5 Fakta Baby Box, Tempat Orangtua Tinggalkan Bayi Secara Anonim

Berawal dari mencegah anak-anak dan bayi agar tidak terlantar

Film Korea bertajuk Broker akan segera tayang di Indonesia 16 Juni 2022 mendatang. Tak hanya di Korea, Film besutan Hirokazu Koreeda ini menuai atensi dari sineas dan sinefil dunia. 

Dibintangi oleh Song Kang Ho, Kang Dong Won, Bae Doona, IU, dan Lee Joo Young, film ini menceritakan tentang baby box, sebuah tempat yang digunakan oleh orangtua untuk meninggalkan bayinya secara anonim.

Rupanya, fenomena baby box tersebut sudah ada di dunia sejak abad ke-12. Walau bentuknya belum semodern seperti saat ini. mari simak sejarah tentang baby box yang semula mulia menjadi kelam dan menyedihkan. 

1. Penggagas pertama adalah paus ke-176 dan dulunya bukan bernama baby box

5 Fakta Baby Box, Tempat Orangtua Tinggalkan Bayi Secara AnonimPaus Inosentius III dan foundling wheels (christianitytoday.com/Paus Inosentius IIIreligionunplugged.com/foundling wheels)

Pope Innocent III diangkat menjadi paus di era 1198-1216. Pada abad ke-12, banyak kota dan desa di Italia menghadapi kesulitan ekonomi. Terdesaknya ekonomi, membuat beberapa orangtua yang menelantarkan bayinya di pusat kota hingga dibuang ke Sungai Tiber.

Melihat hal ini, akhirnya Paus Inosentius III mengumumkan pada seluruh gereja di Italia untuk membuat foundling wheels atau baby hatch. Sebuah tempat dari kayu kecil, kira-kira setinggi dua kaki yang diletakkan di dinding gereja menghadap ke jalan. 

Nantinya, si ibu anonim menempatkan bayinya ke dalam bilik tersebut dan menarik tali. Kemudian membunyikan bel yang ada di dinding. Lonceng ini beroperasi setiap saat dan selalu ada yang menjaga.

Ide ini pun diikuti oleh negara lain, seperti Jerman, Paris, Brazil, Portugal, Inggris, dan Irlandia. Namun, pada tahun 1826, tepatnya di Foundling Hospital and Workhouse Dublin, menutup kegiatan ini karena terjadi banyaknya bayi yang meninggal.

2. Perkembangan baby box di dunia modern

5 Fakta Baby Box, Tempat Orangtua Tinggalkan Bayi Secara Anonimilustrasi baby box di Edhi Foundation Lahore, Pakistan (youtube.com/Asia News)

Nah, setelah masuk ke abad 19, foundling wheels sudah tidak digunakan lagi. Namun pada tahun 1952 tepatnya di Pakistan ada sebuah yayasan bernama Edhi Foundation yang menampung anak-anak terlantar.

Yayasan ini menggunakan jhoolas sebagai media untuk meletakkan bayi bagi orangtua yang tidak mampu merawat. Jhoolas adalah sebuah kotak terbuka yang bisa diayunkan lalu dialasi kain. Adanya program ini, mereka telah menyelamatkan kira-kira 450 bayi per tahun.

Tahun 1999, baby box ini sudah agak lebih modern di Door of Hope Children's Mission Johannesburg, yakni menggunakan alat sensor. Jadi, jika bayi tersebut masuk ke dalam kotak yang tersedia di dinding, sensor tersebut akan bunyi dan penjaga akan segera mengambilnya. 

Hal ini pun diikuti lagi oleh beberapa negara di benua Eropa dan Asia hingga kini. Namanya pun berbeda, misal Jerman (Babyklappe, Babyfenster atau Babywiege), Jepang (Konotori no Yurikago/Storks' Cradle), dan Cina (Babys’ Safe Haven).

3. Pernah tuai respon negatif

5 Fakta Baby Box, Tempat Orangtua Tinggalkan Bayi Secara Anonimilustrasi baby box (Dok. The Guardian)

Tujuan adanya baby hatch atau baby box ini adalah mencegah bayi menjadi terlantar atau terbunuh karena kehadirannya yang tak diinginkan oleh orangtuanya. Meski mempunyai niat yang positif, yakni melindungi bayi, ternyata ada beberapa pihak yang tidak setuju.

Hal ini karena melanggar Konvensi PBB tentang Hak Anak Pasal 8 (1) yang berbunyi, "Negara-negara Pihak berjanji menghormati hak anak untuk mempertahankan identitasnya, termasuk kebangsaan, nama dan hubungan keluarga sebagaimana diakui oleh hukum tanpa campur tangan yang melanggar hukum."

Selain itu, karena kebanyakan baby box ini bersifat anonim, dikhawatirkan bayi tersebut sengaja dibuang oleh pihak ketiga tanpa sepengetahuan orangtuanya. Kemudian adanya baby box ini semakin membuat orangtua menjadi tidak bertanggung jawab, contoh pada remaja yang hamil di luar nikah dan bagi ibu yang melahirkan anak difabel.

Baca Juga: 7 Fakta Dayang Istana Era Joseon yang Terungkap di The Red Sleeve

4. Baby box di Korea Selatan

5 Fakta Baby Box, Tempat Orangtua Tinggalkan Bayi Secara AnonimLee Jong Rak, pendiri baby box di Korea (youtube.com/Movieclips Indie)

Di Korea Selatan juga ada baby box sama seperti negara lain. Ada sebuah komunitas bernama Jusarang yang didirikan oleh Pastor Lee Jong Rak. Awalnya, Lee dan istri hanya fokus pada putranya yang mengalami lumpuh otak. Putra Lee kelahiran 1983.

Kemudian ada seorang perempuan datang kepada Lee untuk mengadopsi putrinya yang difabel. Lee dan istri pun sanggup merawat anak tersebut. Tiba-tiba suatu malam, Lee menemukan bayi di depan rumahnya dengan menggunakan kardus.

Atas nama cinta tanpa syarat akhirnya lahirlah baby box. Nama baby box muncul di pikirannya saat melihat berita bahwa di Republik Ceko ada hal yang serupa. Meski tidak disetujui oleh pemerintah setempat, niat Lee menolong bayi-bayi terlantar sangat mulia.

Kebanyakan anak-anak yang dirawat olehnya mengalami difabel. Suatu hari, Lee pernah tidak memegang uang sama sekali untuk menghidupi anak-anak asuhnya. Akhirnya ia pun menjual barang berharganya.

5. Kisah baby box di Korea pernah dijadikan film dokumenter

https://www.youtube.com/embed/d_RmuUH8EiI

Perjuangan Pastor Lee Jong Rak dalam mendirikan baby box ini dijadikan film dokumenter pada tahun 2015 berdurasi 79 menit. Film yang berjudul The Drop Box ini dibesut oleh sutradara Amerika bernama Brian Tetsuro Ivie.

Pengorbanan, harapan, rasa bersalah, keberanian, dan cinta tanpa syarat mewarnai cerita sehingga membuat penonton menitikkan air mata. Alasan anak-anak tersebut ditelantarkan di antaranya, hamil di luar nikah, tidak bisa menafkahi, dan anak terlahir difabel.

Rilis pada 3 Maret 2015 dengan tiket terbatas, mengumpulkan hampir seperempat juta tampilan dan minat publik. The Drop Box dimainkan di lebih dari 700 bioskop di Amerika Serikat.

Saat dibentuk dokumenter, Pastor Lee juga ikut berpartisipasi dalam meningkatkan kesadaran akan Undang-Undang Adopsi khusus Korea Selatan, yang jika direvisi dan ditangani, dapat meringankan krisis penelantaran anak.

Adanya baby box ini semakin membuka perhatian pemerintah untuk terus memikirkan bagaimana caranya supaya anak-anak menjadi tidak terlantar. Sekarang bagaimana menurut kamu tentang baby box?

Baca Juga: 5 Daya Tarik Broker, Film Korea yang Siap Tayang di Indonesia

Dyan Yudhistira Photo Verified Writer Dyan Yudhistira

IG: @dyanyudhis // Terima kasih sudah mau membaca. Semoga bahagia selalu. Aamiin..

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya