6 Hal tentang KRI Dewaruci, Kapal Latih TNI-AL yang Melegenda

KRI Dewaruci telah melahirkan para pelaut tangguh Indonesia

Nenek moyang bangsa Indonesia dikenal sebagai pelaut yang ulung dan  tangguh. Sejarah dan tradisi panjang kemaritiman di Indonesia dapat ditelusuri dari bukti-bukti yang terekam dalam peninggalan-peninggalan arkeologis dan catatan-catatan sejarah masa lalu.

Salah satu kapal yang legendaris dan menjadi kebanggaan Indonesia adalah KRI Dewaruci. Kapal ini menyimpan banyak kisah sejarah. Simak ulasan lengkapnya berikut!

Sejak kejayaan Sriwijaya dan Majapahit, kita sudah andal mengarungi lautan

Sebagaimana dituliskan dalam artikel "Ekspedisi Perahu Borobudur Samudra Raksa"  (2017) mengenai ditemukannya bukti-bukti sejarah adanya jejak-jejak pengelana dari bumi Indonesia yang telah tiba di bumi Afrika jauh di masa lampau. Hal tersebut menimbulkan pertanyaan bagaimana cara pengelana tersebut bisa sampai di tempat yang jauh di seberang samudera.

Salah satu petunjuk yang mungkin dapat menjadi kunci  adalah  gambar relief berupa perahu layar bercadik ganda yang terpahat pada Candi Borobudur. Relief tersebut menjadi salah satu bukti adanya pengembangan kebudayaan bahari oleh Kerajaan Mataram Kuno di daerah Jawa Tengah pada masa itu.

Sumber-sumber sejarah juga menceritakan adanya dua Kerajaan besar di Nusantara yang sangat termasyhur kekuatan maritimnya. Kerajaan tersebut adalah Kerajaan Sriwijaya di Sumatera (sekitar 630-1030M) dan Kerajaan Majapahit di Jawa (sekitar 1293-1478M). Kedua Kerajaan tersebut memiliki armada laut yang kuat dan tangguh untuk mempertahankan penguasaan wilayah maritimnya dan untuk ekspansi politik kerajaannya.

Sebagai bangsa yang memiliki sejarah maritim yang panjang dan memiliki wilayah kepulauan yang luas, tentu Indonesia berusaha untuk memiliki angkatan laut yang kuat untuk menjaga wilayah Nusantara. Salah satu cara memiliki angkatan laut yang kuat adalah dengan melatih dan menggembleng para taruna angkatan laut di laut lepas. Kapal latih KRI Dewaruci dihadirkan untuk melahirkan para perwira dan pelaut Indonesia yang tangguh.

Para Kadet Angkatan Laut Indonesia digembleng mengarungi lautan luas bersama KRI Dewaruci, perjalanan tidak selalu mulus terkadang mereka menghadapi badai ganas di tengah samudera, namun dari pengalaman tersebut akan lahir pelaut-pelaut yang berkarakter, tangguh dan dapat diandalkan. 

Saat ini, meski belum sepenuhnya pensiun tugas KRI Dewaruci sebagai kapal latih sudah purna dan posisinya telah digantikan oleh KRI Bima Suci  sejak tahun 2017. Meski sudah purnatugas namun nama legendarisnya  selama bertugas lebih dari 60 tahun tidak akan pernah sirna.

Legenda KRI Dewaruci tidak hanya menjadi milik Indonesia saja tetapi juga menjadi milik dunia karena dalam prakteknya KRI Dewaruci tidak hanya sekadar sebagai kapal latih saja tetapi juga membawa misi untuk mengenalkan Indonesia kepada pihak luar.    

Berikut 6 hal tentang KRI Dewaruci, Kapal latih TNI- AL yang melegenda.

1. KRI Dewaruci dibuat pada tahun 1952 dan diluncurkan pada 24 Januari 1953

6 Hal tentang KRI Dewaruci, Kapal Latih TNI-AL yang Melegendakoarmada2.tnial.mil.id

Sejarah KRI Dewaruci dimulai ketika ALRI (Angkatan Laut Republik Indonesia) tengah mencari instruktur untuk melatih para Kadet berlayar. Saat itu nama A.F.H Roosenow yang telah dikenal sebagai pelaut yang berpengalaman sejak masa Perang Dunia I dan instruktur sekolah pelayaran semasa pendudukan Jepang langsung mencuat ke permukaan.

Dalam artikel edisi koleksi Angkasa: "KRI Dewaruci-Kapal Latih Penjelajah Samudera" dijelaskan  bahwa semasa Perang Dunia I Roosenow adalah awak kapal HAPAG milik Jerman yang ditangkap Belanda dalam pelayaran ke Hindia Belanda. Setelah itu Roosenow memutuskan untuk menjadi warga negara Hindia Belanda dan bermukim di Belawan, Sumatera.

Roosenow memberikan pendapatnya kepada pucuk pimpinan ALRI saat itu bahwa untuk menjadikan para Kadet Angkatan Laut sebagai pelaut ulung dan tangguh maka diperlukan sebuah kapal latih. Dari situlah maka petinggi ALRI saat itu mengutus Roosenow yang didampingi oleh Kapten R.M Oentoro Koesmardjo untuk mencari kapal latih ke Jerman.

Di sana Roosenow menemukan kapal yang cocok dari kelas Barquentine, yang dibuat oleh galangan kapal H.C Stulcken & Sohn. Hamburg. Kapal tersebut akhirnya dipesan Pemerintah RI dan dibuat pada tahun 1952. Roosenow mendampingi dan menunggui secara intensif pembuatan kapal yang kemudian diberi nama RI Dewarutji, agar sesuai dengan spesifikasi yang diminta. Meski wujudnya adalah kapal latih layar, ketika operasional nanti KRI Dewaruci juga dilengkapi dengan mesin untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu di lautan.

Usai dibuat dan diluncurkan pada tanggal 24 Januari 1953 kapal dibawa ke Indonesia oleh Roosenow beserta para kadet dari Institut Angkatan Laut yang diberangkatkan ke Jerman menggunakan pesawat.

Roosenow bertindak selaku komandan kapal dalam pelayaran perdana Dewaruci ke Indonesia dan atas serangkaian jasa-jasanya tersebut, Roosenow sering disebut sebagai Bapak KRI Dewaruci. Roosenow selanjutnya mengabdi di ALRI dan diberi pangkat Kapten. Ia meninggal pada tahun 1966.

2. Penamaan kapal layar latih tiang tinggi (tall ship) dengan nama Dewaruci

6 Hal tentang KRI Dewaruci, Kapal Latih TNI-AL yang Melegendawikipedia.org

Nama Dewaruci diambil dari nama sosok Dewa dalam kisah klasik Pewayangan Jawa. Alkisah pada suatu waktu, Bima, putera ke-2 mendiang Prabu Pandu Dewanata, Raja besar Kerajaan Hastinapura mendapat perintah dari gurunya Resi Drona untuk mencari air suci Tirta Perwitasari yang akan memberinya pemahaman akan arti kehidupan.

Prabu Pandu memiliki 5 orang Putera yang dikenal dengan nama Pandawa 5, namun sayang usia Prabu Pandu amatlah singkat. Raja yang terkenal karena kesaktian dan kebijaksanaannya ini wafat sebelum para putranya beranjak dewasa.

Dari 5 bersaudara putra Pandu tersebut, Bima memiliki wujud fisik yang paling berbeda dari saudara-saudaranya. Digambarkan tingginya kira-kira 2 kali tinggi orang dewasa, badannya kekar dan berotot dengan sorot mata yang tajam, wujud fisiknya lebih menyerupai raksasa daripada seorang manusia biasa. Dalam kisah pewayangan, tokoh Bima melambangkan kekuatan jasmani seorang manusia.

Bima selalu haus akan pelajaran ilmu pengetahuan dan selalu menghormati serta percaya pada apa yang diajarkan gurunya, maka ketika Resi Drona memerintahkannya untuk mencari air suci Tirta Perwitasari, tanpa berpikir panjang dia segera meninggalkan Keraton dan masuk hutan yang penuh dengan marabahaya.

Dengan kekuatannya isi hutan diobrak-abrik untuk mencari air suci tersebut hingga bertemu dua orang raksasa yang kemudian dibunuhnya. Raksasa tersebut ternyata adalah jelmaan Dewa Bayu dan Dewa Indra yang akhirnya memberikan wejangan-wejangan dan benda pusaka kepadanya. Bima kembali ke Keraton namun hatinya belum puas karena belum menemukan air yang dicari.

Ketika bertemu Resi Drona gurunya, dia diberitahu bahwa air suci tersebut adanya di dasar Samudera, dan sekali lagi tanpa ragu Bima akan masuk ke dasar samudera untuk mencari air suci tersebut. Ibu dan saudara-saudara Bima tidak setuju kalau Bima pergi masuk ke dasar samudera dan curiga bahwa hal itu adalah siasat para Kurawa untuk melenyapkan Bima melalui resi Drona. Namun Bima adalah sosok yang teguh pendiriaannya jika sesuatu telah diputuskan. Bima tetap berangkat diiringi dengan rasa sedih Ibu dan saudara-saudaranya.

Tanpa ragu Bima terjun ke laut. Gulungan ombak ganas melumat tubuhnya, bagaimanapun kuatnya Bima ,dia tetaplah seorang manusia biasa yang tidak akan berdaya di hadapan kekuatan alam yang besar. Ketika dia dihempas ombak yang ganas seekor ular naga besar menyambar dan langsung melilit tubuhnya, sekuat tenaga Bima melawan ular besar tersebut hingga akhirnya leher ular naga besar tersebut berhasil dirobek oleh kuku saktinya, kuku Pancanaka. Ular langsung mati setelah ditusuk kuku sakti tersebut.

Setelah ular berhasil dibunuh dan Bima sudah pasrah akan apa yang terjadi dalam hidupnya, ombak menjadi tenang dan tiba-tiba muncul sosok kecil seperti dirinya, sosok itu besarnya hanya sebesar telapak tangannya, sosok tersebut bernama Dewa Ruci. Dewa Ruci meminta Bima memasuki dirinya melalui telinga kirinya. Meski sempat ragu, Bima menurutinya dan ketika Bima memasuki tubuh Dewa Ruci dia melihat dunia yang besar ada di dalam sana, sebuah tempat yang tampak begitu damai.

Dewa Ruci memberikan wejangan bahwa air kehidupan itu ada di dalam diri kita masing-masing dan kita bisa melihatnya asalkan kita berjalan sesuai kehendak Sang Pencipta. Dalam diri setiap orang  ada Cahaya yang akan menuntun pada kebaikan namun terkadang kekhawatiran dan hawa nafsu menghalangi Cahaya tersebut.

Kepasrahan kepada sang pencipta akan selalu menuntun kita kepada Cahaya itu. Akhirnya pemikiran Bima terbuka mengenai pemaknaan kehidupan dan mengucapkan terima kasih kepada Dewa Ruci. Sosok Dewa Ruci lenyap dan Bima berhasil keluar dari Samudera dan kembali ke Keraton. Setelah kembali, Bima memberikan pengajaran mengenai apa yang telah didapatnya dari Dewa Ruci kepada saudara-saudaranya.

Dengan penamaan kapal dengan nama Dewaruci diharapkan pelaut-pelaut yang lahir dari kapal latih ini akan menemukan jati dirinya --sebagaimana Bima menemukan makna kehidupan dalam diri Dewa Ruci--sehingga menjadikan mereka berkarakter, trengginas dan tangguh dalam menjaga wilayah maritim Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Baca Juga: 5 Peran Krusial Kedai Kopi dalam Sejarah, Tak Cuma Tempat Nongkrong

3. Pelayaran perdana keliling dunia KRI Dewaruci pada tahun 1964

6 Hal tentang KRI Dewaruci, Kapal Latih TNI-AL yang Melegendawikimedia.org

Pelayaran keliling dunia pertama membawa bendera Merah Putih yang dilakukan oleh kapal latih KRI Dewaruci dilaksanakan selama 8 bulan di tahun 1964, dari tanggal 8 Maret 1964 dan berakhir pada tanggal 4 November 1964. Pada pelayaran perdana keliling dunia ini kapal latih KRI Dewaruci membuktikan ketangguhannya dalam menghadapi badai ganas di beberapa perairan yang dilintasinya.

Dalam buku  karya Cornelis Kowaas yang berjudul "Dewa Ruci Pelayaran Pertama Menaklukkan Tujuh Samudera" (2010)  diuraikan Kapal KRI Dewaruci meninggalkan perairan Indonesia selepas dari Dermaga Sabang. Lepas dari Dermaga Sabang, KRI Dewaruci bergerak ke kanan menuju laut lepas, itulah momen pertama kapal KRI Dewaruci meninggalkan tanah air untuk melintasi 7 samudra. KRI Dewaruci terus berlayar ke arah barat membelah samudera Hindia.

Pada tanggal 21 Maret 1964 KRI Dewaruci tiba di Kolombo. Kapal merapat di Pangkalan Angkatan Laut Cochikade, inilah pelabuhan asing pertama yang dikunjungi oleh KRI Dewaruci.

Dalam pelayaran perdana keliling dunia ini terdapat banyak kisah baik suka dan duka yang beberapa diantaranya telah dibukukan. Pada pelayaran perdana keliling dunia ini KRI Dewaruci mendapatkan ujian pertamanya.

Ketika kapal memasuki perairan teluk Aden di awal bulan April 1964, langit biru seketika berubah menjadi kelam dan ombak ganas menerjang KRI Dewaruci. Kapal sempat berada dalam kemiringan yang berbahaya dan meluncur melebihi kecepatan maksimalnya karena dihempas ombak badai  yang ganas, situasi sangat menegangkan saat itu namun  ketegasan perintah komando komandan kapal dan kesigapan para awak dan kadet mampu meghindarkan kapal dari bencana.

Selain menghadapi badai ganas, ada kisah yang membanggakan seperti KRI Dewaruci yang dikagumi banyak orang ketika bersandar di banyak negara. Bahkan dalam parade para Kadet Angkatan Laut di jalan Broadway kota New York, kegagahan para Kadet Angkatan Laut Indonesia ketika berparade dan memainkan musik membuat banyak orang terpukau di sana dan bertanya-tanya darimana mereka berasal, yang lalu dijawab dengan bangga: Indonesia.

Kisah seru lainnya dalam pelayaran perdana keliling dunia di tahun 1964 adalah ketika  dalam rute pulang KRI Dewaruci terjebak jalur Badai Ellen, salah satu badai paling dashyat di Samudera Pasifik. Tidak akan ada yang bisa menolong jika sampai KRI Dewaruci masuk ke pusat Badai.

Namun berkat perlindungan Tuhan dan kecakapan para awaknya, KRI Dewaruci terhindar dari marabahaya meski sudah berada dekat dengan badai dan menghadapi gelombang besar yang menerjang, badai Ellen akhirnya berbelok dan menjauhi Dewaruci. KRI Dewaruci akhirnya pulang dengan selamat ke Ibu Pertiwi Indonesia.

4. KRI Dewaruci dan awaknya adalah duta Bangsa Indonesia

6 Hal tentang KRI Dewaruci, Kapal Latih TNI-AL yang Melegendawikimedia.org

Selain fungsinya sebagai Kapal latih untuk para Kadet Angkatan Laut Indonesia, KRI Dewaruci dan semua awaknya adalah duta Bangsa Indonesia. Dalam pengabdiannya selama lebih dari 60 tahun sudah puluhan negara dan kota yang telah dikunjunginya. Kehadirannya seringkali mengundang decak kagum di berbagai negara bahkan sampai ada pengunjung yang menjadi pengagum beratnya.

Ketika KRI Dewaruci bersandar, pengunjung diperbolehkan melihat-lihat kapal. Banyak pengunjung kagum dengan kapal ini dan keramah-tamahan yang ditunjukkan para awak dan kadetnya. Kesempatan ini selalu dimanfaatkan oleh KRI Dewaruci untuk mengenalkan kekayaan keanekaragaman kebudayaan Indonesia.

Berbagai pertunjukan kesenian dan tari-tarian sering dipentaskan para kadet ketika kapal sandar dan melakukan open house. Pertunjukkan  tersebut banyak menarik simpati dan kekaguman pengunjung akan kekayaan budaya Indonesia, sebuah negara kepulauan di Khatulistiwa. Hal tersebut tentu akan menanamkan citra positif negara Indonesia pada taraf internasional.

Lebih lanjut KRI Dewaruci juga memiliki beberapa penghargaan yang membuat namanya terkenal di dunia Internasional, sebagaimana dituliskan dalam edisi koleksi Majalah Angkasa, "KRI Dewaruci Kapal Latih Penjelajah Samudera", beberapa penghargaan tersebut diantaranya adalah: Kapal peserta terjauh untuk The Historical Sea Tall Ships Regatta (2010), Kapal Paling Spektakuler Memasuki Pelabuhan di Antwerp, Belgia dan Kristiansand, Norwegia (2010) dan masih banyak lagi penghargaan lainnya.

5. Makna Bendera Tengkorak yang dikibarkan KRI Dewaruci

6 Hal tentang KRI Dewaruci, Kapal Latih TNI-AL yang Melegendawikimedia.org

Sebagaimana dituliskan dalam artikel "KRI Dewaruci Kapal Latih Penjelajah Samudera" (majalah Angkasa 2011),  salah satu ciri khas dan identitas yang membedakan KRI Dewaruci dengan kapal layar lainnya adalah hiasan bendera tengkorak di tengah tiang kapalnya.

Bendera yang umumnya kita kenal  dengan nama Jolly Roger sebagai bendera kebangsaan perompak ini  ternyata memiliki berbagai makna. Mengutip dari artikel tersebut bahwa di kalangan Angkatan Laut, makna yang banyak diyakini adalah bahwa bendera ini melambangkan keberhasilan, keberanian dalam menghadapi bahaya, ketabahan yang tiada akhir dan kemenangan suatu tugas.

Kapal perang Inggris juga mengibarkan bendera tersebut ketika hendak memasuki pangkalannya sepulang dari Perang Teluk, sebagai pertanda kapal tersebut telah berhasil mengemban sebuah misi besar.

Lebih lanjut, sebagaimana dibahas dalam artikel tersebut, Bendera Tengkorak yang digunakan oleh KRI Dewaruci melambangkan ketangguhan, keberanian menantang bahaya, ketabahan dan keteguhan di lautan. Bisa diartikan juga sebagai "perompak hati" setiap orang sehingga mereka jatuh cinta dengan KRI Dewaruci.

6. KRI Bima Suci menggantikan KRI Dewaruci

6 Hal tentang KRI Dewaruci, Kapal Latih TNI-AL yang Melegendafreireshipyard.com

Setelah lebih dari 60 tahun masa pengabdiannya,  meski belum sepenuhnya pensiun KRI Dewaruci telah digantikan oleh kapal latih yang baru bernama KRI Bima Suci. KRI Bima Suci telah bertugas sejak tahun 2017 serta akan meneruskan nama besar dan legenda dari KRI Dewaruci dalam melahirkan para pelaut yang tangguh.

KRI Bima Suci dirancang di Spanyol. Kapal dari kelas Barque ini lebih besar dari KRI Dewaruci dan diharapkan dapat melatih lebih banyak Kadet Angkatan Laut Indonesia dalam menyongsong masa depan maritim negeri besar ini.

Semoga semakin banyak generasi muda yang tertarik untuk dididik menjadi tenaga profesional untuk menjaga kedaulatan wilayah laut yang luas di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Baca Juga: 10 Kapal Tercepat di Dunia, Tidak Kalah dengan Pesawat Terbang!

Dodi Wijoseno Photo Verified Writer Dodi Wijoseno

Penyuka Sejarah, mountain hiking dan olah raga

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya