5 Fakta Pantheon, Arsitektur Megah Bekas Kuil Pagan Romawi

Bangunan yang telah berdiri sejak 1.800 tahun yang lalu

Selain sejarahnya yang membentang dalam waktu yang panjang, Romawi kuno juga dikenal dengan berbagai bangunannya dengan arsitekturnya yang megah. Sejumlah bangunan maupun sisa-sisa bangunan peninggalan peradaban besar tersebut masih dapat dilihat hingga hari ini.

Salah satu bangunan Romawi kuno yang masih terpelihara dan dapat dilihat hingga hari ini adalah Pantheon. Sejumlah literatur sejarah menyebutkan bahwa Pantheon adalah kuil pagan Romawi kuno, sebagaimana dituliskan dalam buku sejarah kota Roma yang berjudul "Rome Down Through The Centuries" (F.LLI Misretta Editori: 1990), Pantheon didedikasikan untuk semua dewa Romawi dan semua benda langit: matahari, bulan dan bintang.

Pada abad ke-7 Masehi, kuil pagan ini disucikan dan diubah menjadi gereja Katolik Roma hingga saat ini. Ingin tahu lebih lanjut tentang Pantheon? Berikut ulasannya! 

1. Merupakan monumen dari masa Romawi kuno yang masih terpelihara

5 Fakta Pantheon, Arsitektur Megah Bekas Kuil Pagan Romawiinterior Pantheon dengan lubang "Oculus" di bagian atap kubahnya (tostpost.com)

Pantheon merupakan monumen dari masa Romawi kuno yang masih berdiri dan terpelihara hingga saat ini. Sebagaimana dituliskan dalam buku "Rome Down Through The Centuries" (F.LLI Misretta Editori: 1990), konstruksi pertama Pantheon dibuat pada tahun 25 sebelum Masehi atas perintah bangsawan Marcus Agrippa orang kepercayaan Kaisar Agustus. Tahun 80 Masehi di masa pemerintahan Kaisar Domitian, Pantheon direstorasi karena rusak akibat kebakaran.

Mirisnya, di tahun 110 Masehi, Pantheon kembali rusak akibat kebakaran dan selesai direstorasi menjadi bangunan yang dapat dilihat hingga saat ini pada sekitar tahun 125 Masehi di masa pemerintahan Kaisar Hadrian, kaisar yang memiliki perhatian besar terhadap seni dan arsitektur. Sekitar 1.800-an tahun setelah restorasi terakhirnya, bangunan ini masih kokoh berdiri hingga hari ini dan menjadi salah satu simbol kebesaran arsitektur Romawi kuno. 

Dilansir laman nationalgeographic, salah satu yang paling menarik perhatian ketika berada di dalamnya adalah "Oculus"  yang berupa bukaan terbuka di bagian atas kubah untuk masuknya cahaya alami. Air hujan atau salju juga masuk ke dalam Pantheon melalui lubang ini dan akan jatuh di lantai marmer yang sudah memiliki saluran pembuangan khusus agar air tidak menggenang.

2. Kubahnya merupakan mahakarya arsitektur dari masa lalu 

5 Fakta Pantheon, Arsitektur Megah Bekas Kuil Pagan Romawikubah Pantheon merupakan mahakarya arsitektur dari masa Romawi Kuno (tostpost.com)

Salah satu hal luar biasa dari bangunan Pantheon adalah arsitektur kubah besarnya. Dilansir thoughtco, dengan ukuran diamater 43,4 meter kubah Pantheon merupakan salah satu kubah terbesar di dunia. Bahkan lebih besar dari kubah utama Basilika Santo Petrus. Yang menakjubkan bagi arsitek masa kini, kubah Pantheon merupakan kubah terbesar di dunia yang konstruksinya terbuat dari beton solid tanpa tulangan.

Orang-orang Romawi kuno terkenal dalam kemampuannya membuat konstruksi dari beton. Untuk menyangga kubah beton Pantheon yang besar dan berat, mereka membuat konstruksi dinding Pantheon setebal sekitar 7,6 meter. Dalam pembangunannya ketika ketinggian kubah bertambah, beton dicampur dengan material batu yang semakin ke atas semakin ringan, bagian atas kubah menggunakan campuran bahan batu apung yang ringan. Pantheon merupakan bangunan melingkar dari beton dengan tembok yang sangat tebal.

3. Memiliki pilar-pilar besar penyangga serambi depan yang didatangkan dari Mesir

5 Fakta Pantheon, Arsitektur Megah Bekas Kuil Pagan Romawipilar-pilar megah yang menyangga serambi depan bangunan Pantheon (Flickr user Phil Whitehouse licensed under CC BY 2.0)

Di bagian depan Pantheon terdapat pilar-pilar besar yang menyangga atap serambinya. Dilansir Britannica, serambi depan tersebut terdiri atas 16 buah kolom-kolom pilar penyangga atap segitiga dalam gaya Corinthian. Dalam literatur arsitektur, Corinthian Column merupakan arsitektur pilar penyangga dari masa Yunani kuno yang dapat ditemui dalam bangunan kuil-kuil Yunani kuno.

Pilar penyangga Pantheon terbuat dari batu granit utuh dengan ukuran tinggi sekitar 11,9 meter, diameter 1,5 meter dan berat sekitar 60 ton. Sejumlah literatur menginformasikan pilar-pilar tersebut dibuat dan dikapalkan dari Mesir menuju pelabuhan Roma, sebuah tantangan transportasi luar biasa pada masa itu sekaligus menunjukkan dominasi Kekaisaran Romawi pada masa tersebut.

Pada atapnya yang berbentuk segitiga tedapat tulisan dalam bahasa Romawi kuno: "M-Agrippa-L-F-Co-S-Tertium-Fecit"  yang memiliki arti: "Didirikan oleh Marcus Agrippa, anak Lucius, konsul untuk yang ketiga kalinya".

Baca Juga: 5 Kota Peninggalan Bangsa Romawi Kuno di Afrika Utara yang Memukau 

4. Diubah menjadi gereja pada abad ke-7 Masehi

5 Fakta Pantheon, Arsitektur Megah Bekas Kuil Pagan Romawialtar utama Basilika Santa Maria dan para martir, (austria-forum.org)

Pada sekitar tahun 609 Masehi, kuil pagan ini disucikan dan diubah menjadi gereja Katolik Roma oleh Paus Bonifasius IV setelah mendapatkan ijin dari Kaisar Bizantium. Gereja Katolik tersebut didedikasikan untuk menghormati Bunda Maria dan para martir Kristen yang dihukum mati secara kejam oleh sejumlah kaisar Romawi karena mempertahankan imannya sebelum masa pemerintahan Kaisar Konstantinus Agung di abad ke-4 Masehi.

Sejumlah kerangka para martir Kristen dimakamkan kembali di dalam gereja ini. Selain itu, di dalam gereja ini juga terdapat makam sejumlah tokoh seperti seniman Raphael dan Raja Vittorio Emanuele II. Pantheon merupakan bangunan Romawi kuno pertama yang diubah menjadi gereja.

Hingga hari ini bangunan Pantheon tetap menjadi gereja Katolik Roma dan setiap minggu diadakan misa di sana. Gereja Katolik Roma di bangunan bekas Pantheon ini mendapatkan status basilika (minor basilica) dengan nama resminya Basilica di Santa Maria ad Martyres atau Basilika Santa Maria dan Para Martir.

5. Bangunan Pantheon menjadi inspirasi banyak arsitek hingga saat ini

5 Fakta Pantheon, Arsitektur Megah Bekas Kuil Pagan Romawibangunan Rotunda yang menjadi bagian dari University of Virginia terinspirasi dari arsitektur Pantheon di Roma (rbiva.com)

Bangunan Pantheon di Roma dengan kubahnya yang megah menginspirasi banyak arsitek dan seniman ternama sejak masa lalu hingga masa kini. Sebagaimana dituliskan dalam buku "Rome Down Through The Centuries" (F.LLI Misretta Editori: 1990) sejumlah seniman besar dan arsitek masa Renaisans dan Barok seperti: Bramante (arsitek yang merancang bangunan baru Basilika Santo Petrus), Michelangelo, Palladio dan Gian Lorenzo Bernini terinspirasi oleh seni arsitektur bangunan ini.

Dilansir thoughtco, arsitektur Pantheon juga menjadi inspirasi sejumlah arsitektur bangunan yang cukup dikenal saat ini seperti: bangunan Rotunda di Universitas Virginia, gedung Kongres di kota Richmond, Virginia serta bangunan perpustakaan Universitas Columbia: "The Low Memorial Library" yang berlokasi di Manhattan, New York.

Sejumlah peninggalan bangunan Romawi kuno dengan kemegahan arsitekturnya telah menjadi salah satu bukti pencapaian tertinggi peradaban manusia dalam bidang seni arsitektur dan rancang bangun di masa lampau. Beberapa bangunan masih bertahan melintasi abad yang membuktikan kecermatan orang-orang Romawi kuno akan kualitas dan fungsi sebuah bangunan.

Semoga informasi ini bisa menambah wawasan kamu mengenai salah satu bangunan bersejarah Romawi kuno dari masa lalu yang masih bertahan dan terpelihara hingga saat ini, ya!

Baca Juga: 5 Perempuan Paling Berpengaruh Sepanjang Peradaban Romawi Kuno 

Dodi Wijoseno Photo Verified Writer Dodi Wijoseno

Penyuka Sejarah, mountain hiking dan olah raga

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Chalimatus Sa'diyah

Berita Terkini Lainnya