5 Alasan Ilmiah Kamu Tak Perlu Sering Mandi

Tim jarang mandi pasti bangga nih

Umumnya, masyarakat Indonesia mandi dua kali setiap harinya, yaitu di pagi dan sore atau malam hari. Padahal sebenarnya, kebutuhan mandi setiap orang tidaklah sama. Bagi orang yang pekerjaannya banyak melakukan aktivitas fisik atau berhubungan dengan kebersihan mungkin memang perlu mandi setiap pagi dan sore.

Tapi bagi orang yang tidak banyak beraktivitas, sebenarnya tidak perlu mandi sesering itu. Sebab, terlalu sering mandi ternyata justru memberikan dampak negatif. Berikut ini beberapa alasan mengapa kamu tidak perlu mandi terlalu sering.

1. Tubuhmu tidak sekotor yang kamu kira

5 Alasan Ilmiah Kamu Tak Perlu Sering Mandiunsplash.com/Roopak Ravi

Mandi setiap hari adalah yang pilihan yang baik bagi orang-orang yang banyak melakukan aktivitas fisik, tinggal di tempat panas, lembap, dan sering berkeringat. Tetapi, dilansir dari laman Men's Health, jika kamu banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan ber-AC dan tidak sering berkeringat, mandi sekali atau beberapa hari sekali sebenarnya sudah cukup untukmu.

2. Terlalu sering mandi dapat mengganggu keseimbangan mikroorganisme kulit

5 Alasan Ilmiah Kamu Tak Perlu Sering Mandiunsplash.com/Naomi August

Sebenarnya, terdapat keseimbangan mikroorganisme pada kulit, yang jika terganggu dengan penggunaan sabun yang keras, maka kulit akan rentan terhadap munculnya organisme yang lebih bermasalah.

Menurut Harvard Health Publishing Blog, sistem kekebalan tubuh manusia memerlukan sejumlah stimulasi oleh mikroorganisme normal, kotoran, dan paparan lingkungan lainnya untuk menciptakan antibodi pelindung dan memori kekebalan.

Karena alasan inilah, mandi setiap hari bisa dianggap berbahaya, karena seiring waktu, mandi mungkin mengurangi kemampuan sistem kekebalan untuk melakukan tugasnya.

Baca Juga: 8 Kebiasaan Mandi Ini Justru Bisa Membuatmu Tidak Sehat, Gampang Sakit

3. Jarang mandi bisa sangat menghemat air

5 Alasan Ilmiah Kamu Tak Perlu Sering Mandiunsplash.com/Bruce Mars

Menurut laporan The Washington Post tahun 2015, ada sekitar 20 persen air yang terbuang sia-sia saat mandi. Hal ini disebabkan oleh beberapa kebiasaan sia-sia, seperti bersantai di bawah shower, melamun, menunggu air menjadi cukup panas, dan sebagainya.

Selain itu, menurut The New York Times, California pernah memberlakukan kewajiban bagi penduduknya mengurangi 25 persen penggunaan air untuk membantu mengurangi kekeringan. Untuk itu, warga California memutuskan untuk mengurangi frekuensi mandi guna mengurangi penggunaan air.

4. Mandi dapat membuat kulit kering dan gatal

5 Alasan Ilmiah Kamu Tak Perlu Sering Mandiunsplash.com/Manki Kim

Sebagai organ yang melindungi permukaan tubuh, kulit memiliki fungsi terhadap kekebalan tubuh. Tetapi, terlalu sering mandi, terutama ketika cuaca sedang dingin dan kering dapat membuat kulit lebih rentan terhadap iritasi. Sabun dan air panas melarutkan lemak di kulit, terlebih jika disertai dengan aktivitas menggosok kulit. Sehingga, semakin sering mandi, semakin sering pula kerusakan ini terjadi.

Selain itu, menurut University of California San Diego School of Medicine, perasaan kulit kencang yang kerap muncul setelah mandi sebenarnya bukanlah tanda bahwa kulit telah bersih, melainkan berarti kulit terlalu kering.

5. Cukup bersihkan bagian tubuh yang mengeluarkan aroma tidak sedap setiap harinya

5 Alasan Ilmiah Kamu Tak Perlu Sering Mandiunsplash.com/Noah

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa mandi dapat menyebabkan kulit kering dan gatal. Oleh karena itu, menurut laman The Healthy, kamu bisa mempertimbangkan untuk mencuci bagian tubuh yang rentan mengeluarkan bau setiap harinya.

Dengan begitu, bukan hanya kamu akan terhindar dari masalah kulit kering karena mandi setiap hari, tapi juga mencegah tubuh mengeluarkan aroma tidak sedap.

Nah, ternyata jarang mandi tak selalu buruk bukan?

Eka Ami Photo Verified Writer Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya