Tak Hanya Manusia, OCD Juga Bisa Terjadi pada Kucing

Fakta OCD pada kucing

Kamu mungkin pernah mendengar tentang gangguan obsesif-kompulsif atau obsessive-compulsive disorder (OCD), tetapi tahukah kamu bahwa kucing juga dapat memiliki bentuk gangguan ini? Ya, selain manusia, ternyata kucing juga dapat mengalami OCD. Bahkan, ini menjadi salah satu gangguan mental yang umum dialami oleh kucing.

OCD adalah gangguan perilaku yang menyebabkan kucing melakukan ritual tertentu tanpa alasan yang jelas. Ini umumnya perilaku abnormal, berulang, dan berlebihan yang tampaknya tidak memiliki tujuan praktis. OCD pada kucing mungkin bersifat genetik, tetapi masih belum pasti.

Lalu, apakah tanda-tanda OCD pada kucing? Apakah ini berbahaya? Apa yang dapat kamu lakukan sebagai pemilik untuk mengatasi OCD pada kucing? Semua pertanyaanmu akan dijawab pada pembahasan berikut.

1. Tanda-tanda OCD pada kucing

Tak Hanya Manusia, OCD Juga Bisa Terjadi pada Kucingilustrasi kucing (pexels.com/Susanne Jutzeler)

Kucing dengan OCD akan menunjukkan satu atau lebih perilaku obsesif-kompulsif. Sebagian kucing akan memililiki satu perilaku abnormal, sementara sebagian lainnya memiliki lebih dari satu perilaku obsesif-kompulsif.

Berikut adalah beberapa gejala yang mungkin menunjukkan bahwa kucing mengalami OCD:

  • Overgrooming. Kucing dengan OCD cenderung menjilat atau mengunyah bulunya secara berlebihan hingga mengalami kerontokan yang jelas. Namun, ingatlah bahwa overgrooming juga bisa menjadi tanda bahwa adanya kutu pada tubuh mereka.
  • Mengisap, menjilat, atau mengunyah kain.
  • Mengejar ekor dan/atau melukai diri sendiri.
  • Mondar-mandir dan/atau mengeluarkan suara berulang-ulang.

Semua perilaku obsesif ini dapat dimulai sebagai aktivitas normal sesekali untuk kucing. Atau, perilaku juga dapat dipicu oleh situasi lingkungan atau fisik. Perilaku obsesif-kompulsif juga dapat menjadi mekanisme koping untuk kucing dalam situasi stres atau kucing dengan kecemasan.

2. Penyebab

Tak Hanya Manusia, OCD Juga Bisa Terjadi pada Kucingilustrasi kucing bersembunyi di bawah selimut (pixabay.com/paperelements)

Ada beberapa hal yang memicu OCD pada kucing:

  • Respons pemilik berperan dalam perilaku kompulsif.
  • Perilaku normal dapat dengan cepat menjadi kompulsif jika diperkuat dengan cara tertentu oleh pemiliknya, seperti memberi makan atau perhatian.
  • Stres akibat perubahan lingkungan.
  • OCD lebih sering terjadi pada kucing rumahan  stres dalam ruangan karena stres kurungan.
  • Gangguan jiwa.

Baca Juga: 5 Tipe OCD, Gangguan yang Diidap Aliando Syarief

3. Cara mendiagnosis OCD pada kucing

Tak Hanya Manusia, OCD Juga Bisa Terjadi pada Kucingilustrasi kucing dan manusia (pexels.com/cottonbro)

Tidak ada tes khusus untuk mendiagnosis OCD. Biasanya, mengamati pola perilaku kucing sudah cukup untuk mencurigai OCD. Namun, penting untuk menyingkirkan penyebab lain dari perilaku konpulsif sebelum membuat diagnosis. Jadi, jika kucing menunjukkan perilaku obsesif-kompulsif, sebaiknya temui dokter hewan terlebih dahulu.

Untuk mendiagnosis OCD, dokter hewan akan menyingkirkan penyebab medis dari perilaku kucing. Misalnya, overgrooming mungkin terkait dengan masalah kulit. Dokter hewan juga akan menanyakan riwayat dan perilaku kucing. Dokter hewan mungkin juga merekomendasikan tes laboratorium untuk menyingkirkan masalah yang tidak dapat dideteksi dengan pemeriksaan saja.

Jika semua pengujian menunjukkan hasil normal, dokter mungkin akan memutuskan bahwa kucing memang mengalami OCD. Selanjutnya, dokter akan mendiskusikan rencana perawatan.

4. Pengobatan

Tak Hanya Manusia, OCD Juga Bisa Terjadi pada Kucingilustrasi kucing dan dokter hewan (unsplash.com/Werzk Luuu)

Tidak ada obat yang diketahui untuk OCD, tetapi ada beberapa perawatan yang mampu meminimalkan atau bahkan menghilangkan gejala OCD pada kucing:

  • Jangan menenangkan, menghibur, atau menghadiahi kucing saat menunjukkan perilaku obsesif-kompulsif agar tidak membuat perilaku menjadi semakin parah. Sebaiknya, fokuslah membuat rutinitas harian bagi kucing. Rutinitas yang padat dapat membuat kucing tenang dan meminimalkan stres.
  • Dokter mungkin merekomendasikan pemberian suplemen nutrisi atau pengobatan alami untuk membantu mengurangi tingkat stres pada kucing. Beberapa suplemen yang menenangkan, termasuk triptofan, L-Theanine, vitamin, dan herbal.
  • Dokter mungkin akan meresepkan obat untuk kucing dengan OCD sedang hingga parah. Obat-obatan ini bekerja dengan mengubah komposisi kimia otak untuk mengurangi stres dan mengubah pola perilaku yang tidak teratur.

5. Membantu kucing hidup dengan OCD

Tak Hanya Manusia, OCD Juga Bisa Terjadi pada Kucingilustrasi kucing sedang bermain (pexels.com/Pixabay)

Cobalah untuk mengabaikan perilaku abnormal sebisa mungkin dan jangan meresponsnya karena ini akan membuat kucing merasa diperhatikan. Catat detail saat kucing menunjukkan perilaku: waktu, tempat, dan situasi sosial, sehingga kamu dapat menjadwalkan perilaku alternatif, seperti bermain atau memberi makan, dapat dijadwalkan pada waktu itu. 

Jangan memberikan hukuman saat kucing menunjukkan perilaku obsesif-kompulsif karena ini dapat meningkatkan rasa takut dan perilaku agresif. Ini juga dapat mengganggu ikatan antara kucing dengan kamu sebagai pemilik.

Sekarang kamu sudah tahu kalau kondisi mental, seperti OCD juga dapat dialami oleh hewan peliharaan. Sama seperti pada manusia, kondisi mental pada hewan peliharaan juga mungkin dapat mengganggu kehidupannya. Jadi, jika kucingmu menunjukkan perilaku obsesif-kompulsif, segera hubungi dokter hewan. Nantinya, dokter akan memberi tahu apa yang perlu dilakukan untuk membantu kucing mengatasi masalah ini.

Baca Juga: OCD Tidak Sama dengan Perfeksionisme, Ini Perbedaannya

Eka Ami Photo Verified Writer Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Indiana Malia

Berita Terkini Lainnya