Depresi Dapat Menular ke Sesama, Ini 5 Alasan Ilmiahnya

Kalau kamu merasakannya, segera sadari ya!

Kamu yang hidup di lingkungan sosial, pasti menyadari bagaimana orang-orang yang ada di sekitarmu. Berbagai macam karakter dan watak, bisa kamu temui. Namun, bagaimana jika salah satu di antara mereka mengidap penyakit mental, seperti depresi.

Apakah kamu masih ingin menjalin pertemanan dengan mereka? Bagaimana nanti? Apakah saya akan seperti dia? Pertanyaan ini wajar, tetapi kamu hanya perlu bertindak lebih bijaksana agar tak menyakiti orang yang menderita depresi.

Penyakit mental bisa menular bukan dengan media bersentuhan atau seperti halnya penyakit yang disebabkan bakteri atau virus dari orang tersebut. Medianya adalah rasa emosi negatif itu sendiri.

Dilansir dari berbagai sumber, di bawah ini ada 5 alasan sakit mental dapat menular ke sesama.

1. Siapa yang paling rentan untuk tertular

Depresi Dapat Menular ke Sesama, Ini 5 Alasan IlmiahnyaUnsplash/ HIVAN ARVIZU

Menurut penelitian American Psychiatric Association (2013), memperkirakan jika 1 dari 15 orang dewasa akan mengalami depresi dan dampaknya bisa mempengaruhi lingkungan. Bahkan, penyakit mental seperti depresi, peluang penularannya sekitar 32 persen dari penyumbang sakit mental lainnya.

Jadi, orang terdekat adalah yang rentan dengan bisa tertular depresi. Bisa itu sahabat, keluarga atau kerabat. Apalagi orang terdekatnya selalu ditunjukkan emosi negatif seperti sedih, pesimis dan marah. Lama-kelamaan akan bisa diikuti oleh rekan terdekatnya. Namun, hal ini terjadi dalam jangka waktu yang lama.

2. Media yang disalurkan

Depresi Dapat Menular ke Sesama, Ini 5 Alasan IlmiahnyaUnsplash/ Priscilla Du Preez

Berinteraksi secara intens dengan si penderita depresi akan membuatmu semakin lama bisa berubah depresi. Ibaratnya, ketika ada orang yang tertawa keras (misalkan si pengidap depresi) di antara lainnya, tentunya akan ada yang mengikuti tertawa.

Jadi kenapa jika kita di lingkungan banyak orang depresi sangat tidak dianjurkan, karena pengaruh emosi sangat lah kuat. Waktunya tidak hanya satu menit atau harian, tapi jika kita terlalu lama berinteraksi dengan si penderita depresi, bisa jadi kita akan seperti dia tanpa disadari.

Kamu tahu, jika media sosial bisa menjadi salah satu media untuk membuat seseorang depresi. Biasanya orang yang depresi selalu memposting hal negatif, mereka selalu mencari hal berbau negatif.

Hal itu memicu emosi dari rekan si penderita depresi. Maka dari itu, untuk dianjurkan memposting hal positif. Karena kita tak pernah tahu mana teman yang menderita depresi.

Baca Juga: 5 Kalimat yang Jangan Sampai Kamu Katakan pada Teman yang Lagi Depresi

3. Menular dari beberapa kebiasaan yang tidak kita sadari

Depresi Dapat Menular ke Sesama, Ini 5 Alasan Ilmiahnyathriveglobal.in

Dilansir dari ​npr.org, ada beberapa kebiasaan yang membuat kita depresi yaitu bisa berupa empati, keyakinan dan salah persepsi terhadap komentar orang lain. Setiap orang selalu ingin memosisikan keadaannya seperti orang lain karena hal itu dinilai baik.

Namun, dalam berempati dengan penderita depresi, kita tak perlu terlalu menjiwai. Karena kalau terlalu fokus kamu akan mengalami gejala depresi secara tidak sadar. Selanjutnya memiliki keyakinan kuat untuk tidak seperti dia.

Kata beberapa orang, kekuatan pikiran benar-benar sangat ampuh. Jadi, kamu perlu memiliki keyakinan diri jika kamu tak akan bisa menjadi depresi walau kamu memiliki kerabat yang didiagnosis depresi ringan, sedang atau berat.

4. Cara tahu kamu sudah tertular penyakit mental apa belum, seperti depresi

Depresi Dapat Menular ke Sesama, Ini 5 Alasan IlmiahnyaPexels/David Garrison

Terlalu lama menjalin hubungan dengan penderita depresi akan menimbulkan gejala ringan seperti: pemikiran pesimistis, mudah sedih, rasa bersalah dan perubahan suasana hati lainnya yang secara tiba-tiba melonjak dari biasanya. 

Memang biasanya kamu tidak akan pernah sadar jika kamu sudah mengalami depresi. Namun, ketika kamu merasa tidak nyaman saat berkumpul orang-orang yang selalu memberi hal positif kepadamu, hal itu bisa menjadi indikasi awal jika kamu sudah tahap mengalami depresi.

5. Cara menangani jika sudah tertular

Depresi Dapat Menular ke Sesama, Ini 5 Alasan IlmiahnyaUnsplash/Nik MacMillan

Kamu perlu menjaga jarak dengan si penderita depresi tapi dengan tidak memutus hubungan. Mencari kegiatan positif seperti olahraga, berteman dengan orang yang selalu memberikan hal positif, keceriaan dan aktivitas yang produktif. 

Jika depresi yang kamu alami masih tahap ringan, kamu hanya perlu terapi bercerita dengan orang yang kamu percaya. Berbeda jika depresi yang kamu alami adalah kategori sedang dan berat.

Kedua gejala depresi sedang dan berat diwajibkan berkonsultasi dengan psikiater dan selama enam bulan perlu meminum obat antidepresan. Berfungsi untuk merangsang kimia di otak. Karena obat antidepresan hanya bereaksi kepada mereka yang menderita depresi. 

Bukan salah mereka mengalami depresi, sebab setiap kejadian yang dialami dalam hidup dapat berpengaruh dengan kejiwaan kita. Hal yang perlu kamu lakukan adalah tetap menyeimbangkan kegiatan yang ada di hidup. Lakukanlah kegiatan yang produktif dan berteman dengan teman yang memberikan hal positif.

Jika kamu membutuhkan informasi dan konsultasi terkait hal seperti ini, kamu bisa menghubungi beberapa kontak di bawah ini:

NGO Indonesia: Jangan Bunuh diritelp: (021) 9696 9293email: janganbunuhdiri@yahoo.com
Organisasi INTO THE LIGHTmessage via page FB: Into The Light Indonesia (@IntoTheLightID)direct message via Twitter: @IntoTheLightID
Kementrian Kesehatan Indonesiatelp: (021) 500454

Mari bersama cegah perilaku bunuh diri

Bunuh diri merupakan masalah kesehatan jiwa serius yang sering diabaikan masyarakat. Jika kamu membutuhkan pertolongan atau mengenal seseorang yang membutuhkan bantuan, kamu bisa menghubungi layanan konseling pencegahan bunuh diri, di nomor telepon gawat darurat (emergency) hotline (021) 500–454 atau 119, bebas pulsa.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, saat ini sudah terdapat lebih dari 3.000 Puskesmas yang memiliki layanan kesehatan jiwa. Kamu bisa menghubungi atau langsung mendatangi Puskesmas terdekat untuk mengetahui apakah mereka melayani kesehatan jiwa. Bagi pemegang BPJS, konsultasi kejiwaan di Puskesmas tidak dikenakan biaya alias gratis. Jika belum memiliki BPJS, kamu tetap bisa berkonsultasi dengan biaya administrasi sebesar Rp5.000.

Selain itu, Kemenkes RI juga menyiapkan 5 RS jiwa rujukan yang dilengkapi dengan layanan konseling kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri. RS jiwa tersebut ialah:

  • RSJ Amino Gondohutomo Semarang, nomor telepon (024) 6722565
  • RSJ Marzoeki Mahdi Bogor, nomor telepon (0251) 8324024, 8324025, 8320467
  • RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta, nomor telepon (021) 5682841
  • RSJ Prof Dr Soerojo Magelang, nomor telepon (0293) 363601
  • RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang, nomor telepon (0341) 423444

Baca Juga: 5 Hal yang Bisa Kamu Lakukan Jika Kamu Sedang Mengalami Depresi

Emil N Photo Verified Writer Emil N

https://karyakarsa.com/Emil25N/d-158002

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya