6 Fakta Monyet Ekor Panjang, Primata yang Terancam Punah

Primata yang cukup familiar dengan manusia

Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) juga dikenal sebagai kera pemakan kepiting (crab-eating macaque) adalah primata cercopithecine asli Asia Tenggara. Monyet ekor panjang memiliki sejarah panjang bersama manusia. Mereka secara bergantian dilihat sebagai hama pertanian, hewan suci di beberapa kuil, dan baru-baru ini, subjek eksperimen medis.

Di Indonesia, monyet ekor panjang telah lama dikenal karena penyebarannya yang luas dan banyak ditemukan di Taman Nasional Way Kambas. Dikenal sebagai primata yang cerdas, berikut adalah beberapa fakta menarik seputar monyet ekor panjang yang dilansir dari A-Z Animals, iNaturalist, dan Thai National Parks.

1. Habitat asli

6 Fakta Monyet Ekor Panjang, Primata yang Terancam Punahilustrasi monyet ekor panjang yang hidup di pantai (pixabay.com/Erik_Karits)

Sebaran habitat monyet ekor panjang meluas di seluruh wilayah Asia Tenggara, termasuk semua atau sebagian besar Thailand, Vietnam, Kamboja, Laos, Myanmar, Malaysia, Indonesia, Kalimantan, dan Filipina. Monyet ekor panjang adalah primata yang dapat hidup dan berkembang biak di berbagai macam habitat.

Beberapa habitat di mana mereka dapat ditemukan adalah hutan primer, hutan terganggu dan sekunder, serta hutan di dekat sungai dan pantai yang dikelilingi pohon nipah, hingga bakau. Di Sumatera, mereka mencapai kepadatan populasi tertinggi di rawa bakau campuran, hutan bukit sekunder, dan hutan sungai.

Beberapa juga diamati di rawa air tawar, padang rumput semak belukar, hutan primer dataran rendah, dan kebun karet. Di Thailand, monyet ekor panjang hidup di hutan yang selalu hijau, hutan bambu, dan di hutan gugur. Di Malaysia, mereka berlimpah di hutan dataran rendah pesisir.

Fakta menarik dari habitat monyet ekor panjang yaitu mereka adalah hewan yang dapat bertahan hidu. Baik di pinggiran hutan maupun di habitat yang sudah terganggu.

2. Karakteristik fisik

6 Fakta Monyet Ekor Panjang, Primata yang Terancam Punahilustrasi monyet ekor panjang (pixabay.com/9436196)

Monyet pemakan kepiting ini adalah monyet kecil yang rata-rata hanya berukuran sekitar 15-22 inci, tergantung pada subspesiesnya. Ekor berotot besar yang menambah 16-26 inci biasanya lebih besar dari tubuh itu sendiri. Ekornya dapat memberi monyet tingkat keseimbangan yang lebih baik untuk melompat dengan jarak yang sangat jauh hingga 16 kaki.

Primata ini memiliki mantel bulu berwarna coklat tua atau abu-abu dengan mahkota rambut, terkadang berwarna emas di kepala mereka. Bagian bawah biasanya jauh lebih terang daripada bagian belakang. Warna kulitnya juga bervariasi antara hitam di kaki dan telinga hingga abu-abu atau merah muda di sekitar wajah serta mulut.

Sebab fenomena yang dikenal sebagai dimorfisme seksual, penampilan laki-laki dan perempuan monyet ekor panjang sedikit berbeda. Monyet jantan cenderung memiliki kumis besar dan gigi taring besar. Sedangkan betina berukuran lebih kecil dan cenderung berjanggut.

Monyet betina masing-masing memiliki berat hingga sembilan pon dan jantan dapat memiliki berat hingga 15 pon. Kedua jenis kelamin primata ini memiliki kumis di pipi dan memiliki kantong pipi untuk menyimpan sementara makanan yang mereka makan.

Baca Juga: 5 Fakta Monyet Hitam Sulawesi, Primata Endemik Indonesia

3. Makanan bukan hanya kepiting

6 Fakta Monyet Ekor Panjang, Primata yang Terancam Punahilustrasi monyet ekor panjang yang sedang menyantap buah pisang (pixabay.com/9436196)

Monyet pemakan kepiting adalah hewan omnivora yang akan memanfaatkan hampir semua jenis makanan yang dapat mereka cari atau tangkap. Ini tergantung pada ketersediaan musiman atau regional mereka. Mereka cenderung makan terus menerus sepanjang hari dalam jeda waktu yang singkat dengan hanya beberapa menit setiap kali.

Walaupun dijuluki monyet pemakan kepiting, ternyata kepiting bukanlah makanan utama yang dapat mereka makan. Sebaliknya, mereka bertahan hidup dengan pola makan buah-buahan dan biji-bijian, dengan jumlah antara 60 dan 90 persen dari konsumsi mereka.

Terkadang, beberapa dari mereka akan memakan daun, bunga, dan rumput. Jika bahan tumbuhan tidak tersedia, maka mereka akan berusaha berburu dan memakan burung kecil, kadal, ikan, dan telur. Hanya sedikit populasi yang benar-benar mengkonsumsi kepiting dan krustasea lainnya.

4. Kehidupan berkelompok

6 Fakta Monyet Ekor Panjang, Primata yang Terancam Punahilustrasi kelompok monyet ekor panjang (pixabay.com/9436196)

Monyet ini hidup dalam kelompok sosial yang terdiri dari mana saja antara tiga dan 30 anggota sekaligus, termasuk betina utama, keturunannya, dan beberapa jantan. Kelompok monyet tersebut biasanya memiliki lebih sedikit laki-laki daripada perempuan.

Dalam kelompok sosial monyet, hierarki dominasi yang jelas terlihat di antara betina. Peringkat ini tetap stabil sepanjang hidup betina dan juga dapat dipertahankan melalui generasi matrilines. Monyet betina memiliki tingkat kelahiran tertinggi sekitar usia 10 tahun dan benar-benar berhenti melahirkan anak pada usia 24 tahun.

Kelompok sosial monyet ekor panjang bersifat betina, artinya pejantan akan bubar pada saat pubertas. Dengan demikian, keterkaitan kelompok rata-rata tampaknya lebih rendah dibandingkan dengan matrilines.

Monyet jantan juga cenderung memiliki hierarki tertentu tergantung pada usia, ukuran, dan kemampuan bertarung. Jantan berperingkat lebih tinggi biasanya mendapatkan akses ke betina berperingkat lebih tinggi untuk peluang kawin. Kedua jenis kelamin mungkin memiliki banyak pasangan kawin sepanjang hidup mereka.

Sebab monyet adalah individu yang kecil dan lemah, hidup dalam berkelompok dapat memberikan perlindungan yang cukup dari ancaman luar dan penyusup. Itu berarti kerja sama merupakan bagian penting dari keberlangsungan hidup mereka.

5. Kecerdasan dan kebiasaan unik

6 Fakta Monyet Ekor Panjang, Primata yang Terancam Punahilustrasi monyet ekor panjang yang sedang mencari makan (pixabay.com/Erik_Karits)

Spesies ini menghabiskan sebagian besar hidupnya melintasi pepohonan dengan menggerakkan keempat kakinya. Hanya sebagian kecil waktu yang benar-benar dihabiskan di tanah, di mana mereka lebih rentan terhadap predasi. Rutinitas sehari-hari mereka biasanya terdiri dari mencari makan dan bersosialisasi di siang hari dan kemudian berkumpul bersama di malam hari agar tetap hangat.

Seperti banyak primata lainnya, monyet ekor panjang ini tampaknya sangat cerdas. Beberapa laporan menunjukkan bahwa mereka dapat menggunakan alat-alat batu untuk membuka mur dan cangkang.

Mereka mungkin juga memiliki kemampuan untuk mencuci atau menggosok makanan mereka sebelum dikonsumsi. Sebab, seringkali sulit untuk memahami niat hewan, perilaku ini menjadi subjek penelitian yang sedang berlangsung.

Selain itu, primata ini juga menunjukkan sejumlah vokalisasi dan panggilan yang berbeda untuk mengomunikasikan niat mereka. Hal ini sering dikombinasikan dengan sinyal visual seperti ekspresi wajah dan postur tubuh.

Misalnya, mereka sering memamerkan gigi mereka dan menarik telinga dan hidung mereka ke belakang untuk menandakan agresi dan menangkal potensi ancaman. Mereka juga akan membuat suara keras dan memantul di cabang dalam satu gerakan yang kuat. Perilaku yang cukup unik, bukan?

6. Populasi yang terancam punah

6 Fakta Monyet Ekor Panjang, Primata yang Terancam Punahilustrasi kumpulan monyet ekor panjang (pixabay.com/9436196)

Baru-baru ini, Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) mempublikasikan laporan yang menyatakan kenaikkan tingkat status konservasi monyet ekor panjang dari rentan (vulnerable) menjadi terancam punah (endangered). Hal ini pastinya bukanlah suatu berita yang bagus. Sebab, kenaikan status tersebut disebabkan populasi monyet ekor panjang yang semakin menurun. 

Adapun penurunan populasi monyet ekor panjang ini berkaitan dengan hilangnya habitat utama mereka di hutan Asia Tenggara. Sebab, hal tersebut sering dibuka untuk perkebunan, penebangan liar, dan pemukiman manusia. Selain itu, perburuan liar dan perdagangan ilegal untuk dipelihara manusia juga menjadi salah satu penyebab berkurangnya populasi monyet ekor panjang ini.

Oleh karena itu, pelestarian habitat sangat penting untuk kesehatan dan keberlangsungan hidup monyet ekor panjang dan juga satwa lainnya. Upaya-upaya pelestarian dan perlindungan populasi monyet ekor panjang juga harus digalakkan oleh pemerintah agar populasi primata ini tidak benar-benar hilang dari muka bumi ini.

Jika monyet ekor panjang telah punah, maka hewan ini hanyalah tinggal cerita. Mereka juga hanya bisa disampaikan melalui gambar dan dari mulut ke mulut untuk anak cucu kita. 

Baca Juga: 9 Fakta Monyet Salju, Meniru Manusia Berendam!

Dewi Anjani Photo Writer Dewi Anjani

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ines Sela Melia

Berita Terkini Lainnya