5 Kisah Sejarah Perburuan dan Eksekusi 'Penyihir' di Tanah Eropa

Bahkan, di era kegelapan, ilmuwan bisa dianggap penyihir

Kisah tentang penyihir barangkali telah menjadi sebuah cerita rakyat yang melegenda dan sempat hidup subur pada tatanan sosial masyarakat di dunia pada umumnya. Bahkan, Eropa di era kegelapan juga pernah kental dengan cerita-cerita takhayul yang tak masuk di akal, nyatanya zaman dulu mereka sering berburu penyihir, vampir, dan manusia serigala.

Sayangnya, dalam perburuan dan eksekusi penyihir yang dilakukan oleh banyak kerajaan Eropa di zaman kuno, mitos dan rumor lebih dianggap sebagai bukti kuat untuk merajam dan membakar tersangka hidup-hidup. Tidak mudah untuk menjadi seorang yang "berbeda" di kalangan warga Eropa pada zaman kuno.

Jika kamu orang yang cerdas dan mampu menciptakan teknologi sederhana berdasarkan sains, ditambah sifatmu yang kutu buku dan asosial, sungguh beruntung bahwa hidupmu ada di zaman modern seperti saat ini. Sebab, jika kamu hidup pada era seribu tahun lalu, kemungkinan besar kamu akan dicurigai sebagai penyihir.

Yuk, kita belajar sejarah tentang perburuan dan eksekusi besar-besaran terhadap mereka yang dulunya dianggap penyihir. Dibaca, ya!

1. Eksekusi 3 penyihir terakhir di tanah Inggris pada 1632

5 Kisah Sejarah Perburuan dan Eksekusi 'Penyihir' di Tanah Eropairishtimes.com

Entah apa yang dilakukan wanita bernama Mary Trembles, Temperance Lloyd, dan Susanna Edwards, sampai-sampai mereka bertiga harus dieksekusi mati oleh masyarakat dan pengadilan Inggris pada 1632. Sebetulnya, pada 1660, pengadilan Inggris sudah memasuki masa pemulihan dan banyak orang-orang yang tak terbukti bersalah dibebaskan.

Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi ketiga wanita tersebut karena rumor negatif yang begitu kuat memojokkan mereka sebagai tukang sihir, dicatat dalam Devon Life. Bahkan, tersangka "penyihir" tersebut juga berasal dari kota yang cukup maju saat itu. Mengingat bahwa biasanya kasus-kasus penyihir marak terjadi di desa-desa terpencil.

Kisah persidangan dan eksekusi tiga wanita penyihir asal Inggris ini dicatat dalam sebuah buku Bideford yang ditulis pada 1792 oleh ahli sejarah Inggris bernama John Watkins. Ada banyak ahli sejarah yang menyayangkan tragedi tersebut, apalagi ketiganya dituduh tanpa dasar bukti dan argumen yang kuat.

Peneliti sejarah juga menyatakan bahwa di zaman dulu, orang-orang Inggris akan dengan mudah menuduh seseorang sebagai tukang sihir hanya karena orang tersebut tidak bergaul dengan supel pada warga desa. Asosial dan ditambah dengan kebencian warga terhadap seseorang, bisa menjadi tuduhan serius dan berujung pada tiang gantungan.

2. Kisah perburuan penyihir secara besar-besaran di Skotlandia pada abad ke-16 dan 17

5 Kisah Sejarah Perburuan dan Eksekusi 'Penyihir' di Tanah Eropakalw.org

Laman sains Smithsonian Magazine mencatat bahwa di abad ke-16 dan 17, di Skotlandia ada sediktinya 3.000 orang yang dituduh telah melakukan praktik sihir. Pada rentang tahun 1600-an memang perburuan dan eksekusi terhadap penyihir dilakukan secara masif di tanah Skotlandia.

Bahkan, parahnya lagi, kasus-kasus pertengkaran dalam rumah tangga pun bisa berujung pada pengadilan yang pada akhirnya menjatuhkan hukuman mati karena dikaitkan dengan hal-hal mistis. Peta persebaran perburuan penyihir di abad 16 dan 17 telah diteliti di zaman modern oleh ahli sejarah dari Universitas Edinburgh.

Ada banyak bukti dan peninggalan sejarah yang dapat menjelaskan mengenai perburuan dan eksekusi penyihir tersebut secara gamblang. Bahkan, ada banyak catatan pengadilan di zaman dulu yang bisa dijadikan arsip mengenai kasus-kasus yang bersinggungan dengan praktik sihir dan perdukunan.

Parahnya lagi, seorang dokter atau tabib Skotlandia di zaman kuno bisa dianggap tukang sihir. Seperti eksekusi seorang tabib bernama Janet Boyman pada 1572, ia dituduh melakukan praktik sihir karena dapat menyembuhkan pasien dengan obat-obat rahasianya. Bahkan, ia dianggap sebagai tukang ramal yang dapat meramalkan kematian. Padahal, Janet hanya memprediksi kematian pasien akibat penyakit keras yang dideritanya.

Baca Juga: 9 Misteri Supernatural yang hingga Kini Belum Terpecahkan

3. Perburuan dan eksekusi penyihir di Ceko pada abad 15

5 Kisah Sejarah Perburuan dan Eksekusi 'Penyihir' di Tanah Eropahistorycollection.com

Orang-orang Ceko di zaman dulu juga sangat percaya dengan keberadaan tukang sihir dan tentu saja mereka sangat membencinya. Bahkan, ada perayaan yang dibuat khusus untuk memperingati kematian penyihir, seperti ditulis dalam laman My Czech Republic. Perayaan yang ditetapkan pada 30 April tersebut dijadikan sebuah tradisi turun temurun yang saat ini masih sering dirayakan dalam beberapa komunitas kecil.

Faktanya, pada abad ke-15, 16, dan 17, Ceko juga menjadi sebuah kawasan yang sangat mengharamkan siapa saja yang bersinggungan dengan praktik perdukunan. Pada era kegelapan itu, ratusan orang dihukum mati tanpa alasan yang jelas. Bahkan, ilmuwan dan tabib juga tak lepas dari eksekusi barbar tersebut.

Salah satu kota dengan kasus penyihir terbanyak ada di Moravia Utara. Pada era kegelapan di zaman dulu, kota kecil seperti Moravia memang kental dengan kisah-kisah mistis yang menimbulkan paranoia bagi kebanyakan orang. Tragisnya, pengadilan seolah memberi ruang seluas-luasnya bagi warga yang secara rutin menangkap orang-orang yang diduga bekerja sebagai dukun.

4. Kisah hukuman mati bagi siapa saja yang dianggap penyihir di Prancis pada abad ke-14 hingga 16

5 Kisah Sejarah Perburuan dan Eksekusi 'Penyihir' di Tanah Eroparnz.co.nz

Prancis juga tak mau kalah dalam usaha memburu dan mengeksekusi orang-orang yang dianggap sebagai tukang sihir. Bahkan, Prancis sudah banyak melakukan praktik eksekusi tersebut sejak awal abad ke-14, seperti diulas dalam laman Encyclopedia. Pada abad kegelapan tersebut, Prancis memiliki tatanan sosial yang cenderung puritan dan fanatik pada dogma-dogma keagamaan.

Sejak era 1300-an, kisah-kisah perburuan dan eksekusi penyihir di Prancis secara umum tercatat dengan baik dan masih bisa ditelusuri hingga kini. Alasan klasik masih menjadi penyebab utama di balik hukuman mati "penyihir sakti" tersebut. Mulai dari kebencian, kefanatikan terhadap ideologi, ketidakpahaman akan sains, hingga rumor yang penuh dengan mitos, semua menjadi dasar hukum untuk membunuh dukun atau tukang sihir.

Satu lagi, selain penyihir, zaman dulu Prancis dan juga Romania memiliki sosok menakutkan lainnya, yakni vampir dan manusia serigala. Seiring berjalannya waktu, hal-hal di luar nalar tersebut hanya menjadi isapan jempol belaka dan menimbulkan rasa penyesalan banyak orang karena leluhur mereka melakukan tindakan barbar tanpa dasar hukum yang jelas.

5. Ratusan ribu orang di Eropa dieksekusi hanya karena dianggap penyihir

5 Kisah Sejarah Perburuan dan Eksekusi 'Penyihir' di Tanah Eroparukiapublishing.com

Jurnal sosiologi yang ditulis pada 1980 dan pernah diterbitkan dalam laman JSTOR berjudul "The European Witch Craze of the 14th to 17th Centuries: A Sociologist's Perspective" mengungkap bahwa sejak awal abad 14 hingga 1650-an, sudah ada 200 ribu hingga 500 ribu orang yang dieksekusi di Eropa karena dianggap sebagai penyihir.

Sekitar 85 persen dari korban eksekusi tersebut adalah wanita. Pada era tersebut, Eropa memang tengah diliputi dengan zaman kegelapan dan kemiskinan. Periode yang cukup menyiksa tersebut akan berpengaruh kuat pada psikologis banyak orang yang membutuhkan pelampiasan kemarahan.

Zaman dulu juga tidak ada banyak orang yang bisa memahami sesuatu berdasarkan sains dan logika. Keterbatasan pemahaman inilah yang juga dikaitkan sebagai penyebab utama mengapa orang-orang Eropa di zaman kuno tampak brutal dan barbar terhadap mereka yang dianggap tukang sihir.

Itulah beberapa kisah sejarah mengenai perburuan dan eksekusi orang-orang yang dianggap penyihir di Eropa pada zaman kuno. Semoga artikel ini dapat memperkaya wawasan kamu, ya!

Baca Juga: 8 Cara Mencegah Kehamilan Paling Aneh dan Mengejutkan di Zaman Kuno

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya