

Jadi, mempelajari evolusi dan keragaman spesies tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan studi mendalam untuk membuktikannya, bahkan dalam tingkatan terkecil seperti biomolekuler. 

Itulah beberapa pertanyaan yang terdengar aneh dan "konyol" namun membutuhkan jawaban sains untuk mengungkapnya. Bagaimana? Apakah kamu sudah bisa memahami dengan baik jawaban-jawaban tersebut?

Baca Juga: 5 Ulasan Sains: Bagaimana Kehidupan Homo Sapiens dan Penyebarannya?

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya