5 Fakta Dhaulagiri, Gunung Berselimut Salju Putih nan Indah

Dhaulagiri merupakan gunung tertinggi ketujuh di dunia 

Dhaulagiri merupakan salah satu gunung di Nepal yang menjadi bagian dari kelompok 14 gunung dengan ketinggian lebih dari 8.000-an mdpl atau yang dikenal dengan predikat "the fourteen of eight thousanders" . Kelompok gunung tersebut dikenal sebagai puncak-puncak tertinggi dunia. Banyak pendaki profesional yang sudah menaklukkan 7 puncak benua masih belum puas bila belum mendapatkan predikat sebagai pendaki "the fourteen of eight thousanders". Dhaulagiri merupakan salah satu gunung yang harus didaki untuk mendapatkan predikat tersebut.

Dilansir Himalayanwonders, nama Dhaulagiri berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu Dhawala yang memiliki arti memesona, putih, cantik dan Giri yang memiliki arti gunung, Dhaulagiri menjulang laksana "bahu raksasa" dengan es dan salju yang bersinar.

Gunung Dhaulagiri memiliki lima buah puncak dengan ketinggian lebih dari 7.600 mdpl yang membentuk satu kesatuan gunung besar, dengan Dhaulagiri I (8.167 mdpl) sebagai puncak tertingginya. Ingin tahu lebih lanjut mengenai Gunung Dhaulagiri? simak lima faktanya berikut ini!

1. Gunung Dhaulagiri berada di dalam satu batas wilayah Negara

5 Fakta Dhaulagiri, Gunung Berselimut Salju Putih nan Indahpotret panorama Gunung Dhaulagiri dan lembah Sungai Kali Gandaki (commons.wikimedia.org/Solundir)

Dilansir Beautifulworld, Gunung Dhaulagiri merupakan salah satu dari lima buah gunung dalam kelompok "the fourteen of eight thousanders" yang seluruhnya berada dalam satu batas wilayah negara yaitu Nepal. Empat gunung lainnya yang seluruhnya berada dalam satu batas negara yaitu: Gunung Manaslu (Nepal), Gunung Nanga Parbat (Pakistan), Gunung Annapurna (Nepal) dan Gunung Shishapangma (China)

Sembilan gunung tertinggi lainnya berada di dalam lebih dari satu wilayah negara, sebagai contohnya: gunung tertinggi di dunia Gunung Everest (8.849 mdpl) berada di wilayah Nepal dan China atau Gunung Kangchenjunga (8,586 mdpl) yang berada di wilayah negara Nepal dan india.

2. Pernah dianggap sebagai gunung tertinggi di dunia

5 Fakta Dhaulagiri, Gunung Berselimut Salju Putih nan Indahpanorama keindahan Gunung Dhaulagiri dilihat dari kejauhan (commons.wikimedia.org/Nrik kiran)

Sebelum dilakukan pemetaan secara akurat, sama seperti Gunung Kangchenjunga, Dhaulagiri pernah dianggap sebagai gunung tertinggi di dunia. Dilansir Ascenthimalayas, ketika Dhaulagiri pertama kali ditemukan pada tahun 1808, gunung tersebut dianggap sebagai gunung tertinggi di dunia oleh para pendaki barat. Pandangan Dhaulagiri sebagai gunung tertinggi di dunia berlangsung selama kurang lebih 30 tahun sebelum akhirnya Gunung Kangchenjunga menggantikan posisinya.

Dilansir Factsanddetail, baru pada tahun 1856 perhitungan secara detail dan akurat mengenai ketinggian gunung di wilayah gunung Himalaya dan Karakorum diumumkan dan secara resmi menempatkan Gunung Everest (8.849 mdpl) sebagai gunung tertinggi di dunia. Gunung Dhaulagiri dengan puncak tertingginya Dhaulagiri I yang menjulang setinggi 8.167 mdpl menjadi gunung tertinggi ketujuh di dunia.

Baca Juga: 5 Bangunan Berselimut Cermin, Terlihat Transparan Bak Berkamuflase

3. Komposisi penyusun bebatuan di puncaknya  terbentuk di dasar lautan

5 Fakta Dhaulagiri, Gunung Berselimut Salju Putih nan Indahkomposisi penyusun bebatuan di puncak Dhaulagiri terbentuk di dasar laut pada masa lalu (commons.wikimedia.org/Madhabdhk)

Dilansir NASA, salah satu fakta unik dari Gunung Dhaulagiri adalah komposisi penyusun bebatuan di puncaknya yaitu batu kapur (limestone) dan lapisan batu dolomite (dolomite rock) yang di masa lalu terbentuk di dasar lautan. Melalui peristiwa alam yang luar biasa di masa lalu cikal bakal Gunung Dhaulagiri terangkat ke permukaan dan menjadi sebuah gunung tinggi yang dapat kita lihat hari ini.

Gunung lainnya dari kelompok "the fourteen of eight thousanders" yang memiliki komposisi penyusun bebatuan serupa dengan Dhaulagiri di puncaknya adalah Gunung Everest dan Gunung Annapurna. Sementara sebagian besar gunung dengan ketinggian 8.000-an mdpl lainnya memiliki komposisi batu granit yang terbentuk jauh di bawah tanah sebagai penyusun bebatuan di puncaknya.

4. Dipuncaki pertama kali pada tahun 1960

5 Fakta Dhaulagiri, Gunung Berselimut Salju Putih nan Indahsejumlah pendaki kehilangan nyawanya ketika mencoba menggapai puncak tertinggi Gunung Dhaulagiri (commons.wikimedia.org/Vyacheslav Argenberg)

Dilansir Britannica,  dengan punggungan gunung sebelah selatan menjulang vertikal setinggi sekitar 4.600 m, sisi  puncak yang sangat curam dan iklim yang sangat dingin merupakan faktor-faktor yang mempersulit para pendaki untuk menggapai puncak tertingginya. Sejumlah pendakian yang dilakukan di masa lalu tidak berhasil menggapai puncak tertingginya hingga akhirnya pada tanggal 13 Mei 1960, Ekspedisi Swiss-Austria yang dipimpin oleh Max Eiselin berhasil mencapai puncak tertingginya. 

Dilansir Mountainiq, setelah tahun 1960 hingga tahun 2019, setidaknya terdapat sekitar 540 pendakian sukses mencapai puncak tertingginya. Dilansir Mountainplanet, terdapat catatan unik mengenai upaya seorang pendaki yang menuruni (descent) Dhaulagiri dengan menggunakan ski. Pada tahun 2007, mendiang Fredrik Ericsson (meninggal ketika mendaki K2 di tahun 2010) asal Swedia berupaya menuruni Dhaulagiri dengan alat skinya namun terhambat cuaca buruk dan salju yang tidak stabil di sekitar puncak , namun demikian ia berhasil turun vertikal dengan alat skinya sejauh 3.000m ke Base Camp.

5. Memiliki fatality rate sekitar 13.5 %

5 Fakta Dhaulagiri, Gunung Berselimut Salju Putih nan Indahpotret pendaki yang sedang melakukan pendakian di Gunung Dhaulagiri (unsplash.com/Oscar Cadiach)

Dilansir Mountainiq, setidaknya hingga tahun 2019 dari sekitar 540 pendakian sukses ke puncak tertinggi Dhaulagiri terdapat sekitar 73 kematian. Dari statistik tersebut, menjadikan Dhaulagiri sebagai gunung yang memiliki fatality rate sekitar 13.5%. Dengan fatality rate sebesar 13.5% Dhaulagiri masih termasuk dalam 10 besar gunung paling mematikan di kelompok  "the fourteen of eight thousanders" .

Dilansir Mensjournal , Annapurna (8.091 mdpl) di Nepal, K2 (8,611 mdpl) di Pakistan dan Nanga Parbat (8,125 mdpl) di Pakistan secara berurutan adalah tiga buah gunung yang memiliki fatality rate tertinggi dari kelompok gunung "the fourteen of eight thousanders" .

Selain menjadi kisah yang menginspirasi, sejumlah pendaki profesional juga mengungkapkan fakta sedih berdasarkan apa yang mereka saksikan sendiri selama pendakian, salah satunya adalah efek serius dari pemanasan global yang tengah berlangsung saat ini. Dilansir CNN, Nirmal Purja sang penakluk 14 puncak tertinggi dunia dalam 6 bulan mengungkap kisah ketika ia mendaki Dhaulagiri untuk kedua kalinya, juga di tahun 2014. Saat itu ia menyaksikan lebih banyak gletser yang mencair dengan cepat. Hal tersebut merupakan salah satu "alarm" serius untuk perubahan iklim dan pemanasan global yang harus diperhatikan. 

Semoga apa yang dilakukan dan dikisahkan oleh para pendaki profesional tersebut terus mengingatkan dan menginspirasi kita untuk selalu menjaga dan merawat alam, bumi tempat kita hidup.

Apakah kamu tertarik untuk menjelajahi keindahan alam Gunung Dhaulagiri?

Baca Juga: 9 Potret Desa Wisata Wae Rebo di NTT, Indah Berselimut Kabut

Dodi Wijoseno Photo Verified Writer Dodi Wijoseno

Penyuka Sejarah, mountain hiking dan olah raga

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Indiana Malia

Berita Terkini Lainnya