Mengenal Radiokarbon: Metode Penghitungan Peninggalan Sejarah

Juga dikenal sebagai penanggalan karbon-14

Dalam dunia sains, terutama sejarah dan antropologi, keberadaan benda purba menjadi salah satu petunjuk penting akan peradaban di masa lalu. Bukan hanya itu, ilmuwan biologi pun membutuhkan data akurat tentang fosil hewan dan tanaman purba untuk dijadikan dasar keilmuan mereka.

Nah, di sini, kita akan belajar tentang radiokarbon (c-14), sebuah metode pengukuran waktu yang digunakan ilmuwan untuk memastikan usia dari objek peninggalan sejarah. Yuk, disimak sama-sama.

1. Jadi salah satu metode resmi yang digunakan sains

Mengenal Radiokarbon: Metode Penghitungan Peninggalan Sejarahjejak fosil dari spesies tanaman purba bernama Lepidodendron (wikimedia.org/Fernando Losada Rodriguez)

Ada beberapa cara yang digunakan untuk mengukur usia dari sebuah objek purba, salah satunya adalah metode pengukuran radiokarbon. Metode ini juga dinamakan c-14 atau karbon-14, yakni sebuah pengukuran yang melibatkan isotop radioaktif karbon. Nah, c-14 sendiri ada di dalam bahan organik dan mengandung 6 proton serta 8 neutron.

Dilansir Britannica, cara ini digunakan karena terbukti efektif dapat memberikan perkiraan usia yang tepat. Hal tersebut dapat terjadi karena peluruhan radiokarbon menjadi nitrogen akan dialami semua objek yang ada di Bumi.

Peluruhan dan reaksi kimia inilah yang menjadi patokan untuk menentukan batasan usia peninggalan sejarah karena berhubungan langsung dengan kondisi iklim atmosfer Bumi.

2. Diusulkan secara resmi sejak 1946

Mengenal Radiokarbon: Metode Penghitungan Peninggalan SejarahWllard F. Libby adalah profesor kimia yang menemukan rumusan penghitungan radiokarbon. (wikimedia.org/Rredondo99)

American Chemical Society menjelaskan bahwa penghitungan penanggalan karbon-14 sudah mulai diusulkan pada 1946. Penggagas dan penemunya adalah seorang profesor kimia yang juga mendapatkan Hadiah Nobel, Willard Frank Libby. Penghitungan kimia yang dirancang oleh Libby rupanya membawa dampak signifikan bagi kemajuan sains.

Karena rumusan kimia yang ia ciptakan itulah Libby akhirnya mendapatkan Hadiah Nobel di bidang kimia pada 1960. Gagasan dan rumusan Libby berfokus pada peluruhan, pengukuran kandungan karbon, dan reaksi kimia dari objek organik yang tersembunyi dalam rentang waktu lama. Nah, rumus c-14 dari Libby tersebut juga dibuktikan dengan cara kerja sistem karbon di Bumi dan atmosfernya.

3. Menguji keakuratan penanggalan radiokarbon

Mengenal Radiokarbon: Metode Penghitungan Peninggalan Sejarahfosil spesies kambing gunung berusia sekitar 19 ribu tahun (wikimedia.org/Grand Canyon NPS)

Tentunya kalian pernah membaca tentang usia fosil yang mencapai ratusan ribu, jutaan, hingga miliaran tahun, bukan? Nah, sebetulnya, dari mana penanggalan tersebut didapatkan? Seakurat apa penghitungan radiokarbon c-14 ini? Faktanya, di awal-awal penggunaannya, metode c-14 hanya membatasi rentang waktu yang cukup panjang, mungkin bisa mencapai ribuan tahun sebagai toleransi kesalahan.

Namun, dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, penanggalan radiokarbon dinilai makin akurat hingga memiliki rentang waktu yang pendek, misalnya belasan sampai puluhan tahun sebagai toleransi kesalahannya. Nah, secara umum, makin kecil toleransi kesalahan yang didapatkan, makin akurat juga sebuah objek diukur berdasarkan usianya.

Baca Juga: 5 Tempat Peninggalan Sejarah di Karawang yang Kini Jadi Tempat Wisata

4. Mendapat tantangan di masa depan

Mengenal Radiokarbon: Metode Penghitungan Peninggalan Sejarahfosil spesies hewan purba yang pernah mendiami wilayah Amerika Selatan (wikimedia.org/Simon J. Tonge)

Dalam studi dan penelitian yang dibuat oleh fisikawan asal Imperial College London, Heather Graven, terungkap bahwa sebetulnya keberadaan emisi karbon ekstra di Bumi akan mengubah metode penanggalan c-14 di masa depan. Artinya, saat ini, keberadaan karbon tambahan bernama c-12 makin bertambah banyak dan suatu saat akan menumpuk di atmosfer Bumi.

Dalam lamannya, Smithsonian Magazine menjelaskan bahwa pengukuran radiokarbon memang bergantung pada reaksi kimia di alam yang melibatkan beberapa unsur karbon.

Nah, jika unsur c-12 di alam berjumlah sangat banyak di masa depan, ini dapat mengganggu metode penghitungan radiokarbon c-14. Bisa saja toleransi kesalahan waktu menjadi lebar dan sulit membedakan benda modern dengan objek berusia seribu tahun.

5. Kontaminasi sampel juga menjadi tantangan bagi ilmuwan

Mengenal Radiokarbon: Metode Penghitungan Peninggalan SejarahMumi yang berusia ribuan tahun diukur menggunakan penanggalan radiokarbon. (wikimedia.org/Dada)

Sampel atau objek yang dijadikan bahan penelitian terkadang mengandung berbagai macam kontaminasi. Nah, kontaminasi sampel ini menjadi hambatan tersendiri bagi ilmuwan untuk menentukan usia dari peninggalan sejarah. Hal yang cukup sulit dilakukan tentu berkaitan dengan objek sejarah yang berusia sangat tua.

Itu sebabnya, ketelitian dan kecermatan ilmuwan dituntut agar hasil yang didapatkan juga mendekati akurasi waktu. Kendati demikian, penanggalan radiokarbon masih digunakan secara resmi sampai saat ini. Hasilnya pun juga masih dianggap paling akurat dibandingkan cara-cara lainnya. Diharapkan di masa depan ada metode baru yang bisa menyempurnakan dan menambal kekurangan dari penanggalan c-14 ini.

So, kamu sudah mengetahui bagaimana ilmuwan menghitung usia peninggalan bersejarah yang ada di Bumi. Nah, semoga artikel ini dapat menjawab rasa penasaran kamu, ya!

Baca Juga: 5 Jenis Alkohol Aneh dan Unik Peninggalan Sejarah Kuno

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya