7 Hal yang Terjadi dalam Pertempuran Selat Denmark

Kemenangan bagi kedua belah pihak yang bertempur

Perang Dunia II tidak hanya bergelora di darat dan udara, tapi juga di lautan. Salah satu pertempuran laut yang berpengaruh besar dalam perang dunia kedua adalah pertempuran Selat Denmark.

Dalam pertempuran itu, Selat Denmark yang ganas menjadi saksi bisu tenggelamnya "The Mighty Hood" alias HMS Hood andalan angkatan laut Britania Raya saat mencoba menghadang kapal perang Bismarck dan kapal penjelajah berat Prinz Eugen milik Jerman.

Pertempuran Selat Denmark terjadi pada 24 Mei 1941 antara Kriegsmarine atau angkatan laut Jerman Nazi melawan Royal Navy atau angkatan laut Britania Raya. Hal yang unik dari pertempuran ini adalah kemenangan bisa dikatakan yang sama-sama diraih Britania Raya dan Jerman Nazi. Kedua belah pihak mendapatkan keuntungan masing-masing dari pertempuran ini.

Lalu apakah yang sebenarnya terjadi dalam Pertempuran Selat Denmark? Mulai dari latar belakang terjadinya pertempuran hingga dampak pada jalannya Perang Dunia II.

1. Ambisi Jerman Nazi untuk melemahkan Britania Raya

7 Hal yang Terjadi dalam Pertempuran Selat Denmarkcollections.ushmm.org

Dua kapal perang Kriegsmarine, yakni Bismarck dan Prinz Eugen sejatinya tidak akan pernah ada di Selat Denmark jika tidak dalam misi Operasi Rheinübung.

Operasi Rheinübung itu sendiri merupakan operasi militer dari 18 hingga 27 Mei 1941 untuk melemahkan ekonomi Britania Raya dengan menyerang konvoi kapal dagang sekutu dari dan menuju Britania Raya di Laut Atlantik.

Operasi ini adalah operasi lanjutan dari Operasi Berlin yang sukses menghadang 22 kapal dagang. Namun kapal yang sebelumnya melakukan Operasi Berlin yakni Scharnhorst dan Gneisenau sedang dalam perbaikan.

Sehingga dipilihlah kapal tempur Bismarck dan kapal penjelajah berat Prinz Eugen yang pada saat itu tergolong baru diluncurkan untuk melaksanakan Operasi Rheinübung.

Jerman Nazi mengkhawatirkan industri senjata dan ekonomi Britania Raya akan terus berkembang jika suplai dari kapal dagang tidak segera dihentikan. Di satu sisi, Jerman Nazi sedang mempersiapkan Operasi Barbarossa untuk menyerang Uni Soviet.

Sehingga tidak mungkin Jerman membiarkan Britania Raya berkembang pesat disaat Jerman fokus menyerang Uni Soviet. Maka solusi saat itu adalah sebisa mungkin menjadikan Britania Raya terisolasi dari dunia luar dan terus menekan Britania Raya.

2. Pergerakan yang sudah dipantau

7 Hal yang Terjadi dalam Pertempuran Selat Denmarkbismarck-class.dk

Pergerakan Bismarck dan Prinz Eugen seharusnya tidak diketahui karena bersifat rahasia. Namun rahasia ini terbongkar ketika melewati perairan Swedia dan diketahui oleh armada Swedia.

Meskipun Swedia adalah negara netral, informasi lokasi dan arah berlayar kedua kapal perang Jerman tersebut akhirnya terdengar oleh pihak Britania Raya. Pesawat Spitfire pun dikerahkan Britania Raya untuk mengonfirmasi keberadaan Bismarck dan Prinz Eugen.

Setelah merasa pergerakannya telah diketahui pihak musuh, Kedua kapal ini pun bergegas menuju Selat Denmark dalam kondisi cuaca yang buruk agar posisi mereka tidak lagi diketahui.

Baca Juga: 6 Fakta Mengerikan di Balik Perang Dunia II yang Jarang Diketahui

3. Bertemunya raksasa laut Eropa

7 Hal yang Terjadi dalam Pertempuran Selat Denmarkbritainatwar.keypublishing.com

Angkatan laut Britania Raya menugaskan setidaknya 1 kapal tempur yakni HMS Prince of Wales, 1 kapal penjelajah tempur yakni HMS Hood dan 2 kapal penjelajah berat yakni HMS Norfolk dan Suffolk untuk mencegat Bismarck dan Prinz Eugen.

Sedangkan kapal penghancur Britania Raya juga dikerahkan namun pertempuran telah selesai sebelum mereka tiba sehingga hanya berperan dalam evakuasi kru HMS Hood yang selamat.

Pada saat itu, HMS Hood merupakan kapal penjelajah tempur terbesar yang dimiliki angkatan laut Britania Raya sebelum kehadiran kapal induk HMS Queen Elizabeth.

Sedangkan pengawalnya, HMS Prince of Wales baru diluncurkan awal tahun 1941 dan langsung ditugaskan bersama HMS Hood untuk menghadang Bismarck dan Prinz Eugen.

HMS Hood adalah kapal tua sedangkan HMS Prince of Wales adalah kapal baru. Meskipun kapal baru, Prince of Wales saat itu mengalami kerusakan pada beberapa meriamnya sehingga perbaikan dilakukan selama perjalanan.

Desain meriam HMS Prince of Wales juga kalah dibandingkan Bismarck karena mengikuti perjanjian internasional, sedangkan pembuatan Bismarck melanggar batasan perjanjian internasional. HMS Hood sebenarnya bisa saja melakukan modifikasi, terutama pada pelindung dek nya karena Britania Raya mengalami kendala keuangan pada masa itu.

HMS Hood sebagai kapal penjelajah tempur mengandalkan kecepatannya dalam berhadapan dengan Bismarck. Bagian lantai dek HMS Hood tidak dilapisi pelindung yang kuat sehingga sangat rawan tertembus dan terjadi ledakan di ruang amunisi jika terkena tembakan menukik dari jarak jauh.

Itulah kenapa HMS Hood dengan kecepatannya berupaya mendekati posisi Bismarck agar tembakan Bismarck tidak mengenai lantai dek HMS Hood. Namun, tetap saja akhirnya Bismarck berhasil mendaratkan tembakan ke arah lantai dek HMS Hood.

4. HMS Hood keliru

7 Hal yang Terjadi dalam Pertempuran Selat Denmarkww2site.eu

24 Mei 1941 pukul 05:52, HMS Hood memulai tembakan. Pada awal tembakan HMS Hood, tembakan mengarah pada kapal yang posisinya ada di depan. HMS Hood mengira kapal yang posisinya di depan adalah Bismarck, padahal kapal itu adalah Prinz Eugen sedangkan Bismarck posisinya di belakang Prinz Eugen.

Akhirnya HMS Hood menyadari kekeliruan tersebut dan mengarahkan tembakan kepada Bismarck yang berada di posisi belakang.

Memang pada awalnya dilaporkan bahwa Bismarck berada di posisi depan, namun di tengah perjalanan Bismarck pindah ke posisi belakang digantikan oleh Prinz Eugen di depan.

Pergantian posisi ini karena Bismarck mengalami kerusakan radar akibat efek dari tembakan meriamnya sendiri ketika menghadapi HMS Norfolk saat memasuki Selat Denmark.

5. Bismarck dan Prinz Eugen hanya diam

7 Hal yang Terjadi dalam Pertempuran Selat Denmarkww2site.eu

Meskipun HMS Hood dan Prince of Wales sudah memulai tembakan, Bismarck dan Prinz Eugen belum juga membalas tembakan. Laksamana Günther Lütjens yang berada di Bismarck dan memegang komando dalam operasi Rheinübung belum memberikan perintah untuk menembak. 

Kemungkinan Lütjens menahan tembakan untuk menunggu momen yang tepat atau karena mematuhi perintah Laksama Agung Erich Raeder untuk sebisa mungkin menghindari pertempuran dengan kapal perang Britania Raya yang sedang tidak mengawal konvoi kapal dagang atau memiliki kemampuan yang seimbang dan fokus pada misi menghancurkan kapal dagang. Dengan alasan itu Bismarck dan Prinz Eugen tetap melaju tanpa membalas tembakan.

Hingga akhirnya Laksamana Günther Lütjens memberi izin menembak. "Feuererlaubnis!"

6. HMS Hood tenggelam

7 Hal yang Terjadi dalam Pertempuran Selat Denmarkww2site.eu

Meriam Bismarck dan Prinz Eugen mengarah ke HMS Hood. Tembakan balasan pun mengenai HMS Hood yang mengakibatkan ledakan amunisi di tengah kapal. Seketika HMS Hood terbelah dua dan mulai tenggelam. 

Kru HMS Hood yang selamat menceritakan bahwa sesaat sebelum meriam belakang HMS Hood tenggelam ke dalam lautan, meriam tersebut masih melakukan tembakan terakhirnya.

Ini berarti ketika HMS Hood tenggelam, masih terdapat kru penembak di dalam kapal yang tetap mengoperasikan meriam sehingga turut tenggelam bersama kapalnya. Lebih dari 1.400 kru HMS Hood tewas sedangkan 3 orang lainnya selamat dalam pertempuran ini.

Meskipun sadar bahwa posisi dan operasi mereka telah diketahui oleh pihak musuh, kru Bismarck dan Prinz Eugen pada saat itu tidak mengetahui bahwa mereka sedang di buru oleh seluruh armada laut Britania Raya di laut Atlantik.

Setidaknya kapal tempur Britania Raya diantaranya HMS King George V, HMS Repulse, HMS Rodney, HMS Norfolk, HMS Suffolk, HMS Prince of Wales serta 1 kapal induk yakni HMS Victorious sedang mempersiapkan serangan balasan.

7. Operasi Rheinübung gagal

7 Hal yang Terjadi dalam Pertempuran Selat Denmarknavsource.org

Meskipun berhasil menenggelamkan HMS Hood, operasi Rheinübung dianggap gagal karena misi utamanya yakni menghancurkan kapal dagang tidak pernah terwujud.

Bismarck dan Prinz Eugen melanjutkan perjalanan mereka setelah menenggelamkan HMS Hood dan membiarkan HMS Prince of Wales yang mengalami kerusakan berat kembali ke pelabuhan. Namun Bismarck juga mengalami kerusakan sehingga harus menuju pelabuhan terdekat untuk diperbaiki.

Bismarck menuju Brest, Prancis untuk diperbaiki sedangkan Prinz Eugen melanjutkan operasi. Namun pada 27 Mei, Prinz Eugen mengalami kerusakan mesin sehingga harus membatalkan operasi dan menuju Brest untuk diperbaiki, sedangkan di tanggal yang sama Bismarck diserang oleh angkatan laut Britania Raya dan tenggelam.

Alhasil, tidak ada kapal dagang Britania Raya yang hancur sedangkan Jerman kehilangan satu kapal perang terbarunya dan satu lagi mengalami kerusakan.

Setelah pertempuran Selat Denmark, operasi untuk menghancurkan kapal dagang di laut Atlantik hanya dilakukan oleh U-Boat. Sedangkan untuk kapal tempur digunakan di operasi konvoi kapal dagang di laut Artik.

Peralihan dari penggunaan Kapal Tempur besar ke U-boat juga berkaitan dengan pergantian Laksamana Agung Kriegsmarine dari Erich Raeder kepada Karl Donitz.

Kepemimpinan Kriegsmarine di masa Erich Raeder lebih menyukai strategi dengan kapal tempur berukuran besar. Sedangkan pada masa Karl Donitz, ia lebih setuju dengan penggunaan U-boat dalam operasi di laut Atlantik karena dinilai lebih efektif menghalau kapal dagang dan sulit dilawan oleh armada laut Britania Raya.

Meskipun seiring berjalannya perang, Britania Raya dan sekutunya mampu mengembangkan teknologi dan strategi mereka sehingga dapat mengalahkan dominasi U-boat di laut Atlantik.

Itulah beberapa kejadian dalam pertempuran Selat Denmark. Berhasil menghancurkan satu kapal andalan Britania Raya ternyata bukan berarti memenangkan seluruh peperangan. Armada laut British Raya nyatanya masih kuat sedangkan Kriegsmarine kehilangan kapal super baru nya dan gagal menghadang konvoi kapal dagang. 

Bahkan banyak yang berpendapat jika Jerman Nazi tidak membangun kapal perang utama, tidak memberikan biaya yang besar kepada Kriegsmarine dan fokus pada biaya perang Heer dan Luffwaffe maka setidaknya mereka sudah bisa menguasai Eropa. Apakah kalian setuju?

Baca Juga: Jarang Diketahui, 7 Pertempuran Ini Punya Andil Besar dalam Sejarah 

Farhan Alam Photo Verified Writer Farhan Alam

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya