Jarang Diketahui, Inilah 8 Fakta Sejarah tentang Phoney War  

Perang yang penuh kepalsuan akibat manuver politik 

Perang Dunia II selalu kita bayangkan sebagai konflik paling brutal dalam sejarah. Namun, tahukah kalian bahwa Perang Dunia II justru dimulai dengan periode yang cukup tenang tanpa pertempuran besar.

Periode tersebut disebut sebagai Phoney War. Baik dari kubu Britania Raya dan Prancis maupun Jerman sama-sama belum menunjukkan pertempuran layaknya sebuah perang. Penasaran dengan kisah lebih lanjut dari Phoney War? Mari kita bahas dalam 8 fakta berikut.

1. Phoney War adalah sindiran bagi Sekutu  

Jarang Diketahui, Inilah 8 Fakta Sejarah tentang Phoney War  bbc.co.uk

Phoney War secara bahasa diartikan sebagai perang palsu atau tidak sungguh-sungguh. Seperti ditulis dalam laman Britannica, istilah ini digunakan oleh jurnalis untuk menyebut periode awal Perang Dunia II yang dimulai tanpa adanya pertempuran besar, nyaris hening tidak seperti Perang Dunia I.

Periode dimulai dari deklarasi perang pada September 1939 hingga Maret dan April 1940 sebelum invasi Jerman ke Prancis dimulai. Dikutip dari laman All That’s Interesting, William Borah, seorang senator Amerika Serikat mengomentari situasi perang yang hening dengan sebutan phoney, mengindikasikan bahwa ada yang palsu tentang perang ini.  

Pernyataan William Borah ini mengkritik heningnya front barat dari segala pertempuran di saat Polandia masih diduduki oleh Jerman, menunggu tindakan nyata Britania Raya dan Prancis. Seharusnya dua negara sekutu ini dapat segera menyerang Jerman yang saat itu sedang sibuk menaklukkan Polandia.

Menurut artikel dalam laman Imperial War Museums, Phoney War juga disebut sebagai Sitzkrieg, sebuah sindiran bagi Britania Raya dan Prancis yang hanya “duduk” dan tidak melakukan apa-apa untuk merespon taktik blitzkrieg Jerman di Polandia.

Nasib Polandia menjadi terombang-ambing sementara Britania Raya dan Prancis tidak melakukan tindakan nyata untuk mengusir Jerman Nazi dari Polandia. Sementara itu, Soviet juga menginvasi Polandia dari arah timur.

2. Perang sudah dideklarasikan 

Jarang Diketahui, Inilah 8 Fakta Sejarah tentang Phoney War  history.com

Jerman memulai invasi ke wilayah Polandia pada 1 September 1939. Hal ini membuat geram negara-negara lain seperti Britania Raya dan Prancis. Mengutip dari laman Imperial War Museums, Britania Raya melayangkan ultimatum kepada Jerman untuk menarik mundur pasukan mereka dari Polandia.

Setelah ultimatum Britania Raya tidak ditanggapi oleh Jerman yang terus melakukan invasi ke Polandia, Neville Chamberlain sebagai perdana menteri Britania Raya, diikuti oleh Prancis beberapa jam kemudian memutuskan untuk menyatakan perang terhadap Jerman pada 3 September 1939. Babak paling berdarah dalam sejarah manusia secara resmi dimulai.

3. Serangan pesawat yang tidak serius 

Jarang Diketahui, Inilah 8 Fakta Sejarah tentang Phoney War  asisbiz.com

Perang sudah dideklarasikan, tetapi belum terjadi pertempuran besar layaknya Perang Dunia I. Kedua kubu seolah saling menunggu. Sementara itu, seperti ditulis dalam laman War History Online, Polandia telah meminta kepada Britania Raya untuk menyerang markas udara Jerman. Namun, permintaan tersebut tidak dituruti Britania Raya yang tidak ingin melakukan pengeboman udara sebelum Jerman mengebom mereka.

Mengutip dari laman Warfare History Network, rencana Britania Raya untuk melakukan pengeboman udara ke wilayah Hutan Hitam, Jerman ditolak oleh Sir Kingsley Wood sebagai Sektretaris Negara untuk Udara Britania Raya karena bertentangan dengan Konvensi Den Haag 1899 dan 1907. Menurut Wood, Hutan Hitam hingga pabrik senjata merupakan milik pribadi sehingga sama sekali tidak boleh disentuh oleh serangan militer.

Pesawat Britania Raya hanya boleh melakukan serangan ke tempat strategis militer Jerman menggunakan senapan mesin dan tidak boleh menggunakan bom. Larangan penggunaan bom juga diterapkan bagi pesawat pengebom Britania Raya yang dikerahkan ke kota-kota Jerman dengan misi untuk menjatuhkan lembaran propaganda. Dengan propaganda tersebut, Britania Raya berharap masyarakat Jerman akan membenci pemerintahan Nazi.

Serangan pesawat-pesawat Britania Raya sebenarnya menunjukkan kelemahan sistem pertahanan udara Jerman di awal Perang Dunia II. Namun, Britania Raya tidak memanfaatkan hal ini untuk melakukan serangan yang serius terhadap fasilitas militer Jerman.

Alhasil, seperti ditulis dalam laman All That’s Interesting, justru Jerman yang diuntungkan atas serangan udara Britania Raya sebagai evaluasi untuk meningkatkan pertahanan udara mereka.

4. Masyarakat bingung  

Jarang Diketahui, Inilah 8 Fakta Sejarah tentang Phoney War  britannica.com

Masyarakat juga dibuat bingung dengan keadaan yang hening. Mereka yang telah merasakan betapa mengerikannya Perang Dunia I merasa heran karena belum ada pertempuran-pertempuran besar ataupun serangan pesawat pengebom yang terjadi setelah deklarasi perang.

Seperti ditulis dalam laman Warfare History Network, persiapan sudah dilakukan mulai dari membangun tempat berlindung dari serangan udara hingga mematikan lampu ketika malam hari untuk menyulitkan serangan pesawat pengebom Jerman.

Namun, serangan udara Jerman tetap tidak kunjung tiba dan justru terjadi banyak kecelakaan di jalanan London akibat kebijakan untuk menggelapkan seisi kota. Luftwaffe, Angkatan Udara Jerman Nazi ternyata masih sibuk dengan pertempuran di Polandia dan melakukan persiapan untuk serangan berikutnya sehingga belum sempat untuk menyerang Britania Raya.

Baca Juga: Menegangkan! 10 Pertempuran Laut Paling Epik dalam Perang Dunia II

5. Prancis melakukan serangan pertama 

Jarang Diketahui, Inilah 8 Fakta Sejarah tentang Phoney War  ww2incolor

Prancis memecah keheningan pada 7 September 1939 dengan melakukan operasi militer ke wilayah Saarland, Jerman, mencoba membantu Polandia keluar dari cengkeraman Jerman. Kendati berhasil menguasai beberapa desa milik Jerman, Prancis justru menemui kebuntuan.

Seperti ditulis dalam laman War History Online, petaka Prancis dimulai ketika mereka tidak mengirim pasukan melintasi wilayah Belgia karena tidak ingin merusak netralitas Belgia dalam konflik ini. Alhasil, Prancis hanya dapat melakukan serangan pada lokasi yang tidak strategis dan memberikan keuntungan bagi Jerman untuk bertahan.

Jerman yang sudah menggunakan strategi modern dengan mudah bertahan di Garis Siegfried. Sementara itu Prancis masih menggunakan strategi dengan mobilisasi lambat yang sama ketika Perang Dunia I sehingga tidak mampu menembus pertahanan Jerman lebih jauh lagi. Saarland berhasil direbut kembali oleh Jerman pada 16 September 1939 dengan memukul mundur Prancis hingga kembali bertahan di Garis Maginot.

6. Lautan yang tidak aman 

Jarang Diketahui, Inilah 8 Fakta Sejarah tentang Phoney War  history.navy.mil

Tidak seperti di daratan yang belum menunjukkan adanya ancaman yang berarti, lautan Eropa justru menjadi tempat yang sangat berbahaya selama pada awal perang. Lautan di sekitar Britania Raya dihantui oleh ancaman U-boat Jerman yang dikerahkan untuk menyerang kapal dagang maupun kapal perang Britania Raya.

Seperti ditulis dalam laman War History Online, SS Athenia, sebuah kapal penumpang sipil dikabarkan tenggelam akibat diserang oleh U-boat Jerman setelah dikira sebagai kapal perang milik Britania Raya.

Konflik di laut terus memanas, HMS Courageous dan HMS Royal Oak milik Britania Raya tenggelam akibat serangan U-boat. Britania Raya pun tidak mau ketinggalan dan membalas dengan menenggelamkan kapal penjelajah Admiral Graf Spee dan menangkap kapal tanker Altmark milik Jerman. Berbagai pertempuran di laut akhirnya menyeret Norwegia yang pada saat itu menyatakan netral dan berujung pada invasi Jerman ke Norwegia.

7. Manuver politik menghindari perang 

Jarang Diketahui, Inilah 8 Fakta Sejarah tentang Phoney War  Encyclopædia Britannica

Faktor politik sangat berpengaruh pada pasifnya Britania Raya dan Prancis. Diketahui beberapa tokoh penting di Britania Raya tidak setuju dengan deklarasi perang terhadap Jerman. Salah satunya adalah Edward VIII, mantan raja Britania Raya.

Selain itu, Perdana Menteri Neville Chamberlain juga diketahui sebagai sosok yang menghindari perang. Mengutip dari laman Imperial War Museums, keengganannya untuk memilih pilihan perang dapat terlihat ketika ia lebih memilih untuk menyetujui Jerman menguasai Sudetenland dalam Perjanjian München 1938 demi menghindari perang dengan Jerman.

Sikap Chamberlain juga diduga menyebabkan kegagalan operasi militer Prancis di Saarland. Seperti ditulis dalam laman Warfare History Network, Chamberlain tidak menyetujui gagasan Prancis yang ingin mengangkut pasukannya melalui Belgia yang pada saat itu menyatakan netral dalam Perang Dunia II. Ia tidak ingin merusak netralitas sebuah negara.

Mereka yang menolak perang lebih memilih upaya diplomasi untuk menyelesaikan masalah dengan Jerman. Trauma terhadap Perang Dunia I yang sangat mengerikan masih melekat di benak publik sehingga mereka tidak mau terjadi perang besar lagi.

Sementara itu dari pihak Jerman Nazi, Hitler menyampaikan pidatonya pada 6 Oktober 1939 setelah kembali dari Polandia. Ia menyatakan bahwa tidak memiliki keinginan untuk berperang melawan Prancis dan Britania Raya. Seperti ditulis dalam laman Time, Hitler mengajukan pembicaraan damai dengan Prancis dan Britania Raya terkait berbagai masalah, termasuk masalah di Polandia dan Perjanjian Versailles 1919.

Pidato Hitler diakhiri dengan ultimatum bahwa jika para pendukung perang seperti Churchill berhasil memengaruhi Britania Raya dan Prancis untuk menolak pembicaraan damai yang diajukan Hitler, maka tidak akan ada lagi tawaran damai darinya.

8. Perang yang sesungguhnya dimulai 

Jarang Diketahui, Inilah 8 Fakta Sejarah tentang Phoney War  britannica.com

Jerman rupanya memanfaatkan pasifnya Britania Raya dan Prancis untuk menambah kekuatan militer mereka setelah menguasai Polandia. Seperti ditulis dalam laman Britannica, Jerman memulai invasi ke Norwegia pada April 1940. Pasukan Sekutu ditarik mundur dari Norwegia setelah tidak mampu menahan serangan Jerman ke Norwegia.

Sementara itu, Jerman juga memulai di Front Barat dengan melakukan invasi ke Prancis pada Mei 1940. Lagi-lagi pasukan Sekutu harus dipukul mundur karena tidak mampu menahan blitzkrieg Jerman. Belanda, Belgia hingga Prancis berhasil jatuh ke tangan Jerman dalam waktu singkat dan pasukan Sekutu terdesak hingga ke wilayah Dunkirk.

Situasi semakin genting, tekanan politik di Britania Raya semakin kuat hingga akhirnya Neville Chamberlain harus digantikan oleh Winston Churchill sebagai perdana menteri Britania Raya pada 10 Mei 1940. Gaya kepemimpinan Churchill yang sangat bertolak belakang dengan Chamberlain dalam hal peperangan membawa dobrakan pada upaya menghentikan Jerman Nazi di Eropa.

Itulah 8 fakta historis Phoney War. Jika saja Britania Raya dan Prancis memulai penyerangan lebih awal ketika Jerman sedang sibuk dengan Polandia, apakah Perang Dunia II dapat berakhir dengan cepat?

Baca Juga: 8 Fakta Bataan Death March yang Mengerikan dalam Perang Dunia II 

Farhan Alam Photo Verified Writer Farhan Alam

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya