5 Fakta Gagalnya Operasi Bodenplatte & Hancurnya AU Jerman pada PD II

Operasi ini membawa AU Jerman menatap hari-hari terakhirnya

Sejarah dunia mencatat, bulan September tahun 1939, langit Eropa  bergemuruh ketika Luftwaffe (Angkatan Udara Jerman) melakukan serangan kilat blitzkrieg ke Polandia yang menandai dimulainya perang Dunia II di front Eropa, perang terbesar dalam sejarah peradaban umat manusia.

Ratusan armada pesawat pemburu dan pembom Jerman menjatuhkan  muatan bomnya di atas kota-kota Polandia sehingga dalam waktu singkat Polandia berhasil diinvasi oleh pasukan Jerman. Pada masa awal Perang Dunia II Angkatan Udara Jerman - Luftwaffe memperlihatkan keunggulan dan kecanggihan teknologi dirgantaranya dalam mendominasi kekuatan udara di atas Eropa kala itu.

Selama beberapa tahun, sepak terjang Luftwaffe yang  mendominasi  langit di atas Eropa telah menjadi momok tersendiri bagi para penerbang tempur dan pembom pasukan Sekutu. Hingga arah perang berbalik ketika pasukan Sekutu secara efektif berhasil  mengerahkan armada-armada pesawat pembomnya untuk membom lokasi industri perang dan instalasi-instalasi militer Jerman lainnya, termasuk pabrik pesawat berada.

Selain itu pihak Sekutu juga berhasil memproduksi pesawat-pesawat pemburu yang mampu mengimbangi pesawat-pesawat tempur  Luftwaffe di udara. Keadaan di pihak Jerman diperparah dengan keberhasilan pasukan Sekutu melakukan operasi pendaratan besar-besaran di Pantai Normandia Prancis yang mengancam secara signifikan lini pertahanan pasukan Jerman.

Ketika mentari tahun baru bersinar pada tanggal 1 Januari 1945, Adolf Hitler menggelar operasi serangan udara berskala besar dengan nama operasi Bodenplatte (sejumlah sumber menerjemahkannya ke dalam Bahasa Inggris sebagai: operasi Baseplate). Tujuannya adalah menghancurkan kekuatan udara Sekutu dan merebut kembali supremasi udara. Namun ironis, operasi tersebut berakhir dengan kegagalan dan membawa  Angkatan Udara Jerman: Luftwaffe ke hari-hari akhirnya dalam Perang Dunia II

Berikut 5 fakta Operasi Bodenplatte tersebut:

1. Operasi Bodenplatte merupakan serangan udara skala besar terakhir Adolf Hitler

5 Fakta Gagalnya Operasi Bodenplatte & Hancurnya AU Jerman pada PD IIWikimedia.org

Setelah panglima tertinggi pasukan Sekutu Jenderal Dwight D. Eisenhower berhasil menggelar operasi pendaratan besar-besaran pasukan Sekutu di Pantai Normandia Perancis pada bulan Juni 1944 dengan tujuan untuk mengakhiri kekejaman dan dominasi Nazi Jerman di daratan Eropa, perlahan namun pasti keadaan perang mulai berbalik tidak menguntungkan pihak Jerman. Gerak maju pasukan Sekutu tidak terbendung lagi, kota demi kota, pangkalan demi pangkalan yang sebelumnya dikuasai oleh pasukan Jerman berhasil direbut oleh pasukan Sekutu. 

Bersamaan dengan keberhasilan invasi Sekutu di daratan Eropa, supremasi Luftwaffe di langit Eropa mulai melemah, namun pada akhir tahun 1944, Hitler melihat kesempatan untuk melakukan serangan ofensif terhadap pangkalan udara Sekutu di wilayah Ardennes-Belgia dengan tujuan untuk memperoleh kembali supremasi udara sehingga pasukan darat Jerman bisa bergerak maju.

Dalam buku Perang Udara di Eropa karya Darma Aji, Adolf Hitler menilai sektor Ardennes di lini Amerika sangat lemah dan mudah diterobos. Hitler berniat menerobos lini tersebut sampai ke Pelabuhan Antwerpen yang sangat vital bagi pasokan logistik Sekutu.

Akhirnya operasi serangan udara skala besar bernama Bodenplatte dilaksanakan pada tahun baru tanggal 1 Januari 1945. Ini adalah Ofensif pamungkas dari Adolf Hitler karena setelahnya hingga berakhirnya Perang Dunia II di Front Eropa pada bulan Mei 1945, tidak ada lagi operasi ofensif yang mampu dilakukan oleh pasukan Jerman untuk mengubah jalannya peperangan.

2. Luftwaffe mengerahkan ratusan pesawat untuk mendukung Operasi Bodenplatte

5 Fakta Gagalnya Operasi Bodenplatte & Hancurnya AU Jerman pada PD IIthisdayinaviation.com

Ketika Operasi Bodenplate direncanakan, Hermann Goering selaku Panglima Luftwaffe  merencanakan dan menyusun kekuatan hingga sekitar 2000-an pesawat terbang mulai dari buru sergap bomber, hingga pengintai untuk mendukung keberhasilan operasi ini.Supply bahan bakar pun sudah direncanakan dengan matang.

Sebagaimana dijelaskan dalam buku Perang Udara di Eropa bahwa dalam operasi ini tugas Luftwaffe ada dua. Pertama, menghantam kekuatan udara Sekutu melalui serangan besar-besaran terhadap pangkalan udara mereka yang akan dilanjutkan dengan menyediakan perlindungan udara guna melindungi gerak maju pasukan darat Jerman dari ancaman pesawat tempur Sekutu.

Kedua, skadron serang darat melancarkan dukungan bagi gerak maju tank dan infantri sementara bomber jarak jauh dan skadron serang darat malam akan menyerang lini belakang Sekutu.

Lebih lanjut dalam buku tersebut dijelaskan bahwa ketika operasi Bodenplatte dijalankan, secara keseluruhan ada 800 pesawat pengebom tempur yang terlibat, sebagian besar adalah  pesawat Messerschmitt Bf109 dan Focke Wulf FW190 . Armada pesawat tidak bisa sebanyak rencana awal karena pertempuran-pertempuran yang terjadi sebelumnya sudah banyak memakan korban di pihak Luftwaffe.

Baca Juga: Menegangkan! Ini 8 Fakta Pertempuran Guadalkanal Perang Dunia II

3. Beberapa serangan udara dalam Operasi Bodenplatte dinilai berhasil memberikan unsur pendadakan

5 Fakta Gagalnya Operasi Bodenplatte & Hancurnya AU Jerman pada PD IIWikimedia.org

Meskipun tidak semuanya berjalan lancar, beberapa serangan dalam operasi Bodenplatte  ini dinilai berhasil memberikan unsur pendadakan bagi pihak Sekutu. Dari gambar foto di atas terlihat pesawat tempur Sekutu yang berhasil dihancurkan di landasannya.

Beberapa pangkalan udara Sekutu mengalami kerusakan parah akibat serbuan besar-besaran Angkatan Udara Jerman ini. Selain pesawat-pesawat yang dihancurkan di landasan, infrastruktur-infrastruktur landasan udara tidak luput dari serangan pilot-pilot  Angkatan Udara Jerman, sehingga membutuhkan waktu untuk memperbaikinya.

Meskipun operasi Bodenplatte dinilai cukup berhasil dalam unsur pendadakannya namun beberapa pilot Sekutu di beberapa pangkalan masih sanggup memberikan perlawanan sengit.

Dari beberapa sumber informasi sejarah mengenai pertempuran udara di langit Eropa diketahui bahwa sejumlah pesawat  pemburu lincah andalan pasukan sekutu - P-51 Mustang diketahui mampu memberikan perlawanan sengit dan menyerang balik pesawat-pesawat Luftwaffe yang menyerang pangkalan mereka.

4. Pihak Jerman kehilangan banyak pilotnya dalam operasi Bodenplatte

5 Fakta Gagalnya Operasi Bodenplatte & Hancurnya AU Jerman pada PD IIwikimedia.org

Salah satu hal  ironis dari serangan besar-besaran Luftwaffe  ini adalah banyaknya  pilot terlatih Jerman yang menjadi korban dalam ofensif ini. Tidak hanya pilot-pilot operasional Luftwaffe, menurut beberapa sumber informasi sejumlah Komandan Wing turut menjadi korban dalam menjalankan operasi ini. Tentu hal tersebut menjadi pukulan telak bagi Luftwaffe.

Pesawat yang jatuh atau rusak mungkin bisa diganti atau diperbaiki namun sulit  bagi Angkatan Udara Jerman untuk menyiapkan dan melatih pilot-pilot yang mumpuni dan berkualitas. Masifnya pengeboman yang dilakukan oleh pesawat pembom Sekutu di kota-kota yang dikuasai pasukan Jerman juga menyebabkan tidak tersedianya area yang aman untuk membuat fasilitas pelatihan pilot yang memadai.

Pilot handal adalah tulang punggung kekuatan Luftwaffe. Ketidakmampuan Luftwaffe menyediakan pilot yang handal akhirnya membawa Angkatan Udara Jerman ke titik nadirnya dan masalah kekurangan pilot adalah masalah sangat serius yang dihadapi oleh Luftwaffe pada hari-hari setelahnya.

5. Operasi Bodenplatte menyebabkan hancurnya kekuatan udara Jerman

5 Fakta Gagalnya Operasi Bodenplatte & Hancurnya AU Jerman pada PD IIwikimedia.org

Secara strategis hasil akhir operasi Bodenplatte  dinilai sebagai sebuah bencana bagi pihak Jerman, khususnya bagi angkatan udaranya.  Luftwaffe berhasil menghancurkan 144 pesawat Sekutu dan merusak 62 lainnya namun untuk mencapai hal itu Luftwaffe harus kehilangan 200 pesawat dan sejumlah besar pilotnya. Apalagi diketahui bahwa lebih dari sepertiga pesawat Luftwaffe yang terlibat dalam operasi Bodenplatte tidak bisa pulang kembali.

Ratusan pesawat Sekutu memang berhasil dihancurkan, namun pihak Sekutu hanya kehilangan sejumlah kecil pilot karena banyak pesawat yang dihancurkan sedang diparkir di landasan.

Pesawat Sekutu yang dihancurkan tersebut dalam waktu yang sangat singkat segera diganti oleh pabrikan, hal yang tidak mungkin dilakukan oleh Jerman untuk mengganti armadanya yang rusak dalam operasi ini karena sejumlah tempat produksi pesawat dan komponennya sudah babak belur dibom oleh pesawat pembom jarak jauh Sekutu. Tidak hanya masalah kerugian pesawat, sebagaimana  dijelaskan di atas pihak Jerman sudah mengalami krisis pilot tempur yang handal sejak operasi ini.

Pada tahun 1944 sebenarnya Jerman sudah berhasil mengoperasionalkan pesawat jet tempur pertama Messerschmitt Me-262 yang memiliki  kecepatan yang tidak tertandingi oleh pesawat tempur Sekutu ketika telah mengudara, namun kehadirannya dinilai sudah sangat terlambat  dan tidak mampu mengubah jalannya peperangan.

Setelah operasi Bodenplatte, pemboman yang dilakukan oleh pesawat pembom Sekutu atas kota-kota yang dikuasai Jerman semakin tidak terbendung dan armada buru sergap Luftwaffe sudah tidak berdaya menghadapi kawanan pesawat pembom Sekutu yang juga dikawal oleh pesawat-pesawat pemburu terbaik mereka.

Luftwaffe yang sebelumnya adalah kekuatan udara yang perkasa dan mendominasi langit Eropa di awal Perang Dunia II akhirnya harus menghadapi hari-hari terakhirnya sejak awal tahun 1945. Dengan cepat mereka dihapus oleh Sekutu dari langit Eropa Barat kala itu dan beberapa bulan kemudian tepatnya di bulan Mei 1945 Jerman menyerah tanpa syarat kepada pihak Sekutu yang menandai berakhirnya Perang Dunia II di front Eropa.

Baca Juga: 7 Perang Paling Mematikan dalam Sejarah Dunia

Dodi Wijoseno Photo Verified Writer Dodi Wijoseno

Penyuka Sejarah, mountain hiking dan olah raga

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya