Akan Digunakan NASA untuk Misi Deep Space, Ini 5 Fakta Pesawat Orion

Wahana ini akan membawa astronaut ke tempat yang lebih jauh 

Hampir satu dekade telah berlalu sejak Badan Antariksa NASA (National Aeronautics and Space Administration)  menghentikan program pesawat ulang-aliknya (Space Shuttle) pada tahun 2011.

Sejak saat itu kita sudah tidak pernah lagi menyaksikan peluncuran pesawat orbiter yang didorong oleh roket berkekuatan besar melesat ke angkasa. Dihentikannya program pesawat ulang-alik tidak berarti NASA menghentikan eksplorasi luar angkasa, justru saat ini NASA sedang menyiapkan sebuah babak baru dalam sejarah  eksplorasi luar angkasa.

Melalui program bernama Artemis, NASA bekerja sama dengan sejumlah pihak dan Badan Antariksa lain sedang menyiapkan sejumlah misi termasuk misi berawak untuk menjelajah luar angkasa lebih jauh daripada yang sudah pernah dilakukan selama ini.

Untuk mendukung program tersebut NASA membutuhkan pesawat luar angkasa yang sangat tangguh dan dapat memberikan dukungan kehidupan bagi para awak astronautnya selama durasi misi yang cukup panjang tersebut. NASA sudah memperkenalkan pesawat luar angkasa barunya yang bernama Orion yang sedang menjalani sejumlah pengujian agar segera siap dalam menjalankan misi.

Berikut 5 Fakta Pesawat Orion yang akan digunakan NASA untuk misi-misi deep space.

1. Apa itu pesawat luar angkasa Orion?

Akan Digunakan NASA untuk Misi Deep Space, Ini 5 Fakta Pesawat Orionwikimedia.org

Pesawat luar angkasa Orion adalah pesawat luar angkasa generasi terbaru yang dibangun dan dikembangkan oleh NASA bekerja sama dengan sejumlah pihak termasuk dengan Badan Antariksa negara lain. Mengutip informasi dari laman nasa.gov , nama Orion,  diambil dari nama salah satu konstelasi rasi bintang terbesar yang dapat diamati pada langit malam. 

Lebih lanjut, pesawat luar angkasa Orion dibangun untuk misi-misi deep space yang akan menjadi sebuah babak baru dalam eksplorasi luar angkasa di masa depan. Pesawat luar angkasa Orion dikembangkan dari penelitian panjang serta mendetail selama lebih dari 50 tahun sejarah penerbangan luar angkasa itu sendiri.

Pesawat tersebut didesain untuk memenuhi kebutuhan akan program eksplorasi hingga beberapa dekade ke depan yang akan membantu manusia memecahkan sebagian misteri dunia luar angkasa.

2. Pesawat luar angkasa Orion akan digunakan untuk misi-misi deep space dalam Program Artemis

Akan Digunakan NASA untuk Misi Deep Space, Ini 5 Fakta Pesawat Orionnasa.gov

Pesawat luar angkasa Orion akan digunakan untuk misi-misi deep space atau penjelajahan luar angkasa yang lebih jauh dari yang sudah pernah dilakukan manusia selama ini. NASA menamakan program deep space ini dengan Program Artemis. Sebagaimana telah diketahui bahwa misi-misi sebelumnya yang dilakukan dengan pesawat ulang-alik berada di wilayah orbit rendah bumi (ketinggian sekitar 200 hingga 1.200 km dari atas permukaan bumi).

Menurut NASA, daya jelajah Orion akan 15 kali lebih tinggi dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) yang berada pada ketinggian 408 km hingga 410 km dari permukaan bumi.

Pesawat Orion adalah bagian terpenting dari Program Artemis, secara singkatnya Program Artemis NASA ini akan terbagi menjadi beberapa bagian, dan yang dalam waktu dekat akan dijalankan adalah misi: Artemis I, Artemis II, dan Artemis III.

Misi Artemis I, dalam misi ini  NASA akan meluncurkan misi tak berawak untuk menguji coba ketangguhan pesawat Orion bersama roket peluncurnya Space Launch System. Orion akan meluncur hingga ke orbit bulan dan akan berada di sana selama 6 hari untuk mengumpulkan data dan kembali lagi ke bumi.

Misi Artemis II, dalam misi ini NASA akan meluncurkan misi berawak . Misi ini ditargetkan diluncurkan pada tahun 2022. Orion akan diluncurkan hingga orbit tinggi bumi dan akan melanjutkan perjalanan hingga orbit bulan dan kembali lagi ke bumi untuk menguji semua fungsi kritis pesawat dalam misi berawak jarak jauh. Setelah misi ini sukses NASA bekerja sama dengan sejumlah pihak termasuk perusahaan antariksa swasta akan meluncurkan program pembangunan Gateway spaceship yaitu pembangunan stasiun angkasa di orbit bulan sebagai pendukung misi pendaratan manusia kembali ke bulan.

Misi Artemis IIIdalam misi ini NASA akan meluncurkan misi berawak untuk mendaratkan kembali manusia di bulan. Pesawat luar angkasa Orion akan melakukan docking dengan Stasiun Gateway di orbit bulan dan astronaut akan mendarat di permukaan bulan dengan kendaraan pendarat. Misi dijadwalkan berlangsung pada 2024 dan akan ada astronaut wanita yang dilibatkan dalam misi ini. Misi ke bulan akan menjadi misi berkesinambungan untuk mengeksplorasi dan meneliti Bulan secara mendalam.

Sebagaimana dilansir laman nationalgeographic.com jika semua berjalan sesuai rencana Orion akan menjadi teknologi flagship NASAdalam meluncurkan para astronautnya ke orbit atau bahkan ke deep space, termasuk ke permukaan bulan dan mungkin juga planet Mars. Pembelajaran yang akan diperoleh dari kesuksesan eksplorasi misi di Bulan diharapkan bisa menjadi batu loncatan untuk mengirimkan misi berawak ke Planet Mars. 

Baca Juga: Dilema Astronaut Muslim, Bagaimana Salat dan Puasa di Luar Angkasa?

3. Bagian-bagian pesawat luar angkasa Orion 

Akan Digunakan NASA untuk Misi Deep Space, Ini 5 Fakta Pesawat Orionnasa.gov

Menurut informasi dari laman nasa.gov , Orion didesain dengan massa seminimal mungkin karena massa adalah salah satu aspek terpenting dalam desain pesawat luar angkasa. Semakin berat massa sebuah pesawat luar angkasa maka akan membutuhkan lebih banyak energi untuk meluncurkannya ke luar angkasa.

Orion didesain sebagai alat transportasi dengan tingkat keamanan (safety) yang tinggi untuk membawa astronaut dan segala perlengkapan yang dibutuhkan untuk bertahan hidup serta bekerja di luar angkasa dalam rentang waktu lebih dari 21 hari. 

Pesawat luar angkasa Orion terdiri atas 3 bagian utama. Pada gambar di atas,  dari sebelah kiri gambar ke kanan: (1) The service Module, kerjasama dengan Badan Antariksa Eropa (ESA/European Space Agency), Module ini berisi bahan bakar dan mesin pendorong pesawat. (2) The crew Module, adalah module tempat para astronaut berada, bisa berisi lebih dari 4 orang astronaut dan dilengkapi dengan fasilitas pendukung kehidupan selama misi. (3) The Launch Abort System (LAS) , adalah fasilitas pembatalan peluncuran saat ditemukan masalah fatal ketika pesawat diluncurkan dari bumi, LAS akan memisahkan diri dari pesawat ketika Orion telah mencapai orbitnya.

Setelah menyelesaikan misinya pesawat luar angkasa Orion akan membawa astronaut kembali ke bumi dengan kecepatan re-entry sekitar 32.000km/jam dan menghadapi temperatur hingga 2.200 derajat Celciusketika menembus atmosfer bumi. Module crew Orion yang berisi awak astronaut akan mendarat di lautan.

4. Roket Space Launch System akan meluncurkan Orion ke Angkasa

Akan Digunakan NASA untuk Misi Deep Space, Ini 5 Fakta Pesawat Orionnasa.gov

Pesawat luar angkasa Orion akan diluncurkan oleh sistem roket terkuat yang pernah dibuat hingga saat ini yang dinamakan dengan Space Launch System atau disingkat SLS. Roket SLS adalah Roket terkuat dan terbaru NASA yang akan meluncurkan manusia dan muatan kargo ke Bulan atau tempat yang lebih jauh lainnya di luar angkasa.

Dari infografis perbandingan gambar di atas terlihat bahwa Roket SLS jauh lebih powerfull dari roket-roket generasi sebelumnya. Mampu meluncurkan muatan yang jauh lebih berat  ke tempat yang lebih jauh dibandingkan dengan roket yang digunakan oleh pesawat ulang-alik (Space Shuttle). Roket SLS dapat terus dikembangkan untuk misi-misi di masa mendatang dan merupakan roket terbaru NASA untuk misi-misi deep space setelah roket Saturn V.

5. Dilengkapi dengan sistem pembatalan peluncuran

https://www.youtube.com/embed/4rfsDMGplZU

Salah satu inovasi dalam peluncuran pesawat luar angkasa Orion adalah adanya fasilitas pembatalan peluncuran atau The Launch Abort System (LAS) ketika ada masalah dalam tahapan awal peluncuran atau yang dikenal dengan Lift Off. Dalam pembatalan peluncuran Module Crew yang berisi awak astronaut akan dipisahkan dari roketnya. 

Dalam video YouTube  milik NASA's Kennedy Space Center di atas telah berhasil diuji sistem pembatalan peluncuran yang akan membawa kembali astronaut dengan selamat jika terjadi masalah fatal dalam fase Lift off. Dari sejarah kita mengetahui pesawat ulang-alik Challenger meledak di udara pada tanggal 28 Januari 1986 hanya sekitar 73 detik setelah peluncurannya. Seluruh awak astronautnya tewas tanpa bisa menyelamatkan diri dari kecelakaan fatal tersebut.

Jika pesawat berhasil diluncurkan ke orbit, LAS akan memisahkan diri dari pesawat Orion. Inovasi ini memberikan standar keamanan (safety) yang tinggi untuk misi peluncuran pesawat luar angkasa di masa yang akan datang.

Demikian 5 fakta pesawat luar angkasa Orion yang akan menandai era baru umat manusia dalam menjelajahi luar angkasa dan bukan tidak mungkin misi berawak ke Planet Mars akan dapat segera direncanakan dan direalisasikan.

Baca Juga: Tidak Hanya Bulan, Ini 5 Eksplorasi dan Studi NASA di Luar Angkasa

Dodi Wijoseno Photo Verified Writer Dodi Wijoseno

Penyuka Sejarah, mountain hiking dan olah raga

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya